Alt Title
Peran Gen Z terhadap Kemanusiaan P4lestina

Peran Gen Z terhadap Kemanusiaan P4lestina




Apresiasi patut diberikan kepada generasi muda atas kepedulian mereka terhadap P4lestina

Di tengah banyaknya konten distraksi di media sosial

______________________________


Penulis Ika Fath

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Penindasan terhadap warga P4lestina telah menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terpanjang dalam sejarah modern. Dunia hanya bisa mengutuk dan mengecam keras. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti untuk Isra*l. Isra*l tetap melakukan tindakan keji.


Salah satu tindakan keji yang mereka lakukan baru-baru ini adalah menculik kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan berupa makanan dan obat-obatan. Aksi ini dilakukan untuk memblokade setiap bentuk bantuan yang akan masuk ke palestina. Selain menahan bahan makanan dan obat-obatan, Isra*l juga menahan aktivis kemanusiaan yang ikut serta dalam perjalanan penyaluran bantuan untuk Palestina.


Aksi penculikan ini memicu reaksi dari berbagai belahan dunia, seperti London, Roma, Paris, Broksel, dan negara-negara lainnya. Salah satu bentuk nyata dari reaksi tersebut ialah masyarakat berbondong-bondong turun ke jalan untuk mengutuk dan menyuarakan kemarahan atas tindakan penculikan tersebut. Reaksi mereka turun ke jalan ini bukan hanya karena serangan Israel untuk P4lestina dalam bentuk penculikan kapal-kapal bantuan tapi sebagai bentuk protes atas serangan Israel terhadap aktivis kemanusiaan.


40 Kapal kemanusiaan, berisi lebih dari 400 aktivis asing di tangkap. Tidak terkecuali aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg yang berusaha menembus blokade laut G4za turut pula dihadang oleh pasukan bersenjata Isra*l. Aksi pasukan bersenjata ini menuai kecaman dari dunia internasional. (Kompas.com 4-10-2025)


Gen Z dan Kesadaran Global


Apresiasi patut diberikan kepada generasi muda atas kepedulian mereka terhadap P4lestina. Di tengah banyaknya konten distraksi di media sosial. Mereka tetap mampu menunjukkan kepedulian dan empati terhadap isu kemanusiaan di P4lestina.


Melalui aksi solidaritas yang dilakukan oleh pemuda di Bandung pada Kamis, 2 Oktober 2025 dan aksi yang terjadi di Maroko dan beberapa unggahan di dunia maya. Gen Z membuktikan bahwa hati nurani, nilai-nilai kemanusiaan tidak akan pernah bisa dibungkam dengan pengalihan isu dan propaganda-propaganda busuk Isra*l serta media Barat yang berpihak padanya.


Solusi two state atau solusi dua negara yang tawarkan oleh PBB untuk menjadi jalan tengah dari konflik panjang antara dua negara ini. Konsep ini menjadi gagasan bahwa kedua negara bisa berdiri berdampingan dengan aman dan damai. Namun, konsep ini seperti sebuah paradoks.


Kita tahu bahwa sejarah tanah P4lestina adalah tanah yang dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab r.a.. pada tahun 637 M. Kemudian menjadi masalah saat Yahudi mulai datang pada tahun 1917 setelah Deklarasi Balfour. Mereka merebut paksa wilayah kaum muslim dan mengusir penduduk asli.


Solusi ini membenarkan tindakan Isra*l yang menjajah dan mengusir rakyat P4lestina dari tanah airnya sejak 1917 dan mengabaikan fakta bahwa Isra*l datang ke tanah P4lestina mencaplok dan memperluas wilayah mereka dengan ilegal. Solusi ini bukanlah jalan keadilan, tetapi menguntungkan satu pihak saja yaitu Isra*l dan menjadi bentuk kompromi ketidakadilan yang terjadi berpuluh tahun. 


Persatuan Umat Adalah Solusi


Solusi tuntas atas masalah yang mendera P4lestina adalah mengusir penjajah dari tanah P4lestina. Berbagai bentuk tindakan yang kaum muslim lakukan untuk menghentikan kebiadaban Isra*l tidak akan mempan. Isra*l hanya bisa disumpal dengan perang.


Kita bisa mengulang kembali sejarah pembebasan P4lestina seperti yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab r.a.. Di bawah naungan negara yang berasaskan akidah Islam yang menerapkan sistem Islam kafah. Negara yang berdiri di kaki tangan sendiri, tanpa ada intervensi pihak asing yang mampu membantu mengusir penjajah Isra*l dari tanah P4lestina.


Negara yang mampu mengomando militer negeri-negeri muslim, mengusir dan menghentikan kebiadaban Isra*l. Karena kita tahu penderitaan P4lestina berawal dari runtuhnya kekhilafahan yang menaungi P4lestina. Pasca keruntuhan itu, negeri-negeri Islam tercerai berai. Jadi, solusi tuntas atas permasalahan P4lestina adalah mengembalikan kepemimpinan yang menaungi negeri-negeri muslim.


Hanya negara Khil4fah yang mampu melakukan jihad membebaskan P4lestina. Mampu menggabungkan kekuatan militer seluruh negeri muslim, menghapus batas-batas negara yang selama membelenggu. Seperti sabda Rasulullah saw. dalam sebuah hadis,“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan saling mengasihi bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR Bukhari dan Muslim)”


Kekuatan militer ini yang akan mampu melawan dan mengalahkan Isra*l dari P4lestina. Generasi muda muslim harus mulai meninggalkan sikap apatis, menumbuhkan kesadaran bahwa masa depan umat tidak akan berubah tanpa keterlibatan mereka.


Perubahan bisa lahir dari semangat belajar, berpikir kritis, menulis kebenaran, sosial media yang dimanfaatkan untuk menyuarakan keadilan dan tidak terbuai dengan narasi yang di bangun oleh Barat tentang sejarah umat Islam, khususnya sejarah P4lestina yang sesat. Pemuda muslim juga wajib menyuarakan persatuan umat muslim seluruh dunia di bawah naungan Khil4fah. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]

Penggalian Terowongan dari Para Pembenci Islam

Penggalian Terowongan dari Para Pembenci Islam




Kaum muslim wajib menjaga dan melindungi Masjid Al Aqsa dari serangan entitas Yahudi

Kewajiban ini berlaku bagi setiap muslim di seluruh dunia

_______________________________


Penulis Linda Ariyanti

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Masjid Al-Aqsa adalah kompleks suci yang menjadi saksi perjalanan suci manusia agung, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa (Isra’).


Kemudian dilanjutkan perjalanan Mi’raj yakni perjalanan ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu wa ta'ala. Terletak di Kota Lama, Yerusalem (P4lestina), merupakan tempat suci ketiga bagi kaum muslim setelah Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah). 


Namun, keberadaanya kini tengah di ujung jalan sebab Isra*l terus melakukan penggalian terowongan di sekitar kompleks Masjid Al Aqsa. Hal ini tentu merusak struktur bangunan di sekitar masjid sehingga berpotensi meruntuhkan bangunan masjid.


Gubernur Yerusalem Marouf al-Rifai telah memberikan peringatan kepada Isra*l agar tidak melanjutkan penggalian lama dan baru, terutama penggalian terowongan yang menghubungkan situs-situs bersejarah.


Terowongan-terowongan tersebut menghubungkan Kota Daud dan melintasi lorong-lorong yang dibangun dari dinding batu. Awalnya, sebagian terowongan merupakan jalur air bersejarah yang dikeringkan dan diubah menjadi terowongan, museum, dan sinagoge. (cnnindonesia.com, 25-10-2025)


Kebencian Abadi terhadap Islam 


Dengan dalih pekerjaan arkeologi, Isra*l dengan sengaja membangun banyak lorong di bawah Masjid Al Aqsa agar bangunan masjidnya runtuh. Memang sedemikian bencinya entitas Zion*s Yahudi terhadap Islam hingga memakai segala cara untuk menyakiti umat Islam.


Namun anehnya, kezaliman yang disaksikan oleh dunia sejak tahun 1967 belum juga ada solusinya. Bahkan, lebih dari dua miliar umat Islam di dunia hari ini tidak bisa melindungi kemuliaan Masjid Al Aqsa.  


Musuh Islam memang tidak menginginkan ada semangat kebangkitan dari kaum muslim sehingga dengan serius mereka membuat proyek untuk menjauhkan simbol-simbol Islam dari benak kaum muslim dengan cara menghancurkannya. Penggalian terowongan yang makin dikebut pekerjaannya merupakan bagian dari rencana Isra*l untuk merusak landmark bersejarah Islam, mereka ingin peninggalan sejarah Islam dihapuskan. 


Dengan meruntuhkan bangunan masjid Al Aqsa, Isra*l akan makin mencengkeram kendali sepenuhnya terhadap kompleks Al Aqsa. Ini adalah cita-cita Zion*s Yahudi terhadap tanah yang diyakini dijanjikan untuk entitas mereka padahal P4lestina adalah tanah kharajiyah yang akan tetap menjadi milik kaum muslim sampai hari kiamat. Tidak boleh ada satu pun entitas yang boleh mengambil sejengkal saja tanah P4lestina, apalagi sampai menghancurkannya. 


Kejahatan Isra*l telah terbukti sangat keji dalam memusuhi Islam. Mereka dengan bangga menentang agama Allah. Mereka juga tidak segan melakukan penyerangan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap umat Islam. Bahkan saat ini telah nyata mereka sedang melakukan genosida, maka solusi dua negara tidak akan bisa menghentikan kejahatan mereka hingga akhir jaman.


Pantas saja Allah subhanahu wa ta'ala menyebut mereka sebagai bangsa kera karena memang mereka tidak pantas menyandang gelar sebagai manusia sebab kekejiannya. 


Masjid Al Aqsa Butuh Penjaga


Telah banyak dalil baik dalam Al Qur’an maupun As Sunnah yang menyebutkan tentang kemuliaan Masjid Al Aqsa. Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Dzar.


يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ ثُمَّ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ يَعْنِي بَيْتَ الْمَقْدِسِ قَالَ قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً


Artinya : “Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama diletakkan oleh Allah di muka bumi?” Beliau bersabda, “Al-Masjid Al-Haram”. Abu Dzar bertanya lagi, “Kemudian apa?”. Beliau bersabda, “Kemudian Al-Masjid Al-Aqsha”. Berkata Abu Mu’awiyah “Yakni Baitul Maqdis” . Abu Dzar bertanya lagi, “Berapa lama antara keduanya?”. Beliau menjawab, “Empat puluh tahun”. 


Dari hadis tersebut, maka kaum muslim wajib menjaga dan melindungi Masjid Al Aqsa dari serangan entitas Yahudi. Kewajiban ini berlaku bagi setiap muslim di seluruh dunia, tidak akan gugur sebelum terlaksana, dan haram hukumnya membiarkan entitas Zion*s meruntuhkan bangunan masjid suci ini. 


Dalam catatan sejarah kegemilangan Islam, pembebasan Masjid Al Aqsa terjadi dua kali. Pertama, pembebasan dari kekuasaan Romawi Timur oleh Amirul Mukminin, Umar bin Khattab r.a.. Kedua, Shalahuddin Al Ayubi berhasil merebut kembali masjid Al Aqsa melalui perang Hittin.


Semua ini dilakukan agar Baitul Maqdis tetap dalam penjagaan dan keamanan kaum muslim. Bahkan Sultan Abdul Hamid II adalah khalifah yang tidak melepaskan sejengkal tanah P4lestina kepada entitas Yahudi, meski Theodor Herzl melakukan segala cara untuk mengambil tanah P4lestina. 


Berbagai rencana jahat serta serangan negara Isra*l terhadap Masjid Al Aqsa, serta genosida terhadap umat Islam yang ada di P4lestina, hanya akan bebas jika kaum muslim mewajibkan jihad (perang). Kekuatan militer kaum muslim-lah yang saat ini dibutuhkan sebab Zion*s Yahudi melakukannya serangannya dengan aktivitas militer.


Kesatuan militer kaum muslim tidak akan pernah terwujud kecuali jika mereka terhimpun dalam satu negara yakni Khil4fah Islamiah.  Dengan bersatunya kaum muslim dalam komando seorang khalifah, maka kehormatan dan penjagaan Masjid Al Aqsa akan bisa diwujudkan. InsyaAllah. Wallahualam bissawab.