Dahulu penjajahan dilakukan dengan militer, tapi sekarang penjajahan dengan gaya baru
pinjaman utang dan rencana pembangunan
______________________________
Penulis Verawati, S.Pd.
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Salah satu masalah dunia yang tidak bisa terelakkan adalah masalah kemiskinan.
Kemiskinan ini tidak hanya terjadi pada wilayah konflik saja, akan tetapi sudah menjamur di seluruh dunia. Angkanya setiap tahun terus bertambah, hingga saat ini telah tercatat sekitar 1,1 miliar. Jumlah yang cukup fantastis.
Di sisi lain banyak juga orang yang flexing, pamer kekayaan. Lantas apa akar problem utama dari kemiskinan global ini dan bagaimana solusi fundamentalnya?
Sejak tahun 1987, setiap tanggal 17 Oktober senantiasa diperingati sebagai hari internasional pemberantasan kemiskinan.
Di antara tujuan dari peringatan ini agar ada kesadaran pada setiap warga negara akan kemiskinan yang terjadi dan diharapkan melakukan kegiatan konkret dalam mengentaskan kemiskinan tersebut. Seperti seminar, melakukan kajian, penggalangan dana, jalan sehat, dan lain sebagainya.
Pada peringatan tahun ini 17 Oktober 2024, dibacakan makalah yang diterbitkan Prakarsa Kemiskinan dan Pembangunan Manusia Oxford (OPHI) bahwa kemiskinan angkanya naik tiga kali.
Lebih dari satu miliar orang hidup dalam kemiskinan akut di seluruh dunia. Setengah dari jumlah tersebut, anak-anak yang paling terkena dampaknya. Dikutip (beritasatu.com, 17-10-2024)
Di dalam negeri tingkat kemiskinan mencapai 9,03 persen per Maret 2024 (bps.go.id) atau sekitar 26 juta orang.
Selain itu, juga adanya penurunan kelas menengah yang jumlahnya hampir 10 juta orang pada tahun 2019 dan pada tahun 2024 ini mencapai 47,85 juta. Hal ini mencerminkan daya beli masyarakat turun.
Penyebab Kemiskinan
Jika kita cermati kemiskinan global yang sudah akut ini sejatinya adalah kemiskinan yang bersifat struktural, bukan kemiskinan individu. Kemiskinan struktural disebabkan oleh struktur atau pemegang kekuasaan baik di dunia internasional maupun regional.
Saat ini pemegang atau penguasa dunianya yaitu Amerika dan negara-negara Barat. Negara-negara ini menganut dan menyebarkan ideologi kapitalisme.
Ide ini mengagungkan kebebasan, baik kebebasan agama, kepemilikan, perilaku, dan berkumpul. Dengan ide kebebasan inilah mereka menjadi rakus, ingin mendapatkan keuntungan dari kekayaan yang ada di seluruh dunia. Inilah yang menjadi asas dari seluruh agenda mereka.
Sedangkan metode yang digunakannya yaitu dengan penjajahan. Penjajahan adalah metode untuk menguasai kekayaan. Dahulu penjajahan dilakukan dengan militer, tapi sekarang penjajahan dengan gaya baru, pinjaman utang dan rencana pembangunan.
Meski ada sebagian negara yang masih dijajah secara militer, namun sebagian besar dunia dijajah secara ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan.
Dengan metode inilah mereka ambil dan keruk apa yang ada di setiap negara. Dengan dalih investasi, AS dan negara-negara Barat lainnya tidak perlu memaksa dengan senjata lagi.
Bahkan para penguasa negeri-negeri jajahan, khususnya negeri-negeri lemah dengan suka hati menyerahkan seluruh sumber daya alamnya, hingga mengemis ingin mendapatkan investor. Tanpa mereka sadari bahwa sesungguhnya sedang dijajah.
Walhasil, secara global kemiskinan sudah dilakukan oleh negara adidaya dan negara-negara kapitalis lainnya, sehingga solusinya bukanlah diserahkan pada individu atau NGO, melainkan oleh sebuah negara yang mengadopsi ideologi yang benar.
Negara ini contohnya, memiliki kekayaan tambang emas yang begitu besar di Papua. Tapi tidak membuat negara ini keluar dari kemiskinan. Padahal hasil dari PT Freeport sangatlah besar, mampu mencukupi seluruh kebutuhan warga negara ini.
Namun faktanya tidak, bahkan Papua sendiri tergolong daerah yang tertinggal. Miris bukan?
Jadi, kemiskinan yang melanda dunia ini penyebabnya adalah sistem yang diemban Amerika dan negara-negara Barat lainnya. Alhasil, secara regional pun mengikuti arahan dunia dan mengikuti para kapital (pemilik modal).
Contoh di negeri +62 ini, ditetapkan berbagai UU yang isinya menguntungkan mereka dan merugikan rakyat. Ada UU Cipta kerja, UU sumber daya alam, dan masih banyak lainnya. Bahkan pembuatan UU ini kental dengan pesanan mereka.
Solusi Hakiki
Lempar batu sembunyi tangan, pepatah itu menggambarkan para penguasa jahat hari ini. seakan-akan kapitalisme baik, seolah Amerika dan negara-negara Barat peduli. Padahal sejatinya merekalah biang keladinya, sehingga harusnya kapitalisme dibuang jauh-jauh.
Dengan memahami akar dari kemiskinan ini tentu solusi yang bersifat individual atau NGO tidak akan mampu menyelesaikan. Solusi-solusi itu hanya akan melanggengkan sistem kapitalis.
Penyebab kemiskinan adalah ideologi yang diemban sebuah negara. Maka solusinya pun harus ada ideologi lain yang diemban oleh negara juga. Hanya saja negara ini harus berideologi yang benar. Ideologi ini tidak lain adalah ideologi Islam. Ideologi yang diturunkan oleh Allah Swt..
Hanya negara yang mengemban sistem Islamlah yang mampu menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Negara Islam, sebuah negara yang menyatukan seluruh negeri muslim di seluruh dunia dan menerapkan aturan Islam pada seluruh aspek kehidupan termasuk ekonomi.
Dalam hal ekonomi, Islam membagi kepemilikan harta ke dalam tiga golongan. Yakni milik individu, masyarakat (umum) dan negara. Harta individu adalah harta yang boleh dikelola individu, biasanya jumlah terbatas.
Sedangkan harta milik umum adalah harta milik semua warga negara. Biasanya jumlahnya tidak terbatas, terus mengalir dan dibutuhkan oleh orang banyak. Di antara harta milik umum adalah air, api (termasuk barang tambang), dan padang rumput/gembala.
Sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw., "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api." (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Sedangkan harta milik negara adalah apa yang diperoleh negara dari ghanimah, fai, jizyah, kharaj dan dharabah (pajak) jika kondisi tertentu dan lain sebagainya.
Dari pembagian yang sangat jelas ini, harta milik umum tidak boleh diperjualbelikan, apalagi diserahkan pada investor. Harta ini bersifat tetap sampai hari kiamat.
Harta ini akan diserahkan pada rakyat setelah dikelola oleh negara. Bisa juga hasilnya dibagikan secara gratis atau digunakan untuk kepentingan umum lainnya. Seperti untuk gedung sekolah, rumah sakit, dan lainnya.
Selain itu, negara hadir untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Ada banyak hal yang dilakukan. Di antaranya yaitu membuka lapangan kerja, memberikan pelatihan, pemberian modal gratis hingga pembagian lahan gratis.
Sedangkan bagi yang tidak mampu bekerja, negara akan mendorong pihak keluarga untuk menafkahinya, jika tidak ada baru negara akan memberikan santunan.
Demikian aturan Islam dalam mengelola kekayaan alam. Sumber pendapatannya dan pengeluarannya sangat jelas. Hal ini akan menjamin kesejahteraan masyarakat baik dunia dan khususnya negeri-negeri muslim. Sebab, penyumbang orang miskin terbanyak adalah negeri-negeri muslim yang dijajah.
Dalam sistem Islam tidak ada penjajahan untuk mengeruk kekayaan. Tujuan Islam adalah membawa rahmat bagi alam. Keberkahan atas harta dan lainnya akan datang dari langit dan bumi serta arah yang tidak disangka-sangka. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]