Featured Post

Recommended

Darurat Kekerasan terhadap Anak

  Kapitalisme sekularisme telah nyata menimbulkan berbagai persoalan dan tekanan hidup yang makin meningkat serta menjauhkan tuntunan agama ...

Alt Title
Darurat Kekerasan terhadap Anak

Darurat Kekerasan terhadap Anak

 



Kapitalisme sekularisme telah nyata menimbulkan berbagai persoalan dan tekanan hidup

yang makin meningkat serta menjauhkan tuntunan agama dari kehidupan masyarakat

_______________________________


Penulis Sri Haryati

Tim Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Tragis, seorang bocah perempuan (7) ditemukan dengan kondisi memprihatinkan pada Rabu (11-06-2025) di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Korban berinisial MK pertama kali ditemukan oleh Petugas Satpol PP Kebayoran Lama, Eko Iswahyudi. Saat itu MK terbaring di depan emperan toko yang beralaskan kardus bekas, ia mengaku dianiaya dan ditelantarkan ayahnya. Nampak bekas luka bakar di wajahnya, matanya lebam bekas ditonjok, dan luka bacok sekitar 5-6 cm di kakinya. (idntimes.com, 11-06-2025)


Sadis dan biadab, bagaimana bisa seorang ayah berbuat demikian kejam pada anaknya sendiri? Di mana hati nurani dan akalnya? Hewan saja yang tidak berakal memperlakukan anaknya dengan kasih sayang. Lantas, bagaimana bisa seorang ayah yang bertanggung jawab melindungi, mendidik, dan menyayangi anaknya malah berperilaku kejam?


Indonesia Darurat Kekerasan terhadap Anak 


Kasus kekerasan terhadap anak, baik fisik maupun seksual yang terjadi di Indonesia sangatlah tinggi. Bahkan, bisa dikatakan Indonesia darurat kekerasan terhadap anak. Dikutip dari kaltimedia.com, (17-06-2025) Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengatakan Indonesia masuk dalam kategori darurat kekerasan terhadap anak. 


Menurut Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) tercatat sebanyak 11.850 kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Indonesia. Data tersebut diperoleh dari Januari sampai 12 Juni 2025. Dengan jumlah korban mencapai sekitar 12.000 orang. Bahkan, kekerasan seksual menempati tempat tertinggi dan terbanyak berada di lingkungan keluarga. Tragis, keluarga yang seharusnya menjadi tempat ternyaman dan teraman justru menjadi tempat yang sangat rawan. 


Kapitalisme Sekularisme Biang Kekerasan terhadap Anak


Kekerasan di lingkungan keluarga dipengaruhi oleh banyak faktor. Di antaranya faktor ekonomi, emosi yang tak terkendali, kerusakan moral, lemahnya iman, penggunaan gadget, minimnya pemahaman akan fungsi dan peran sebagai orang tua, lingkungan sosial, dan negara.


Ideologi kapitalisme sekularisme yang diterapkan di Indonesia menjadi biang kekerasan terhadap anak. Kapitalisme sekularisme mengakibatkan hilangnya nilai-nilai ketakwaan dalam individu. Perilaku amoral, bejat, hingga sadis seperti kasus di atas menjadi salah satu buktinya. 


Impitan ekonomi kapitalisme telah merusak peran dan fungsi keluarga. Peran ayah hanya sebatas mencari nafkah tanpa ikut berperan mendidik keluarganya. Begitu pun sosok ibu yang terpaksa bekerja untuk membantu suami agar terpenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Walhasil, ia meninggalkan peran utamanya sebagai pendidik atau madrasah pertama bagi anak-anaknya.


Ideologi kapitalisme yang menyebabkan masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial sangat berdampak dalam kehidupan masyarakat. Kapitalisme sekularisme telah nyata menimbulkan berbagai persoalan dan tekanan hidup yang makin meningkat serta menjauhkan tuntunan agama dari kehidupan masyarakat. Akibat tekanan hidup sering dijadikan alasan orang tua untuk menyiksa dan menelantarkan anak, hingga melakukan kekerasan seksual.


Negara tidak hadir sebagai periayah umat sehingga orang tua harus berjuang keras untuk mendapatkan kehidupan yang layak untuk keluarganya. Negara hanya hadir sebagai regulator dan fasilitator bagi kepentingan kapitalis, baik asing maupun aseng.


Faktor lain penyebab kekerasan terhadap anak adalah tayangan media yang bebas tanpa filter serta abainya peran negara dalam melindungi tontonan yang layak dan bermanfaat untuk masyarakat. Alhasil, banyak tayangan media yang tidak bermanfaat dan tak bermoral yang justru dijadikan tuntunan oleh masyarakat. 


Lingkungan dalam sistem ini pun membuat hubungan sosial antar-masyarakat menjadi kering dan individualis. Tidak adanya rasa peduli terhadap sesama sehingga tidak melakukan amar makruf nahi mungkar. Alhasil, kekerasan terhadap anak makin marak. 


Islam Solusi Kekerasan terhadap Anak


Islam satu-satunya solusi yang mampu mengatasi kekerasan terhadap anak juga problematika umat saat ini. Ketika Islam diterapkan secara sempurna dalam kehidupan, keberadaannya justru  menjamin terwujudnya berbagai hal penting dalam kehidupan. Di antaranya terciptanya kesejahteraan, ketenteraman jiwa, terjaganya iman dan takwa kepada Allah Swt.. Sebab, Islam merupakan satu-satunya ideologi (sistem hidup) yang sesuai fitrah manusia dan memuaskan akal. 


Dalam Islam, fungsi dan peran orang tua adalah sebagai pelindung dan pendidik anak-anaknya. Peran ayah tidak hanya sebatas pencari nafkah, tetapi juga sebagai pilar utama dalam membentuk kepribadian Islam terhadap anak-anaknya. 


Seorang ibu dalam Islam memiliki peran yang sangat mulia yaitu sebagai ummu wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah suaminya). Sebagai ibu tugas utamanya adalah mendidik anak-anaknya agar menjadi saleh dan salihah, juga sebagai pengatur rumah suaminya. 


Sebagaimana hadis Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, seorang perempuan memimpin rumah suami dan anak-anaknya. Ia akan ditanya tentang kepemimpinannya.“ (HR. Bukhari)


Selain itu, Islam memiliki sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam, disediakan negara secara murah bahkan gratis. Tujuan utamanya tidak sekadar menciptakan generasi cerdas secara intelektual, tetapi menanamkan keimanan dan ketakwaan sehingga menghasilkan generasi yang bertanggung jawab dan beradab.


Selain menyediakan pendidikan Islam yang berasaskan akidah Islam, negara juga berperan dalam menjaga moral masyarakat. Negara memiliki tanggung jawab besar untuk mengatur tayangan publik, memberantas pornografi, pinjol, miras, dan prostitusi, serta adanya sanksi hukum yang tegas bagi pelaku kejahatan dan kekerasan lainnya.


Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dengan penerapan Islam secara kafah tentu akan membawa kebaikan tak hanya untuk umat Islam tetapi juga untuk nonmuslim. Allah Swt. berjanji ketika Islam diterapkan secara kafah dalam bingkai Khil4fah Islamiah maka akan membawa rahmat bagi seluruh alam. 


Khatimah


Penerapan ideologi kapitalisme sekularisme membuat orang tua tidak mengetahui bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak. Bahkan, ideologi ini telah menghilangkan fitrah orang tua yang memiliki kewajiban melindungi dan menjadikan rumah sebagai tempat yang paling aman untuk anak. Umat harus sadar bahwa hanya dengan penerapan Islam secara kafah dalam bingkai Khil4fah Islamiah solusi atasi kekerasan terhadap anak juga problematika umat saat ini. Wallahualam bissawab.

Global March To G4za Bukti Nasionalisme Halangi Pembebasan P4lestina

Global March To G4za Bukti Nasionalisme Halangi Pembebasan P4lestina



Muncul gerakan aksi Globlal March to G4za 

yang bertujuan menekan pihak-pihak terkait agar membuka blokade Gaza sejak Oktober 2023

___________________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA- Upaya pembebasan P4lestina tidak pernah berhenti dilakukan. Genosida yang terjadi terhadap rakyat P4lestina membuat rasa kemanusiaan terusik. Hingga muncullah sebuah gerakan aksi bernama Global March to G4za  yang bertujuan untuk menekan pihak-pihak terkait agar membuka blokade Gaza sejak Oktober 2023 lalu.


Aksi ini dimulai sejak 11 Juni 2024 yang diikuti oleh ribuan orang dari 54 negara di dunia termasuk Indonesia yang berkumpul di Kairo, Mesir. Mereka yang ikut aksi ini berasal dari berbagai latar belakang seperti pensiunan, jurnalis, penggiat HAM, dokter, hingga artis seperti Zaskia Adya Mecca, Ratna Galih, Indadari, Wanda Hamidah. (Jurnalpost.com, 14-06-2025)


Peserta aksi ini akan melakukan perjalanan sejauh 50 kilometer ke Al-Arish, menuju perbatasan Rafah yang merupakan gerbang utama untuk masuk ke P4lestina. Mereka mendesak agar aksi genosida segera dihentikan dan bantuan kemanusiaan bisa masuk ke P4lestina.


Sejak dua bulan terakhir Zion*s Isra*l terus melakukan serangan terhadap G4za, menutup akses bantuan makanan, obat-obatan, dan air bersih. Ini makin memperburuk kondisi rakyat P4lestina. Rakyat P4lestina banyak yang mati kelaparan. Inilah yang menjadi pemicu aksi Global March to G4za ini. Rasanya sudah tidak ada cara lain karena berharap pada jalur diplomasi sudah tidak mungkin. 


Namun ironis, aksi mulia ini justru tidak seperti yang diharapkan. Ribuan peserta aksi ini justru dihadang, bukan oleh Zion*s Isra*l, tetapi justru oleh tentara Mesir yang notabene adalah muslim padahal mereka datang dengan maksud baik, tidak membawa senjata, tidak ingin membuat gaduh. Sejumlah aktivis sebelumnya juga dideportasi dengan alasan tidak mengantongi izin yang diperlukan.


Dalam cuplikan video yang viral di media sosial memperlihatkan seorang perawat dari Eropa memohon dengan menangis agar diizinkan masuk. Ia mempertanyakan di mana hati nurani para tentara Mesir yang menjaga perbatasan. Ia meminta atas nama cinta dan kemanusiaan agar berdiri bersama saudara-saudara kita di P4lestina. 


Tentu ini sebuah tamparan keras bagi kita sebagai muslim yang kepedulian kita tidak sebesar perawat tersebut. Mirisnya kaum muslim sendiri malah berpihak kepada Zion*s. Mesir sebagai negara yang bersebelahan langsung malah menjadi penjaga yang melanggengkan genosida. 


Munculnya gerakan ini menunjukkan sikap umat yang marah, kecewa, dan geram. Hal ini menandakan bahwa kita tidak bisa berharap kepada lembaga-lembaga internasional dan penguasa muslim hari ini. Tertahannya mereka di pintu Rafah adalah bukti bahwa gerakan kemanusiaan apa pun tidak akan pernah bisa memberi solusi atas masalah G4za. Bukan berarti gerakan semacam ini tidak penting, justru semangat ini harus terus digelorakan. Umat harus bangkit dan tidak berdiam diri melihat genosida terhadap P4lestina.


Masalahnya hari ini nasionalisme menjadi penghalang terbesar untuk menyelesaikan masalah P4lestina. Umat Islam disekat oleh nasionalisme sehingga mereka kehilangan nurani dan membiarkan saudara seimannya dibantai di depan mata mereka sendiri. 


Nasionalisme adalah konsep negara Barat yang sangat berbahaya. Sejarah telah mencatat bagaimana nasionalisme inilah yang menjadi salah satu sebab runtuhnya institusi negara Islam pada tahun 1924. Umat Islam yang dulunya satu di bawah naungan Khil4fah dipecah menjadi negara-negara kecil. Mereka diperebutkan seperti makanan.


Ketika umat Islam disekat nasionalisme tidak ada lagi istilah umat Islam bagaikan satu tubuh. Satu dengan yang lain disibukkan oleh urusan negara masing-masing. Seperti Mesir hari ini yang tidak bisa berbuat banyak karena mempertimbangkan kepentingan negaranya. 


Umat Islam harus bersatu, tetapi tidak hanya fisik dan semangat semata. Melainkan bersatu dalam sebuah gerakan politik yang sahih. Gerakan politik yang memiliki fikrah dan thariqah yang jelas dan konsisten memperjuangkan tegaknya sebuah kepemimpinan politik Islam.


Umat harus bersatu dengan persatuan yang berdasarkan akidah Islam, bukan nasionalisme. Kita butuh kepemimpinan global yang akan menyerukan jihad dan menyatukan kekuatan militer negeri-negeri muslim untuk membela P4lestina. Isra*l memang kuat dan makin kuat karena didukung oleh negara-negara besar seperti Amerika. Akan tetapi, umat Islam jauh lebih kuat jika mau bersatu.


Lihat saja hari ini ketika Iran melakukan serangan balasan ke Isra*l. Mereka sudah panik, iron drome yang diklaim sebagai benteng pertahanan paling canggih ternyata bisa ditembus padahal Iran belum mengerahkan kekuatan militernya secara penuh. Apalagi jika semua negara Islam bersatu, tentu kekuatan yang dimiliki umat Islam akan makin besar.


Tanpa persatuan umat Islam hanya ibarat buih di lautan jumlahnya banyak, tetapi tidak memiliki kekuatan. Hari ini umat Islam dijangkiti penyakit wahn yaitu cinta dunia dan takut mati. Musuh-musuh Islam tidak memiliki rasa takut sehingga terus menzalimi umat Islam dalam semua aspek kehidupan. Wallahualam bissawab. [Luth/MKC]


Yuli Ummu Raihan

Ibadah Haji Perjalanan Suci yang Dikomersialisasi

Ibadah Haji Perjalanan Suci yang Dikomersialisasi



Sejatinya, kapitalisme pangkal dari kekisruhan yang terjadi dalam penyelenggaraan haji

Ibadah yang semestinya menjadi momen suci dan penuh kekhusyukan justru terjerat dalam sistem komersialisasi


______________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Lagi-lagi penyelenggaraan ibadah haji kembali mengalami kekisruhan. Indonesia juga mendapatkan dengan kuota jemaah haji terbesar. Sayangnya, setiap tahun selalu mengalami penurunan kualitas dalam pelayanan yang memprihatinkan. 


Dalam proses pemberangkatan saja ada beberapa calon jemaah haji yang gagal berangkat ke tanah suci Makkah. Di antaranya karena terkendala visa. Meski dokumennya sudah lengkap, tiba-tiba dibatalkan sepihak oleh pemerintah. Belakangan diketahui ada pihak yang mengubah visa tersebut dengan no visa, mengubah datanya di akun Haji Pintar milik Kementerian Agama. (Republika.com, 02-06-2025)


Bahkan, di sumber berita lain menyebutkan ada 49 orang yang terdiri dari 18 warga lokal dan 31 warga asing yang termasuk warga Indonesia, ditangkap karena mengangkut 179 calon jemaah haji tanpa izin resmi. (Beritasatu.com, 07-06-2025)


Kerumitan makin menambah kesulitan umat Islam sebagai calon jemaah haji karena diberlakukan pengetatan dan perubahan aturan oleh pemerintah Arab Saudi. Salah satunya kepemilikan kartu nusuk yang juga berfungsi sebagai tanda pengenal resmi untuk mendapatkan akses ke wilayah Makkah dan Masjidil haram. 


Saat pelaksanaan haji juga mengalami beberapa masalah. Salah satunya ada calon jemaah haji yang diusir dari tempat istirahat pada malam hari karena tertinggal rombongan. Begitu juga adanya keterlambatan dalam pendistribusian konsumsi. 


Ada Kapitalisasi dalam Ibadah Haji? 


Banyaknya kekisruhan ibadah haji ini tidak lepas dari ketidakseriusan pemerintah dalam pengurusan ibadah suci ini. Sebagai ibadah sakral yang hanya bisa dilakukan setahun sekali oleh jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Penyelenggaraan ibadah haji harusnya dikelola dengan sangat serius, teliti, dan penuh tanggung jawab.


Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Lemahnya perencanaan, koordinasi, dan eksekusi dari pihak-pihak yang bertanggung jawab, baik dari negara asal jemaah maupun penyelenggara dari Arab Saudi menjadi salah satu penyebabnya. Sebagian pihak menilai kebijakan baru dari pemerintah Arab Saudi menjadi penyebab utama atas kekacauan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.


Selama ibadah haji hanya dipandang sebagai urusan administratif yang tidak dimaknai sebagai kewajiban negara dalam melayani urusan agama rakyat secara menyeluruh, kekacauan akan terus berulang. Terlebih lagi ketika sistem pengelolaan haji lebih mengedepankan aspek bisnis, profit, dan birokrasi yang berbelit-belit yang mana pelayanan harusnya menjadi amanah justru berubah menjadi beban. 


Sejatinya, kapitalisme pangkal dari kekisruhan yang terjadi dalam penyelenggaraan haji. Ibadah yang semestinya menjadi momen suci dan penuh kekhusyukan justru terjerat dalam sistem komersialisasi. Biaya terus melonjak, pelayanan yang tidak sebanding, hingga muncul berbagai skema visa nonreguler yang rawan penyalahgunaan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Semua ini menunjukkan bahwa sistem kapitalis tidak layak mengatur urusan umat Islam. 


Islam Mengatur Penyelenggaraan Ibadah Haji


Merupakan rukun Islam yang kelima dalam menunaikan ibadah haji bagi setiap muslim yang memiliki kemampuan baik secara fisik, maupun finansial. Sebagaimana firman Allah Swt. di dalam Al-Qur'an surah Ali-Imran: 97, "Dan di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah yaitu bagi yang mampu mengadakan perjalanan ke sana."


Namun, kewajiban haji ini bukan hanya ritual individual melainkan juga urusan publik yang memerlukan pengaturan sistem dari negara. Sudah seharusnya penyelenggaraan haji dilakukan dengan profesional, amanah, dan memudahkan umat dalam menjalankan ibadah. 


Negara wajib melayani semua keperluan calon jemaah haji, mulai proses administratif, transportasi, akomodasi, kesehatan hingga memastikan ketenangan spirit semua jemaah selama menjalankan rukun Islam ini. Negara juga menyiapkan mekanisme, birokrasi yang efisien serta pelayanan yang terbaik bagi para tamu Allah sebagai bentuk pemuliaan terhadap ibadah haji. 


Pelayanan yang terbaik ini akan terwujud jika negara memiliki sistem keuangan yang kuat dan stabil. Hal ini memungkinkan ketika negara menerapkan sistem ekonomi keuangan secara Islam. Di dalam Islam, pendapatan negara bersumber dari pos-pos yang sah dan berlimpah seperti kharaj, jizyah, fa'i, ghanimah, zakat dan kepemilikan umum (tambang, gas bumi, laut, hutan dan lain-lain), yang dikelola negara dan semua masuk ke dalam Baitulmal atau kas negara.


Dengan banyaknya pendapatan tersebut, negara akan memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan haji dengan layanan yang terbaik dan maksimal, tanpa membebani rakyat. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]


Nafisusilmi

Narkoba Belum Tuntas Kapan Bisa Diberantas?

Narkoba Belum Tuntas Kapan Bisa Diberantas?

 


Islam memiliki penanganan yang menyeluruh untuk mengatasi masalah narkoba di lingkungan masyarakat

yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan hukum


____________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Peredaran dan penyalahgunaan narkoba oleh masyarakat di wilayah Sumatra Utara, terutama di Kota Medan makin mengkhawatirkan. Laporan dari masyarakat yang terganggu dengan kegiatan para pelaku belum melihat penindakan nyata oleh aparat.


Warga Jalan AR Hakim Gang Melati meminta pihak kepolisian untuk segera menindak tegas para terduga pelaku peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang kian merajalela dan meresahkan masyarakat sekitar lingkungan mereka. Para pelaku secara terang-terangan menggunakan narkoba jenis sabu-sabu di sebuah rumah berpagar hitam yang berada di Gang Melati tepatnya di belakang Kantor Lurah Tegal Sari I. 


Warga juga mengungkapkan aktivitas peredaran dan penyalahgunaan narkoba di wilayah mereka bukan hal baru. Bahkan, sudah sering terjadi meski telah beberapa kali dilaporkan ke pihak berwajib. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada tindakan yang dirasakan efektif untuk menghentikan praktik tersebut oleh pihak penegak hukum.


Warga berharap agar pihak kepolisian segera turun tangan untuk memberantas jaringan narkoba dan menciptakan rasa aman di lingkungan mereka. Hal ini menjadi peringatan serius bagi seluruh pihak, terutama aparat penegak hukum. (sumut.antaranews, 08-06-2025)


Penyebab maraknya peredaran narkoba disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:


Pertama, faktor internal (individu). Kurangnya pemahaman bahwa mengonsumsi narkoba diharamkan oleh agama karena dapat merusak akal juga berdampak buruk pada kesehatan, serta lemahnya ketakwaan tiap individu. 


Kedua, faktor eksternal (lingkungan), yaitu keluarga, teman maupun masyarakat. Dari segi keluarga, kurangnya komunikasi di antara orang tua dan anak mengakibatkan hubungan orang tua dan anak menjadi renggang, muncul rasa kesepian, tidak diperhatikan, dan tidak dicintai oleh orang tuanya. Dari perasaan yang muncul tersebut dapat membuat anak cenderung mencari perhatian dari lingkungan sekitar terutama teman. Anak bisa mendapat pengaruh buruk dari teman maupun lingkungan yang telah terpapar narkoba.


Ketiga, lemahnya peran pemerintah dalam membatasi peredaran narkoba serta kurangnya edukasi dan pembinaan tentang narkoba ke masyarakat, juga lemahnya hukum yang diterapkan untuk pelaku pemakai maupun pengedar narkoba. Diperlukan tindakan tegas, cepat, tepat, dan berkelanjutan untuk memastikan keadaan lingkungan ini kembali aman, terutama bagi generasi muda yang sangat rentan terhadap pengaruh buruk narkoba bukan hanya untuk individu tapi juga masyarakat. Dibutuhkan realisasi dari pihak berwajib dalam bentuk tindakan nyata serta berkesinambungan, bukan hanya sekadar respons administratif. 


Islam memiliki penanganan yang menyeluruh untuk mengatasi masalah narkoba di lingkungan masyarakat yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan hukum. Segala bentuk zat yang memabukkan dan merusak akal, termasuk narkoba diharamkan. Pemerintah akan mengawasi dan melarang peredaran narkoba di masyarakat.


Islam menekankan pentingnya pendidikan akidah dan akhlak sejak dini. Anak-anak diajarkan untuk mengetahui hal-hal yang merusak diri dan dilarang dalam agama. Meningkatkan nilai spiritual dan moral sangat penting untuk mencegah keterlibatan setiap individu pada narkoba. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan akidah dan akhlak anak sejak dini.


Masyarakat juga diimbau untuk saling menasihati dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran. Mereka yang aktif saling mengingatkan akan lebih mudah mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan. Sedangkan dalam hukum Islam, peredaran dan penyalahgunaan narkoba bisa termasuk ke dalam kategori kejahatan besar dan bisa dikenakan hukuman mati untuk kasus tertentu.


Hukum ini bertujuan bukan hanya untuk menghukum pelaku, tetapi memberikan efek jera agar masyarakat lain tidak melakukan penyalahgunaan narkoba serta melindungi masyarakat luas. Islam tidak hanya menghukum, tetapi memberikan kesempatan kepada pelaku untuk bertaubat dan memperbaiki diri.


Islam sangat mendorong penanganan penyembuhan bagi pecandu narkoba karena Islam didasari pada prinsip kasih sayang serta pengampunan bagi individu yang telah bertaubat. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]


Siti Juli Asni

P4lestina dan Hilangnya Rasa Kemanusiaan

P4lestina dan Hilangnya Rasa Kemanusiaan



 

Sampai saat ini

P4lestina masih dibombardir oleh Zion*s Yahudi

_________________________



KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA, Perayaan hari raya Idul Adha tahun ini menjadi tahun ke empat bagi warga G4za sejak dimulainya operasi militer Isra*l yang disebut-sebut sebagai upaya genosida dan telah merenggut hampir 54.700 jiwa. Bukan hanya menewaskan banyak korban jiwa, serangan militer Isra*l juga menyebabkan kelaparan dan membuat jalur G4za nyaris tak lagi layak untuk dihuni karena pengeboman yang terus terjadi.


Pada hari raya Idul Adha, Jumat, 6 Juni 2025 serangan udara dan penembakan yang dilakukan oleh pasukan Isra*l di berbagai wilayah G4za mengakibatkan 33 orang warga P4lestina kehilangan nyawa dan lebih dari 580 orang mengalami luka-luka. (Beritasatu.com, 07-06-2025)


Sampai hari ini P4lestina masih dibombardir oleh Zion*s Yahudi. Genosida terus dilakukan tanpa memandang bulu dan belas kasih. Bahkan, bayi-bayi yang tak berdosa pun ikut menjadi korban atas keganasan Zion*s laknatullah. Tak hanya bom dan serangan-serangan lainnya, mereka juga menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh generasi secara perlahan.


Rasa aman sudah tidak lagi dirasakan oleh warga P4lestina. Negara-negara muslim seperti Arab Saudi yang seharusnya andil dalam melindungi dan membela P4lestina justru diam dan abai pada kekejaman yang terjadi. Bukannya bertindak dan mengirim pasukan untuk menyerang dan mengusir para Zion*s, para penguasa negeri muslim hanya sekadar retorika.


Hilangnya rasa kemanusiaan atas apa yang terjadi di P4lestina menunjukkan bahwa hilangnya sifat dasar (fitrah) pada diri manusia. Hal ini terjadi karena buah dari sistem kapitalis yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai materi. Entah kejahatan seperti apa yang akan menggerakkan hati para pembesar negeri muslim untuk bergerak cepat melakukan tindakan.


Sekat nasionalisme Barat juga menghalangi keadilan yang harusnya didapat untuk muslim P4lestina. Akibatnya, tidak ada satu pun penguasa negeri muslim yang mengirimkan pasukan militer untuk membebaskan P4lestina meski umat telah menyerukan jihad.


Namun, jihad tidak akan pernah terwujud jika tidak ada seruan dari sebuah negara (Khil4fah). Kondisi negara hari ini dalam sekat nasionalisme tidak akan pernah menyerukan jihad, dan mirisnya lagi mereka justru bergandengan tangan dengan para Zion*s laknatullah. 


Jihad akan diserukan kepada kaum muslim di  seluruh dunia dan akan dikumandangkan oleh khalifah. Maka seharusnya umat Islam harus berdakwah dan memperjuangkan tegaknya Khil4fah Islamiah. Namun, Khil4fah tidak akan tegak jika umat masih saja bernaung di bawah sistem kufur yaitu sistem kapitalis sekuler, sistem rusak yang memisahkan agama dari kehidupan.


Maka dari itu solusi satu-satunya yang akan memberikan kemerdekaan hakiki bagi P4lestina adalah jihad. Karena jihad ialah seruan dari Allah Swt..


Allah Subhanahu wa taala berfirman:


كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَا لُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ


"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah 2: 216)


يَٰقَوْمِ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْأَرْضَ ٱلْمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا۟ خَٰسِرِينَ


Artinya: "Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi." (QS. Al-Ma’idah 5: 21)


Kekejaman yang terjadi di P4lestina bukan  sebagai tontonan, melainkan sebagai tamparan keras untuk para pemimpin negara muslim dan juga umat muslim di seluruh dunia. 


Genosida tidak akan pernah berhenti jika pembesar negeri muslim terus saja diam tanpa mengambil tindakan. Dalam Islam, kekejian yang dilakukan Zion*s ke warga P4lestina sudah termasuk dosa besar yang hukumannya bukan lagi penjara seumur hidup, tetapi wajib diperangi oleh seluruh kaum muslim.


Dalam sistem Islam, kondisi P4lestina saat ini merupakan masalah global yang menyatukan pemikiran umat, kecuali bagi mereka yang keimanan dan rasa kemanusiaannya telah mati. Maka dari itu, umat harus bersatu karena dengan bersatunya umat Islam di seluruh dunia adalah kunci bangkitnya kejayaan Islam.


Bangkitnya Islam dengan tegaknya Khil4fah harus dipahami umat sebagai satu-satunya langkah mengembalikan kekuatan, persatuan serta kekuasaan Islam yang menerapkan syariat dan sistem Islam kafah. Wallahualam bissawab. [Luth/MKC]


Insaniati Rahmani 

Ilusi di Balik Gaya Hidup Mewah

Ilusi di Balik Gaya Hidup Mewah



Kapitalisme telah merusak mental umat manusia dengan berbagai ilusi

Tujuan hanya satu, menguasai dunia dengan perekonomian


___________________


Penulis Tari Ummu Hamzah

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Bicara soal gaya hidup, tahukah anda bahwa rata-orang-orang kelas menengah yang lebih sibuk dengan gaya hidupnya. Karena, mereka adalah kelompok orang-orang yang paling kuat daya belinya dan memiliki penghasilan tetap padahal sebenarnya antara pengasilan dan pengeluaran itu besar pasak daripada tiang. Mereka juga tidak paham akan literasi keuangan untuk mengelola penghasilanya. (Investasiku.com, 15-8-2024)


Karena penasaran akan dunia barang mewah, akhirnya saya kulik konten belanja barang mewah dari kanal YouTube milik orang-orang Eropa. Kontenya berisi seputar informasi barang mewah dan bagaimana cara membelinya. 


Singkat cerita konten-konten tersebut membanjiri isi beranda sosial media saya. Mau tidak mau saya telusuri saja informasinya. Tentang modelnya, harganya, pajaknya, bahkan sampai tujuan orang-orang kaya membelinya. Kalau pun karena investasi, saya juga penasaran bagaimana cara berinvestasi di tas-tas mahal? 


Tidak sampai di situ, bahkan konten soal mobil-mobil mewah pun sering saya kunjungi. Apa yang membuat sebuah mobil BMW itu sangat mahal? Mengapa orang yang membeli mobil Bentley itu dikatakan punya selera yang berkelas? Lalu, mengapa produsen Ferarri sangat pemilih terhadap konsumen mereka?


Jujur konten-konten itu membuat jiwa kemiskinan ini menjerit histeris. Akan tetapi, karena tujuan awal saya menggali konten tersebut untuk mengarahkan pada sisi politisnya, berarti harus memunculkan beberapa pertanyaan. Apa yang melatarbelakangi berdirinya rumah-rumah mode? Sekuat apa merek itu memengaruhi perilaku wanita? Mengapa perempuan-perempuan bisa memuja barang-barang mewah? 


Ilusi di Balik Kemewahan


Brand kelas internasional itu punya konsumen yang spesifik, yaitu para perempuan kelas menengah yang butuh validasi akan penampilan mereka. Agar dianggap orang kaya baru atau pura-pura seperti orang kaya lama. Kondisi ini dimanfaatkan oleh kapitalis untuk menciptakan pasar baru dalam dunia mode. 


Produsen barang mewah sengaja tidak memproduksi banyak. Seolah-olah terbatas pada kalangan tertentu. Inilah yang menjadikan kaum hawa merasa harus mengejar yang sedikit itu agar terlihat berbeda, serta diakui sebagai wanita berkelas.


Namun, itulah tujuan yang sesungguhnya dari brand-brand besar. Menciptakan opini tentang penampilan yang layak mendapat validasi harus dilekatkan pada kemewahan. Ini akan menimbulkan kesan istimewa dan memancarkan aura kecantikan karena ilusi itulah banyak perempuan-perempuan mendambakan penampilan yang elegan dan berkelas. 


Sebenarnya sikap seperti itu merupakan bukti bahwa mereka tidak percaya diri atau insecure. Menutupinya dengan pamer barang mewah sebagai simbol kewibawaan dan percaya diri. Pantaslah barang mewah itu sangat dipuja karena sebagai solusi untuk menutupi kekurangan. 


Di sisi lain, sosial media juga berperan sangat penting dalam mempropagandakan kemewahan. Menggandeng artis kelas dunia dan para selebgram sebagai simbol kecantikan. Seolah kebahagiaan sempurna jika barang mewah itu sudah melekat di badan. Jadi, lahirlah perilaku hedonisme di tengah masyarakat. Bahkan hal ini di normalisasi oleh generasi milenial dan gen Z yang menganggap bahwa hedon itu untuk self reward


Pada akhirnya, generasi yang terpapar gaya hidup mewah memiliki pemahaman keliru dalam menilai dirinya sendiri dan orang lain. Penilaiannya tidak pada perilaku yang baik, tetapi dari merek baju dan tas yang mereka kenakan karena menurut mereka merek itu lebih jujur untuk mempresentasikan nilai dari seseorang. Sungguh, inilah ilusi nyata dari kapitalisme.


Kepribadian Islam Adalah Nilai Sesungguhnya


Kapitalisme telah merusak mental umat manusia dengan berbagai ilusi. Tujuan hanya satu, menguasai dunia dengan perekonomian karena standar ideologi ini adalah untung dan rugi. Mereka tidak peduli dengan rusaknya moral dan mental generasi muda sebab tujuan mereka adalah mendapatkan keuntungan meskipun dengan cara-cara yang kotor.


Berbeda dengan Islam yang mengajarkan bahwa nilai yang seharusnya ditanamkan dalam diri setiap muslim adalah ketakwaan kepada Allah sehingga jelas tujuan hidupnya adalah hanya untuk mengejar rida Allah. Jadi, seorang muslim harus taat kepada batasan syariat. 


Islam mengajarkan kita untuk memegang teguh akidah Islam dan memahami bagaimana implementasi dari akidah itu. Salah satunya adalah taat akan aturan Allah dan larangan-Nya. Ketika ketaatan ini dijalankan akan terlihat pada diri seseorang muslim kepribadian yang khas, yaitu kepribadian Islam.


Inilah nilai yang harus diisi pada diri setiap muslim sebab ini adalah nilai moral yang harus dimiliki setiap manusia. Agar mereka menimbang suatu perbuatan dengan standar halal dan haram juga jelas ada batasanya. Mengetahui batasan itulah yang akan membuat kita percaya diri menjalani hidup sebab kita telah tahu suatu perbuatan harus dilekatkan kepada Islam. Bukan hal-hal yang bersifat fisik. 


Namun, solusi di atas juga harus dibarengi dengan peran negara yang memberikan jaminan akidah terhadap rakyatnya. Kita tidak bisa berharap pada sistem yang rusak saat ini untuk mengamankan aqidah Islam sebab syariat Islam hanya bisa diterapkan dalam sebuah institusi negara yang mampu menciptakan suasana penuh keimanan dan jaminan keamanan. Wallahuallam bissawab.[Dara/MKC]

Fantasi Sedarah Buah Penerapan Sistem yang Salah

Fantasi Sedarah Buah Penerapan Sistem yang Salah




Masyarakat hidup bebas tanpa batas

hanya demi pemuasan nafsu individu, seakan-akan hidup seperti binatang

_______________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA -Fenomena fantasi sedarah yang ramai diperbincangkan di media sosial baru-baru ini, membuat kontroversi di tengah masyarakat. Sebagian mereka menilai bahwa keberadaannya tidak sepatutnya ada. Kasus ini mencuat setelah ditemukannya grup platform facebook diketahui anggotanya ada kurang lebih 32.000.


Pembahasan dari grup secara jelas menunjukkan adanya aktivitas penyimpangan seksual yang pelakunya mengaku sebagai penikmat aktivitas seksual yang dilakukan oleh anggota keluarga mereka sendiri.


Digitalisasi Bebas Tanpa Pengawasan 


Dikutip dari news.republika.co.id, (17-5-2025), dengan adanya kasus ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meminta pihak kepolisian untuk mengusut grup fantasi sedarah karena meresahkan masyarakat. Jika aktivitas penyimpangan seperti ini tidak segera ditindaklanjuti, maka bukan tidak mungkin keburukan akan ditularkan dan dianggap lumrah oleh generasi muda.


Jelas aktivitas ini menyalahi fitrah manusia dan mengancam keberlangsungan kehidupan anak. Anak tidak memiliki jaminan keamanan saat mengakses media dan bahkan bisa menjadi objek penyimpangan seksual. Aktivitas di grup ini juga sangat merusak, tanpa rasa malu para anggotanya saling bertukar kisah tentang nafsu seksualnya terhadap anggota keluarganya sendiri. Bahkan, anak-anak balita tidak luput dari pikiran kotor para pelaku penyimpangan.


Buah Busuk Sekularisme 


Kondisi memprihatinkan ini menunjukkan adanya pengabaian terhadap aturan agama dan nilai-nilai di tengah masyarakat. Masyarakat hidup bebas tanpa batas hanya demi pemuasan nafsu individu seakan-akan hidup seperti binatang. Inilah akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme yang menjauhkan agama dan yang berkuasa adalah hawa nafsunya. Akal manusia tidak digunakan sebagaimana mestinya. Kapitalisme dengan liberalismenya telah merusak kemuliaan manusia. Bahkan, negara sering kali turut memperparah kerusakan tersebut dengan merusak tatanan kehidupan keluarga.


Pandangan Islam 


Islam melarang secara tegas hubungan seksual sedarah/inses karena jelas perbuatan tersebut melanggar norma agama maupun sosial. Bagaimana mungkin keluarga yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman berubah menjadi sumber penyimpangan seksual yang dilakukan oleh orang terdekat?


Keteladanan yang seharusnya berasal dari anggota keluarga justru berubah menjadi monster pemuas nafsu. Inses juga membawa malapetaka seperti kehamilan menghasilkan anak dengan kondisi fisik atau mental yang tidak sempurna karena  pertemuan dengan gen yang serupa.


Dengan demikian, fungsi keluarga sebagai pelindung dan sumber keteladanan pun hilang. Aktivitas inses bukan hanya menyimpang secara moral, tetapi juga mengancam keberlangsungan generasi selanjutnya.


Kembali Pada Aturan yang Memuliakan Yaitu Islam


Islam adalah sistem hidup yang sempurna yang mengatur aspek kehidupan manusia dan menempatkan rakyat sebagai pelaksana hukum syariat. Sistem Islam bertanggung jawab penuh untuk menjaga keutuhan keluarga serta menegakkan norma sosial yang sesuai dengan aturan Islam. Islam menetapkan inses sebagai perbuatan haram yang wajib ditinggalkan. 


Negara wajib menyiapkan langkah pencegahan, termasuk membangun ketakwaan rakyat dan menutup semua celah kemaksiatan. Pemerintah dalam sistem Islam juga melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar.


Sanksi tegas yang akan memberikan efek jera kepada pelaku dan menjadi pelindung bagi keluarga diantara adanya zawajir (pencegah) dan jawabir (penebus). Di antara hukuman yang membuat efek jera yaitu, pelaku pezina yang belum menikah akan dicambuk sebanyak 100 kali. Kemudian diasingkan, diberikan nasihat atas perbuatan yang dilakukan guna menjadikannya sadar dan tidak mengulanginya. Begitu pun para pelaku zina yang sudah menikah hukumannya dirajam, yaitu dilempari batu sampai meninggal.


Dari hukuman tersebut hanya Islam yang bisa menerapkan aturan dan membuat efek jera bagi para pelaku kemaksiatan. Media juga harus digerakkan untuk mengedukasi masyarakat dari perilaku penyimpangan agar masyarakat terhindar dari pelanggaran hukum syariat.


Dengan demikian, Islam menjaga kemuliaan individu, masyarakat, negara sesuai fitrah hamba yang sadar, bahwa dirinya wajib taat kepada aturan-aturan dari Allah Swt., untuk keselamatan dunia dan akhirat. Wallahualam bissawab.[SM/MKC]


Kusmilah 

Menciptakan Ibu Bahagia di Tengah Problematika Melanda

Menciptakan Ibu Bahagia di Tengah Problematika Melanda



Rumah sebagai tempat berlindung dan teraman bagi keluarga

tak luput menjadi tempat yang rawan terjadi pelecehan seksual

_________________________


Penulis Yani Ummu Qutuz 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi


KUNTUMCAHAYA.com, REPORTASE - Majlis Sakinah digelar kembali di penghujung Mei, tepatnya pada 25 Mei 2025 di Masjid Al Hidayah komplek Padasuka Ideal, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Tema yang diangkat kali ini adalah “Menciptakan Ibu Bahagia di Tengah Maraknya Pelecehan Perempuan”. Pemateri adalah Founder Majlis Sakinah yaitu Ustazah Susi Rahma, S.Pd.


Ustazah mengawali ceramahnya dengan bertanya pada mustami tentang makna bahagia. Ada beragam jawaban yang berbeda dari mustami terkait makna bahagia. Singkatnya bahwa setiap orang pasti mengharapkan kebahagiaan dalam hidup. Bahagia, satu kata yang sangat diimpikan oleh setiap orang tak terkecuali ibu.


Nasibmu Wahai Ibu


Namun, saat ini para ibu sangat sulit mewujudkan kebahagiaan. Banyak ibu yang memiliki peran ganda, baik sebagai pendidik dan pengatur rumah tangga juga sebagai pencari nafkah untuk membantu suami di tengah impitan kesulitan hidup. Belum lagi masalah eksploitasi, sampai pelecehan seksual banyak menimpa kaum hawa. Sungguh pekerjaan berat saat ini, menjaga nalar ibu untuk tetap waras dan normal.


Beberapa waktu lalu, tersebar berita pelecehan seksual terhadap seorang keluarga pasien di RSUP Hasan Sadikin Bandung. Pelaku adalah dokter residen yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Unpad berinisial PAP (31), yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Tidak lama setelah berita ini viral, terungkap kasus pelecehan oleh dokter kandungan berinisial MSF di Garut, Jawa Barat, diduga korban lebih dari satu orang. Kasus ini terungkap setelah ada laporan dari korban.


Tidak Ada Ruang Aman


Ruang aman bagi perempuan makin sempit. Area transportasi umum, tempat kerja menjadi tempat yang rawan terjadi pelecehan seksual. Atasan yang seharusnya bertanggung jawab atas keselamatan karyawan, malah menjadi pelaku bahkan sampai mengancam pemutusan kontrak kerja jika menolak.


Rumah sebagai tempat berlindung dan teraman bagi keluarga pun tak luput menjadi tempat yang rawan terjadinya pelecehan seksual. Orang tua yang seharusnya menjadi pelindung dan penjaga justru menjadi monster bagi anak-anaknya, seperti kasus hubungan sedarah yang banyak terjadi akhir-akhir ini.


Penyebab Perempuan Makin Tidak Aman


Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah membentuk lembaga yang mengurusi perempuan yaitu Komnas Perlindungan Perempuan serta pemerintah juga telah mengesahkan UU 12/2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU PKS).


Berbagai upaya apa pun yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan membuahkan hasil yang signifikan, selama yang diterapkan di negeri ini sistem kapitalis. Kapitalisme menyuburkan budaya permisif yang serba bebas di masyarakat, salah satunya adalah penyebaran konten pornografi yang begitu masif di tengah-tengah masyarakat. Mengerikan, sejak 2005, Indonesia masuk 10 besar negara pengakses situs porno di dunia. Kondisi ini terbukti menjadi pemicu perilaku seks bebas seperti perzinaan dan kekerasan seksual.


Budaya permisif menjadikan pergaulan bebas di antara pria dan wanita sebagai hal yang wajar. Tentu ini berpeluang terjadinya perzinaan dan tindakan kekerasan seksual pada perempuan dan anak. Saat ini, perempuan pun dijadikan komoditas ekonomi melalui kontes-kontes kecantikan, dunia model, dan sebagainya. Disadari atau tidak, inilah yang menyeret perempuan pada tindakan kekerasan seksual.


Para pelaku pun kerap hanya mendapatkan sanksi ringan, bahkan tidak sedikit kasusnya yang tidak tuntas. Hal ini menandakan bahwa penegakkan hukum gagal melindungi perempuan.


Islam Melindungi Perempuan 


Allah menciptakan perempuan sebagai makhluk yang indah, dengan akal dan fisik yang sempurna. Layaknya perhiasan yang indah maka perempuan harus dijaga, dirawat, dan dilindungi, tidak boleh disia-siakan apalagi dilecehkan. Islam begitu memuliakan perempuan. Oleh karena itu, Islam menurunkan seperangkat aturan agar wanita terlindungi. Ada tindakan preventif dan kuratif agar perempuan terhindar dari kejahatan seksual.


Pertama, Islam mewajibkan bagi laki-laki dan wanita untuk menutup aurat di kehidupan umum. Islam juga memerintahkan untuk menundukkan pandangan (QS.An-Nuur: 30-31). Pandangan terhadap aurat lawan jenis adalah haram dan bisa memicu gejolak syahwat pada manusia.


Islam juga memerintahkan pada para wanita untuk mengenakan jilbab (gamis) yaitu baju panjang yang lebar dan tidak menunjukkan lekukan tubuh (QS. Al-Ahzab: 59), serta khimar (kerudung ) yang terulur sampai dada (QS. An-Nuur: 31), saat ke luar rumah.


Kedua, Islam mengharamkan khalwat (berduaan pria dan wanita yang bukan mahram). Khalwat sering menjadi jalan terjadinya perzinaan dan kekerasan seksual. Nabi saw. bersabda, “Ingatlah, tidaklah seorang laki-laki itu berdua-duaan dengan wanita, kecuali yang ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad, At-Tirmizi, dan Al-Hakim)


Selain itu, Islam juga melarang ikhtilat yaitu bercampur baurnya laki-laki dan perempuan di tempat umum tanpa ada kepentingan, seperti konser, pesta pernikahan, tempat hiburan, dan lain-lain.


Ketiga, Islam mengharamkan eksploitasi terhadap perempuan, seperti kontes kecantikan, modeling, dan sebagainya. Islam juga melarang mempekerjakan perempuan dengan mengekploitasi kecantikan tubuhnya seperti sales promotion girl, pramugari, dan sebagainya.


Sementara itu, tindakan kuratif dilakukan dengan memberlakukan sanksi takzir bagi para pelaku kejahatan seksual. Qadi (hakim) bisa memberikan sanksi hukuman penjara atau hukuman cambuk atas pelaku sesuai kadar kejahatan yang dilakukan. Hukuman yang diberikan bisa berupa hukuman penjara, hukuman cambuk, bahkan hukuman mati jika dinilai sudah melampaui batas oleh pengadilan.


Khatimah


Di penghujung ceramahnya, Ustazah Rahma menyampaikan bahwa agar menjadi ibu bahagia di tengah berbagai permasalahan yang muncul saat ini, baik itu masalah anak, suami, ekonomi, dan sebagainya, maka ibu harus melipatgandakan kesabaran. Allah akan memberikan pahala yang besar bagi orang-orang yang sabar dalam menerima ujian dari Allah.


“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” ( HR. Al-Bukhari no.5642 dan Muslim no.2573)


Wallahualam bissawab. [Luth/MKC]

Bullying Terus Terjadi Apa Solusinya?

Bullying Terus Terjadi Apa Solusinya?




Hanya sistem Islam yang mampu memperbaiki sistem pendidikan

dan melindungi anak-anak generasi dari perilaku bullying


_______________________


Penulis Rismawati Aisyacheng

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Bullying adalah perilaku agresif atau kejam yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain. Dengan tujuan untuk mengintimidasi, merendahkan, atau menyakiti korban secara fisik, verbal, atau emosional. Adapun bullying dapat terjadi di berbagai tempat, seperti sekolah, tempat kerja, bahkan di media sosial seseorang. 


Mirisnya lagi, perilaku bullying dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mental dan fisik korban, seperti depresi atau stres, muncul kecemasan atau ketakutan yang berlebihan, juga penurunan harga diri. Walaupun begitu besar bahaya atau dampak yang di timbulkan dari perilaku bullying ini, tetap saja tak menyurutkan niat orang lain untuk tidak melakukan kejahatan bullying. 


Sebagaimana yang baru-baru ini terjadi di daerah Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, sebuah video pembullyan pada anak sekolah MTsN viral, diduga kejadian tersebut terjadi di RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Ibu Kota Kabupaten Bombana. Dalam rekaman tersebut, terlihat satu siswi yang di duga berasal dari sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Bombana, siswi itu terkapar di tanah dalam kondisi tak sadarkan diri.


Di duga anak tersebut telah di pukul oleh teman sebayanya. Adapun unggahan video tersebut di duga di rekam oleh seorang siswa bernama Alya yang katanya juga berasal dari MTsN 2 Bombana, kemudian di posting lewat akun facebook atas nama Nurhayati. Mirisnya, dalam video tersebut terlihat sekelompok siswi yang mengelilingi korban namun tak satu pun tindakan pencegahan dari pihak dewasa. (infobombana.id, 09-06-2025) 


Ketua DPRD Kabupaten Bombana Iskandar SP turut serta berkomentar keras terhadap kasus bullying tersebut. Beliau menyesalkan terjadinya kekerasan di dunia pendidikan. Terlebih para siswi berada di institusi yang mengusung nilai-nilai keagamaan seperti MTsN.  Beliau menekankan pentingnya tindakan yang cepat dari pihak sekolah dan pemerintah. Ia menyuarakan supaya semua pihak yang terlibat segera dipanggil dan diperiksa. Kemudian diberikan sanksi tegas demi menegakkan wibawa pendidikan dan melindungi korban. 


Sungguh miris, menyaksikan siswa-siswi hari ini yang memiliki mental penjahat, seperti suka membully teman-teman mereka sendiri padahal seharusnya teman itu merangkul bukan memukul atau membully secara fisik dan nonfisik. Oleh karena itu, dari fakta yang kita dapatkan hari ini banyak siswa sering terlibat kasus bullying menjadi bukti rusaknya sistem pendidikan karakter dan akidah anak saat ini.


Betapa tidak, pendidikan dikenal sebagai wadah yang harusnya mampu membentuk generasi muda menjadi pribadi yang baik budi pekertinya dan baik dalam berperilakunya. Namun, kini justru menjadi sebaliknya banyak yang terjebak dalam perilaku-perilaku buruk, suka membangkang kepada gurunya, orang tuanya, suka tawuran dengan sekolah lain bahkan sering melakukan bullying terhadap teman sekolah sendiri dengan alasan yang kadang menggelikan seperti membully teman karena cowok atau tidak mau kalah bersaing dalam style oleh teman yang ia bully.


Selain itu, kapitalisme juga menjadi pendukung rusaknya pendidikan karakter dan akidah pada generasi muda. Di mana, kapitalisme memisahkan agama dari kehidupan manusia yang akhirnya membuat anak-anak jauh dari pendidikan agama. Adapun pendidikan agama yang diselipkan dalam sistem pendidikan hari ini hanya mengajarkan seputar ilmu agama yang umum dan sebagian saja seperti salat, puasa, dan lainnya.


Ilmu-ilmu yang sedikit itu tidak mampu membentuk karakter anak menjadi baik. Apalagi kapitalisme justru mengajarkan tentang kebebasan berekspresi yang mana akhirnya terbentuk pemahaman mereka yang bebas. 


Berbeda halnya dalam sistem Islam yang menyediakan wadah pendidikan kafah atau menyeluruh. Selain itu, anak-anak bukan hanya diberi teori semata, tetapi betul-betul dididik dan dibentuk karakternya menjadi taat pada Allah. Mereka juga akan dipahamkan bahwa perilaku-perilaku buruk adalah perilaku yang dibenci oleh Allah serta jika dilakukan akan dapat balasan di dunia dan akhirat. 


Dalam sistem Islam, bukan hanya anak-anak yang akan dibentuk karakternya menjadi islami, tetapi para pendidik juga orang tua mereka sehingga mereka akan terus terkontrol dan terjaga dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah seperti bullying. Karena bullying adalah perbuatan buruk dan pelakunya akan dikenakan dosa di sisi Allah. 


Sebagai firman-Nya dalam surah Al-Ahzab ayat 58 yang artinya: “Dan sesungguhnya orang-orang yang menyakiti mukminin dan mukminat, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, sungguh, mereka telah menanggung kebohongan dan dosa yang nyata."


Dari ayat di atas, kita bisa melihat bahwa Allah telah memberi peringatan berdosalah bagi orang-orang yang menyakiti saudara seakidahnya tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat. Bullying kadang kala terjadi bukan karena ada kesalahan korban, tetapi memang kenakalan remaja masa kini telah terbentuk dalam kapitalisme yang memberi mereka kebebasan dalam berekspresi.


Oleh karena itu, untuk memperbaiki sistem pendidikan yang telah merusak watak sebagian generasi wajib hukumnya kita kembali pada hukum syariat Islam. Sebaik-baik hukum penentu dari setiap permasalahan umat masa kini hanya hukum syariat Islam yang dibuat oleh Sang Pencipta Alam Semesta dan seisinya.


Selain itu, hanya sistem Islam yang mampu memperbaiki sistem pendidikan dan melindungi generasi dari perilaku bullying. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]

Pengorbanan Tak Sekadar Kata

Pengorbanan Tak Sekadar Kata




Kisah Nabi Ismail mengajarkan bahwa kurban artinya “merelakan hal-hal yang bikin kamu jauh dari Allah."

Nabi Ismail menjadi teladan bagi kita bahwa ketaatannya tanpa tapi tanpa nanti.

______________________________ 


Penulis Siska Juliana 

Tim Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, REPORTASE - Saat ini, remaja dan media sosial menjadi hal yang tidak terpisahkan. Gadget seperti magnet yang selalu menempel di tangan mereka. Banyak kegiatan yang terabaikan akibat asyik bermain gadget. Kecanduan gadget menjadi hal yang sangat berbahaya. Salah satunya terjadi brain rot atau pembusukan otak. Wah, ngeri juga ya!


Lantas, apa itu brain rot? Seberapa bahayanya bagi remaja? Bagaimana agar remaja mau mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk melakukan kegiatan positif?


Untuk menjawab rasa penasaran itu, Komunitas Smart With Islam mengadakan kajian yang bertajuk “Pengorbanan Tak Sekadar Kata” pada Ahad, 15 Juni 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan pelajar dan mahasiswa area Kota Bandung, Jawa Barat. 


Para peserta antusias mengikuti acara ini dari awal hingga akhir. Adanya sesi tanya jawab dan silah ukhuwah bersama peserta menambah pemahaman para remaja muslimah yang menghadiri acara ini. 


Teh Annisa selaku pemateri mengungkapkan fakta perilaku remaja saat ini. Mulai dari rebahan berjam-jam sampai lupa salat, mager belajar padahal ujian mepet, ngikutin tren biar ngga FOMO, ngelawan ortu/guru yang ngingetin kebaikan, scroll medsos berjam-jam sampai lupa waktu. Hati-hati karena kebiasaan ini bisa menyebabkan brain rot


Brain rot (pembusukan potensi otak) adalah menurunnya kemampuan berpikir kritis dan kesehatan mental akibat paparan berlebihan terhadap konten digital yang berkualitas rendah, seperti video joget-joget dan konten unfaedah lainnya. 


Penyebab brain rot yaitu terlalu banyak mengonsumsi konten receh di media sosial, seperti menonton video pendek Tiktok, Shorts YouTube, Reels IG, dan FB secara berlebihan; bermain game online dalam waktu lama dan scroll medsos tanpa henti sehingga otak kewalahan oleh informasi yang tidak penting; pola pikir negatif, seperti stres dan pemikiran negatif lainnya.


Ia menyebutkan akibat brain rot yaitu bikin otak jadi malas untuk berpikir kritis dan fokus. Akhirnya sulit berkonsentrasi, mudah lupa, mudah tersinggung, dan kurangnya motivasi. Selain itu, malas melakukan kegiatan yang bermanfaat.


“Yuk mulai “korbanin” kebiasaan buruk yang bikin kita stuck!” kata Teh Annisa. 


Ia juga menjelaskan jika kurban bukan hanya tentang menyembelih hewan. Kurban dalam bahasa Arab berarti “qurban” yang artinya dekat. Jadi, kurban adalah proses mendekatkan diri kepada Allah lewat pengorbanan.


Kisah Nabi Ismail mengajarkan bahwa kurban artinya “merelakan hal-hal yang bikin kamu jauh dari Allah.” Nabi Ismail menjadi teladan bagi kita bahwa ketaatannya tanpa tapi tanpa nanti. Saat Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk menyembelih anaknya sendiri, Nabi Ismail berkata:


“Wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. In syaa Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 102)


Nggak ada debat, nggak ada drama, nggak ada alasan, yang ada cuma “taat” karena cinta tertinggi bukan buat diri sendiri, tetapi buat Allah Swt.,” tegasnya. 


Taat ala Nabi Ismail harus dilatih dari sekarang, taat itu soal konsistensi. Kalau bisa disiplin dalam hal kecil, maka akan lebih kuat dalam menghadapi ujian yang besar. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya bukan hanya untuk validasi semata, tetapi murni karena keimanan kita. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.,


“Barang siapa yang menaati aku, maka sungguh ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang durhaka kepadaku, maka sungguh ia telah durhaka kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)


“Taat itu nggak nunggu siap, tapi dijalani meskipun berat. Karena cinta yang sejati pada Allah, selalu butuh bukti, bukan cuma niat di hati,” kata Teh Annisa. 


Teh Annisa berkata, ”Kurban adalah bukti ketaatanmu. Jadilah pelaku kurban sejati, bukan karena kamu nyembelih sapi atau kambing, tapi karena kamu berani menyembelih kemalasan, hawa nafsu, dan dosa yang selama ini kamu pelihara diam-diam.”


“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.....” (QS. Al-Hajj: 37)


Ia mengungkapkan caranya agar bisa konsisten taat, yaitu:


Pertama, sisihkan waktu khusus untuk mengkaji Islam.


Kedua, amalkan setiap ilmu yang sudah didapatkan.


Ketiga, tebarkan ilmu yang kita pahami sebagai tanda cinta pada sesama.


Keempat, temukan circle positif yang mendukungmu dalam kebaikan,


“Yuk, sama-sama jadi remaja yang taat! Taat itu bukan beban, tapi sumber kebahagiaan,” ajaknya.


“Orang yang taat itu lebih keren daripada yang viral, karena mereka hidup dengan prinsip bukan sekadar ikut arus,” pungkasnya. 


Demikianlah cara agar remaja muslimah menyadari bahwa ketaatan dan pengorbanan di jalan Allah merupakan satu-satunya jalan untuk menuju keselamatan di dunia dan akhirat. Wallahualam bissawab.