Alt Title
Penggunaan Kata Baku dalam Naskah

Penggunaan Kata Baku dalam Naskah

 


Jadi, kalau menulis jika kita khawatir keliru apakah baku atau tidak kata yang dipilih solusinya buka KBBI

Sering dibuka, sering dipakai, lama-lama akan terbiasa mengenali mana yang seharusnya baku dan mana yang tidak baku

_________________________


Penulis Desi Titis Sukraeni, M.Pd. 

Mentor PUEBI AMK 


KUNTUMCAHAYA.com, SHARING KEPENULISAN - Bismillahirrahmanirrahim


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillah, malam ini masih diberi kesempatan untuk KulWa PUEBI kembali.


Selawat dan salam semoga tetap tercurahkan untuk junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarganya, sahabatnya, tabiit  tabiin dan orang-orang yang berjuang di jalan Islam hingga akhir zaman.


Baiklah, tema malam hari ini apa ya?


Kata Baku


Nah, tentu teman-teman penulis sudah tidak asing lagi. Mari berkenalan lebih dekat dengan Kata Baku yuk.


Pengertian Kata Baku


Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di dalam Bahasa Indonesia, yaitu sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)


Bahasa Baku


Sedangkan bahasa baku merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi. Bahasa baku biasanya menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).


Fungsi Ragam Baku 


1. Pemersatu

Pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa. Seseorang dapat dikatakan bansa Indonesia antara lain ditandai oleh kemampuannya dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.


2. Pemberi kekhasan

Pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.


3. Pembawa kewibawaan

Pemakaian bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.


4. Kerangka acuan

Bahasa baku menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya pakaian bahasa seseorang atau sekelompok orang. Kadang kata baku sering menjadi momok bagi para penulis.


Bagaimana kita membedakan atau mengenali kata baku? Mari kita pahami ciri-cirinya.


Ciri-Ciri Bahasa Baku:

1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah

2. Tidak dipengaruhi bahasa asing

3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan

4. Imbuhan secara eksplisit

5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat

6. Tidak rancu


Contoh:

1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah


Baku:

saya

ibu

dilihat


Tidak baku:

sayah

nyokap

dilihatin


Contoh:

2. Tidak dipengaruhi bahasa asing


Baku:

itu benar

banyak sarjana

kesempatan lain


Tidak baku:

itu adalah benar

banyak sarjana-sarjana 

lain kesempatan


Contoh:

3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan 


Baku:

dengan

memberi

tidak


Tidak baku:

sama

kasih

nggak


Contoh:

5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat 


Baku:

disebabkan oleh

lebih besar daripada


Tidak baku:

disebabkan karena

lebih besar dari


Contoh:

4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit 


Baku:

Ia bekerja keras.

Petinju itu menyerang lawannya.


Tidak baku:

Ia kerja keras.

Petinju itu serang lawannya.


Contoh:

6. Tidak rancu 


Baku:

mengesampingkan

berkali-kali 


Tidak baku:

mengenyampingkan

berulang kali


Kaidah standar bahasa  yang dimaksud adalah:

1. PUEBI

2. Tata bahasa baku

3. Kamus Umum


Jadi, kalau menulis jika kita khawatir keliru apakah baku atau tidak kata yang dipilih solusinya buka KBBI ya. Sering dibuka, sering dipakai, lama-lama akan terbiasa mengenali mana yang seharusnya baku dan mana yang tidak baku.


Nah, demikian materi Kata Baku yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat. [By]

Desa Wisata, Cara Pintas Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi?

Desa Wisata, Cara Pintas Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi?

 


Negara berkewajiban untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf perekonomian rakyat 

Bukan malah mengeksploitasi rakyatnya dengan dalih membangun rakyat yang mandiri

_________________________


Penulis Ummu Saibah

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Ekonomi kreatif digadang-gadang mampu memompa laju pertumbuhan perekonomian di negeri ini. Mengutamakan pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) terkait ide dan kreatifitasnya, ekonomi kreatif juga dipandang bisa menyediakan lapangan pekerjaan, mendorong persaingan bisnis sampai meningkatkan komoditas ekspor.


Oleh karena itu perkembangan ekonomi kreatif ini benar-benar diprioritaskan, salah satunya dari sektor pariwisata yaitu dengan dibentuknya desa wisata.


Hal ini disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang menargetkan pembentukan 6000 desa wisata selama tahun 2024, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.


Membentuk desa wisata dinilai tepat, karena Indonesia memiliki hampir 80 ribu desa dan 7500 diantaranya memiliki potensi wisata dan keberadaannya dianggap mampu memicu kreativitas penduduk desa untuk produktif sehingga tercipta lapangan kerja dan terbangun atmosfer persaingan bisnis.


Tidak hanya itu, terwujudnya 6000 desa wisata yang baru diharapkan menyamai keberhasilan 2 desa wisata yang dinilai terbaik di dunia yaitu desa wisata Nglanggeran di Yogyakarta dan desa wisata Penglipuran di Bali.


Keberadaan desa wisata ini juga diperkirakan akan menyumbang 4,4 juta lapangan pekerjaan (republika.co.id 18/2/2024).


Sistem kapitalisme, Mengekploitasi Rakyat


Negeri ini kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), tanah yang subur dengan iklim tropis, banyaknya kandungan migas dan non migas semisal batu bara, emas, biji nikel, uranium dan lain-lain, negeri ini juga memiliki garis pantai terpanjang dengan kekayaan laut yang melimpah ruah.


Belum lagi Sumbar Daya Manusia (SDM) yang lebih dari cukup, yang melahirkan para ahli di berbagai bidang dan memiliki orang-orang yang mempunyai kreativitas yang tinggi.


Dari semua kelebihan diatas, ironisnya negeri ini memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, tingkat pendidikan yang rendah, harga bahan pangan yang mahal, harga BBM melangit dan para ahli yang lebih memilih untuk hengkang keluar negeri karena merasa tidak dihargai di negeri sendiri.


Itulah buah penerapan sistem kapitalisme. Sistem yang lahir dari pemikiran manusia yang sudah nyata kerusakan dan kelemahannya.


Di dalam sistem ini negara tidak menguasai SDA sepenuhnya, alih-alih dikelola dan hasilnya dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat, dengan dalih kurangnya peralatan dan  tenaga ahli maka negara menggandeng pihak luar negeri (pengusaha/korporasi) sebagai investor untuk mengelola SDA milik masyarakat. Melalui kesepakatan kerja bersama. Walhasil bukan untung yang diraih tetapi buntung karena pada akhirnya SDA tersebut dikuasai oleh asing.


Maka satu-satunya alternatif untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi adalah dengan memanfaatkan SDM melalui program ekonomi kreatif. Memang terdengar menjanjikan, tetapi ini adalah salah satu bentuk eksploitasi negara terhadap rakyat.


Rakyat dipaksa untuk memeras otak, berpikir kreatif, mencari cara dan menghasilkan komoditas untuk menghidupkan dan meningkatkan perekonomian mereka sendiri. Padahal itu adalah tugas negara. Karena negara berkewajiban untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf perekonomian rakyat bukan malah mengeksploitasi rakyatnya dengan dalih membangun rakyat yang mandiri.


Pembangunan desa wisata walaupun dianggap bisa membawa kemajuan terhadap desa dan warganya, juga berimbas pada peningkatan perekonomian pada tingkat desa maupun nasional, tetapi sektor pariwisata memiliki lebih banyak resiko sosial dari keuntungan materi yang dihasilkan.


Pembangunan infrastruktur desa tetap akan berpotensi mengundang investor, yang pada akhirnya akan menjerat desa dan menjadikan penduduk lokal sebagai buruh. Belum lagi kerusakan alam yang timbul akibat pembangunan infrastruktur ataupun ulah para turis yang tidak bertanggung jawab, eksploitasi alam dan budaya, juga paham liberalisme yang akan membahayakan pola pikir dan mempengaruhi gaya hidup masyarakat.


Tentu hal ini akan sangat berbahaya terhadap tumbuh kembang generasi dan masa depan negeri ini.


Eksploitasi SDA dalam Pandangan Islam


Di dalam sistem Islam negara tidak akan mengeksploitasi rakyat, apalagi memposisikan mereka dalam mara bahaya tanpa perlindungan. Karena Allah Swt. telah membebankan kewajiban atas pemimpin dan negara untuk meriayah rakyatnya dengan menerapkan syariat Islam secara kafah.


Sehingga kebijakan-kebijakan negara akan diambil dan dilaksanakan sesuai dengan hukum-hukum Allah Swt.,  termasuk dalam mengelola SDA untuk memenuhi kebutuhan rakyat.


Berbeda dengan sistem kapitalisme dalam memandang kepemilikan, Islam membagi kepemilikan dalam tiga hal yaitu kepemilikan individu, kepemilikan negara dan kepemilikan umum (masyarakat).


Nabi Muhammad Saw bersabda, "Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api" (HR Abu Dawud, Ibnu Majah,Ahmad dan Al Baihaqi)


Menurut hadis Rasulullah saw. kepemilikan umum meliputi:

1. Sarana umum yang diperlukan oleh seluruh warga negara untuk keperluan sehari-hari seperti air, saluran irigasi, hutan, sumber energi, pembangkit listrik dan lain-lain.

2. Kekayaan yang asalnya terlarang bagi individu untuk memilikinya seperti jalan umum, laut, sungai, danau, teluk, selat, kanal, lapangan, masjid dan lain-lain.

3. Barang tambang (SDA) yang jumlahnya melimpah baik berbentuk padat, seperti emas dan besi, berbentuk cair seperti minyak bumi dan berbentuk gas seperti gas alam.


Islam memperbolehkan negara untuk mengelola SDA tersebut dan membuka akses untuk kaum muslimin dengan regulasi yang diatur oleh negara. 


Haram hukumnya memberikan pengelolaan kepemilikan umum ini kepada individu, swasta apalagi asing. Kerjasama boleh dilakukan tetapi dengan perjanjian yang tentunya tidak melanggar syariat Islam dan menguntungkan bagi rakyat.


Karena SDA merupakan kekayaan negeri, yang hasil pengelolaannya akan menjadi salah satu sumber pendapatan baitulmal. Pemimpin negara bisa berijtihad dalam rangka mendistribusikan harta tersebut kepada kaum muslimin untuk kemaslahatan rakyat.


Begitulah Allah Swt., juga mengatur kehidupan bernegara. Bagaimana cara negara meriayah rakyatnya sehingga terjamin  kesejahteraan dan perlindungan dari ancaman-ancaman bahaya pemikiran maupun fisik baik di dunia maupun di akhirat sudah diatur sedemikian rupa sehingga akan tercapai keseimbangan dalam kehidupan. Wallahualam bissawab. [GSM]

Tornado, Kebetulan ataukah Teguran

Tornado, Kebetulan ataukah Teguran

 


Setiap kali terjadi bencana alam yang menimpa manusia harusnya menjadikan kita berintrospeksi diri

Sebenarnya apakah manusia itu diuji ataukah manusia itu sedang ditegur oleh Allah Swt.?


______________________________


Penulis Tuti Sugiyanti S.Pd.I

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Dilansir dari bbc.com, Jumat (23/02/2024), pada Rabu sore, 21 Februari 2024 terjadi bencana yang sangat dahsyat. Angin tornado menerjang persawahan, permukiman, pertokoan hingga beberapa pabrik yang ada di sekitar Rancaekek. Tornado memorak-porandakan sehingga sebagian luluh lantah dengan dahsyatnya angin tersebut.


Lalu lintas macet total, pabrik juga langsung total berhenti berproduksi. Termasuk juga dengan pertokoan. Semua kalang kabut lari ke sana kemari untuk menyelamatkan diri dari terjangan angin tersebut. Ada rasa takut, merinding, menangis, campur aduk menjadi satu, membayangkan peristiwa tersebut seperti kiamat.


Dari kejadian ini, Badan Penanggulangan Bencana telah melaporkan sedikitnya ada 835 keluarga yang  terdampak, serta 33 jiwa mengalami luka-luka. Kemudian dari kerugian materi tentu sangatlah banyak.


Ini bisa dilihat dari kondisi bangunan ada yang roboh, beterbangannya atap bangunan, dan ada beberapa pabrik rusak parah. Yang menjadi pertanyaan, apakah tornado ini secara kebetulan karena bumi kita sudah tua ataukah ini merupakan teguran dari Yang Maha Pencipta?


Setiap kali terjadi bencana alam yang menimpa manusia harusnya menjadikan kita berintrospeksi diri. Sebenarnya apakah manusia itu diuji ataukah manusia itu sedang ditegur oleh Allah Swt.?


Kalau itu merupakan ujian berarti harus menghadapi dengan kesabaran dan keikhlasan serta lebih mendekatkan diri pada Allah Swt.. Sebaliknya bila bencana itu merupakan teguran dari Allah Swt., berarti harus lebih mendalam melakukan introspeksi diri, kira- kira kemaksiatan apa yang telah dilakukan oleh manusia, sehingga Allah Swt. memberi teguran berupa bencana semisal angin tornado skala kecil seperti kemarin yang terjadi.


Karena keberhasilan sistem kapitalisme sekularisme yang membuat manusia memisahkan agama dari kehidupan membuat kebanyakan manusia jauh dari Allah Swt.. Kebanyakan mereka saat ini lebih mengutamakan nafsu daripada akalnya yang dibimbing oleh wahyu Allah Swt..


Selain itu, melakukan penyimpangan-penyimpangan seperti, perzinaan, perilaku gay dan lesbian, melalaikan perintah salat, kezaliman-kezaliman yang sudah dianggap lumrah, dan banyaknya pelaku riba yang terang-terangan.


Ketika kemaksiatan sudah merajalela dan manusia sudah menganggap itu suatu hal yang wajar, maka Allah juga akan menyegerakan teguran yang maha dahsyat bahkan juga bisa disebut dengan azab yang disegerakan.


Bahkan pada zaman Kekhilafahan Umar bin Khattab ra. pernah terjadi gempa bumi. Khalifah Umar ra. segera mengucapkan pujian dan sanjungan kepada Allah Swt.. Saat itu bumi sedang berguncang keras, Khalifah Umar ra. lalu memukul bumi dengan cambuk sambil berkata, “Tenanglah engkau, bumi. Bukankah aku telah berlaku adil kepadamu.”


Seketika bumi pun berhenti berguncang. Demikianlah, ketakwaan Khalifah Umar ra. sebagai pemimpin sanggup menjadikan bumi “bersahabat” dengan manusia. Sebaliknya, dosa dan kemaksiatan yang terjadi hari ini, khususnya yang dilakukan oleh penguasa, bisa menyebabkan bumi terus berguncang. 


Dari kutipan sejarah di atas, lalu apa yang harus dilakukan agar terhindar dari teguran Allah Swt.? Agar terhindar dari teguran Allah Swt. berarti harus segera bertaubat dan menuju ampunan Allah.


Taubat harus dilakukan oleh segenap komponen bangsa. Khususnya para penguasa dan pejabat negara. Mereka harus segera bertaubat dari dosa dan maksiat. Juga ragam kezaliman. Kezaliman terbesar adalah saat manusia, terutama penguasa, tidak berhukum dengan hukum Allah Swt., sebagaimana firman-Nya:


 وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ


"Siapa saja yang tidak memerintah/berhukum dengan hukum yang telah Allah turunkan, mereka adalah para pelaku kezaliman." (TQS. Al-Maidah [5]: 5)


Oleh karena itu pula, taubat harus dibuktikan dengan kesediaan mereka untuk kembali dan mengamalkan syariat Islam dengan sempurna dan menyeluruh. Ini merupakan wujud dari ketakwaan secara hakiki. Ketika manusia manusia mau menjalankan syariat Allah Swt. dengan sempurna, maka Allah Swt. pun akan memberikan keberkahan baik di langit maupun di bumi.


Sebagaimana firman-Nya:


 وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


"Andai penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan membukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) sehingga Kami menyiksa mereka sebagai akibat dari apa yang mereka perbuat." (TQS. Al-Araf [7]: 96)

Wallahualam bissawab. [SJ]

UNRWA, Alat Penjajahan Terselubung Bagi Palestina

UNRWA, Alat Penjajahan Terselubung Bagi Palestina

 


Salah satu kelemahan umat Islam hari ini adalah lemah dalam kemampuan pembacaan kondisi politik yang benar

 Sehingga sikap terhadap aksi atau pergolakan politik mayoritas cenderung tertinggal dan keliru

_________________________


Penulis Syifa, S.E

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, ANALISIS - Seakan kita tidak pernah kehabisan topik pembicaraan ketika membahas Palestina. Mau diungkap dari sisi apapun kondisi saudara kita di sana selalu jadi bahan evaluasi dan ghirah perjuangan menuju perubahan yang sesungguhnya. Menjadi bahan evaluasi ketika mengetahui bahwa kondisi mereka diliputi ketegangan, kecemasan, dan ketakutan setiap saat. Tidak hanya serangan yang datang dari darat, tetapi juga udara. 


UNRWA


"Pertunjukan" semakin bertambah kuat seiring dengan sikap negeri muslim yang terkesan pasif dalam genosida ini. Akibatnya, AS dan sekutunya memanfaatkan hal tersebut dengan terus membuat formula penjajahan. Barangkali ini yang luput dari kita, yang mana berdirinya lembaga UNRWA di tepi Barat Gaza merupakan sebuah bentuk pengkhianatan dan pengokohan posisi Israel terhadap Palestina. UNRWA merupakan singkatan dari United Nation Relief and Work Agency for Palestine Refugees In the near East atau lembaga bantuan dan pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina di Timur Dekat. Lembaga ini didirikan sejak tahun 1949 untuk membantu muslim Palestina setelah pembentukan negara Israel. 


Kurang lebih sekitar 750.000 warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan tanah mereka dalam peristiwa yang mereka sebut Nakba atau "bencana". Lembaga ini mengklaim dirinya telah berkontribusi pada "kesejahteraan dan pembangunan manusia bagi tempat generasi pengungsi Palestina". Dalam kehadirannya lembaga ini mengelola pusat penting kehidupan masyarakat Gaza, seperti sekolah, layanan sosial, pusat kesehatan, dan distribusi bantuan makanan kepada 5,9 juta pengungsi Palestina di Gaza tepi Barat yang diduduki termasuk Yerusalem Timur, ditambah Lebanon, Suriah, dan Yordania. (BBC News Indonesia, 18/02/2024)


Sumber dana terbesar UNRWA berasal dari Amerika Serikat yang menyumbang US$343,9 juta pada tahun 2022. Adapun Jerman menjadi negara penyumbang terbesar kedua dengan kontribusi US$202,1 juta. Kedua negara ini menyumbang hampir setengah dari seluruh pendanaan UNRWA yang mencapai US$1,17 miliar. 


UNRWA mengelola tempat penampungan bagi para pengungsi dan mendistribusikan bantuan yang menjadi satu-satunya akses yang diizinkan masuk oleh Israel. Lebih dari itu, lembaga ini juga menyediakan infrastruktur dan fasilitas penting untuk kehidupan sehari-hari yang sangat kurang di Gaza akibat siklus kekerasan, pengepungan, dan pemiskinan yang tidak ada habisnya.  


UNRWA juga memiliki fasilitas kesehatan dan pendidikan di Gaza, termasuk pusat pelatihan guru dan hampir 300 sekolah dasar. Mereka juga memproduksi buku pelajaran untuk mendidik generasi muda Palestina. Di Gaza saja, badan ini memperkerjakan sekitar 13.000 orang. Sebagai lembaga PBB terbesar yang beroperasi di Gaza, UNRWA memiliki peran strategis yang amat penting dalam upaya kemanusiaan. 


Membaca Lebih Dalam Kehadiran UNRWA


Sejak Israel melancarkan serangan di Gaza, UNRWA adalah satu dari sedikit lembaga bantuan internasional yang masih bisa beroperasi di kawasan itu. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi ke selatan dan setidaknya 1,7 juta warga Palestina berlindung di fasilitas UNRWA. Kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, lebih dari 26.000 warga Palestina yang sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak telah terbunuh sejak Israel melancarkan serangan udara dan invasi darat sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober. Sebelumnya 500 truk masuk ke Gaza setiap hari dan sekarang jumlahnya berkurang menjadi sekitar 200 truk. PBB mengatakan, sebanyak dua juta orang membutuhkan bantuan makanan dan sedikitnya 142 staf tewas di Gaza. (Voa Indonesia, 19/02/2024)


Ini adalah lembaga terencana yang sengaja dibentuk oleh AS supaya mereka bisa tetap mendikte ketidakberdayaan Palestina sampai pada titik terendahnya. Titik terendah yang dimaksud adalah kondisi di tempat pengungsian. Apa yang bisa dilakukan lebih di tempat pengungsian? Tidak ada. Paling banter mereka hanya dapat istirahat dan menerima bantuan. Itu pun belum pasti mereka dapatkan.


Berdirinya lembaga ini adalah salah satu langkah strategis mengokohkan penjajahan atas Palestina oleh Israel dan Negara Eropa. Pengokohan penjajahan terhadap Palestina semakin kuat setelah kita mengetahui bahwa PBB dan Barat mengurus aspek penting warga Palestina seperti sekolah, layanan sosial, pusat kesehatan, dan distribusi makanan. Yang merupakan satu-satunya lembaga yang hanya boleh beroperasi atau yang diizinkan Israel di sana. Ini sangat jelas betapa kuatnya kelicikan strategi Israel dan AS terhadap Palestina di balik berdirinya UNRWA. Alih-alih menolong, yang ada justru sebaliknya.


Akibatnya, karena ini semua dari penjajah, maka bukan tidak mungkin jika di balik pengurusan aspek penting di atas seperti dalam aspek pendidikan, AS dan sekutunya mengganti materi pelajaran di sekolah, lebih khusus pelajaran akidah Islam menjadi akidah versi mereka yaitu akidah sekuler. Dari aspek kesehatan, bukan tidak mungkin mereka campurkan obat-obatan berbahaya yang itu berakibat fatal pada kekuatan fisik, mental, dan daya pikir warga Palestina. 


Semua ini semakin diperjelas ketika UNRWA dibentuk dengan beranggotakan orang-orang yang ada di dalam PBB. Yang mana PBB mengklaim dirinya sebagai lembaga peduli kemanusiaan. Nyatanya jauh panggang dari api. Kehadiran UNRWA di tengah genosida Israel terhadap Palestina bukannya menjadi solusi atas krisis kemanusiaan, tapi justru semakin menunjukkan ada atau tidak adanya UNRWA keadaan pengungsi Palestina sama saja. 


Bahkan makin tercekik saat dana UNRWA ditangguhkan oleh 10 negara pendonor besar di dalam UNRWA. Kondisi tercekik setelah penangguhan ini juga diakui oleh Komisaris Jenderal dan Direktur Komunikasi UNRWA, Philippe Lazzarinis dan Juliette Touma. Keduanya mengatakan, "akibat bantuan ke Gaza ditangguhkan, kelaparan makin mendekat dan ribuan nyawa melayang setiap saat. Sedang jutaan pengungsi Palestina menggantungkan hidup dari bantuan UNRWA."


Jadi sebenarnya UNRWA tidak berdaya. UNRWA hanyalah alat pemancing apresiasi busuk para kapitalis negara penjajah yang berusaha mencitrakan dirinya baik di hadapan dunia. Seolah-olah mereka membantu, padahal sejatinya mereka musuh yang sesungguhnya yakni musuh bagi negeri-negeri muslim terutama Palestina. Inilah sebenarnya posisi mereka yang seakan hadir sebagai super hero. Namun sejatinya merekalah predator yang sesungguhnya. Terkait hal ini tidak semua kalangan menyadarinya. Mengapa? Karena kita tahu salah satu kelemahan umat Islam hari ini adalah lemah dalam kemampuan pembacaan kondisi politik yang benar. Sehingga sikap terhadap aksi atau pergolakan politik mayoritas cenderung tertinggal dan keliru. 


Kebutuhan Mendesak Akan Penerapan Islam 


Kita tidak butuh belas kasihan dari kafir Barat yang merupakan musuh asli kaum muslimin. Musuh secara politik, ekonomi, lebih-lebih secara akidah. Alasan secara akidah sudah cukup menjadikan kita untuk menutup rapat ketergantungan pada mereka. Apalagi muslim Palestina tidak butuh kehadiran UNRWA. Yang mereka butuhkan adalah sosok pemimpin handal seperti Salahuddin Al Ayyubi, Muhammad Al Fatih, Sultan Abdul Hamid, lengkap dengan berdirinya institusi politik yang menerapkan Islam secara kafah.


Ya, penerapan Islam secara kafah yang akan menghapus berbagai upaya intervensi, pengokohan, dan permainan penjajah atas Palestina. Kita ambil contoh bagaimana Sultan Abdul Hamid II mendeteksi dengan sigap akan usaha Inggris ketika ingin mengintervensi jalur kereta dari Hijaz yang akan dimulai di Istanbul melalui Suriah modern, Palestina dan sebagian gurun Arab dan berakhir di Mekkah. Inggris baru berencana belum sampai aksi nyata. Namun aroma busuk kelicikannya sudah tercium dan segera dihentikannya. Artinya, jangankan mengizinkan lembaga seperti UNRWA ini berdiri lalu diberi wewenang mengelola, mengurus, dan sebagainya, baru diintervensi saja sudah pasang badan dan tuntas mencegah hal itu terjadi. 


Ini adalah secuil contoh perlindungan pemimpin dalam melayani masyarakat atau umat. Tidak hanya umat yang ada di Palestina, tapi juga berlaku untuk seluruh umat di dunia. Tidak kah kita sadari akan kewajiban serta kebutuhan atas tajul furudh ini? Dan tidak kah kita bisa meresapi firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 120 yang artinya, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Wallahualam bissawab. [GSM]

Menyoal Target Eliminasi TBC di Tahun 2030

Menyoal Target Eliminasi TBC di Tahun 2030

 


Persoalan TBC bukan sekadar masalah kekebalan tubuh masyarakat, melainkan persoalan sistemik

Untuk itu harus dicari akar penyebab utama dan mendasar yang menyebabkan merebaknya penularan

_________________________


Penulis Reni Rosmawati

Kontributor Media Kuntum Cahaya 

 

KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kasus TBC (Tuberculosis) masih menjadi ancaman serius di tanah air. Bahkan, Indonesia pun menduduki peringkat kedua sebagai negeri dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Dokter Spesialis Paru, Erlin Burhan pada acara pengangkatannya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Erlin pun mengungkapkan penyakit TBC ini sangat berbahaya. Kuman TB bisa menyebar ke berbagai organ dan menyebabkan disabilitas. Bahkan setiap jam ada 16 orang meninggal dunia akibat penyakit ini. (Liputan6.com, 17/2/2024)


Indonesia sendiri menargetkan di tahun 2030 TBC dapat tereliminasi. Pada tahun itu ditargetkan terjadi penurunan angka kematian akibat TBC sebesar 90%, sementara kasus baru TBC, harus diturunkan hingga 80%.


Salah satu upaya untuk mencapai target tersebut adalah vaksinasi yang juga sejalan dengan program global organisasi kesehatan dunia (WHO). Melalui program End TB Strategi, WHO menetapkan target eliminasi TBC. Di antara pilar strategi tersebut adalah vaksinasi. Vaksinasi ini bertujuan untuk memperkuat kekebalan kelompok (herd immunity). (Kompas.id, 24/3/2023)


Persoalan Sistemik 


Sebenarnya, persoalan TBC bukan hanya sekadar masalah kekebalan tubuh masyarakat, melainkan persoalan sistemik. Karena itu, untuk mengatasinya tidak cukup jika hanya dengan memberikan vaksinasi. Tetapi harus dicari akar penyebab utama dan mendasar yang memengaruhi juga menyebabkan merebaknya penularan kasus TBC.


Dalam hal ini, jika digali ada beberapa faktor yang menyebabkan terus mewabahnya kasus TBC. Di antaranya faktor kemiskinan ekstrem. Sudah menjadi mafhum bersama, bahwa kemiskinan ekstrem telah berdampak pada segala hal seperti; banyaknya rumah yang tidak sehat, gizi buruk, higiene dan sanitasi minim, dan lain sebagainya. Sehingga menyebabkan penularan TBC mudah terjadi. 


Sebagaimana diketahui, TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang mudah ditularkan melalui bersin, batuk, dan berbicara dengan penderita. Kuman TBC juga hanya bisa bertahan beberapa jam di udara dan di ruangan minim cahaya matahari dan ventilasi udara yang kurang. Sementara saat ini ada 8 dari 100 rumah tangga yang hidup di lingkungan kumuh dengan sanitasi yang buruk. Hal ini berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik). (Kompas.com, 20/2/2024)


Di sisi lain juga disebabkan oleh tata ruang dan kota yang buruk, polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor juga kegiatan industri, dan lain sebagainya. Sehingga berdampak pada mudahnya penularan TBC. Polusi udara pun dikategorikan oleh WHO sebagai kondisi darurat kesehatan dunia. (Mediaindonesia.com, 30/8/2023)


Sistem Demokrasi Kapitalisme Penyebab Utama


Sejatinya penyebab utama maraknya penularan TBC di negeri ini adalah penerapan sistem demokrasi-kapitalisme. Sistem demokrasi-kapitalisme tidak pernah mampu memberikan solusi solutif bagi manusia, alam semesta, dan kehidupan. Hal ini terbukti dari sejak awal penyakit TB muncul dan meningkat di tahun 1985 hingga hari ini, belum ada satupun solusi yang dikeluarkan sistem demokrasi kapitalisme yang mampu mengatasi penyakit TB sampai tuntas. Bahkan sekelas organisasi kesehatan dunia (WHO) pun demikian, tidak mampu menyolusikan masalah TBC sampai tuntas.


Penerapan sistem demokrasi kapitalisme telah menyebabkan kemiskinan ekstrem yang akhirnya berdampak pada mudahnya penyebaran penyakit TBC.


Sistem demokrasi kapitalisme tidak menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok dan vital masyarakat berupa pangan, sandang, papan, kesehatan, keamanan, dan pendidikan. Itu disebabkan sistem ini meniscayakan seluruh kebutuhan vital masyarakat dikapitalisasi melalui kebijakan negara. Sehingga tidak semua rakyat bisa mengaksesnya. Terlebih bagi keluarga miskin, amat sulit untuk memenuhi gizi keluarganya. Padahal makanan dan gizi yang baik dapat membentuk kekebalan tubuh secara alami.


Selain itu, meskipun saat ini obat-obatan anti TBC dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat, baik di Puskesmas ataupun rumah sakit, namun realitanya masyarakat tidak mudah dalam mencapai tempat layanan kesehatan tersebut, sebab masih harus berkutat dengan administrasi yang berbelit. 


Bahkan, adanya sistem BPJS pun nyatanya belum mampu memberikan kualitas pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Terlebih layanan kesehatan BPJS juga tak luput dari bayang-bayang komersialisasi. 


Penerapan sistem demokrasi kapitalisme pun telah menciptakan lingkungan yang kotor dan banyak polusi udara. Itung-itungan materi dalam sistem sistem demokrasi kapitalisme, telah memberikan kebebasan kepada para korporat dalam berinvestasi dan mendirikan pabrik-pabrik industri raksasa di negeri ini tanpa memerhatikan amdal (analisis dampak lingkungan). Sehingga udara menjadi tidak sehat, meracuni rakyat, dan merusak lingkungan. 


Islam Solusi Tuntas Enyahkan Penyakit TBC


Sebagai agama paripurna, Islam memiliki asas yang kokoh. Di mana terpancar darinya seperangkat aturan mengenai alam semesta, manusia, dan kehidupan. 


Paradigma konsep kesehatan dalam Islam bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit, hingga tidak ada kematian. Sebab, Islam mewajibkan negara untuk  menjamin kesejahteraan rakyat termasuk jaminan kesehatan bagi rakyatnya. 


Rasulullah saw. bersabda: “Imam (pemimpin) adalah penggembala. Ia akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang digembalakannya.” (HR. Bukhari)


Dalam mengatasi penyakit TBC, negara yang berasaskan Islam akan mengupayakan secara serius pencegahan dan eliminasi TBC secara komprehensif dan efektif.  Penanggulangan penyakit TBC akan dilakukan dengan upaya preventif (mencegah), dan kuratif (mengobati). 


Upaya preventif akan dilakukan dengan cara memberantas kemiskinan melalui penerapan sistem ekonomi Islam; menyediakan rumah yang sehat dan layak huni bagi rakyat yang didukung oleh sanitasi yang baik; memastikan setiap keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan bergizi bagi masing-masing anggota keluarganya; mengerahkan seluruh lembaga riset dan obat-obatan anti virus dan anti bakteri yang teruji klinis; serta mengedukasi masyarakat terkait pola hidup sehat juga bahaya berbagai penyakit dan upaya mencegahnya.


Selain itu, negara juga akan membangun sistem pengobatan terbaik lagi gratis bagi seluruh warga negaranya. Setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan berkualitas tanpa memandang latar belakangnya. Pembiayaannya diambil dari kas baitulmal.

 

Sementara upaya kuratif akan ditempuh dengan cara mengobati setiap orang yang menderita TBC sampai sembuh total. Terlebih jika pengidap penyakit adalah kepala keluarga yang menanggung nafkah, maka negara Islam akan memberikan bantuan kepada keluarga korban penyakit sampai ia sembuh. Sebab tentunya ketika seorang kepala keluarga sakit akan berdampak pada hilangnya produktivitas dalam mencari ekonomi. 


Semua ini tercatat dalam sejarah selama 13 abad Islam diterapkan sebagai sistem kehidupan, seluruh masalah yang terjadi dapat diatasi sampai tuntas. Termasuk penyakit mematikan. Hal demikian pun tentunya dapat terjadi hari ini jika Islam diterapkan kembali dalam seluruh aspek kehidupan. 


Semoga penjelasan di atas dapat menumbuhkan kerinduan kita akan diterapkannya kembali sistem Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Karena sungguh hanya sistem Islamlah satu-satunya yang mampu mengatasi seluruh masalah kehidupan kita sampai tuntas. Wallahualam bissawab. [By]

Jangan Buang Bayi Sembarangan!

Jangan Buang Bayi Sembarangan!

 


Akan ada banyak bayi yang menjadi korban berikutnya

Para pelaku zina yang makin merajalela. Mereka tidak takut dosa, sedangkan hukum yang diterapkan tidak memberikan efek jera


_____________________


Penulis Ummu Zhafira

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA, OPINI - Masyarakat sekuler memang sakit. Mereka tak hanya memiliki habit buang sampah sembarangan tapi akhir-akhir ini mereka punya hobi baru. Membuang bayi di sembarang tempat. Sebuah ironi berbalut maksiat. Tetapi inilah realitas sosial masyarakat hari ini. Ketika kebebasan berperilaku diagungkan, maka kehinaan bagi mereka bahkan melebihi binatang. Nauzubillah


Belum lama ini temuan bayi kembali menggegerkan warga Bekasi. Pada Rabu (7/2) lalu, tepatnya di Kavling Serut RT 07 RW 08 Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi bayi malang itu ditemukan. Seorang petugas marbot menemukannya dalam keadaan menangis di kardus di Masjid At-Taqwa dengan selembar surat yang meminta tolong agar bayi diterima dan dirawat. (News.detik.com, 08/02/2024)


Januari lalu, sosok mayat bayi malang ditemukan tersangkut bebatuan. Persisnya, kasus itu di aliran Kali Cilemahabang di bawah jembatan Jalan Cendana Raya Kawasan Delta Silicon 3, Desa Cicau, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi. Bayi dengan jenis kelamin laki-laki tersebut sudah dalam keadaan membusuk disertai kondisi tali plasenta yang masih menempel di bagian perut. (Beritacikarang.com, 18/01/2024)


Dilansir dari Kompas.com (30/05/2023), Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Kabupaten Bekasi Fahrul menjelaskan sepanjang tahun 2023 setidaknya ada 10 kasus pembuangan bayi yang terjadi di wilayahnya. Kasus-kasus tersebut ditemukan mulai di toilet perusahaan hingga swalayan. Sebagian lainnya ditemukan di kontrakan juga di Pintu 7 Kawasan Industri Jababeka. 


Tak jarang, bayi-bayi tidak berdosa itu ditemukan di bak sampah dalam keadaan hidup maupun meninggal. Seperti kasus di Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Juli tahun lalu. Bayi laki-laki ditemukan terbungkus plastik hitam di tempat sampah warga dalam keadaan menangis (Beritasatu.com, 03/06/2023). Mundur sebentar di penghujung tahun 2022, Sosok jasad bayi laki-laki berusia 1 hari mengalami nasib serupa. Bayi tak bernyawa itu ditemukan di dalam kendaraan bak sampah di Jalan Kobak RT 004 RW 003 Kelurahan Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi (Kompas.com, 13/12/2022)


Kenyatannya, kasus pembuangan bayi tidak hanya terjadi di Bekasi tapi terjadi di beberapa wilayah lain. Misalnya, di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Sosok bayi laki-laki masih hidup ditemukan dalam kondisi dikerumuni semut di dalam bungkus sarung di semak-semak (Detik.com, 21/02/2024). Di Serang pun sama, seorang warga di Desa Cigelam, Kecamatan Ciruas menemukan bayi di pinggir jalan saat hendak mencari belut (Radarbanten.co.id, 05/02/2023).


Sungguh, ini bencana bagi kehidupan sosial masyarakat. Bagaimana bisa bayi-bayi tak berdosa itu harus menanggung penderitaan di usianya yang baru hitungan hari. Mereka harus menanggung penderitaan akibat maksiat dari kedua orang tuanya yang tak bertanggung jawab. 


Fenomena ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Akan ada banyak bayi yang menjadi korban berikutnya. Hal ini dikarenakan para pelaku zina yang makin merajalela. Mereka ini tidak takut dosa sedangkan hukum yang diterapkan tidak memberikan efek jera. 


Sekularisme memang betul-betul telah mengakar pada kehidupan masyarakat modern. Gaya hidup liberal pada ranah pergaulan menjadikan mereka kehilangan rasa malu. Kehidupan publik yang bercampur baur, berdua-duaan menjadi hal lumrah bahkan perzinaan dipertontonkan. Nauzubillah.


Negara seperti berlepas tangan. Mereka tak mampu merumuskan akar persoalan atas maraknya kasus pembuangan bayi. Alih-alih mencoba untuk memberikan solusi yang tepat, mereka justru mengambil jalan pintas sebagai dalih penanganan kasus. Misalnya, menempatkan bayi-bayi malang yang masih hidup di panti asuhan dan memberikan hak kepada warga yang memenuhi syarat untuk mengadopsi. 


Sedangkan dalam persoalan pergaulan bebas, negara hanya sebatas melakukan edukasi mengenai seks. Oleh sebagian pihak hal ini bukan solusi. Sebenarnya persoalan seks bebas ini marak karena rendahnya kualitas keimanan para pelaku. Ditambah lagi dengan sistem kehidupan sekuler yang tak mengatur kehidupan sosial masyarakat dengan aturan agama.


Semakin rumit dengan penerapan hukum yang sekuler. Hukum seperti ini membuat para pelaku tak jera meski mereka telah melakukan perbuatan dosa yang amat keji. Sedangkan masyarakat lainnya tidak perlu takut untuk melakukan kemaksiatan serupa karena memang konsekuensi hukumnya tak ada efek pencegah. Maka, bertambah-tambah teruslah kasus yang sama. 


Ini berbeda dengan Islam. Dalam Islam jelas bahwa seluruh aspek kehidupan umat manusia harus diatur dengan syariat Allah. Begitu pun dalam ranah pergaulan kehidupan sosial. Islam memiliki seperangkat aturan pada sistem pergaulannya. Di dalam sistem ini diatur kehidupan publik dengan memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada lagi bercampur baur dan berdua-duaan antara lawan jenis yang jamak kita lihat pada akitivitas pacaran. Apalagi sampai pada aktivitas perzinaan. 


Negara juga akan memastikan kehidupan masyarakat selalu dalam suasa keimanan yang kuat. Setiap individu memahami hakikat hidup dan kewajiban terikat dengan hukum syariat. Ini menjadi benteng utama yang mencegah setiap masyarakat yang akan berbuat dosa. Padahal dosa berzina tak main-main. "Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tak menyucikan mereka serta tak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu orang tua yang berzina, raja yang berdusta (pembohong), dan orang miskin yang sombong." (HR. Muslim)


Begitu pun sistem sanksi hukum yang berlaku. Bagi pezina yang belum menikah (ghairu muhsan) maka ada hukum cambuk seratus kali, sedangkan bagi yang sudah menikah (muhsan) ada hukum rajam. Dengan hukum ini kemungkinan kecil masyarakat mengulangi atau mengikuti perbuatan keji yang ancamannya azab yang pedih. 


Sungguh, jangan biarkan masyarakat buang bayi sembarangan, tetapi buanglah sistem sekuler liberal dari ranah kehidupan. Kita jadikan Islam sebagai sistem alternatif terbaik yang akan menjadikan kehidupan kita terpelihara dari berbagai jalan kemaksiatan, melahirkan generasi-generasi terbaik yang hanya akan setia pada kebaikan dan kebenaran. [Dara]

Kemiskinan Ekstrem Melanda, Islam Solusinya

Kemiskinan Ekstrem Melanda, Islam Solusinya



Sistem ini menjadikan para kapital dapat menguasai sumber daya alam

Padahal sumber daya alam merupakan harta untuk menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur

______________________________


Penulis Siska Juliana 

Tim Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kemiskinan merupakan permasalahan klasik yang dihadapi negara. Di tengah kemajuan zaman, kemiskinan masih saja terjadi, bahkan jumlahnya semakin meningkat. 


Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menjelaskan bahwa dalam perhitungan masyarakat miskin ekstrem, Indonesia menggunakan rumus USD1,9 purchasing power parity (PPP) per hari. Padahal patokannya sebesar USD2,15 PPP per hari. 


Menurut perhitungan USD1,9 PPP jumlah masyarakat ekstrem sebanyak 5,8 juta jiwa yang harus dituntaskan di tahun 2024. Sedangkan dengan perhitungan USD2,15 PPP jumlah masyarakat miskin ekstrem mencapai 6,72 juta jiwa dan harus diturunkan 3,35 juta per tahun. (economy.okezone.com, 15/02/2024) 


Selain di dalam negeri, kemiskinan juga melanda berbagai negara di belahan dunia. Menurut data yang dikumpulkan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO), UNICEF dan Save the Children menyatakan bahwa setidaknya ada 1,4 milyar anak yang tidak memiliki akses perlindungan sosial apa pun. 


Menurut data UNICEF, terdapat 133 juta anak di seluruh dunia yang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Mereka memiliki pendapatan di bawah USD2,15 atau setara Rp33.565 per hari. (kumparan.com, 15/02/2024) 


Jika melihat data tersebut, menggambarkan bahwa kemiskinan merupakan permasalahan dunia. Hal ini pertanda bahwa ada persoalan sistemik yang dialami dunia. Problem tersebut tidak terlepas dari penerapan sistem kapitalisme sekuler saat ini. Sistem yang meniscayakan kebebasan ekonomi.


Sistem ini menjadikan para kapital dapat menguasai sumber daya alam. Padahal sumber daya alam merupakan harta untuk menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. 


Selain itu, sistem kapitalisme juga memberikan wewenang kepada para kapital untuk mengendalikan tersedianya lapangan kerja, kebutuhan pokok dan yang lainnya. Karena negara dalam sistem ini hanya berfungsi sebagai regulator. Maka timbul berbagai masalah kehidupan, dan menjadi bukti bahwa sistem kapitalisme gagal memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. 


Sangat berbeda dengan sistem Islam yang mewujudkan kesejahteraan bagi tiap individu. Yaitu dengan kewajiban bagi setiap laki-laki untuk memberi nafkah pada keluarganya. Sedangkan dalam lingkup masyarakat, adanya dorongan untuk memberi sedekah, infak, wakaf dan sebagainya untuk membantu orang yang kekurangan. 


Sistem Islam kafah menjalankan kekuasaannya sesuai dengan perintah Allah. Sebagaimana hadis Rasulullah saw.,


"Tidak ada seorang hamba yang dijadikan Allah mengatur rakyat, kemudian dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya (tidak menunaikan hak rakyatnya), kecuali Allah akan mengharamkan dia (langsung masuk) surga." (HR. Muslim)


Menurut Islam, tugas negara untuk mengentaskan kemiskinan antara lain: 


Pertama, menciptakan lapangan pekerjaan. Sektor lapangan kerja sangat terbuka luas seperti di bidang pertanian, peternakan, jasa, maupun industri. Alhasil, sektor ekonomi akan tumbuh dan masyarakat dapat langsung merasakannya. 


Kedua, menutup semua kecurangan yang dapat mematikan ekonomi. Seperti praktik riba, judi, penipuan dalam jual beli, dan penimbunan. Islam memberikan sanksi tegas bagi pelaku kecurangan. 


Ketiga, mengelola sumber daya alam secara mandiri. Sebagaimana syariat Islam telah mengatur bahwa haram menyerahkan penguasaan sumber daya alam kepada para kapital. Karena harta yang seharusnya untuk menjamin kesejahteraan rakyat, akan beralih ke kantong pribadi para kapitalis. 


Keempat, negara wajib menjamin secara langsung pemenuhan kebutuhan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Seluruh kebutuhan tersebut diberikan secara gratis kepada rakyat baik untuk muslim ataupun nonmuslim, kaya atau miskin. 


Dana yang digunakan bersumber dari pengelolaan sumber daya alam yang masuk dalam pos kepemilikan umum yaitu baitulmal. 


Seperti inilah mekanisme sistem Islam kafah menjamin kebutuhan masyarakatnya. Sehingga mampu mengangkat masyarakat dari jurang kemiskinan. Meskipun begitu bukan berarti dalam sistem Islam kafah tidak akan ada orang miskin. Namun dengan jaminan negara Islam, semiskin-miskinnya rakyat, mereka bisa mendapatkan jaminan kehidupan yang layak. 


Saatnya kembali pada sistem Islam kafah yang mampu membawa masyarakat pada kesejahteraan yang hakiki. Wallahualam bissawab. []

Jaminan Halal Tanggung Jawab Negara, Haram Dikomersialisasi

Jaminan Halal Tanggung Jawab Negara, Haram Dikomersialisasi

 


Mengonsumsi makanan haram akan berakibat buruk kepada kita

Doa tidak dikabulkan, tidak diterima amalnya selama 40 hari, makanan haram membawa ke neraka, dan berkurangnya keimanan di hati seseorang

______________________________


Penulis Dra. Hj. Ummi Salma

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Allah Swt. berfirman yang artinya, “Wahai manusia, makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)


Sudah sangat jelas Allah Swt. memerintahkan kepada manusia bahwa setiap apa yang kita makan, minum, atau yang kita pakai harus yang halal dan baik (thayyib). Hal ini membawa implikasi kepada keimanan kita untuk menaati segala perintah dan larangan Allah. Pihak yang menjamin masyarakat mengonsumsi makanan yang halal lagi baik adalah negara, pelaksana hukum syariat. Ini berdasarkan pandangan syariat Islam.


Berbeda dengan apa yang terjadi di dalam sistem sekuler kapitalis. Segala sesuatu dilihat berdasarkan sudut pandang manfaat. Keuntungan materi menjadi tujuan, sehingga tidak heran jika permasalahan hajat orang banyak pun menjadi sasaran komersialisasi. Salah satu program yang digulirkan pemerintah adalah pembuatan sertifikat halal bagi para penggiat usaha.


Muhammad Aqil Irham, Kepala Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama, menegaskan bahwa segala produk makanan dan minuman yang dijual di Indonesia harus memperoleh sertifikasi halal sebelum 17 Oktober 2024. (tirto.id, 02/02/2024)


Ia juga menekankan bahwa semua pedagang, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), harus mengurus sertifikasi halal. Jika tidak mematuhi persyaratan tersebut, mereka akan dikenai sanksi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal. Sanksi yang mungkin diberlakukan mencakup peringatan tertulis, denda administratif, dan bahkan penarikan produk dari peredaran.


Menurut peraturan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH), ada tiga kategori barang yang harus memiliki sertifikasi halal pada akhir periode pertama bulan Oktober ini.


Kategori-kategori tersebut mencakup produk makanan dan minuman, bahan baku, bahan tambahan pangan, serta bahan penolong untuk produk makanan dan minuman, dan produk hasil sembelihan beserta jasanya.


Pengurusan sertifikat halal ini berbiaya. Negara telah menyediakan satu juta layanan sertifikasi halal gratis sejak Januari 2023. Jumlah ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan keberadaan PKL yang jumlahnya kurang lebih 22 juta yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, sertifikasi ini biasanya berbatas waktu atau ada masa berlakunya, sehingga jika masa berlakunya habis, perlu sertifikasi ulang secara berkala.


Berbagai tanggapan muncul dari para pelaku usaha, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pelaku usaha yang bergerak di UKM ataupun UMKM. Mereka mengeluhkan dan memprediksi akan terjadi kerepotan dalam pengurusannya.


Mengingat pengurusan sertifikasi halal ini membutuhkan waktu panjang, sertifikat berbatas waktu, artinya jika sudah habis masa berlakunya harus diperpanjang, serta menggunakan sistem online. Hal lain yang dikhawatirkan mereka, prosesnya harus berbayar, kalaupun gratis, akan muncul calo-calo yang akan memanfaatkan situasi ini, tetap saja ujung-ujungnya berbayar.


Contoh lamanya pengurusan sertifikat halal ini pernah terjadi pada salah satu produk Ice Cream Mixue di Indonesia. Pengajuan sertifikat halal sudah diajukan sejak tahun 2021. Namun karena proses pengajuan yang panjang serta waktu itu ada kendala pandemi Covid-19, hingga Januari 2023 belum juga rampung.


Ini perusahaan besar yang cabangnya sudah di mana-mana. Bagaimana dengan pedagang kecil yang mangkal di pinggir jalan? Lagi-lagi kebijakan yang dikeluarkan dalam sistem kapitalisme akan berdampak kepada kesengsaraan dan kesulitan rakyat.


Oleh karena itu muncul pertanyaan, bagaimana seharusnya pengaturan masalah makanan, minuman, obat-obatan, bahan baku, ataupun penyediaan daging halal untuk masyarakat?


Negara adalah sebagai pengurus dan pelindung rakyat. Oleh karenanya, jaminan sertifikasi halal  menjadi salah satu bentuk layanan negara kepada rakyat. Apalagi kehalalan juga merupakan kewajiban agama yang telah ditetapkan di dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Namun dalam sistem kapitalisme, semua bisa dikomersialisasi.


Dalam hal ini, negara hanya berperan sebagai regulator atau fasilitator, yang seharusnya negara berperan sebagai pelayan masyarakat dalam memenuhi segala kebutuhannya. Selebihnya akan menjadi ajang bisnis dengan cara memeras rakyat, berlindung di bawah undang-undang.


Berbeda dengan sistem Islam. Sistem Islam menjadikan negara sebagai pengurus dan pelindung rakyat, termasuk juga dalam melindungi akidah/agama. Oleh karena itu, negara harus hadir dalam memberikan jaminan halal. Apalagi kehalalan produk berkaitan erat dengan kondisi manusia di dunia dan akhirat, baik secara jasmani maupun rohani. 


Kita harus memahami bahwa, “Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari)


Demikian juga dalam keterangan lain bahwa, “Sesungguhnya al Imam (khalifah) itu perisai, di mana orang-orang akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaannya).” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud)


Karena itu pula, sistem Islam akan mengupayakan regulasi pembuatan sertifikat halal dengan  mudah, cepat, bahkan, gratis. Untuk memberikan pelayanan makanan yang halal dan baik bagi seluruh rakyatnya tanpa kecuali, muslim atau nonmuslim.


Sistem Islam juga akan mengedukasi pedagang dan setiap individu rakyat agar sadar halal dan mewujudkan dengan penuh kesadaran. Rakyat akan diingatkan bahwa bagi seorang muslim makanan halal lagi baik, merupakan satu keniscayaan dan keharusan serta menjauhi keharaman suatu keutamaan agar selamat dunia akhirat.


Mengonsumsi makanan haram akan berakibat buruk kepada kita. Keburukan itu antara lain, doa tidak dikabulkan, tidak diterima amalnya selama 40 hari, makanan haram membawa ke neraka, dan berkurangnya keimanan di hati seseorang. Saatnya syariat Allah diterapkan dalam bingkai sistem Islam. Wallahualam bissawab.[SJ]

Kejahatan Merajalela Pertanda Hilangnya Rasa Aman

Kejahatan Merajalela Pertanda Hilangnya Rasa Aman

 



Faktor tekanan ekonomi dan pengaruh media sosial menjadi pemicu dominan, yang mendorong orang melakukan tindakan kejahatan

 Hukuman yang diberlakukan pun tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku dan tidak menjadi pencegah terhadap kejahatan

______________________________


Penulis Yani Ummu Qutuz

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi AMK 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Harga beras dan bahan pangan lainnya terus melangit, seolah terus berlomba tak mau kalah. Belum lagi kebiasaan menjelang bulan Ramadan dan hari Raya, yang ditandai dengan naiknya harga kebutuhan bahan pokok. Masyarakat semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup. Ini pula yang menjadi sebab banyaknya kasus kejahatan di sekitar kita, seperti: pencurian, penjambretan, dan lain sebagainya.


Dikutip dari halojabar.com, Minggu (18/02/2024) melalui rekaman video CCTV, terlihat aksi pencurian kotak amal masjid di Jalan Sirnagalih, Kecamatan Pasirlayung, Kota Bandung, pada Sabtu dini hari 17 Februari 2024, sekitar pukul 01.39 WIB.


Akun Instagram prfm menuliskan, pelaku berjumlah dua orang, dengan menggunakan sepeda motor. Pelaku berhenti di depan kotak amal yang ada di teras masjid. Kemudian salah satu pelaku turun dan berusaha mengambil kotak amal.


Namun awalnya tampak kesulitan karena ukuran kotak amalnya cukup besar. Ia pun menarik paksa kotak amal, hingga merusak salah satu bagian dari kotak tersebut. Akhirnya berhamburan uang keluar dari kotak amal.


Pelaku lain dengan sigap mengumpulkan uang yang berjatuhan dan memasukannya ke dalam jaket yang dipakainya. Pelaku langsung kabur dengan membawa hasil curiannya. Sampai berita ini dimuat, kepolisian belum menginformasikan terkait peristiwa ini. 


Banyak faktor pemicu terjadinya aksi kejahatan saat ini. Dengan berseliwerannya video aksi kejahatan yang viral di medsos, membentuk pandangan masyarakat banyak yang beranggapan bahwa melakukan kejahatan bukanlah aib dan bukan perbuatan yang memalukan.


Faktor tekanan ekonomi dan pengaruh media sosial menjadi pemicu dominan, yang mendorong orang melakukan tindakan kejahatan. Penegakan hukum sekuler kapitalis di negeri ini tidak bisa diandalkan sehingga orang cenderung menjadikan kekerasan sebagai jalan menyelesaikan masalah. Hukuman yang diberlakukan pun tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku dan tidak menjadi pencegah terhadap kejahatan. 


Dalam Islam, ada tiga unsur penting yang harus dibangun agar kejahatan bisa dihindari. Pertama, individu yang bertakwa yang senantiasa menjaga dirinya dari perbuatan dosa karena rasa takutnya kepada Allah. Inilah yang akan menjadi benteng bagi seseorang untuk tidak melakukan tindak kejahatan. 


Kedua, adanya kontrol masyarakat yang akan menguatkan ketakwaan individu. Aktivitas amar makruf nahi mungkar baik secara individu maupun kolektif akan mampu mencegah kemungkaran dan kejahatan di masyarakat.


Sebagaimana sabda Nabi saw., "Siapa saja yang menyaksikan kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan (kekuasaan)-nya. Jika tidak, dengan lisannya. Jika tidak, dengan hatinya. Hal demikian adalah selemah-lemahnya iman." (HR.Muslim)


Ketiga, peran negara yaitu dengan cara menegakan aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Merupakan kewajiban negara menjaga masyarakat dari kemungkinan berbuat dosa dan kejahatan.


Negara dalam Islam memiliki wewenang untuk memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku kejahatan. Hukum pidana Islam akan memberikan kemaslahatan di dunia dan akhirat. Fungsi hukum pidana Islam adalah sebagai jawabir dan zawajir.


Bersifat jawabir artinya penerapan hukum pidana Islam akan menjadi penebus dosa bagi pelaku di akhirat nanti. Bersifat zawajir karena akan memberikan efek jera bagi pelakunya, serta memberikan rasa takut bagi yang lain, sehingga mereka akan berpikir seribu kali untuk melakukannya.


Dengan sanksi pidana Islam, masyarakat akan terhindar dari tindakan kejahatan, kalaupun terjadi maka jumlahnya minim sekali. Keamanan dan rasa aman akan terwujud di masyarakat. Kebaikan dari pelaksanaan hukum pidana Islam ini akan dirasakan oleh seluruh masyarakat baik muslim maupun non-muslim. 


Namun fakta yang ada saat ini hukum Islam tidak lagi diterapkan, diganti dengan hukum buatan manusia. Hukum mudah dibeli dan dipermainkan oleh segelintir orang demi kepentingannya. Hukum berpihak pada para penguasa dan yang memiliki uang.


Inilah yang membuat kehidupan masyarakat selalu diliputi oleh kezaliman dan kejahatan, sehingga hilang ketenteraman dan rasa aman. Apakah kita akan terus bertahan dengan sistem buatan manusia ini? Wallahualam bissawab. [SJ]

Oke Gas!! Naiknya Harga Beras

Oke Gas!! Naiknya Harga Beras



Oke Gas! Harga beras tambah gas

Oke Gas! Maklumlah kalau masih terjajah belum bebas

Oke Gas! Tambah satu dan dua problem negara tak tuntas

Oke Gas! Oke Gas! Nggak usah ngegas kalau mindset urus negara masih culas

_________________________


Penulis Hanif Kristianto

Sastrawan Politik dan Analis Politik-Media 


KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Seandainya Jenderal Soeharto hidup di tengah rakyat Indonesia

Memori kakek dan nenek terpanggil mengoneksi masa lalu

Zaman Indonesia menjadi swasembada pangan

Acungan jempol dan rakyat riang gembira


Rasanya belum makan sesungguh kalau tak makan nasi

Beras pun harganya ngegas

Ramai-ramai protes di mana-mana

Sementara politisi berebut kuasa bukan untuk sesuap nasi


Ada yang sok bijak dengan berkata-kata

Rokok naik tak pernah protes dan demonstrasi

Hai, rokok itu bukan kebutuhan asasi

Sandang, pangan, dan papan itulah yang wajib dipenuhi


Oke Gas! Tambah lagi mikirin harga beras

Hukum ekonomi apa yang bisa menjelaskan dengan seksama dan sejelasnya

Jangan sampai beras jadi barang mahal jadi tak lagi berkelas

Kok jadi lupa cara swasembada dengan hadirkan komoditi terakses semua


Beras sempat jadi senjata jitu di masa pemilu

Kehadirannya untuk menarik suara rakyat kelas bawah

Atas nama bantuan sosial padahal yang dibutuhkan kesejahteraan sosial

Atas nama kemandirian pangan bukan demi cari aman


Kalaulah bukan permainan spekulan

Kalaulah negara hadir tanpa stuntman

Kalaulah bukan akal-akalan

Kalaulah negara ada fokus hadirkan kemakmuran


Urusan beras wajib ada solusi tuntas yang pas

Urusan beras wajib ada jaminan atas terpenuhinya individu rakyat

Urusan beras seyogyanya diurusi dari hulu sampai hilir biar puas

Urusan beras pastikan bebas dari kepentingan cari untung negara dari rakyatnya


Oke Gas! Harga beras tambah gas

Oke Gas! Maklumlah kalau masih terjajah belum bebas

Oke Gas! Tambah satu dan dua problem negara tak tuntas

Oke Gas! Oke Gas! Nggak usah ngegas kalau mindset urus negara masih culas [By]

Penipuan Marak Akibat Sistem yang Rusak

Penipuan Marak Akibat Sistem yang Rusak

 


Islam mampu menciptakan perlindungan bagi seluruh warga negaranya

Tidak ada ide kebebasan sebagaimana dalam kapitalisme. Mulai penguasa sampai rakyat diseru untuk menaati syariat

______________________________


Penulis Sujilah

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Modus penipuan properti telah merugikan banyak warga. Saat ini bisa dilakukan lewat online maupun offline. Sedikitnya 36 warga diduga telah menjadi korban penipuan yang berkedok penjualan rumah kavling di Rancatungku Kabupaten Bandung. Kerugian yang dialami ditaksir sebesar Rp2,1 miliar, dan sudah dilaporkan ke Polda Jawa Barat. (Republika.co.id, 6/02/2024)


Salah seorang korban mengaku tertarik membeli rumah kavling yang berukuran 21×25 meter persegi tersebut, yang saat itu dihargai Rp50 juta, dengan ketentuan membayar secara bertahap. Awalnya pembeli percaya, karena saat melakukan survei telah berdiri bangunan lainnya, dan pengembang menjanjikan pembangunan akan selesai tiga bulan ke depan.


Pembangunan rumah ternyata tak kunjung terlaksana. Sertifikat tanah yang diberikan pun ternyata palsu. Hal inilah yang membuat para korban tidak berdaya secara hukum. Selain mereka kesulitan untuk memperoleh kejelasan legalitas izin kepemilikan tanah dari pengembang, mereka juga harus kehilangan puluhan juta rupiah. 


Jika ditelaah lebih mendalam, maraknya kasus penipuan sejatinya disebabkan karena penerapan sistem kapitalisme sekuler. Kapitalisme yang meletakkan standar kebahagiaan pada materi, telah banyak membuat orang untuk berlomba mendapatkannya walaupun dengan jalan menipu.


Kapitalisme tidak mampu mewujudkan kesadaran kolektif di tengah masyarakat. Buktinya kasus penipuan terjadi hampir di banyak aspek, bukan hanya properti. Pelakunya pun beragam, laki-laki, perempuan, orang awam sampai terpelajar.


Sekularisme yang memisahkan agama dari pengaturan kehidupan, telah melahirkan kebiasaan bertindak tanpa mempertimbangkan halal haram, walaupun seorang muslim. Akibat sekularisme, pemahaman yang merebak di tengah umat adalah ide kebebasan, termasuk kebebasan kepemilikan dan kebebasan berbuat, cenderung mengikuti hawa nafsunya.


Sanksi yang ditetapkan bagi pelaku penipuan belum mampu memberi efek jera, sehingga kasus terus berulang. Inilah bukti kegagalan dan kerusakan sistem yang bersumber dari hasil pemikiran manusia, bukan berdasarkan wahyu.


Berbeda dengan Islam yang seluruh aturannya berasal dari Allah Swt.. Islam memandang penipuan adalah tindak kejahatan atau kriminal yang harus ditindak tegas sesuai syariat. Ancaman Rasulullah saw.:


Barang siapa yang menipu bukanlah dia dari golongan kami." (HR. Muslim)


Islam mampu menciptakan perlindungan bagi seluruh warga negaranya. Tidak ada ide kebebasan sebagaimana dalam kapitalisme. Mulai penguasa sampai rakyat diseru untuk menaati syariat.


Melalui kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam dan pembinaan di tengah masyarakat, maka akan terbentuk 3 hal:


Pertama, ketakwaan individu, menjadi alat kontrol yang sangat efektif. Karena orang bertakwa selalu merasa diawasi oleh Allah Swt..


Kedua, masyarakat yang kondusif memiliki peran besar dalam mewujudkan ketaatan yaitu melalui mekanisme amar makruf nahi mungkar yang akhirnya terwujud kontrol masyarakat. Setiap pelanggaran terhadap syariat akan diluruskan dengan kesadaran untuk saling mengingatkan satu dengan lainnya.


Ketiga, keberadaan negara sebagai pilar yang sangat penting dalam mewujudkan ketaatan, yaitu sebagai penyelenggara pelaksanaan hukum syariat secara teknis. Membuat berbagai ketentuan dan ketetapan berdasarkan Al-Qur'an dan Sunah, sekaligus menerapkan sistem sanksi yang akan memberikan efek jera bagi siapa pun yang melanggar syariat, sehingga kejahatan tidak meluas.


Kebijakan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana negara mampu mewujudkan kesejahteraan, untuk menutup pintu kejahatan. Sepanjang sejarah kejayaan Islam sungguh telah mengagumkan. Kesejahteraan tercapai, tindak kejahatan sangatlah minim.


Dalam Islam, perlindungan, keamanan dan pemenuhan hajat orang banyak seperti kebutuhan rumah, menjadi tanggung jawab penuh penguasa. Maka tidak akan diserahkan pada swasta (pengembang) yang berorientasi keuntungan, sebagaimana dalam kapitalisme. Rasulullah saw. bersabda,


"Imam adalah ra'in (pengurus) dan ia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya". (HR. Al-Bukhari)


Negara bisa saja menyediakan pembangunan rumah bagi warga yang membutuhkan, dengan harga terjangkau, bahkan bisa memberikan cuma-cuma bagi warga yang dipandang layak mendapatkan santunan.


Hanya dengan kembali kepada penerapan syariat Islam, dan mencampakkan sistem kapitalisme sekuler, maka kasus penipuan dapat diminimalisir. Kesejahteraan pun bisa terwujud. Wallahualam bissawab. [SJ]

Meniti Jalan Panjang Menuju Eliminasi TBC

Meniti Jalan Panjang Menuju Eliminasi TBC

 


Program ini memiliki tiga pilar utama yaitu kebijakan dan komitmen politik dalam sektor kesehatan, pelayanan dan pencegahan TB yang terintegrasi dan berpusat pada pasien, serta penelitian dan inovasi dalam menyikapi tantangan terkait TB

 Namun, benarkah Indonesia akan mampu mencapai target tersebut?


______________________________


Penulis apt. Siti Nur Fadillah, S.Farm.

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Masalah TBC yang Tak Kunjung Berhenti


Peringkat tinggi kembali diraih oleh Indonesia. Namun, bukan prestasi melainkan rapor merah untuk sektor kesehatan. Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) tertinggi. Sebanyak 1.060.000 kasus dengan 140.700 kematian per tahun, setara dengan 16 orang meninggal setiap jam.


Fakta ini tentu berlawanan dengan target eliminasi TB tahun 2030 dengan mengakhiri epidemi TB. Visi untuk mencapai kurang dari 1 kasus per 1 juta penduduk tahun 2050 pun mulai diragukan keberhasilannya.


Prof. Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), M.Sc, guru besar FKUI menyebutkan, untuk berhasil mencapai target tersebut Indonesia harus melakukan upaya eliminasi TB yang selaras dengan program End TB Strategy dari WHO.


Program ini memiliki tiga pilar utama yaitu kebijakan dan komitmen politik dalam sektor kesehatan, pelayanan dan pencegahan TB yang terintegrasi dan berpusat pada pasien, serta penelitian dan inovasi dalam menyikapi tantangan terkait TB. Namun, benarkah Indonesia akan mampu mencapai target tersebut?


Sistem Demokrasi Biang Masalah Ini


Melihat target dan upaya End TB Agenda, besar kemungkinan Indonesia tidak akan berhasil mencapainya. Sebab permasalahan utama Indonesia belum hilang, yaitu demokrasi. Mengapa demokrasi menjadi permasalahan utama?


Secara substansi, demokrasi berarti kedaulatan rakyat. Di mana rakyat sepenuhnya berdaulat, berdaulat memilih pemimpin, berdaulat memilih aturan yang mereka inginkan. Bahkan ketika Islam mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya yang berdaulat, demokrasi justru merampasnya dan menyerahkan kedaulatan kepada manusia.


Namun, aturan buatan manusia ini tentu tidak sempurna dan cenderung ingin menguntungkan sang pembuat. Maka tak heran, aturan demokrasi hanya berpihak pada segelintir manusia dan menyengsarakan sebagian besar lainnya.


Seperti yang disebutkan Prof. Erlina, agar bisa mencapai target End TB, kebijakan dan komitmen politik dalam sektor kesehatan. Selayaknya rumah tangga yang memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sistem kesehatan juga memerlukan penyokong dana dan politik. Namun nyatanya, realita ekonomi di sistem demokrasi sama sekali tidak bisa diharapkan.


Mulai dari nihilnya aturan kepemilikan, akhirnya apa pun boleh dijadikan komoditas bisnis. Termasuk sumber daya alam seperti minyak bumi, gas alam, hutan, dan lain-lain yang seharusnya menjadi kepemilikan umum. Tak ayal, ketimpangan ekonomi antara pengusaha tambang dan rakyat biasa, bak langit dan bumi.


Sebagai contoh, parasit Amerika dalam wujud PT. Freeport Indonesia, yang telah mengeksploitasi tanah Papua selama 57 tahun. Sumber daya alam yang seharusnya dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat, malah dikuras habis-habisan oleh asing.


Pada tahun 2022, pendapatan Freeport dari operasi di Indonesia sebesar Rp126,39 triliun. Mirisnya, dana ini mustahil masuk seluruhnya ke anggaran negara, sebab saham Indonesia hanya 51%. Itu pun belum balik modal dari akuisisi saham yang menghabiskan dana Rp65 triliun.


Bayangkan jika seluruh dana tersebut tidak perlu terbuang sia-sia untuk mengenyangkan perut pengusaha, namun dimanfaatkan untuk membangun fasilitas kesehatan. Tentu rakyat bisa merasakan nikmatnya sehat tanpa harus banting tulang dari pagi hingga petang.


Setelah negara tidak mampu mewujudkan sistem ekonomi yang menyejahterakan rakyat, kini tanggung jawab kepengurusan rakyat dilempar seutuhnya kepada swasta. Swasta yang orientasi utamanya adalah keuntungan, tentu akan mengomersialkan apa pun tanpa segan. Termasuk kebutuhan dasar manusia seperti kesehatan.


Maka tak heran, paradigma siapa yang punya uang banyak akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik, sudah mengakar kuat di masyarakat. Sebab, masyarakat sama sekali tidak pernah merasakan pelayanan kesehatan terjangkau dengan pelayanan yang berkualitas.


Belum lagi rendahnya kesejahteraan para tenaga kesehatan. Menyebabkan profesionalitas mereka menurun dan bekerja setengah hati. Maka inilah semua masalah yang diakibatkan dari merampas kedaulatan Allah sebagai pembuat hukum. 


Solusi Mengakar dengan Islam


Sudah tidak diragukan lagi satu-satunya solusi menghilangkan jahatnya demokrasi adalah dengan mengembalikan kedaulatan Allah sebagai pembuat hukum. Membuang seluruh aturan buatan manusia dan menggantinya dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Penerapan Al-Qur'an dan hadis secara menyeluruh hanya dapat terlaksana dalam naungan sistem Islam kafah.


Perlu diperhatikan, sistem Islam kafah bukan berasal dari pemikiran seseorang, tetapi berasal dari wahyu Allah. Wajibnya sistem Islam kafah tertera jelas di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta kitab-kitab ulama besar terdahulu.


“Akan kembali Khilafah di atas jalan kenabian” (HR. Ahmad dari Hudzaifah ra.).


Sistem Islam kafah terbukti mampu menciptakan peradaban gemilang mulai dari zaman Rasulullah hingga awal abad ke-20. Mekanisme sistem Islam kafah mengatasi masalah kesehatan yaitu:


1. Mengembalikan aturan kepemilikan


Sejak awal Islam tegas mengatur kepemilikan menjadi tiga: individu, rakyat, dan negara. Sumber daya alam termasuk kepemilikan rakyat tidak boleh dikuasai swasta. Sehingga seluruh pendapatan sumber daya alam hanya boleh dimanfaatkan untuk rakyat.


2. Menyediakan fasilitas kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, tidak bergantung pada swasta


Dengan pendanaan yang memadai, seluruh fasilitas kesehatan dari hilir ke hulu akan terpenuhi. Negara tidak lagi bingung melempar tanggung jawab kepengurusan kepada swasta.


3. Menjamin kesejahteraan tenaga kesehatan, pendanaan untuk penelitian dan inovasi


Inshaa Allah dengan menerapkan mekanisme ini, sistem Islam kafah akan mampu mengatasi problematika umat secara efektif dan integral. Kita juga harus memahami bahwa sistem Islam kafah bukan hanya sekadar sistem pemerintahan, namun juga sebagai penjaga akidah, pelaksana syariat, penjaga negeri, darah, harta dan cita-cita kaum muslim, serta pengemban risalah Islam yang mulai ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Wallahualam bissawab. [SJ]

Menggantung Asa di Langit Istanbul (Bagian 14)

Menggantung Asa di Langit Istanbul (Bagian 14)

 


"Semoga, suatu saat nanti, negeri ini akan kembali ke pangkuan Islam," kata Yusuf, untuk menghapus kemarahan di wajah Umar

______________________________


Penulis Rumaisha

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, CERBUNG - "Masyaallah, benarkah ini Istanbul? Mimpikah?" teriak Umar sambil memukul-mukul pipinya, seakan tak percaya.


"Ini, nyata. Antum sampai di Istanbul," timpal Yusuf sambil tersenyum.


"Ya, Rabb ... puji syukur kepada-Mu, akhirnya aku bisa menginjakkan kaki di rumah nenek moyangku, rumah besar kaum muslimin."


Yusuf dan Umar sampai di Bandara Istanbul setelah menempuh perjalanan panjang. Mereka menumpang pesawat Emirates, dan transit dulu di Dubai sebelum melanjutkan ke Istanbul. Sebetulnya, mereka ingin berjalan-jalan di Dubai, yang katanya negeri terkaya, tapi sayang waktu tidak memungkinkan keluar bandara. 


"Hos geldiniz," tiba-tiba seseorang menyapa mereka dengan ramah.


"Hos bulduk," jawab Yusuf.


Umar yang memperhatikan percakapan mereka, terlihat kebingungan.


"Kamu ngomong apa dan siapa mereka?"


"Itu bahasa Turki, yang artinya selamat datang, dan aku jawab 'senang kita bertemu'. Panjang ceritanya, nanti aku ceritakan kalau sudah sampai," jawab Yusuf.


Orang itu membawa mereka menuju mobil yang sudah terparkir, dan mengantarkan mereka menuju penginapan. Walaupun masih bingung, tetapi Umar mengikuti Yusuf tanpa banyak tanya.


Menjelang magrib, akhirnya mereka tiba di tempat yang dituju. Keluar dari mobil beberapa orang yang berpakaian rapi sudah menunggu.


"Selamat datang di Grand Belish, tuan muda." Orang yang menggunakan jas memberi hormat kepada Yusuf.


Grand Belish Beach Resort dan Spa All Inclusive, hotel bintang lima yang terletak di Kusadasi. Hotel ini berada di tepi laut di pesisir Aregea. Sehingga bagi yang menginap bisa menyaksikan keindahan laut dari balkon. Sungguh memesona.


"Tesekkur ederim," jawab Yusuf singkat. Yusuf tidak menyangka penyambutan terhadap dirinya begitu luar biasa. Padahal, baru kali ini ia menginjakkan kaki lagi di negeri kelahirannya itu.


Jauh-jauh hari, sebelum Yusuf berangkat, ia sudah berkomunikasi dengan Ravza, bahwa ia akan berkunjung ke Istanbul, sekaligus ingin mengetahui aset-aset yang dimilikinya sebagai pewaris tunggal kakeknya. Tapi, ia tidak menyangka akan mendapatkan penyambutan seperti ini.


Umar seperti kerbau dicocok hidungnya, mengikuti kemana Yusuf pergi. Sejuta tanya menggelayut dalam hati.


"Mari, saya bawakan barang-barangnya. Tuan dan temannya bisa istirahat di kamar yang sudah disiapkan."


Sesampainya di kamar ...


"Ya, Rabb ... indah nian pemandangan dari sini. Memandang langsung ke laut, apalagi sore hari menjelang matahari terbenam. Bak kata mutiara, matahari terbenam hanyalah sedikit pemandangan dari jalan emas di surga." Kata-kata itu pernah ia baca, tapi entah di mana.


Yusuf yang melihat tingkah Umar, tersenyum sambil merebahkan badannya di atas tempat tidur. Perjalanan panjang terbayar dengan kedatangan di tempat ini.


"Boleh aku bertanya sesuatu. Sejak di bandara sampai di sini penyambutan terhadap kamu begitu luar biasa, siapa kamu sebenarnya?" tanya Umar penasaran.


Panjang ceritanya. Yusuf pun menceritakan kisah hidupnya dari mulai A sampai Z.


"Masyaallah, ternyata kamu asli Turki dan pewaris satu-satunya dari kakekmu. Terus, ibumu sekarang di mana?"


"Entahlah, aku juga belum menelusuri keberadaannya, yang pasti ada di sini."


"Kamu enggak punya gambaran atau info tentang ibumu, atau foto mungkin?"


"Entahlah, wajahnya pun aku lupa."


"Insyaallah, pasti kalian dipertemukan kembali. Berdoa semoga ibumu sehat-sehat saja." Umar memberi semangat dan membesarkan hati Yusuf.


"Aamiin."


"Ayo, kita makan malam, perutku sudah keroncongan," ajak Yusuf.


Umar lagi-lagi tercengang dengan penyediaan makanan yang sungguh mewah. 


"Suf, lihat di dinding, mengganggu selera makan aja. Kenapa sih, harus dipajang? Jelas-jelas dialah yang telah meruntuhkan kekhilafahan Islam," kata Umar.


"Oh, itu. Dia kan dikenal sebagai bapak pembaharu Turki. Sebelum aku masuk Islam, aku sama dengan pemahaman masyarakat Turki, bahwa dia yang telah membawa Turki menuju kehidupan sekuler, yang serba bebas dari kehidupan Islam yang dipandang sebagai fanatik. Hampir di setiap tempat umum atau rumah makan akan terlihat fotonya, mengalahkan presidennya saat ini," Yusuf menjelaskan.


"Ya, dialah, Mustafa Kemal Attaturk, dengan kekuatan diktatornya dan dibantu Inggris berhasil meruntuhkan kekhilafahan Islam dan membagi kesatuan umat menjadi 50 negeri-negeri kecil tanpa kekuatan. Mustafa Kemal mengusir Khalifah Abdul Majid keluar dari Istana dengan hanya membawa satu koper berisi beberapa lembar pakaian dan sedikit uang. Mustafa Kemal berhasil mewujudkan mimpi kaum kafir, yang menjadi senda gurau mereka sejak perang salib dan mendirikan negara kapitalis sekuler. Pada tanggal 3 Maret 1924, akhirnya kekhilafahan Islam terakhir di Istanbul berakhir. Sejak itu, umat Islam hidup dalam kubangan penderitaan dan kesengsaraan yang dirasakan sampat saat ini. Umat tidak lagi memiliki perisai, yang akan melindungi dari keganasan dan kepongahan kafir penjajah."


Kata-kata itu meluncur ringan dari mulut Umar, terlihat wajahnya menahan marah. Ia melirik ke kiri dan ke kanan, takut pembicaraannya didengar orang. Alhamdulillah, belum banyak orang yang datang untuk makan.


"Semoga, suatu saat nanti, negeri ini akan kembali ke pangkuan Islam," kata Yusuf, untuk menghapus kemarahan di wajah Umar.


"Insyaallah, fajar kemenangan Islam itu akan segera terbit. Khilafah yang merupakan janji Allah dan bisyarahnya Rasulullah akan segera terwujud, tidak lama lagi," ucap Umar dengan berapi-api. [SJ] 


Bersambung.

Skor PPH Indonesia Tinggi, Pemerintah Tebar Fakta Palsu di Tengah Ekonomi Rakyat yang Lesu

Skor PPH Indonesia Tinggi, Pemerintah Tebar Fakta Palsu di Tengah Ekonomi Rakyat yang Lesu

 


Pemerintah harus memastikan ketersediaan pangan dalam negeri dari para petani

Menghindari impor dengan memaksimalkan produksi dari dalam negeri 

______________________________


Penulis Fitri Andriani, S. S.

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pengamat Sosial


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sebuah pepatah lama mengatakan, "Ayam Mati di Lumbung Padi". Pepatah lama itu barulah terasa sekarang. Di mana suburnya Indonesia, ibarat kayu singkong dilempar ke tanah saja bisa hidup. Bahkan negeri ini pernah dijuluki negara agraris.


Petani pun bangga dengan profesinya dan hidup sejahtera. Namun, sekarang menjadi petani adalah musibah. Tidak heran, beras langka sehingga harganya mahal sekali. Disusul harga hasil pertanian lain ikut melangit. 


PPH atau Pola Pangan Harapan adalah suatu metode penghitungan jumlah dan komposisi ketersediaan pangan bagi masyarakat. Penghitungan ketersediaan pangan ini dijadikan pengalihan abainya tugas pemerintah dalam menyediakan bahan pangan berkualitas dan kuantitasnya merata. Tiba-tiba skor PPH dikatakan naik oleh Bapanas (Badan Pangan Nasional) yang menyatakan bahwa kenaikan PPH tahun 2023 adalah 94,1% dibanding tahun 2022 yang sudah ada di angka 92,9%. (Antara, 16/02/2024)


Faktanya sekarang beras di tahun 2023 hingga awal tahun 2024 ini mengalami kenaikan luar biasa, sekitar 20%. Harga beras mahal dan langka di pasaran. Pemerintah meminta kepada masyarakat untuk mengonsumsi beras Bulog. Namun beras itu sangat jauh dari kata layak untuk dikonsumsi.


Berasnya kusam, berkutu, dan keras jika sudah dimasak. Pemerintah juga menyarankan agar rakyat membeli beras premium yang diimpor dari Thailand atau Vietnam yang harganya lebih terjangkau. Solusi yang ditawarkan ini sangat menguntungkan bagi pengusaha, tetapi tidak bagi rakyatnya.


Beras impor menjadi harapan pemerintah untuk mengatasi kelangkaan beras lokal. Kelangkaan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yang diakibatkan badai El Nino yang panjang. Akibat beras lokal langka dan sangat mahal ini, para ibu menyikapi dengan membeli lauk yang murah. Ini berarti ketersediaan pangan yang bergizi dan seimbang masih jauh dari ideal.


Lalu kenapa laporan PPH tahun 2023 justru mengalami kenaikan 94,2%. Angka ajaib dari manakah hitungan itu didapat? Sementara fakta di lapangan, beras sangat mahal dan sulit didapat. Harga gula, sayuran, dan lain-lain ikut melambung. Ibarat mengirit uang belanja, ibu-ibu harus kencangkan ikat pinggang agar bisa terus hidup.


Sebenarnya, pertanian kita sedang ditelantarkan. Dari mulai pupuk mahal dan harus deposit sejumlah uang untuk bisa mendapatkannya. Kualitasnya juga sangat buruk. Pengadaan benih juga masih didominasi pemerintah dengan harga di atas rata-rata. 


Petani sudah semangat menanam, dengan modal yang tidak sedikit. Namun ketika masa panen sudah dekat, justru pemerintah impor barang serupa sehingga harga di pasaran sangat murah. Tidak sesuai dengan harga modal petani ketika menanam, memupuk dan menggaji para buruh pertanian.


Ketika panen melimpah, petani tidak ada akomodasi untuk mendistribusikan hasil panennya. Sebab keterbatasan mobilisasi mereka ke daerah lain. Para tengkulak yang memainkan harga. Petani hanya untung tipis saja, yang penting laku hasil bertaninya dan tidak keburu busuk. Sangat memprihatinkan. 


Seharusnya, pemerintah menyediakan benih yang berkualitas dan sesuai kebutuhan rakyat dengan harga yang ringan. Sebab kebutuhan pangan adalah kewajiban pemerintah untuk pengadaannya. Pupuk juga seharusnya suatu keharusan untuk diproduksi sendiri dalam negeri, bukan impor terus.


Sebab negeri kita adalah agraris. Ketersediaan pupuk sangat urgen, maka industri pupuk, baik yang alami maupun yang buatan, harusnya dikoordinir oleh pemerintah. Pasti akan menyerap tenaga kerja yang banyak. Harga pupuk juga bisa ditekan.


Teknologi pertanian di masa sekarang, saat cuaca mengalami perubahan yang sangat cepat dan juga ekstrem, harusnya menjadi pertimbangan bagi negara. Teknologi pertanian tidak selamanya mahal untuk mendapat yang canggih.


Dengan alat sederhana misal, plastik terpal untuk menampung tanah bertanam padi agar airnya tidak mudah mengalami porositas saat cuaca panas terik (misal musim El Nino) bisa menjadi andalan. Padi sistem tebang semi kembali yang usia panennya menjadi lebih cepat, yaitu 48 hari dibanding menanam kembali padi dari biji gabah yang memakan waktu sekitar 90 hari.


Kalau diperlukan, buat rumah kaca dengan bahan yang hemat untuk petani sayuran dengan sistem hidroponik. Tanaman aman dari hama, tidak harus menyiram setiap hari, dan bisa ditumpang sari dengan ikan. Bisa menambah ketersediaan pangan lebih bervariatif. 


Masalahnya bagaimana ilmu pertanian ini bisa sampai kepada petaninya? Harus ada tenaga ahli yang digaji pemerintah untuk membagi ilmunya hingga ke petani di daerah-daerah. Sekaligus mereka bisa menjadi petugas pengontrol kebutuhan petani apa aja supaya pemerintah bisa menyediakan dengan harga murah.


Petugas itu pula yang melaporkan setiap pengamatan di lapangan akan kendala-kendala pertanian, mengevaluasi hasil bertani dengan produksi, memastikan produksi sesuai dengan kondisi tanah pertanian, lalu membantu distribusi dengan kemasan yang tepat agar tidak mudah busuk dan sampai di tempat tujuan dengan cepat. 


Petugas yang digaji pemerintah ini juga bisa mengatasi agar tengkulak tidak mudah mempermainkan harga di pasaran, sehingga petani tidak rugi. Pemerintah juga memastikan dan menindak tegas dengan sanksi yang jelas para pengusaha atau individu yang menimbun dan memonopoli barang pangan. 


Pemerintah harus memastikan ketersediaan pangan dalam negeri dari para petani. Menghindari impor dengan memaksimalkan produksi dari dalam negeri.


Bila langkah ini dilakukan dengan tepat dan pengawasan yang baik (serius), insya Allah ketersediaan pangan akan stabil dan merata. Karena Indonesia tanahnya subur, tenaga kerjanya juga banyak, potensi alamnya memungkinkan menanam berbagai jenis tanaman dengan dua musim yang sangat menguntungkan.


Pentingnya seorang pemimpin beriman dan menerapkan hukum Allah secara kafah, agar negeri ini berkah seperti Rasulullah mencontohkannya di tanah Madinah. Masya Allah. Wallahualam bissawab. [SJ]