Alt Title
Peperangan Telah Merenggut Masa Depan Anak-Anak Gaza

Peperangan Telah Merenggut Masa Depan Anak-Anak Gaza

 


Peperangan telah memutus kesempatan anak-anak Gaza

mengenyam pendidikan sebagai bekal untuk membangun peradaban

______________________________


Penulis Dewi Jafar Sidik

Tim Media Kuntum Cahaya 



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Peperangan telah menimbulkan derita yang berkepanjangan bagi anak-anak Gaza. Penderitaan tampaknya masih akan terus menghantuinya. Tidak hanya mendapat ancaman rudal dan bom, mereka juga terancam kedinginan, kelaparan, kematian, bahkan kehilangan masa depannya. 


Dilansir dari VIVA.co.id, 16-1-2025. Kondisi di Gaza makin mengkhawatirkan setelah serangan baru Israel yang menewaskan sedikitnya 82 orang dalam beberapa jam terakhir. Sumber medis memberitahukan bahwa angka korban terus bertambah, meskipun sebelumnya pada Rabu 15-1-2025 malam, Hamas dan Israel menyatakan bahwa mereka telah mendapat kesepakatan gencatan senjata.


Serangan bom dan rudal Israel selama peperangan telah menghancurkan bangunan-bangunan di Palestina. Serangan terhadap fasilitas pendidikan dan rumah sakit pun telah menjadi hal yang biasa. Pertanyaannya, bagaimana anak-anak Gaza bisa belajar dengan optimal sementara sarana dan prasarana pendidikannya rusak?


Dunia Hanya Mengecam


Siapa pun yang melihat penderitaan warga muslim Gaza, termasuk anak-anak di sana, akan mendapati bahwa apa yang telah dilakukan entitas Yahudi itu tampaknya sudah di luar batas kemanusiaan. Kejahatan yang dilakukannya selama puluhan tahun dan makin sering dilakukan dalam dua tahun terakhir ini, tentu sangat sulit untuk bisa dimaafkan. 


Peperangan telah memutus kesempatan anak-anak Gaza mengenyam pendidikan sebagai bekal untuk membangun peradaban. Mirisnya, dunia dan lembaga internasional hanya bisa mengecam meski mengetahui jumlah korban dan kerusakan sarana pendidikan begitu besar. Dunia seakan-akan abai terhadap nasib dan masa depan peradaban Palestina. 


Sebagai seorang muslim tentunya tidak akan memilih diam dan menyerah. Di sinilah pentingnya mengetahui akar permasalahan yang menimpa muslim Palestina dan apa solusi hakikinya. Masa depan anak-anak Palestina hanya akan terselamatkan jika bisa mengalahkan entitas Yahudi.


Untuk melawannya dibutuhkan tegaknya Khilafah dan jihad. Oleh karenanya, umat wajib berjuang menyeru para pemimpin negeri muslim untuk mengirimkan pasukan tentaranya untuk berjihad membebaskan Palestina.


Solusi Hakiki


Mengusir entitas Yahudi dari bumi Palestina dan menghentikan segala bentuk penyerangan yang mereka lakukan adalah satu-satunya solusi untuk menyelamatkan muslim Palestina dari segala macam penderitaan. Membebaskan seluruh bumi Palestina, mulai dari daratan, sungai hingga lautnya, dan memberantas habis penjajah sampai tidak tersisa lagi kekuatannya di bumi Palestina, merupakan solusi yang dituntun oleh syariat.


Allah Swt. berfirman, “Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS. Al-Baqarah: 191)


Satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah Palestina adalah dengan jihad. Jihad merupakan ajaran Islam. Jihad adalah perang melawan kaum kafir untuk menegakkan agama Allah Swt.. Sesungguhnya berdasarkan dalil di atas, ketika ada saudara muslim diperangi, maka umat muslim wajib untuk membela dan menolongnya.


Namun, berharap pada para pemimpin negeri-negeri muslim untuk mengirimkan tentaranya demi mengenyahkan tentara penjajah dari bumi Palestina hanya akan menjadi harapan saja. Bagaimana tidak? Penguasa negeri-negeri muslim hari ini seolah telah menjadi antek Barat. Demikian tampaknya mereka, terutama di kawasan Timur Tengah akan terus melayani kepentingan Barat.


Oleh karenanya, yang bisa melakukan aktivitas jihad dengan visi politik sahih hanyalah kaum muslim di bawah pimpinan khalifah, penguasa dalam Khilafah Islamiah. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung.” (HR. Muslim)


Maka dari itu, keberadaan Khilafah di tengah umat saat ini menjadi perkara yang sangat penting. Khilafah akan menyatukan umat Islam di seluruh dunia, menjaga kedudukan umat Islam, mempertahankan keberlangsungan kehidupan umat Islam, dan akan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.


Terlebih, sistem Islam memandang anak adalah cikal bakal generasi di masa yang akan datang, yang harus dijaga keselamatan, kesejahteraan, juga dipenuhi hak-haknya. Islam telah menuntun pemenuhan hak-hak anak tersebut dan mewajibkan hadirnya negara sebagai pengurus rakyat (raa'in) dan pelindung umat (junnah).


Wujud negara sebagai raa'in dan junnah, negara wajib menjaga jiwa dan raga setiap insan, termasuk anak-anak. Islam mewajibkan negara menjamin pemenuhan hak anak yang hakiki, mulai dari hak hidup dan tumbuh kembang, pemenuhan kebutuhan pokoknya, pendidikan, kesehatan, dan keamanannya.


Sistem pendidikan Islam menjamin pendidikan yang berkualitas dan gratis bagi generasi sehingga akan lahir generasi berkepribadian Islam, menguasai ilmu agama, sains dan teknologi. Mereka akan berkiprah di dunia internasional dan membangun peradaban Islam yang agung.


Khatimah


Kehadiran Khilafah dengan peraturan Islam yang diterapkannya akan menyatukan negeri-negeri muslim untuk mengarahkan kaum muslim kepada perlawanan hakiki melawan penjajah. Saat itulah anak-anak kaum muslim akan merasakan kebahagiaannya, ketenangan, serta harapan masa depannya yang cemerlang.


Demikianlah dengan penerapan Islam secara kafah dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiah, kehidupan umat akan terjaga dari segala bentuk penjajahan. Umat akan hidup damai sejahtera dan kemuliaannya akan terwujud kembali. Wallahualam bissawab. [SJ/MKC]

Bullying Akibat Kapitalisasi Pendidikan

Bullying Akibat Kapitalisasi Pendidikan

 


Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi rakyat

yang harus dipenuhi oleh negara dan menjadi hak bagi setiap individu rakyat

_________________________


Penulis Titi Raudhatul Jannah

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Dilansir dari beritasatu.com, (11-01-2025) Dinas Pendidikan Kota Medan menyelidiki kasus penghukuman siswa SD Swasta Abdi Sukma yang viral di media sosial dengan memeriksa wali kelas yang berinisial H.


Pemeriksaan tersebut dilakukan pada hari Sabtu, 11 Januari 2025 pagi di ruang kepala sekolah SD Swasta Abdi Sukma, yang berlokasi di Jalan STM, Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Medan Johor.


Siswa tersebut dihukum duduk di lantai lantaran menunggak pembayaran SPP selama tiga bulan. Ketua Yayasan SD Swasta Abdi Sukma Ahmad Parlindungan menyatakan bahwa sekolah tersebut bertujuan membantu masyarakat kurang mampu, biaya sekolah hanya dipungut selama enam bulan, yakni dari Juli hingga Desember, sedangkan Januari hingga Juni gratis. Ia juga menyesalkan tindakan wali kelas tersebut di mana kebijakan tersebut bertentangan dengan sekolah dan yayasan.


Penerapan Pendidikan Berbasis Kapitalis


Kejadian yang dialami oleh siswa SD Swasta tersebut sungguh miris. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar yang aman, nyaman, dan tenang justru mendapat perlakuan buruk oleh wali kelasnya. Apalagi guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru akhlak dan budi pekertinya. Sangat disayangkan bila guru mengambil tindakan yang merugikan siswanya. 


Tidak sedikit kasus pembullyan yang terjadi di lingkungan sekolah, baik itu sesama siswa, sesama guru maupun antara guru dan siswa. Hal ini dipengaruhi oleh penerapan sistem pendidikan berbasis kapitalis sehingga kasus pembullyan akan terus berlanjut dan kasus-kasus yang serupa tidak akan kunjung selesai jika masih menerapkan sistem kapitalis di dalam pendidikan. 


Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi rakyat yang harus dipenuhi oleh negara dan menjadi hak bagi setiap individu rakyat. Negara berkewajiban menyediakan pendidikan secara gratis dan berkualitas agar orang-orang yang tidak mampu secara finansial tetap memperoleh ilmu.


Namun kenyataan yang terjadi, pendidikan menjadi barang mewah bagi sebagian masyarakat, dikarenakan ketidakhadiran peran negara secara nyata dalam mengurusi kebutuhan rakyat. Negara menyerahkan urusan pendidikan kepada swasta yang berorientasi pada materi demi mendapatkan keuntungan.


Inilah akibat kapitalisasi pendidikan, di mana pendidikan dijadikan sebagai ladang bisnis. Hanya orang-orang yang mampu secara finansial akan mendapatkan layanan pendidikan yang baik dan berkualitas. 


Sedangkan orang-orang yang tidak mampu, akan mendapatkan layanan buruk sama halnya dengan kejadian yang dialami oleh siswa SD di Medan tersebut. Dalam sistem kapitalis mustahil bagi orang miskin mendapatkan pendidikan yang berkualitas.


Pendidikan di dalam Sistem Islam


Berbeda dengan lslam, masyarakat bisa mendapatkan pendidikan gratis dan berkualitas bagi setiap individu rakyat baik yang mampu maupun tidak mampu. Pendidikan diberikan secara merata tanpa pandang bulu. 


Hanya ilmu yang dapat menjauhkan manusia dari kekufuran dan kebodohan. Oleh sebab orang-orang yang berilmu biasanya yang memiliki pemikiran dan hati yang terarah pada ketaatan. Hal ini dijelaskan di dalam firman Allah Swt:


وَّلِيَـعْلَمَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ اَنَّهُ الْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَيُؤْمِنُوْا بِهٖ فَـتُخْبِتَ لَهٗ قُلُوْبُهُمْ ۗ وَاِ نَّ اللّٰهَ لَهَا دِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ


"Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwa (Al-Quran) itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepada-Nya. Dan sungguh, Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus." (QS. Al-Hajj 22: Ayat 54)


Ibnu Mas'ud r.a. berkata: "Cukuplah rasa takut kepada Allah menjadi bukti dari ilmu dan cukuplah sikap lancang kepada Allah menjadi bukti dari kebodohan." 


Karena itu, Islam memandang pendidikan adalah hak setiap individu masyarakat karena melalui pendidikan seseorang mendapatkan ilmu. Apalagi pandangan ini merupakan hukum syariat yang tersirat dalam a'fal (perbuatan) Rasulullah saw. ketika beliau menjadi kepala negara Islam di Madinah.


Dalam kitab Dar al-Risalah al-'alamiyyah, vol.5,290, no.3417 karya Abu Dawud Sulayman ibn al-Ash'ath al-Azdiy al-Sijistaniy menjelaskan bawa Nabi saw., telah menyediakan fasilitas di Masjid Nabawi bagian sisi utara yaitu Shuffah. Shuffah ini dihuni oleh orang-orang fakir miskin yang berasal dari kalangan Muhajirin, Anshar dan para pendatang dari negeri asing. 


Adapun kegiatan yang dilakukan oleh penghuni Shuffah adalah belajar membaca dan menulis. Salah satu orang yang mengajari mereka adalah Ubadah bin Shamit. Ubadah bin Shamit berkata: "Aku mengajarkan kepada sebagian penghuni Shuffah menulis dan menghafal Al-Qur'an."


Selain di masjid, pusat pengajaran lainnya yang berdiri di Madinah yaitu Kuttab. Kuttab adalah ruangan kecil untuk mengajar anak-anak membaca dan menulis, dan menghafal Al-Qur'an.


Selain itu, negara Islam mampu menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas karena ditopang oleh sistem keuangan yang dikenal dengan Baitulmal. Baitulmal mempunyai tiga pos kepemilikan, yaitu pos kepemilikan umum, pos kepemilikan negara, dan pos zakat. 


Kemudian dana untuk pendidikan dialokasikan dari pos kepemilikan umum yang bersumber dari pengelolaan sumber daya alam dan kepemilikan negara yang bersumber dari fa'i, kharaj, usyur, jizyah, ghanimah dan sejenisnya. 


Inilah sistem pendidikan dalam negara lslam, di mana semua kebutuhan rakyat khususnya dalam bidang pendidikan terpenuhi dan difasilitasi oleh negara, serta negara memberikan layanan pendidikan dengan baik bagi semua kalangan masyarakat.


Hanya negara yang menerapkan aturan lslam secara kafah yang mampu memberikan pelayanan pendidikan secara gratis dan berkualitas. Wallahualam bissawab. [GSM-Luth/MKC]

Kapitalisasi Pendidikan Berujung Pembullyan Siswa

Kapitalisasi Pendidikan Berujung Pembullyan Siswa

 


Kasus siswa yang dihukum karena telat bayar SPP

tidak akan terjadi ketika sistem pendidikan Islam diterapkan 

_____________________


Penulis F.H Afiqoh 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Muslimah


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Pendidikan adalah kebutuhan bagi seluruh rakyat. Melalui pendidikan manusia akan menjadi pandai, cerdas, dan meningkat taraf berpikirnya. 


Melalui pendidikan juga manusia bisa mengenal mana perkara yang baik dan mana yang buruk. Namun, sayang saat ini pendidikan semakin tidak terjangkau oleh rakyat. Biaya yang tinggi membuat rakyat sulit untuk mengaksesnya. 


Mahalnya biaya pendidikan membuat siswa dari berbagai daerah yang berhenti sekolah sebelum waktunya. Ada yang berhenti sampai jenjang SD tidak bisa melanjutkan ke tingkat SMP. Ada juga yang berhenti sampai jenjang SMP tidak bisa melanjutkan ke tingkat SMA, dan banyak di antara para siswa yang tidak mengecap pendidikan tinggi, alasannya karena tidak memiliki biaya.


Bahkan ada sekolah yang menerapkan kebijakan bagi siswa yang menunggak uang SPP bulanan tidak diperbolehkan ikut ujian dan tidak diperbolehkan duduk di kursi, melainkan ia harus duduk di lantai sebagaimana yang terjadi baru-baru ini.


Dilansir dari kompas.com (12-1-2025). Seorang anak SD berinisial MA dihukum belajar di lantai oleh gurunya karena menunggak sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) selama 3 bulan.


Peristiwa ini terjadi di sebuah SD swasta di Medan. Tindakan ini dianggap tidak etis dan melanggar prinsip-prinsip pendidikan yang menjunjung tinggi hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa diskriminasi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Hetifah kepada kompas.com pada Minggu, 12-1-2025.


Kezaliman Demokrasi dalam Mengurus Rakyat


Sungguh miris hidup pada sistem demokrasi kapitalisme di mana rakyat harus mengurus dirinya sendiri termasuk dalam kebutuhan pendidikan padahal ini merupakan kewajiban negara. 


Pendidikan seharusnya menjadi hak setiap rakyat dan negara sebagai institusi yang menjamin ketersediaannya. Pendidikan bisa menjadi jalan lahirnya generasi calon para pemimpin bangsa di masa depan. Jika negara lalai dalam mengurus pendidikan, maka manusia yang lahir adalah manusia-manusia yang lemah tingkat berpikirnya.


Dalam sistem demokrasi kapitalisme, negara tidak hadir secara nyata dalam mengurus kebutuhan rakyat, termasuk pendidikan. Hal ini nampak dari kurangnya sarana pendidikan dan biaya pendidikan yang mahal.


Negara malah menyerahkan urusan pendidikan pada swasta yang berorientasi mencari keuntungan. Ini adalah tanda kapitalisasi pendidikan, menjadikan pendidikan sebagai ladang bisnis. Tak heran jika biaya pendidikan terus naik. Hal ini menunjukkan potret buramnya pengelolaan negara dalam mengurusi urusan rakyat. 


Bukan hanya pendidikan, kebutuhan pokok rakyat seperti sembako pun terus meroket. Pergantian pemimpin tidak membawa angin segar. Namun, berbagai kebijakan yang ada makin menambah beban ekonomi rakyat, terutama bagi rakyat bawah atau kurang mampu.


Arah pendidkan saat ini sudah berbelok, aroma bisnis dan komersialisasi di lembaga pendidikan semakin nampak ditandai dengan berbagai tuntutan terhadap guru dan siswa makin meningkat.


Kasus dihukumnya siswa tidak akan terjadi ketika pendidikan bisa diakses secara gratis oleh semua siswa. Inilah konsekuensi diterapkannya sistem demokrasi yang asasnya adalah materialisme dan kapitalisme yang telah melahirkan manusia-manusia yang ambisi dengan nilai material dunia. Begitulah watak demokrasi kapitalisme mengalihkan manusia pada orientasi nilai materi semata bukan pada tujan yang sebenarnya yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. 


Semua ini adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam sistem sekularisme kapitalis. Penerapan sistem sekuler di negeri ini telah memosisikan penguasa sebagai perpanjang tangan para pemodal.


Dalam sistem ini negara dituntut untuk lepas tangan dalam mengurusi urusan rakyat. Pengelolaannya pun seperti pengelolaan perusahan, memakai dalih profesionalisme sehingga hubungan negara dengan rakyat seperti hubungan antara penjual dengan pembeli.


Kalaupun ada bantuan yang diberikan pada rakyat, dalam sistem demokrasi hal itu hanya iklan dalam mempertahankan kekuasaan untuk menarik simpatisasi hati rakyat. Pada akhirnya pun semua yang diberikan kepada rakyat akan ditarik kembali melalui kebijakan, misalnya seperti kenaikan pajak.


Kesejahteraan Hidup Hanya pada Penerapan Islam


Berharap adanya perubahan pada sistem sekuler seperti berharap pada sesuatu yang tidak akan pernah tercapai dan terealisasi, yang ada hanyalah janji yang tidak kunjung ditepati. Kita tidak bisa berharap sistem kapitalis ini bisa menyelesaikan masalah tingginya biaya pendidikan, selama sistem demokrasi masih menjadi landasannya dalam mengatur kehidupan. Sistem ini memang sistem rusak dari akar sehingga berakibat kerusakan pada semua cabang termasuk masalah pendidikan.


Prinsip dari sistem demokrasi adalah kebebasan dan sekularisme yang menjadi ruh bagi sistem ekonomi kapitalisme telah membuat potensi kekayaan alam yang melimpah ruah hanya dinikmati segelintir pemilik modal. Kemiskinan semakin marak dan tinggi angkanya.


Negara alih-alih punya modal untuk menyejahterakan rakyatnya, yang terjadi negara malah tidak sungkan menzalimi rakyat dengan berbagai kebijakan yang menyengsarakan, termasuk tingginya biaya pendidikan.


Islam adalah agama yang mendasar dalam mengatur urusan hidup manusia. Fondasi akidah adalah hal utama yang diterapkan oleh Islam, termasuk dalam pendidikan. Ajaran Islam adalah ajaran yang universal mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.


Oleh karena itu, Islam menetapkan bahwa pendidikan adalah kewajiban negara yang termasuk dalam layanan publik yang ditanggung langsung oleh negara. Negara menyediakan layanan gratis untuk semua warga negara Islam, baik untuk siswa kaya maupun miskin, baik cerdas atau tidak.


Islam mampu mewujudkannya karena memiliki sumber dana yang banyak dan pengelolaan yang berdasarkan syariat sehingga baik dan tepat. Dana untuk pendidikan diambilkan dari pos kepemilikan umum. Dana digunakan untuk membiayai semua sarana dan prasarana pendidikan juga guru yang berkualitas.


Dengan layanan pendidikan sesuai dengan sistem Islam, tidak akan ada kasus siswa dihukum karena keterlambatan soal biaya. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]

Kala Perintah Salat Diturunkan

Kala Perintah Salat Diturunkan

 



Perintah suci yang wajib ditunaikan umat

Sebagai pilar agama pun pilar negara


___________________


Penulis Arda Sya'roni 

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Adalah sebuah kisah sakral
Di luar nalar manusia
Kala seorang manusia mulia
Menjelajah semesta hanya semalam
Sungguh, menembus batas logika


Adalah Sang Rasul kecintaan

Berkendarakan Buraq

Sesosok makhluk tercipta dari cahaya

Berkelana dari Masjidil Haram di Makkah

Menuju Masjidil Aqsa di Palestina

Hingga tiba di Sidratul Muntaha

Sebuah pohon bidara agung

Penanda batas ujung langit ke tujuh


Adalah perjumpaan langsung dengan Sang Khaliq

Untuk menerima perintah salat

Perintah suci yang wajib ditunaikan umat

Sebagai pilar agama pun pilar negara


Adalah demi umat tersayang

Agar kewajiban tak menjadi beban

Agar ibadah mudah dilaksanakan

Lima puluh pun dipangkas menjadi lima


Adalah Isra' Mi'raj

Perjalanan mulia Sang Rasul Allah

Sebuah bukti keagungan Allah

Pun bukti kecintaan Rasul pada umatnya

Lalu, akankah kita mengabaikannya?[Dara/MKC]

Pinjol Menjerat, Bagaimana Khilafah Melunasi Utang Rakyat?

Pinjol Menjerat, Bagaimana Khilafah Melunasi Utang Rakyat?




Meskipun hal ini bukan yang terjadi sekali atau dua kali

negara kapitalis terbukti tidak mampu melayani rakyatnya

_________________________


Penulis Daun Sore

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Beberapa hari ini, media pelayanan jasa keuangan nampak banyak digandrungi sebagian masyarakat dan menjadi jalan pintas dalam mengakses kebutuhan dan keinginan.


Transaksi pinjaman online (Pinjol) menyebar luas dalam kehidupan masyarakat. Di mana pelaku nasabah pinjol. Sebagian tentu bukan tanpa alasan melakukan pinjaman online, hal ini dapat disandingkan dengan lapangan pekerjaan yang tidak tersebar merata sehingga angka pengangguran semakin naik. Mau tak mau sebagian masyarakat memilih melakukan pinjaman online sebagai alat bantu penopang kebutuhan hidup.


Mengutip dari (cnnindonesia.com, 4-10-2024), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis data golongan umur yang paling banyak terjerat utang pinjol hingga menunggak, yang mana pinjaman macet dibagi dalam 4 kelompok umur. Ada debitur berusia <19 tahun, 19-34 tahun, 35-54 tahun, dan > 54 tahun.


Hasilnya, nasabah dengan rentang usia 19 tahun sampai 34 tahun menjadi yang paling banyak terlilit utang pinjol. Ini tergambar dari banyaknya rekening penerima dan outstanding pinjaman sejak Januari 2024 -Juli 2024. Dengan kata lain sebagian daripada nasabah terbanyak dalam transaksi pinjol ini adalah para generasi muda. Melihat hal ini, ternyata banyak pemuda yang terfokuskan pada terpenuhinya tersier sebagai ajang kegengsian diri. 


Merebaknya hal ini tentu tak terlepas dari sistem buatan manusia dengan akal yang terbatas. Sistem yang sudah merusak bahkan sebelum ia dipakai, demokrasi kapitalisme. Salah satunya dengan merebaknya kasus pinjol ini, sebagai akibat dari penanganan negara kapitalis yang tidak serius pada rakyatnya.


Penyedia jasa pinjol ini malah menjadi bagian dari "Financial Technology" yang dibentuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan juga pengawasan terhadap seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan.


Melihat pada DJKN (kemenkeu.go.id, 05-07-2021), berbagai fintech menawarkan produk pinjaman "peer to peer landing" (P2P Lending) atau pinjaman online yang dapat diakses dengan mudah tanpa persyaratan yang rumit.


Faktanya, sistem kapitalis yang dibuat dengan akal terbatas bercampur nafsu manusia, akan melahirkan peraturan dengan solusi jangka pendek dan masalah jangka panjang. 


Dalam laman kemenkeu.go.id yang sama, ternyata banyak yang memanfaatkan produk pinjaman ini dengan tidak bijak. Mulai dari biaya administrasi tidak transparan yang mengakibatkan para nasabah berisiko membayar utang lebih besar dari kesepakatan di awal.


Belum lagi rendahnya literasi keuangan masyarakat yang berisiko pada kesulitan dan ketidakmampuan penerima layanan dalam membayar utangnya. Berakhir dengan stres dan depresi yang kemudian menjadikan bunuh diri sebagai solusi terakhir menyelesaikan utang yang sudah menumpuk layaknya sampah mengendap.


Meskipun hal ini bukan yang terjadi sekali atau dua kali, negara kapitalis ternyata terbukti tidak mampu melayani rakyatnya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sampai membiarkan rakyatnya terjerat utang dan tidak memberikan bantuan dalam melunasi utangnya, membuat tak sedikit rakyat yang mengakhiri hidupnya. 


Justru pemerintah malah menyediakan layanan pinjaman online bersampul kata legal. Seolah setelah menyediakan layanan ini, masyarakat akan terlepas dari beban finansial.


Lantas, Bagaimana Islam Memandang Hal Ini?


Islam bukan semata agama ritual saja, justru Islam adalah agama sempurna dan kompleks yang mengurusi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari tingkat individu, masyarakat, sampai negara. Islam juga punya aturan dalam membentuk sebuah negara sebagai tempat perlindungan rakyat, yaitu Daulah Khilafah.


Islam juga mengatur bagaimana manusia hidup dalam dunia politik dan pemerintahan, bagaimana manusia dilayani dengan amat serius tanpa kekurangan. Menjadikan Allah Swt. sebagai pembuat hukum dan kedaulatan tertinggi.


Dalam Daulah Khilafah (Kepemimpinan Islam) yang terbukti telah menyejahterakan rakyatnya dalam 14 abad, rakyat tidak ada yang dibiarkan berutang pada siapa pun. Khalifah (pemimpin) dalam Islam tidak akan membiarkan satu orang pun dari rakyatnya tidak terpenuhi. Baik dari sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, maupun keamanan.


Memenuhi kebutuhan primer adalah tugas utama khalifah sebagai pelayan rakyat. Bahkan efek dari kerapian Khilafah dalam mengatur pos keuangan negara atau Baitulmal, rakyat sudah bukan lagi memikirkan kebutuhan primer, namun diberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan pelengkap/sekunder sampai tersiernya.


Jika pun terlihat ada rakyat yang ternyata meimiliki utang dan tidak mampu membayarnya, maka negara ikut wajib melunasi utang tersebut karena negara adalah penjaga dan pemelihara (râ’in) atas seluruh rakyatnya, tanpa kecuali. Dalam melunasi utang itu pun, Khilafah memiliki mekanisme yang harus diperhatikan dengan menjadikan hukum syarak sebagai acuan berikut:


1. Menyangkut kewajiban bagi siapa yang melakukan pinjaman (berutang), maka bagi individu yang memiliki hutang dan mampu untuk membayarnya. Maka ia wajib membayar utangnya sendiri dan hanya membayar sisa cicilan utang pokok saja. Berbeda jika utang tersebut melibatkan penguasa baik dalam maupun luar negeri sebelum munculnya khalifah, barulah khalifah ikut andil dalam membayarnya dengan ketentuan yang sesuai hukum syarak. 


2. Bagi gharimin (orang yang terlilit utang) yang tidak mampu membayarnya, negara membantu membayar dengan mengeluarkan kas zakat dari Baitulmal. Jika kas zakat tidak memiliki dana, maka diberikan dari sumber baitulmal yang lain dalam kitab Nidzamul Islam, karya Syekh Taqiyuddin An-Nabhani, hal.128). 


3. Utang rakyat yang dibayarkan oleh khalifah, hanya mencakup sisa cicilan utang pokok saja, tidak meliputi bunga, karena syariat Islam dengan jelas mengharamkan bunga. Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang beriman.” [QS. Al-Baqarah [2]: 278].  Dalil tersebut mengartikan dilarang untuk menghitung serta membayar sisa bunga utang. (KH. Hafidz Abdurahman (25 September 2015)



Demikianlah beberapa mekanisme yang bisa dilakukan oleh Khilafah dalam menangani beban utang rakyatnya. Dalam menghadapi berbagai masalah di berbagai bidang, Khilafah tidak langsung memberikan bantuan dengan menurunkan uang tunai untuk menyelesaikan masalah rakyatnya, semisal terkait pinjaman online alias utang ini. Namun, Khilafah yang berhukum dengan syarak akan juga terfokus pada solusi jangka panjang bagi rakyat. 


Diawali dengan mengembalikan permasalahan pada rakyat, dalam artian negara akan fokus dahulu pada pembentukan penguatan mental, usaha, dan rasa tanggung jawab umatnya. Baru kemudian saat rakyat benar-benar sudah sampai tahap batas kemampuannya, negara akan ikut andil memberi bantuan.


Semata-mata hanya untuk menciptakan umat yang taat dan tunduk atas perintah Allah Swt. dan kemudian khalifah. Bukan solusi jangka pendek dan merusak sebagaimana negara bersistem kapitalisme adaptasi Barat saat ini.


Ini adalah sedikit dari banyaknya bagaimana Islam memecahkan problematik di tengah-tengah umat. Solusi akurat kehidupan seperti ini hanya bisa didapatkan tatkala Islam sudah tegak memimpin dunia.


Kembalinya Islam akan menyadarkan para manusia seberapa busuknya sistem buatan akal manusia, dan seberapa hebatnya Allah yang menjadikan Islam agama sekaligus sistem pengatur kehidupan. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]

Gencatan Senjata Sifatnya Sementara

Gencatan Senjata Sifatnya Sementara

 



Gencatan senjata seolah pemimpin dunia itu menolong yang tertindas

Padahal jelas sementara jeda dan penjajah kapan saja tak puas


___________________


Penulis Hanif Kristianto 

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Ini bukanlah seri akhir dari laga kontra negara ilegal di sana
Cuma mengisi waktu jeda buat bernapas rakyat terjajah
Status yang tiba-tiba bisa dicabut
Namanya penjajah tak mengenal kasih apalagi kepada sesama


Temporal menahan tangisnya anak-anak Gaza

Telah hilang nyawa ratusan ribu berkalang tanah

Fasilitas kesehatan sengaja diratakan hingga tak bersisa

Inilah wajah penjajahan abad modern diterima manusia paling lemah


Gencatan senjata tak mampu memupus duka ibu-ibu Gaza

Tiada terkira gambaran derita memukul nurani jiwa

Kehilangan orang terkasih dan nasib perempuan dalam keterjajahan entitas liar

Kepada siapa ibu-ibu meminta pertolongan?


Wajah-wajah pria yang terlihat gagah

Tak sedikit yang isak tangis memegang jenazah korban kebiadaban

Hatinya luluh meski ototnya menegang

Pada perlindungan apalagi untuk menghadapi hidup yang entah apa yang terjadi?


Gencatan senjata bukan akhir dari semuanya

Ketakseimbangan dalam perlawanan separuh nyawa

Momentum yang tiada terlupa dalam membasuh luka keterjajahan

Heroisme anak-anak pejuang melibas pasukan yang takut berperang


Sebuah tragedi paling memilukan di dunia

Menampar muka pemimpin dunia yang tak miliki nurani jiwa

Mengoyak hati manusia tanpa memandang agama

Dan kini Gaza dalam sanubari setiap manusia yang masih manusia


Gencatan senjata makin menggencet dan mengerdilkan damai

Di balik tangan-tangan yang seolah menolong

Hanya nuansa kejut tanpa memberikan efek takut

Penjajah tetaplah penjajah yang tak mau dinasehati dengan lemah kata-kata


Peristiwa paling memalukan bagi yang tak paham

Dunia sudah global malah kurang informasi tentang saudara seiman

Berita yang beredar selayaknya bikin tambah paham

Dunia sekarang tidak lagi dalam ketenangan


Gencatan senjata bukan berarti menahan dan meletakkan senjata

Nafsu setan yang sudah bercokol di kepala penjajah

Tiada terkira merasuk nadi-nadi di setiap aliran darah

Auto berisik dan beraninya membanggakan senjata mutakhirnya


Gencatan senjata seolah pemimpin dunia itu menolong yang tertindas

Padahal jelas sementara jeda dan penjajah kapan saja tak puas

Kalaulah pemimpin itu ikhlas dan lillahi taala 

Kirimkan tentara dan alutsista terbaik yang dipunya [Dara/MKC]

PPN 12%, Benarkah Tidak Akan Menyulitkan Rakyat?

PPN 12%, Benarkah Tidak Akan Menyulitkan Rakyat?



Akibat dari pengelolaan SDA yang tidak benar 

menjadikan negara harus bergantung kepada pajak


___________________


Penulis Rismawati Aisyacheng

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Beberapa bulan terakhir ini masyarakat masih dihebohkan dengan adanya kenaikan PPN 12% yang dirancang oleh pemerintah sejak tahun 2024 lalu yang mengikuti pada amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang memiliki tujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, menjaga inflasi rendah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.


Karena adanya gejolak penolakan yang sangat besar di tengah-tengah masyarakat, membuat pemerintah akhirnya mengeluarkan keputusan bahwa pajak yang naik diperuntukkan untuk barang-barang mewah saja dan tidak berlaku bagi rakyat yang menengah ke bawah. 


Walaupun pemerintah memberikan alasan bahwa kenaikan PPN 12% yang diperuntukkan hanya barang mewah milik orang-orang kaya saja yang katanya hal itu sebagai bukti keberpihakan pemimpin kepada rakyat. Namun, ternyata barang-barang kecil yang sering dibeli rakyat kecil ternyata memiliki dampak akibat dari kenaikan PPN 12% tersebut. 


Sebagaimana yang di lansir oleh kompas.id (03-01-2025) bahwa kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai hanya berlaku atau diperuntukkan untuk barang mewah saja. Ternyata sejumlah barang dan jasa tetap ikut terdampak tarif PPN 12 persen ini. Kenaikan pungutan pajak itu terjadi pada sejumlah barang dan jasa yang sehari-hari cukup sering dibeli oleh masyarakat.


Misalnya, PPN atas kegiatan membangun dan merenovasi rumah, pembelian kendaraan bekas dari pengusaha penyalur kendaraan bekas, jasa asuransi, pengiriman paket, jasa agen wisata dan perjalanan keagamaan, dan hal-hal lainya. 


Pajak dalam Sistem Kapitalis


Dalam sistem kapitalis, masalah pajak adalah masalah yang urgen yang wajib ditunaikan oleh masyarakat untuk negara. Karena pajak menjadi salah satu sumber pemasukan utama untuk kas negara. Oleh karena itu, mau tidak mau, dan dalam kondisi apa pun negara akan terus memberlakukan pajak untuk mendapatkan pendanaan. 


Adapun hasil dari pajak akan disalurkan di berbagai sektor, yaitu dalam hal pembangunan infrastruktur, gajji guru, gaji ASN lainnya, IKM, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi negara kapitalisme untuk terus mendapatkan dana dari hasil pajak. 


Negara kapitalisme seperti Indonesia, penghasilannya 80% didapat dari pajak sementara 20% dari SDA (Sumber Daya Alam) padahal Indonesia adalah negara yang memiliki SDA melimpah. Namun, SDA melimpah itu diserahkan ke asing. Akibat dari pengelolaan SDA yang tidak benar, menjadikan negara harus bergantung kepada pajak. 


Bagaimana Pajak dalam Sistem Islam? 


Dalam sistem pemerintahan Islam pemimpin itu adalah pelayan (raa’in). Oleh karena itu, pemimpin disebut laksana orang tua yang melayani anak-anaknya dengan baik. Menjadi orang tua yang bijaksana dan adil dalam segala hal.


Adapun negara bertugas memenuhi kebutuhan pokok setiap individu warga negaranya agar mendapatkan kesejahteraan di bawah kepemimpinannya. Karena itu, tugas pemimpin dan kepemimpinannya kelak akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah. 


Sebagaimana Rasulullah saw. pernah bersabda: "Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Adapun masalah pajak dalam sistem Islam tidak menjadi sumber utama penghasilan negara. Bahkan, tidak diwajibkan untuk seluruh masyarakat saat sedang diberlakukannya pajak tersebut. Adapun waktu pajak diberlakukan hanya saat kas negara kosong di Baitulmal. Pada saat itu, negara wajib mengambil pajak dari masyarakat.


Namun, pengambilan pajak tidak kepada orang yang tidak mampu melainkan hanya diperuntukkan kepada orang-orang yang kaya saja atau orang yang punya kelebihan harta dari yang mereka gunakan. Jika masalah kekosongan Baitulmal sudah membaik, pajak harus segera dihentikan oleh negara. 


Kenapa pajak tidak menjadi sumber penghasilan utama bagi negara yang berlandaskan sistem Islam seperti sistem kapitalis? Semua itu tiada lain karena sistem IsIam menerapkan pengelolaan SDA yang benar.


Di mana SDA tidak boleh diserahkan kepada asing atau swasta melainkan harus dikelola langsung oleh negara. Kemudian hasil dari SDA tadi dimasukkan ke Baitulmal lalu dikembalikan kepada rakyat. 


Oleh karena itu, jika menginginkan kepemimpinan yang menjalankan tugas sebaik mungkin yang tidak akan memberatkan masyarakat dalam masalah pajak. Satu-satunya cara adalah menerapkan sistem IsIam di tengah-tengah masyarakat sebab hanya sistem Islam yang bisa mengelola SDA dengan benar sehingga pajak tidak lagi menjadi sumber penghasilan utama dalam negara. Wallahualam bissawab. [Tri-Dara/MKC]

Memadamkan Cahaya Pelangi

Memadamkan Cahaya Pelangi

 


Islam memiliki mekanisme tiga pilar

untuk mencegah kasus LG6T


_____________________________


Penulis Arda Sya'roni 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - "Pelangi... pelangi alangkah indahmu", lirik lagu ini kerap kita dengar disenandungkan di kalangan anak-anak balita.


Pelangi memang senantiasa tampak indah menghiasi mega, tetapi tidak dengan pelangi yang satu ini. Ya, pelangi yang dikiaskan untuk kaum Nabi Luth.


Saat ini kaum pelangi bukannya semakin musnah, justru semakin merebak bahkan hingga menyasar pada anak dan remaja. Tak kalah pula di Provinsi Sumatra Barat yang selama ini dikenal sebagai daerah yang masih menjunjung tinggi nilai agama dalam bermasyarakat. “Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang artinya adat bersendi kepada agama, agama bersendi pada Al-Qur'an.


Demikianlah filosofi yang dipegang di Provinsi Sumatra Barat selama ini. Namun, saat ini filosofi ini tak lagi berpengaruh di Provinsi Sumatra Barat karena kehadiran pelaku LG6T yang terus bertambah jumlahnya.


Dilansir dari Republika.co.id tertanggal 4 Januari 2025, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) sedang mengkaji rencana pembentukan peraturan daerah (Perda) untuk memberantas penyakit masyarakat terutama lesbian, gay, biseksual dan transgender (LG6T) di Ranah Minang. Wakil Ketua DPRD Sumatra Utara Nanda Satrio  mengungkapkan bahwa DPRD Sumatra Barat sedang mengkaji kemungkinan pembentukan perda terkait LG6T.


Disebutkan pula bahwa sudah ada daerah di Provinsi Sumatra Barat yang lebih dulu membuat perda pemberantasan LG6T ini. Oleh karenanya, DPRD menilai pemerintah Provinsi juga perlu untuk membuat perda mengenai LG6T ini. 


Upaya Pemerintah dalam Memberantas Penyakit Masyarakat


Pembuatan perda ini diharapkan bisa menjadi solusi dalam mengatasi penyakit masyarakat di Provinsi Sumatra Barat yang cukup meresahkan. Peraturan daerah menjadi satu-satunya strategi efektif dalam melibatkan masyarakat untuk turut bersinergi bersama pemerintah daerah untuk memberantas penyakit masyarakat ini.


Bila aktivitas kaum pelangi ini tak diberantas, jelas akan berimbas pada naiknya angka penyebaran virus HIV/AIDS serta penyakit seksual lainnya. Di daerah Padang sendiri terdapat sekitar 308 kasus HIV, baik yang berasal dari dalam Kota Padang sendiri maupun dari luar kota Padang. Namun, efektifkah bila perda ini dikeluarkan? 


Upaya pemerintah daerah memberlakukan perda ini adalah sangat baik dan dibutuhkan oleh masyarakat tentunya. Namun, selama sistem yang digunakan masih kapitalis sekuler, pelaksanaan perda memberantas penyakit masyarakat ini tidak mungkin dapat diberlakukan seratus persen.


Atas nama Hak Asasi Manusia (HAM) dan kebebasan adalah dasar yang dijunjung tinggi dalam sistem kapitalis sekuler ini. Niscaya perda ini akan ditentang karena mengekang kebebasan dalam menentukan pilihan hidup mereka. 


Sifat dasar yang menjadi landasan sistem kapitalis sekuler adalah memisahkan agama dari kehidupan, menjunjung tinggi nilai kebebasan, dan hanya berorientasi pada materi dan manfaat belaka. Masyarakatnya merasa bebas berkehendak sesuai hawa nafsunya termasuk dalam menentukan orientasi seksualnya bahkan hingga berani melawan fitrah kodratnya. Untuk memenuhi kebutuhan seksualnya, mereka bebas memilih pasangan lawan jenis maupun sesama jenis.


LG6T adalah salah satu produk dari penerapan sistem kapitalis sekuler. Sudah pasti perda ini akan menghalangi kebebasan mereka dalam menentukan pilihan sesuai keinginannya. Negara yang berlandaskan sistem kapitalis sekuler ini akan melindungi penyimpangan ini, meski akibat yang ditimbulkannya terpampang nyata. 


Begitulah kapitalisme menumbuhsuburkan kemaksiatan demi kemaksiatan. Selain itu, sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan sudah pasti syariat Islam tidak diberi tempat untuk menjadi aturan yang diberlakukan di masyarakat. 


Pemberantasan Penyakit Masyarakat dalalm Islam 


LG6T dapat diberantas dengan tuntas ketika Islam diterapkan secara kafah. Islam memiliki hukum tertentu sesuai syariat Allah terkait sistem pergaulan juga sistem sosial yang mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan serta orientasi seksualnya. Selain itu, Islam juga memberikan sanksi tegas yang bersifat jawabir dan zawajir.


Zawajir sebagai bentuk efek jera atau pencegahan agar tidak diikuti oleh individu lain. Sedangkan jawabir sebagai bentuk tebusan dosa sehingga kelak di akhirat sudah terbebas dari dosa tersebut. Adapun sanksi tegas dalam Islam adalah jilid atau cambuk bagi pezina lajang dan rajam bagi pezina yang telah menikah.


Sedangkan pelaku LG6T diberi sanksi hukuman mati, seperti yang termaktub dalam sebuah hadis: “Siapa saja yang engkau dapati mengerjakan perbuatan homoseksual maka bunuhlah kedua pelakunya.” (HR. Ibn Abbas)


Islam memiliki mekanisme tiga pilar untuk mencegah kasus LG6T.


Pertama, individu yang bertakwa.


Kedua, masyarakat sebagai pengontrol kemaksiatan di lingkungannya dengan beramar makruf nahi mungkar.


Ketiga, negara yang menerapkan syariat lslam. Oleh karena itu, negara menjadi pelindung dan penjaga umat agar tetap berada dalam ketaatan pada Allah Swt..


Negara akan menutup rapat setiap celah yang akan membuka peluang pelanggaran hukum syara dan dengan tegas akan memberi sanksi pada pelaku maksiat sesuai syariat. Sanksi akan diberikan secara adil dan tidak bisa dipermainkan oleh kekuasaan seseorang. 


Dengan demikian, memadamkan cahaya pelangi hanya akan bisa dilakukan bila syariat Islam ditegakkan dalam sistem pemerintahan Islam. Wallahualam bissawab. [Luth-Dara/MKC]

Lost In Los Angeles

Lost In Los Angeles

 



Lost in Los Angeles

Dunia yang dibanggakan dan dikumpulkan dalam kerja tahunan


___________________


Penulis Hanif Kristianto

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Kehilangan di dunia bisa jadi tak apa-apa
Bahkan nyawa kini menjadi barang sangat berharga
Sebuah kebakaran hebat di sekitar orang-orang tenar di negara hutan lebat
Rumah yang dibanggakan dan profesi yang diidamkan sementara disimpan


Api-api yang membakar hutan 

Mimpi membangun dunia damai dan kenyamanan

Semua hangus dan merasa ketakutan

Lari menyelamatkan diri di tengah amukan api


Los Angeles kabar akbar sampai ke seluruh dunia

Dunia mengaitkan agar semua merasakan penderitaan akibat perang negara adikuasa

Gaza di Palestina bangunan rata dibom panas negara penjajah

Gaza di Palestina senjata-senjata itu menjadi alat pembunuh bertahun-tahun lamanya


Lost in Los Angeles

Artis-artis papan atas pun berdendang

Hanya gitar dan sesuatu kecil yang bisa diselamatkan

Dari larian api yang begitu cepat menyambar semua


Lost in Los Angeles

Tiba-tiba hidup berubah ngenes

Di bumi manapun tiada jaminan hidup happy vibes

Apalagi ideologi kapitalisme yang merubah semua jadi ngeres


Dunia hiburan tak selalu penuh kesenangan

Selalu senang melupakan hidup berkesedihan

Menghindari rasa sakit masuk ke rasa melilit

Kesedihan dan kedukaan di luar nalar menghinggapi artis elite


Lost in Los Angeles

Dunia yang dibanggakan dan dikumpulkan dalam kerja tahunan

Sekejap bisa hilang bila Sang Penguasa Alam Semesta kembali meminta

Dengan cara yang tak pernah disangka manusia di dunia tipu daya


Lost in Los Angeles

Nyanyian apalagi yang akan tecipta dari industri yang merusak dunia

Ideologi kapitalis sekuler yang didominasikan ke penjuru dunia

Telah merusak manusia dan alam semesta di mana-mana


Film apalagi yang akan diproduksi

Apakah terbit action pemadam kebakaran yang berjuang memadamkan?

Apakah terbit pahlawan nyata sebagai penolong kemalangan?

Apakah muncul artis-artis Amerika yang akan berhijrah?


Di mana Batman dan Spiderman tidakkah menolong yang terjebak dalam kobaran?

Di mana Avengers penyelamat manusia dalam film laga?

Di mana UFO dalam Startrek barangkali bisa bantu padamkan api?

Dan di mana sutradara terbaik film dunia untuk misi penyelamatan bangsanya sendiri? [Dara/MKC]

Bulan Rajab Momentum Mengembalikan Kemuliaan Umat

Bulan Rajab Momentum Mengembalikan Kemuliaan Umat

 


Hanya dengan tegaknya kembali Daulah Islamiah

yang mampu mengembalikan kehormatan kaum muslim dalam mengalahkan musuh-musuhnya

_____________________


Penulis Ummi Qyu

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Komunitas Rindu Surga


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Rajab adalah bulan mulia karena Allah Swt. dan Rasul-Nya telah memuliakannya. Selain Rajab, ada tiga bulan lainnya yang disebut bulan mulia atau bulan haram dalam satu tahun Hijriyah yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. 


Para ulama bersepakat, bahwa segala amal saleh yang dilakukan pada bulan-bulan haram akan dilipatgandakan pahalanya. Seperti: tilawah Al-Qur’an, salat, amar makruf nahi mungkar (termasuk kepada para penguasa), berjihad, dan lain-lain. Begitu pun sebaliknya, segala macam kemaksiatan juga akan dilipatgandakan dosanya. Seperti: berbohong, berzina, berjudi, menipu, menzalimi rakyat, melakukan transaksi ribawi, korupsi, memutuskan hukuman yang tidak adil, dan lain sebagainya. 


Rajab Bulan Kemuliaan Umat Islam 


Banyak peristiwa penting terjadi di bulan Rajab yang menunjukkan kemuliaan umat Islam. 


Pertama, peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad saw. yang terjadi pada tahun ke-10 kenabian. Peristiwa ini diabadikan oleh Allah Swt. dalam surah Al-Isra ayat 1. 


Kedua, peristiwa perang Tabuk yang terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 H (630M). Perang ini terjadi antara pasukan kaum muslimin (negara Islam) yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw. melawan pasukan dari Romawi Timur, Kekaisaran Bizantium di bawah Kaisar Heraklius.


Ketiga, peristiwa Perang Yarmuk. Perang yang dipimpin oleh panglima Khalid bin Walid ini adalah peperangan terbesar selama sejarah Islam (pada bulan Rajab tahun ke-15 H (636 M). 


Keempat, Pembebasan Baitul Maqdis yang pertama di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi. Itu terjadi pada bulan Rajab tahun ke-15 H (637M) pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Al-Khattab r.a..


Kelima, peristiwa pembebasan Baitul Maqdis yang kedua kalinya. Ini adalah salah satu peristiwa monumental dalam sejarah Islam pada tanggal 2 Oktober 1187 M (27 Rajab 583 H).

 

Masa Kemunduran Umat Islam


Di sisi lain, seiring dengan kemunduran umat Islam telah terjadi suatu tragedi besar dan kelam dalam sejarah Islam, yaitu jatuhnya Khilafah terakhir. Khilafah Utsmaniyah diruntuhkan pada tanggal 27 Rajab tahun 1342 H (3 Maret 1924 ) oleh seorang agen Inggris bernama Kemal At-Taturk.


Kekhilafahan Islam merupakan simbol persatuan umat muslim sedunia dan penegak syariat Islam secara kafah. Kekhilafahan Islam dimulai sejak masa Khulafaur Rasyidin, dilanjutkan masa Khilafah Umayyah, Khilafah 'Abbasiyah hingga Khilafah Utsmaniyah.


Sejak keruntuhan kekhilafahan terakhir Utsmaniyah ini dunia Islam terpecah-pecah menjadi lebih dari 50 negara yang lemah. Mereka menjadi tak berdaya karena di bawah kekuatan negara-negara kafir. Semenjak itu pula, Baitul Maqdis di Palestina kembali jatuh di bawah kekuasaan kaum kafir, yaitu Zionis Yahudi sampai detik ini.


Mirisnya, puluhan negara-negara muslim itu tak berdaya walau untuk sekadar melawan institusi Yahudi yang terus menjajah dan membantai jutaan penduduk Palestina selama puluhan tahun. Padahal institusi Yahudi ini sebenarnya negara kecil dan lemah. 


Mengembalikan Kemuliaan Umat Islam 


Di dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa sesungguhnya umat Islam adalah umat terbaik (khairu ummah). Namun, sungguh miris faktanya saat ini kondisi umat justru terpuruk, bahkan umat Islam jadi bulan-bulanan negara-negara kafir. 


Genosida (pembantaian) pada kaum muslim di Palestina yang terus berlangsung hingga saat ini adalah salah satu bukti tragis atas kondisi umat Islam sampai detik ini.


Kondisi ini tentu tidak boleh dibiarkan. Umat Islam harus kembali menjadi umat terbaik, umat mulia yang telah dijanjikan Allah Swt.. Umat Islam harus kembali bangkit merebut Baitul Maqdis dari cengkeraman Zionis Yahudi ke tangan kaum muslimin. 

 

Untuk mewujudkan itu semua, tidak lain dengan bersatunya kaum muslimin dan berjuang menegakkan kembali Daulah Islam. Pasalnya, kaum muslim pernah meraih posisi sebagai umat terbaik adalah pada masa Kekhalifahan Islam lebih dari 1.300 tahun. Sejarah pun mencatat bahwa setiap pembebasan besar oleh kaum muslim, termasuk pembebasan Baitul Maqdis selalu terjadi pada masa kekuasaan Daulah Islam. 


Dengan adanya Daulah Islam, umat mempunyai kepemimpinan yang satu dan mampu mengumpulkan kekuatan di seluruh dunia Islam untuk melawan musuh-musuh mereka.


Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah saw.: “Iman (Khalifah) itu laksana perisai, orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Untuk itu, umat Islam wajib berjuang menegakkan kembali Daulah Islam secara global karena hanya dengan Daulah Islam umat Islam dapat mengembalikan kehormatan kaum Muslim dan mengalahkan musuh-musuhnya. 


Hanya dengan Daulah Islam, umat Islam bisa membebaskan lagi Baitul Maqdis sekaligus menyelamatkan kaum muslim di Palestina dan kaum muslim yang tertindas diberbagai negara dengan jihad fi sabilillah. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]

Ironis Kapitalisasi Pendidikan, Siswa Jadi Korban

Ironis Kapitalisasi Pendidikan, Siswa Jadi Korban

 



Pendidikan seakan menjadi modal usaha bagi kapitalis

yang setiap harinya selalu memikirkan pengembalian modalnya

________________________


Penulis Siti Nurtinda Tasrif

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Urgensi Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan primer yang secara umum harus didapatkan oleh seluruh rakyat, terkhusus bagi negara Indonesia.


Karena pendidikan adalah awal untuk memulai segala hal, termasuk untuk meraih kebangkitan diri melalui pemikiran dan juga dapat membangun masyarakat. Bahkan membangun dunia yang lebih baik. Hal ini semua bisa dicapai melalui pendidikan bukan yang lain.


Sebagai negara berkeadilan, harusnya pendidikan ini menjadi objek yang harus diperhatikan. Baik bibit, bebet, bobotnya, terutama dalam hal kualitas dan fasilitas. Karena semua ini dapat menunjang pendidikan yang akan menghasilkan para cendekiawan bahkan ilmuwan sehingga Indonesia tidak akan ada namanya kekurangan sumber daya manusia yang dapat membangun negara.


Artinya, Indonesia tidak akan punya pemikiran untuk menyewa tenaga kerja asing untuk mengelola segala sumber daya alam yang ada di Indonesia. Maka tujuan ini harus menjadi perhatian sehingga tujuan ini dapat dijadikan tolok ukur untuk menjamin pendidikan bagi setiap masyarakat. Indonesia juga berkewajiban untuk memberikan pendidikan yang aman dan nyaman tanpa memberatkan masyarakat dengan berbagai pembiayaan dan administrasi.


Namun amat disayangkan, hal tersebut ternyata terjadi. Di mana sebuah pendidikan melakukan tindakan yang merugikan siswanya karena pembiayaan yang belum diselesaikan. 


Sebagaimana yang penulis kutip dari media (kumparannews.com, 11-01-2025) bahwasanya seorang siswa SD yang berinisial M dihukum oleh wali kelasnya karena menunggak pembayaran SPPnya. Karena hal ini, wali kelasnya menghukum siswanya dengan tidak menerima raportnya, bahkan selama pelajaran, siswa itu dihukum belajar di lantai. Hal ini tidak berlaku sehari, namun sampai tiga hari.


Masalah ini menuai kekecewaan dari wali murid atau ibu dari siswa M sehingga ibu tersebut mendatangi sekolah dan pergi membayarkan SPPnya. Kemudian hal ini juga direspons langsung oleh kepala sekolahnya yaitu Juli Sari menegaskan pihaknya tidak mempunyai aturan melarang siswa belajar saat SPP menunggak seperti yang diterapkan oleh wali kelas M yakni Hariyati. Menurut Juli, Hariyati membuat aturan sendiri tanpa koordinasi dengan pihak sekolah.


“Sebenarnya anak itu tidak menerima raport karena belum melunasi SPP. Tapi tidak jadi permasalahan sebenarnya. Wali kelasnya membuat peraturan sendiri di kelasnya bahwa kalau anak tidak ada menerima raport tidak boleh menerima pelajaran tanpa kompromi dengan pihak sekolah,” sambungnya.


Untuk itu, insiden ini terjadi lantaran miskomunikasi antara pihak sekolah, wali kelas, dan orang tua korban. Ia pun menyampaikan permohonan maaf.


Pendidikan Kapitalistik


Inilah potret pendidikan sekarang, bukannya menciptakan generasi yang cendekiawan dan ilmuwan dengan kualitas dan fasilitas. Malahan pendidikan dijadikan sebagai komoditas semata. Pendidikan seakan menjadi modal usaha bagi para kapitalis yang setiap harinya selalu memikirkan pengembalian modalnya. Baik untuk pembangunan, fasilitas dan kualitas.


Tidak hanya sampai di situ, negara pun mulai menjadi egois. Dengan menjadikan setiap sekolah bisa mandiri, seakan mengisyaratkan untuk pembentukan pendidikan dengan otonomi sendiri. Maka bagi sekolah, untuk dapat bertahan hidup hanyalah menaikkan segala jenis pembiayaan termasuk biaya sekolahnya setiap tahun, tanpa memedulikan mampu atau tidaknya masyarakat.


Hal ini terjadi akibat sistem tata negara mengelola seluruh peraturan yang ada di dalam negeri yaitu, kapitalisme. Kapitalisme menjadikan seluruh aspek merupakan kebutuhan bagi rakyat menjadi komoditas yang berhak untuk mendapatkan materi daripadanya. Hal ini juga termasuk dalam masalah pendidikan.


Pendidikan sendiri sudah lama dikapitalisasi oleh sistem ini sehingga wajar jika segalanya berorientasi untuk materi. Wajar pula jika banyak sekali anak-anak yang tidak terpenuhi haknya dalam berpendidikan karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Maka masalah ini menjadi sangat ironis, apabila meningkatkan angka kebodohan bahkan kemiskinan akibat mahalnya pendidikan. Hal ini terus menjadi dilema tanpa tahu kapan akan diselesaikan atau bahkan akan terus dipertahankan.


Kapitalisasi yang berasaskan sekularisme telah berhasil memengaruhi dunia. Menjadikan jiwa masyarakat terpisah dengan agamanya yaitu Islam. Menjadikan setiap individu yang memikirkan dunia, bahkan dalam aspek yang sangat penting bagi hajat hidup manusia pun ikut jadi komoditas. Karena dalam kapitalisme halal dan haram itu diatur menurut kejeniusan manusia bukan hukum Allah Swt..


Pendidikan dalam Islam


Berbeda dengan kapitalisme yang menjadikan pendidikan sebagai komoditas. Islam ternyata memiliki tata kelola yang sebaliknya. Di mana dengan tujuan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat, maka pendidikan pun di desain untuk memenuhi kebutuhan warganya. Baik dalam tujuannya untuk mencetak generasi yang berkepribadian Islam, yaitu memiliki pola pikir dan pola sikap Islam dengan harapan standarisasi halal dan haram menurut apa yang ditetapkan Allah Swt..


Alhasil, pendidikan dibebaskan dari pembiayaan yaitu digratiskan. Bahkan tidak diberatkan dengan administrasi yang sangat panjang, rumit, dan butuh proses dokumen yang sangat lama. Hal ini menjadikan Islam sebagai sistem yang berhasil dalam penerapannya. Di mana dalam tinta sejarah telah menghasilkan banyak sekali ilmuwan dan cendekiawan yang cerdas serta mumpuni dalam bidangnya.


Hal ini bukan semata karena materi, tapi tujuan membumikan Islam ke seluruh dunia. Menjadikan Islam sebagai satu-satunya sistem yang berhasil menciptakan ulama dan ilmuwan yang berkualitas, bahkan negara-negara di dunia pun tidak meragukan hal tersebut. Hal ini karena Islam merupakan sistem yang berasal dari Sang Pencipta yaitu Allah Swt., bukan dari manusia.


Seluruh kemaslahatan diambil berdasarkan Al-Qur'an dan sunah. Sebagaimana sabdanya Rasulullah saw.,


"Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah)


Karena kewajiban inilah, negara sebagai pengurus rakyat menjadikan pendidikan bisa dilaksanakan oleh setiap muslim untuk menjalankan kewajibannya bisa terlaksana dengan baik. Tanpa harus memikirkan mengenai segala jenis pembiayaan yang ada. Kemudian hanya fokus untuk meraih ilmu sebaik-baiknya.


Khatimah


Islam menjadikan manusia hidup mulia, darinya masyarakat akan merasakan bagaimana penerapan Islam yang sebenarnya. Maka harus disadari, dengan hidup dalam sistem kapitalisme tidak akan membawa kemaslahatan apalagi keberkahan. Karena orientasinya hanya untuk materi tidak peduli halal ataukah haram. 


Berbeda dengan Islam yang orientasinya adalah mendapatkan rida Allah dunia dan akhirat. Maka segalanya akan berfokus untuk semakin meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]

Tarif PPN Naik, Rakyat Menjerit

Tarif PPN Naik, Rakyat Menjerit

 



Kebijakan kenaikan PPN

tidak lepas dari praktik pemerintahan yang kapitalis sekularisme


________________________


Penulis Desta Humairah, S.Pd

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kebijakan tarif PPN naik menjadi 12% di Indonesia menyulut opini masyarakat. Banyak masyarakat yang menolak kebijakan tersebut karena dinilai memberatkan rakyat.


Dalam sebuah pertemuan, Airlangga Hartanto menyampaikan kenaikan tarif PPN sebesar satu persen dari 11 menjadi 12 persen tersebut dinilai dapat meningkatkan pendapatan negara sehingga dapat mendukung program prioritas pemerintahan Prabowo pada bidang pangan dan energi. 


Upaya pemerintah menaikkan tarif PPN karena berhubungan dengan program pemerintah makan bergizi, supply pendidikan, program infrastruktur, perlindungan sosial, dan masih banyak lagi.


Pemerintah berharap ketika PPN dinaikkan 12% tidak memengaruhi daya beli masyarakat kelas menengah karena barang-barang bersifat premium yang akan dikenakan pajak sebesar 12%. Hal ini memicu pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat. Mereka takut ketika 1 Januari 2025 kenaikan PPN diberlakukan akan memengaruhi inflasi.


Masalah ini direspons oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio menambahkan, pemerintah tetap berkomitmen menjaga inflasi sesuai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, yaitu di kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen. Ia juga menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi diproyeksikan tetap kuat meski ada kenaikan PPN jadi 12 persen. (Beritasatu.com, 16-12-2024)


PPN Tertinggi, UMR Terendah Se-Asia Tenggara


Ironisnya, Indonesia adalah negara dengan PPN tertinggi se-Asia Tenggara, namun memiliki UMR terendah nomor lima. Hal ini tidak sejalan dengan yang dikatakan Kepala BKF Kemenkeu bahwa Indonesia tidak mengalami inflasi, malah akan bertambah seiring dengan bertambahnya tahun karena PPN hanya naik 1% yang awalnya 11% menjadi 12%.


Memang setiap tahun PPN dinaikkan guna menyokong pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Namun hal ini sangat miris, nyatanya Indonesia menduduki peringkat ke-5 ASEAN PPN tertinggi dan UMR terendah.


Dikutip dari berita (Yoi) untuk diketahui, daftar tarif PPN di negara ASEAN yaitu Filipina 12 persen, Indonesia 11 persen, akan naik menjadi 12 persen pada 2025, Vietnam 10 persen, Kamboja 10 persen, Malaysia 10 persen, dan Laos 10 persen.


Sementara itu, berdasarkan data dari laporan Numbeo, daftar UMR di negara ASEAN yaitu, Singapura 5.170 dolar AS, Malaysia 817 dolar AS, Thailand 560 dolar AS, Vietnam 461 dolar AS, Filipina 348 dolar AS, dan Indonesia 325 dolar AS.


Berdasarkan data tersebut, terbukti Indonesia tidak bisa mengentaskan perekonomian rakyat dengan menaikkan PPN setiap tahunnya karena dengan naiknya PPN tidak berdampak pada pendapatan perkapita masyarakat Indonesia. Buktinya Indonesia menduduki peringkat 5 UMR terendah se-Asia Tenggara. 


Hal ini menjadi salah satu bukti abainya pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat. Negara hanya memaksakan program yang mendapatkan keuntungan dan popularitas untuk kalangan tertentu.


Kebijakan Pemerintah Populis Otoriter


Pemerintah terkesan memaksakan kehendak memberlakukan kenaikan PPN. Meski pihaknya memberikan batasan barang-barang yang terkena kenaikan PPN, namun sejatinya kebijakan tersebut tetap memberatkan rakyat. 


Kebijakan yang dibuat pemerintah sangat merugikan rakyat. Perlahan memeras keringat rakyat hanya untuk membayar PPN saja yang sejatinya tidak sedikit pun memberikan kesejahteraan bagi mereka. Meski terdapat program bansos dan subsidi PLN, kedua bantuan tersebut sifatnya konsumtif dan hanya sementara. Hal ini sama sekali tidak meringankan beban rakyat. Alhasil, tidak ada kesejahteraan yang tercipta dalam negara. 


Permasalahan ini semakin membuktikan kebijakan penguasa yang populis otoriter. Pemerintah merasa cukup sudah memberikan bansos, subsidi listrik, dan menetapkan barang-barang tertentu yang terkena PPN padahal kebijakan tersebut tetap membawa kesengsaraan pada rakyat.


Selain itu, protes rakyat dalam bentuk petisi penolakan kenaikan PPN diabaikan. Suara-suara rakyat tertindas dan seakan-akan terbawa oleh angin. Negara seolah-olah hadir hanya sebagai preman yang memalak rakyat dan memberi beban dengan dalih kesejahteraan dari kebijakan yang dibuatnya padahal yang sejahtera sejatinya adalah sanak saudara dan keluarga pejabat.


Kenaikan PPN Buah dari Sistem Kapitalis Sekularisme


Kebijakan kenaikan PPN tidak lepas dari praktik pemerintahan yang kapitalis sekularisme. Pemerintah menganggap bahwa rakyat Indonesia bisa dan mampu untuk membiayai hidup secara lahir dan batin. Tidak pernah memikirkan dampak panjang yang di perbuatnya.


Banyak rakyat yang tidak memiliki pekerjaan, tidak bisa membiayai hidup sehari-hari hingga tidak memiliki uang hanya sekadar untuk sarapan. Akan tetapi, rakyat harus dipaksa membayar pajak dengan tarif yang besar. Hal ini menzalimi rakyat. Bentuk sistem kapitalisme dalam pemerintahan yang demikian harus dihapuskan demi kesejahteraan rakyat.


Selain pemerintah memberlakukan kapitalisme yang hanya mementingkan isi perut pribadi dan golongan pejabat, mereka juga sedang mempraktikkan sekularisme dalam kehidupan negara. Pemerintah tidak mengambil perannya dalam meriayah umat dengan baik. Negara yang seharusnya memberi pengayoman, kesejahteraan, dan ketenteraman hidup tidak menjalankan perannya dengan baik.


Karena tidak menerapkan sebuah sistem yang menyolusi kehidupan umat. Ketika urusan dunia dan agama dibedakan, maka lahirlah sebuah pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan sistem Islam. Perlu diketahui, bahwa Islam yang menjadi solusi dari seluruh macam permasalahan kehidupan.



Islam Solusi Hakiki 


Islam menjadikan penguasa sebagai raa’in (pengurus) dan junnah (perisai) bagi umat. Untuk itu, Islam menetapkan profil penguasa yang sesuai untuk memimpin negara Islam dan mengatur relasi penguasa dengan rakyatnya. Penguasa dalam Islam wajib mengurus rakyat dan mewujudkan kesejahteraan individu per individu hingga kancah negara.


Islam selalu memiliki solusi yang paripurna. Karena sistem yang paling baik adalah sistem Islam. Selain itu, Islam juga mewajibkan penguasa membuat kebijakan yang tidak menyulitkan hidup rakyat. Agar rakyat dapat hidup damai, aman, dan sejahtera.


Di samping itu, dalam Islam pendapatan negara bukan diambil dari pajak yang dipungut dari rakyat, melainkan terdapat pos-pos pemasukan negara yang disebut baitul maal. Di antaranya ada pos zakat, fai', kharaj, jizyah, dan masih banyak lagi. Hal ini dilakukan demi kesejahteraan rakyat yang hakiki.


Tidak hanya kesejahteraan semu yang tidak setiap orang mendapatkannya. Untuk mendapatkan kehidupan yang benar-benar sejahtera, negara harus berani menetapkan syariat Islam dalam sistem pemerintahan Islam. 


Negara akan mengatur seluruh kehidupan manusia dengan sistem islam. Sistem yang baik akan melahirkan generasi dan kehidupan yang bermanfaat.


Ketika Islam menjadi tolok ukur pemerintahan seluruh problem negara akan teratasi dengan baik sehingga melahirkan masyarakat Islami yang sejahtera dan memiliki akidah yang kuat. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]

Neraka di Amerika

Neraka di Amerika

 


Neraka di Amerika mengimajinasikan kebakaran yang memerah

Peristiwa alam yang manusia tak pernah menyangka


_______________________


Penulis Hanif Kristianto 

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Bukanlah hiperbola menyatakan neraka kini di Amerika
Kebakaran hebat melumat setiap benda di hadapannya
Terkadang alam lebih kuat daripada manusia
Mereka bisa jadi marah atas kerisauan ulah tangan manusia


California Amerika Serikat membara

Nama Hollywood yang tersohor sontak berubah horor

Jilatan api membahana dengan titik-titik banyak rupa

Ke mana harus menyelamatkan diri ke bumi yang lebih damai


Terkadang sebuah kecongkakan tak perlu dibalas dengan sombong

Terkadang sebuah kehebatan tak selalu berbalas dengan superior

Terkadang sebuah kemajuan tak selalu identik dengan kemakmuran

Ada Dzat Yang Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya


Bisa jadi opini berubah liar sesuai settingan 

Bola panas mengacaukan apa sebenarnya penyebab?

Dari metafisika hingga yang masuk logika

Peristiwa apa pun selayaknya jadi pelajaran penting bagi yang mau thinking


Bukan overthinking bagi yang mau menelaah lebih dalam

Manusia sejatinya lemah dan mudah berkeluh kesah

Pada tataran hidup dunia hadir sebagai yang hina

Tanpa sadar akan ada sebuah pembelajaran


Neraka di Amerika mengimajinasikan kebakaran yang memerah

Peristiwa alam yang manusia tak pernah menyangka

Peringatan Tuhan yang manusia perlu menyadarinya

Semua makhluk itu hakikatnya tunduk pada perintah yang mencipta


Neraka di Amerika

Padanan menggambarkan bagian kecil neraka sebenarnya

Api memang panas

Panas itulah yang menghantar aliran kengerian


Alam tidaklah bergerak atas kemauannya sendiri

Alam tunduk atas sunatullah pada Pencipta bumi

Manusia yang tak pernah berfikir sepenuh hati

Menganggap peristiwa ini seperti adzab dan telah tampak sebuah fenomena


Neraka di Amerika

Cambuk manusia sedunia

Kepongahan Amerika

Sebab ideologi kapitalisme bercokol di kepala penguasa


Neraka di Amerika

Berfikir akan kehidupan setelah dunia

Tidak ada yang abadi meski penguasa itu merajai

Tidak ada yang hebat karena ideologi kapitalisme itu merusak [Dara/MKC]

Maryam: Role Model Menjaga Kehormatan Muslimah

Maryam: Role Model Menjaga Kehormatan Muslimah

 



Saat ini, banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh muslimah

Pergaulan bebas dan berbagai godaan yang ada di sekitar 

_____________________


Penulis Najwa Zalfa, S.Pd

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Pemuda Jagakarsa


KUNTUMCAHAYA.com, INSPIRASI - Maryam ibunda Nabi Isa adalah sosok yang sangat dihormati dalam Islam.


Kisahnya diabadikan dalam Al-Qur'an sebagai wanita yang menjaga kehormatannya dengan penuh keteguhan iman. Maryam dikenal sebagai seorang yang suci dan menjaga kesuciannya, meskipun menghadapi berbagai ujian dan tantangan yang sangat berat.


Kehormatan Maryam diabadikan dalam Al-Qur'an. Salah satu ayat yang menceritakan tentang Maryam adalah surah Maryam ayat 16-21:


"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Al-Qur'an, ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke tempat yang ke arah timur, lalu ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka. Maka Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, lalu ia menampakkan diri kepadanya sebagai seorang laki-laki yang sempurna. Maryam berkata, 'Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dari kamu, jika kamu seorang yang bertakwa.' Laki-laki itu berkata, 'Sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberikan kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki yang suci.' Maryam berkata, 'Bagaimana akan ada anak laki-laki bagiku, padahal tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina."


Ayat ini menunjukkan betapa Maryam sangat menjaga kehormatan dan kesuciannya. Hingga Allah Ta'ala memberikan rahmat kepadanya seorang anak laki-laki. Putra tersebut ialah Nabi Isa ‘Alaihissalam. 


Saat ini, banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh muslimah. Pergaulan bebas dan berbagai godaan yang ada di sekitar membuat posisi wanita menjadi sangat rentan. Media sosial, hiburan, dan budaya sering kali menampilkan gaya hidup yang tidak sesuai dengan syariat Islam sehingga tidak jarang wanita yang terjerumus ke dalam pergaulan yang dilarang oleh Allah Taala.


Lantas, bagaimana kita menjaga kehormatan di tengah gempuran zaman yang kian jauh dari naungan Islam?


Pertama, menguatkan iman dan akidah. Akidah adalah fondasi utama dalam menjaga kehormatan. Dengan iman yang kuat, seorang muslimah akan memiliki kekuatan untuk menolak godaan dan pergaulan yang tidak sesuai dengan syariat Islam.


Kedua, menghindari pergaulan bebas. Seorang muslimah harus berhati-hati dalam memilih teman dan lingkungan pergaulan. Menghindari pergaulan bebas dan menjauhi tempat-tempat yang dapat menjerumuskan ke dalam perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. adalah langkah penting.


Ketiga, mendapatkan pendidikan dan pengetahuan dengan mengkaji Islam secara mendalam dan menyeluruh. Hal ini dapat menjadi senjata yang sangat penting dalam menjaga kehormatannya. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup, seorang muslimah akan mampu membedakan yang baik dan yang buruk.


Keempat, bergaul dengan orang-orang salih yang memiliki visi misi yang sama sehingga akan membantu dalam menjaga kehormatan muslimah sekaligus menyiarkan Islam. Lingkungan islami dapat menjaga dan menghormati posisi wanita. Selain itu, lingkungan yang baik dalam Islam akan memberikan dukungan dan motivasi untuk tetap menjaga diri dari hal-hal yang tidak semestinya.


Begitulah sepatutnya meneladani sikap Maryam. Kita sebagai muslimah hendaknya menjaga kehormatan diri. Membuka pikiran kita untuk bersikeras menjaga kesucian di tengah kehidupan pergaulan yang sudah jauh dari naungan Islam.


Jangan sampai hanya semata memuaskan hawa nafsu dunia, kita rela terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan keji. Na'udzubillahi min dzaalik. Wallahualam bissawab. [Eva-Dara/MKC]

Memberantas LG6T

Memberantas LG6T

 




Semua kerusakan dan penyakit masyarakat ini 

hanya dapat diatasi dengan Islam

_____________


Penulis Nurul Bariyah 

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Ranah Minang dikenal dengan tanah yang masih sangat memegang adat istiadat dan agama.


Jalinan Islam dan adat di Minangkabau dimulai sejak berdirinya Kerajaan Pagaruyung pada abad ke-16 M. Jalinan ini pun berjalan bertahap dari wilayah pesisir ke pedalaman. Dikenal dalam kosakata Minangkabau "Syarak Mandaki, Adat Manurun" yaitu istilah yang merujuk pada adat dan kebudayaan dari Kerajaan Adityawarman, Batusangka dan syarak yang dibawa dari pesisir Pariaman. 


Dalam masyarakat Minangkabau, adat dan agama Islam memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini diwujudkan dalam falsafah hidup "Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah". Falsafah inilah yang menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman dalam kehidupan dan menunjukkan peran penting agama dalam membentuk adat dan budaya Minangkabau. 


Penyakit yang Meresahkan Masyarakat 


Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, kini Ranah Minang telah dirusak dan dihinggapi penyakit masyarakat. Hal ini mendorong pemerintahan melalui peraturan daerah berupaya memberantas penyakit masyarakat ini, seperti: lesbian, gay, biseksual dan transgender (LG6T). (Republika.co.id, 4-1-2025)


Perilaku menyimpang LG6T berkaitan erat dalam menimbulkan penyakit dan penyebaran HIV/AIDS. Menurut data yang diperoleh dari kompas.com, (4-1-2025), Kecamatan Koto Tangah mencatat kasus terbanyak dengan 40 kasus, diikuti Kecamatan Lubuk Begalung dengan 22 kasus dan Kecamatan Lubuk Kilangan memiliki kasus terendah dengan empat kasus.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Sri Kurnia Yati  menyebutkan: dari 308 kasus HIV di Padang, sebanyak 166 kasus atau 53,8 persen berasal dari luar kota. Sedangkan, 142 kasus atau 46,2 persen lainnya adalah warga Padang.


Upaya Pemerintah 


DPRD setempat mengupayakan pembentukan peraturan dan berbagai publikasi seperti baliho dan videotron milik pemerintah, berbagai cara dan sarana digunakan untuk lebih memasifkan sosialisasi pencegahan penyakit menular. Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumbar Nanda Satria di Padang Sumatra Barat menegaskan bahwa pemerintah daerah harus merancang strategi bersama masyarakat untuk menyelesaikan persoalan ini secara efektif.


Sejatinya falsafah hidup "Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" yang menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman dalam kehidupan selayaknya tetap dipakai hingga kapan pun. Namun, alih-alih memakai aturan hidup berdasar falsafah yang telah ada, masyarakat justru mulai meninggalkannya.


Terlihat dari rusaknya kehidupan masyarakat dan penyakit yang hinggap di dalamnya. Semua itu akibat perbuatan keji dari orang-orang yang melakukan orientasi seksual secara menyimpang. 


Agama dan adat istiadat yang dibangun di atas nilai-nilai luhur semakin hari semakin pudar.  Islam sebagai agama yang membawa aturan terbaik telah terpinggirkan. Begitu pun adat istiadat peninggalan leluhur yang lahir dari nilai-nilai agama dan norma pun telah ditinggalkan.


Hari ini kaum LG6T seolah diberi panggung untuk tampil di setiap acara televisi nasional maupun daerah. Banyak dari mereka yang diberi kesempatan untuk tampil dan berkembang, pada akhirnya menjadi bebas berekspresi. 


Hal ini menjadi celah keberanian orang-orang yang awalnya menyimpan erat-erat hasratnya. Saat ini mereka kian berani bersuara dan mengekspresikan diri karena melihat ada figur yang sama dengan mereka dalam melakukan kesenangan yang berorientasi pada hal yang salah. Bahaya yang lebih besar pun mengancam generasi, dikhawatirkan lambat laun perbuatan menyimpang ini dianggap biasa, Nauzubillah.


Kerusakan dan penyimpangan pun terus terjadi dan kasusnya makin meningkat. Pertanyaannya apakah sebuah "Perda" mampu untuk memberantas LG6T?


Mengingat agama dan adat istiadat saja sudah banyak dilanggar, generasi terpapar gaya hidup bebas dan liberal sebagai hasil dari penerapan sekularisme. 


Generasi semakin liar dan semakin sulit untuk diatur. Pergaulan bebas dan penyimpang seksual telah menimbulkan penyakit yang belum ada obatnya. Bahkan menurut data lebih dari separuh pengidap HIV berada dalam rentang usia produktif, yakni 24–45 tahun. 


Padahal di usia itu, seharusnya seseorang berada pada puncak produktivitas kerja dan berkontribusi dalam membangun masyarakat dan negara. Sungguh miris, fakta berkata mereka yang seharusnya produktif malah terkena penyakit mengerikan AIDS dan HIV.


Untuk memberantas penyakit ini sampai akarnya dibutuhkan peran individu, masyarakat, dan negara. Antarindividu masyarakat harus meningkatkan kepedulian satu sama lain. Kepedulian yang didasari atas dasar iman dan takwa sehingga akan menjadi filter bagi dirinya dalam perbuatan dosa dan maksiat.


Masyarakat yang didasari atas dasar iman dan takwa tidak akan tinggal diam ketika di lingkungannya terdeteksi ada gejala orientasi seksual yang menyimpang. Masyarakat seperti ini akan mencegah dengan melakukan amar makruf nahi mungkar sehingga mampu mencegah terjadinya  kerusakan moral dan penyimpangan seksual.


Negara memiliki peran yang sangat penting. Negara akan menjadi pengawas dan pembuat peraturan yang melarang tumbuhnya penyimpangan seksual dan LG6T. Negara akan memberi sanksi yang tegas bagi pelaku LG6T sehingga tak ada yang berani melakukannya.


Islam Melarang Keras LG6T 


Semua kerusakan dan penyakit masyarakat ini hanya dapat diatasi dengan Islam. Dalam Islam, LG6T adalah perbuatan dosa dan dilarang keras oleh Allah Swt. Ingatlah nasib kaum Nabi Luth yang melakukan kesalahan dan bermaksiat dengan menyukai sesama jenis. Allah Swt. mengazab mereka dengan meluluh lantahkan tanah yang mereka pijak, tidak ada satu pun dari mereka yang selamat. Kisah ini seharusnya dijadikan pelajaran, bahwa perbuatan itu dilaknat Allah dan tidak boleh dilakukan.


Umat Islam menjadikan peristiwa terdahulu itu sebagai pelajaran besar. Memahami dan meyakini bahwa perbuatan tersebut adalah dosa besar dan dilarang oleh Allah Swt.. Sebagai muslim yang memiliki akidah yang baik, maka yakin bahwa mereka akan diminta pertanggungjawaban atas seluruh perbuatan. 


Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menghindari perbuatan yang dilarang syariat, dengan landasan keimanan. Keimanan ini yang membuatnya selalu menjauh dan menghindari apapun perkara yang dilarang Allah Swt. dan takut akan azab-Nya.


Allah Swt. berfirman:


اَتَأْتُوْنَ الذُّكْرَا نَ مِنَ الْعٰلَمِيْنَ 


"Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks)." (QS. Asy-Syu'ara' 26: 165)


Di dalam ayat yang lain, Allah Swt. berfirman:


وَ تَذَرُوْنَ مَا خَلَقَ لَـكُمْ رَبُّكُمْ مِّنْ اَزْوَا جِكُمْ ۗ بَلْ اَنْـتُمْ قَوْمٌ عٰدُوْنَ


"Dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu (memang) orang-orang yang melampaui batas." (QS. Asy-Syu'ara' 26: 166)


Demikian Allah melarang perbuatan keji itu, Allah membenci orang yang berlaku melampaui batas. 


Dalam Islam pelaku LG6T akan dihukum  dengan hukuman cambuk hingga mati. Dengan maksud agar dosa besar yang ia lakukan akan terbayar dan ketika ia mati, maka tidak membawa dosa bertemu dengan Allah. 


Hukuman yang berat harus diberlakukan agar menjadi efek jera bagi semua. Hukuman seperti itu tentunya akan membuat orang lain takut dan enggan berbuat yang sama.


Dalam Islam, ada tiga pilar pengokoh tegaknya aturan Allah Swt..


Pertama, individu yang bertakwa.


Kedua, masyarakat yang islami.


Ketiga, negara yang menjalankan fungsi kepemimpinan dengan baik dan amanah, yang berasas pada Al-Qur’an dan Sunnah.


Negara dalam Islam akan memberi sanksi yang berat bagi pelaku LG6T, sesuai dengan tuntunan agama. Semua itu untuk menjalankan syariat Islam secara kafah dalam menegakkan aturan Allah Swt. di muka bumi. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]

Peran Gen-Z untuk Umat

Peran Gen-Z untuk Umat

 



Wajar, mahasiswa turun ke jalan

jika ada kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat


_________________________


Penulis Nola Aulia

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Keputusan yang diambil pemerintah mengenai kenaikan pajak dari 11% menjadi 12% mulai 1 Januari 2025 sesuai undang-undang nomor 7 tahun 2024 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) tidak hanya mengusik kalangan ibu-ibu yang khawatir akan naiknya harga bahan pokok namun kalangan Gen Z pula. (Kompas.com, 19-12-2024)


Kepedulian Gen Z terhadap kebijakan yang menyengsarakan rakyat sudah seharusnya ada. Karena Gen Z adalah salah satu kekuatan umat dalam mewujudkan perubahan. Gen Z terutama kalangan mahasiswa memiliki peran strategis untuk mengkritisi dan mengadvokasi kebijakan pemerintah. Sebagai generasi yang digadang-gadang akan menjadi penerus bangsa, sudah sepantasnya mereka merasa tidak adil akan adanya keputusan yang dibuat tanpa melihat keadaan masyarakat saat ini.


Wajar, mahasiswa turun ke jalan jika ada kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat. Adanya kebijakan kenaikan PPN yang memberatkan beban hidup rakyat Aliansi BEM seluruh Indonesia juga tidak tinggal diam. Seruan konsolidasi yang dilakukan melalui pertemuan secara online pada Minggu, 22 Desember 2024 lalu menjadi bukti bahwa mereka berada di sisi masyarakat. 


Menurut ketua BEM Unair Aulia Thaariq Akbar mengatakan bahwa kenaikan pajak ini tidak dirumuskan secara baik karena tidak melibatkan masyarakat secara aktif. Sedangkan saat ini banyak masyarakat yang berada di kelas menengah justru turun menjadi masyarakat miskin atau rentan miskin dan seharusnya ini menjadi pertimbangan pemerintah dalam membuat keputusan.


Aulia Thaariq Akbar juga mengatakan bahwa cara komunikasi pemerintah cenderung berbohong kepada masyarakat. Awalnya hanya barang mewah saja yang akan terdampak oleh kenaikan pajak tersebut. Namun, setelah daftar barang terdampak keluar ternyata kebutuhan pokok pun ikut terdampak. (beritajatim.com, 21-12-2024)


Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2020, barang-barang kebutuhan pokok merupakan fasilitas yang bebas PPN. Begitu pun dengan beberapa jenis jasa seperti jasa pendidikan, pelayanan kesehatan medis, pelayanan sosial, angkutan umum, keuangan dan persewaan rumah susun untuk masyarakat umum yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2024 merupakan jenis jasa bebas PPN. (Kompas.com, 19-12-2024)


Tidak hanya mahasiswa, bahkan para K-Popers, Wibu, Gamers dan banyak lagi Gen Z yang peduli dengan ketidakadilan yang dilakukan pemerintah. Untuk ke sekian kalinya memutuskan turun ke jalan tepatnya di depan Istana Negara untuk melakukan demo penolakan kenaikan PPN sebesar 12%.


Kepedulian Gen Z 


Kian hari, semakin banyak Gen Z yang sadar tentang ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah. Kepedulian ini muncul karena adanya kekhawatiran tentang masa depan mereka. Kehidupan seperti apa yang akan dihadapai jika pemerintah selalu melakukan perubahan kebijakan yang semakin menyengsarakan rakyat, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah.


Penolakan Gen Z atas kebijakan ini harus dibangun dengan kesadaran yang sahih atas kerusakan sistem hari ini.  Bukan hanya pungutan pajak saja yang harus ditolak, namun juga sistem kehidupan yang menjadi asas lahirnya kebijakan pajak atas rakyat yaitu sistem kapitalis. 


Tidak sedikit dari Gen Z yang masih berpikiran bahwa yang perlu diubah adalah orang-orang yang duduk dalam pemerintahan, bukan sistemnya. Membicarakan soal perubahan sistem kapitalisme ke sistem pemerintahan Islam merupakan hal yang masih tabu untuk sebagian orang sebab hal-hal mengenai sistem pemerintahan Islam tidak pernah dikenalkan atau diajarkan saat di bangku sekolah.


Oleh karena itu, pendidikan politik pada Gen Z tidak boleh diabaikan. Terlebih Islam melihat potensi Gen Z sebagai agen perubahan hakiki sangat besar. Mereka memiliki semangat yang besar untuk menolak adanya ketidakadilan yang dapat menyengsarakan rakyat dan hanya memberikan kenyamanan untuk petinggi-petinggi di negeri ini.


Pendidikan dalam Sistem Islam


Sistem pemerintahan Islam tidak hanya berfokus dalam satu hal saja. Namun, seluruh elemen yang ada sangat diperhatikan terlebih dalam bidang pendidikan untuk membekali Gen Z dengan berbagai ilmu agar produktif dan menghasilkan karya untuk umat.


Tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu umum, Gen Z juga mendapatkan ilmu yang dapat membantu mereka dalam mengembangkan karya yang mereka suka sehingga karya-karya tersebut dapat bermanfaat bagi negara dan masyarakat nantinya. 


Islam juga akan memberikan pendidikan politik Islam sebagai bekal Gen Z dalam memberikan kontribusi pada perubahan hakiki untuk penerapan Islam kafah karena tanpa adanya bekal yang memadai, segala macam protes yang dilakukan oleh masyarakat terlebih Gen Z tidak akan memberi dampak perubahan yang signifikan.


Hanya masalah-masalah yang nampak saja yang akan diberi solusinya, sedangkan masalah utama dari adanya berbagai kebijakan yang tidak adil ini adalah penerapan sistem pemerintahan yang diambil dari Barat yaitu kapitalisme. Sedangkan dalam Islam, setiap masalah yang ada akan diperbaiki dari akar masalahnya, bukan hanya yang ada di permukaan saja. 


Tentu saja hal ini tidaklah mudah. Oleh sebab itu, Gen Z harus mengkaji dan memahami hukum-hukum lslam agar gerak perjuangannya terarah dan berada pada jalan yang menghantarkan pada perubahan yang hakiki yaitu kehidupan yang diatur dengan aturan lslam secara kafah.


Maka dari itu, Gen Z harus bergabung dalam partai politik lslam ideologis dan mendakwahkannya. Wallahualam bissawab. [Luth-Dara/MKC]