Alt Title
Pembangunan Sarana Olahraga untuk Rakyat?

Pembangunan Sarana Olahraga untuk Rakyat?

Dengan banyaknya persoalan yang terjadi, harusnya pemerintah bisa menentukan skala prioritas pembangunan mana yang lebih mendesak dan yang bisa ditunda

Berharap mampu mendongkrak sektor ekonomi dari event-event olahraga, nyatanya tidak lebih sekadar ilusi belaka. Bagaimana mungkin kestabilan mampu diraih dalam waktu singkat dengan solusi yang tidak mengakar?

__________________________

Penulis Umi Lia

Kontributor Media Kuntum Cahaya



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Pertimbangan skala prioritas bagi seorang pemimpin adalah sesuatu yang harus diperhatikan, karena akan berpengaruh pada masyarakat itu sendiri. Sayangnya hal itu tidak selalu dimiliki saat menduduki tampuk kekuasaan. Seperti yang terjadi saat ini, di saat rakyat mengeluh karena banyak jalan yang rusak, Bupati Bandung Dadang Supriatna justru memastikan pembangunan Pusat Latihan Atletik di Pangalengan berjalan kondusif. 


Hal itu ia sampaikan saat rapat koordinasi dengan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan. Selain Bupati, ada juga Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), TNI dan Polri yang juga siap menjaga kondusivitas wilayah dalam pembangunan pusat atletik tersebut, dalam rangka memajukan olahraga di Indonesia. (detikjabar, 4/5/2023)


Pengurus Besar Persatuan Atletik Indonesia (PB-PASI) akan membangun stadion training center/pemusatan latihan nasional (pelatnas) cabang olahraga atletik di lapangan Babakan Tanara Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Lokasi ini sudah dipakai sejak tahun 1980-an dengan fasilitas seadanya. Rencana tersebut disambut antusias oleh Bupati Bandung karena jika pelatnas ini terwujud, akan menguntungkan bagi warga Kabupaten Bandung, berupa  kehadiran wisatawan lokal maupun asing saat ada pelaksanaan event.


Fakta tersebut menggambarkan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak memperhatikan skala prioritas. Olahraga bukanlah sektor yang bisa langsung mengurusi rakyat, walaupun keberadaannya penting untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun tidak berkaitan langsung dengan ekonomi rakyat yang saat ini masih terpuruk setelah diserang badai pandemi. 


Bagi sebagian kalangan, pusat atletik memang berguna untuk memajukan prestasi para atlet di event-event olahraga internasional demi mengharumkan nama baik bangsa dan negara di dunia. Tapi apalah arti kebanggaan/prestise di dunia internasional jika rakyat di dalam negeri sengsara, dengan angka pengangguran meningkat, kelaparan dan marak terkena stunting.


Selain itu, dibanding membangun pusat atletik, ada yang lebih urgen untuk segera dibangun demi keselamatan masyarakat, yaitu membangun jalan-jalan yang rusak. Baru-baru ini viral di medsos warga yang memasang spanduk menuntut pemerintah untuk segera memperbaiki fasilitas yang sangat dibutuhkan sebagai sarana dalam aktivitas mereka. Berdasarkan laporan  Statistik Transportasi Darat 2021 dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 87.454 km (16,01%) jalan di Indonesia rusak, dan ada 86.844 km (15,9%) rusak berat. Secara kumulatif panjang jalan yang rusak mencapai 174.298 km (31,91%) pada tahun 2021. (Katadata, 17/4/2023)


Selain kebutuhan jalan yang mendesak ada sektor lain yang butuh perhatian pemerintah yaitu kekurangan gizi yang menimpa penduduk miskin. Menurut laporan  The State of Food Security and Nutrition in the World yang dirilis Food Agriculture Organization (FAO) pada 2021, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk kurang gizi tertinggi di Asia Tenggara. Jumlahnya mencapai 17,7 juta jiwa. Apakah data ini terhapus dengan menjadi juara di bidang olahraga? Tentu tidak. Ini terjadi karena sektor ekonomi yang belum bangkit pasca pandemi. Orang-orang miskin terus bertambah bahkan kemiskinan ekstrem masih banyak di tengah masyarakat. Menurut data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada tahun 2021, tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 4% atau 10,86 juta jiwa.


Dengan banyaknya persoalan yang terjadi, harusnya pemerintah bisa menentukan skala prioritas pembangunan mana yang lebih mendesak dan yang bisa ditunda. Berharap mampu mendongkrak sektor ekonomi dari event-event olahraga, nyatanya tidak lebih sekadar ilusi belaka. Bagaimana mungkin kestabilan mampu diraih dalam waktu singkat dengan solusi yang tidak mengakar?


Inilah kapitalis dengan segala solusi yang ditawarkannya. Pembangunan di sistem ini nyatanya hanya dilakukan berdasarkan asas manfaat semata.  Hal itu karena negara di sistem kapitalis lebih memperhatikan kepentingan kapitalis/para pemilik modal dibanding rakyat banyak. Penguasa akan bekerja untuk melayani kepentingan segelintir orang dibanding rakyat pada umumnya.


Berbeda dengan Islam, sebagai agama yang sempurna, seluruh permasalahan kehidupan pasti ada solusinya, bahkan masalah olahraga pun dibahas dan diperhatikan dalam Islam. Pernah satu saat Rasul saw. memerintahkan umatnya untuk belajar berenang, berkuda dan memanah. Di saat lain Rasul juga pernah mengajak istrinya berlomba lari. Tujuannya hanya dua, yaitu untuk menjaga kebugaran tubuh agar tetap sehat dan melatih kekuatan fisik untuk persiapan jihad di jalan Allah bagi kaum pria. Selain itu juga Rasul saw. bersabda: "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah." (HR. Muslim)


Bisa disimpulkan bahwa bagi umat Islam berolahraga itu karena ingin lebih dicintai atau diridai Allah Swt.. Bukan karena tujuan-tujuan yang bersifat materi yang dirasakan sesaat di dunia saja. Olahraga dalam Islam bukan untuk popularitas di dunia internasional, mendapat medali, harta, gengsi dan prestise. Apalagi untuk alasan klise demi mengharumkan nama bangsa di mata dunia. Itu hanya menipu diri sendiri mengingat fakta yang ada, terjadi sebaliknya. Oleh karena itu, tidak seharusnya hal ini terlalu dibesar-besarkan, karena keberadaannya bukan untuk dilombakan atau menjadi ajang pertunjukan, tontonan ataupun bisnis.


Demikianlah Islam mengatur masalah olahraga dengan begitu proporsional, seperti halnya mengatur masalah ekonomi, politik, pendidikan, pemerintahan dan lain-lain. Dengan begitu penguasa akan mampu mengatasi semua masalah dengan baik. Fakta itu terbukti dalam sejarah peradaban Islam yang mencapai 13 abad. Negara yang menerapkan sistem Islam bisa menyusun prioritas pembangunan sehingga selangkah demi selangkah bisa menjadi negara maju, terdepan meninggalkan negara-negara lain di dunia, pada masanya. Adapun kemundurannya justru terjadi ketika umat Islam mulai meninggalkan konsep yang sudah baku dari Al-Qur'an dan sunnah dan lebih memilih ide-ide dari luar Islam. Sekaranglah saatnya umat Islam kembali pada konsep atau aturan yang ada dalam Al-Qur'an dan sunnah.


Yang menjadi prioritas dalam sistem Islam adalah terkait pemenuhan kebutuhan dasar rakyat yaitu sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Untuk itu negara berkewajiban menyediakan lapangan kerja bagi seluruh rakyat yang berusia produktif. Hal ini bisa diciptakan dengan mewujudkan iklim usaha yang kondusif. Penguasa juga akan menggratiskan atau setidaknya memudahkan dengan harga yang murah dan kualitas yang bagus, fasilitas pendidikan dan kesehatan. Dengan begitu kesejahteraan bisa terwujud secara merata. Inilah berkah dari diterapkannya syariat Allah Swt. secara menyeluruh. Wallahu a'lam bi ash-shawwab. []

Angka Baby Blues Tinggi, Ada Apa dengan Kesehatan Ibu?

Angka Baby Blues Tinggi, Ada Apa dengan Kesehatan Ibu?

Kurangnya kesadaran akan pentingnya agama sebagai petunjuk hidup menyebabkan sang ibu merasa berat dalam menghadapi perannya sebagai seorang ibu. Mereka akan terbebani dengan keberadaan anak dan menganggap bahwa rutinitas menjadi seorang ibu adalah hal yang menjemukan

Ya, secara sistemik, perempuan hari ini tidak dipersiapkan menjadi seorang ibu

________________________


Penulis Novi Puji Lestari 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus




KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Detik-detik momen haru pasca melahirkan yang diiringi dengan lantangnya suara tangisan bayi yang baru saja dilahirkan merupakan salah satu momen terindah bagi seorang ibu. Lebih dari itu, bagi sebagian wanita, keberhasilan melahirkan sang buah hati ke dunia dengan sehat wal a'fiyat menjadi salah satu indikator kesempurnaan seorang wanita. Tentu, isak tangis bahagia dari anggota keluarga pun semakin melengkapi kisah bahagia sang ibunda. 


Nyatanya momen menimang sang buah hati pasca melahirkan tak selalu diiringi dengan perasaan bahagia dari seorang wanita. Sebaliknya, ada kalanya seorang wanita mengalami perasaan cemas, sedih, bahkan depresi setelah melahirkan. Kondisi ini dinamakan dengan "baby blues syndrom".


Dilansir dari HalloSehat[dot]com, 27/10/2022, baby blues syndrome atau sindrom baby blues adalah perubahan suasana hati setelah kelahiran yang bisa membuat ibu merasa terharu, cemas, hingga mudah tersinggung. Sindrom blues disebut juga sebagai postpartum blues yang biasanya dialami oleh sekitar 80 persen atau 4-5 ibu baru.


Kondisi ini menyebabkan seorang ibu merasa mudah tersinggung dan khawatir dengan masalah menyusui atau masalah kesehatan sang buah hati. Akibatnya, para ibu yang mengalaminya seringkali sulit tidur dan terus menangis tanpa alasan yang jelas. Jika kondisi ini dialami terus berlarut-larut, maka dikhawatirkan akan menuju pada fase depresi. Parahnya, fakta membuktikan bahwa Indonesia masuk ke dalam kategori negara dengan kasus baby blues tertinggi di Asia Tenggara. Miris!


Dilansir dari detikHealth[dot]com, berdasarkan pernyataan dari ketua komunitas Wanita Indonesia Keren dan psikolog Dra. Maria Ekowati bahwa pada penelitian di Lampung, ditemukan fakta bahwa 25 persen ibu mengalami gangguan depresi setelah melahirkan.


Lebih lanjut, dalam penelitian Adrianti pada 2020, sebanyak 32 persen ibu hamil mengalami depresi. Selain itu, 27 persen ibu hamil mengalami depresi post partum atau pasca persalinan.


Maria Ekowati juga mengungkapkan bahwa dalam penelitian nasional, menunjukkan hasil bahwa 50-70 persen ibu di Indonesia mengalami gejala minimal dan gejala sedang baby blues dan ini merupakan kasus tertinggi ketiga di Asia.


Jika kita lihat faktanya, ada banyak faktor penyebab "baby blues syndrom", di antaranya adalah faktor internal maupun eksternal. Seperti perubahan hormon, kesulitan beradaptasi dengan keadaan yang baru, kelelahan, kesulitan menyusui, riwayat gangguan kesehatan mental, kurangnya dukungan dari suami, keluarga, lingkungan dan lain sebagainya. Deretan penyebab ini jelas menjadi bukti bahwa kesiapan mental menjadi orang tua adalah suatu hal yang amat krusial bagi kita. 


Apalagi seorang wanita yang akan menjadi arsitek peradaban suatu generasi, perlu memahami fitrah, peran dan kewajiban seorang ibu dengan sempurna. Pemahaman yang paripurna inilah yang menjadi benteng kekuatan seorang ibu saat harus dihadapkan pada tantangan-tantangan baru dalam mengurus dan mendidik sang buah hati. Di sinilah pentingnya peran ilmu parenting yang berasaskan akidah islamiyah yang perlu dipelajari dengan baik dan benar. 


Sayangnya, sistem pendidikan saat ini tidak menjadikan kesiapan mental untuk menjadi orang tua sebagai kompetensi yang penting. Sebaliknya, pendidikan moral yang rendah dan maraknya pergaulan buruk peserta didik menghasilkan para lulusan institusi pendidikan yang hanya berorientasi pada nilai-nilai akademik materi semata. Padahal pendidikan juga harusnya ditujukan untuk mempersiapkan para individu agar mampu menjadi orang tua. 


Pemahaman yang benar akan peran istimewa seorang ibu mampu menghasilkan sebuah mindset berpikir bahwa anak merupakan sumber investasi pahala yang perlu dijaga dan dilindungi sebagai bentuk amanah dari Allah Swt..


Pemikiran cemerlang tentang peran besar seorang ibu yang diberi gelar "arsitek peradaban Islam", pasti harus didukung oleh tsaqafah islamiyah dan keilmuan tentang merawat dan mendidik anak. Sayangnya, pada sistem kapitalisme sekuler ini, negara dan masyarakat kurang berperan dalam menjadi support system seorang ibu. Sistem yang telah jelas menjauhkan agama dari kehidupan ini membuat jiwa kita menjadi kering dari keimanan. 


Kurangnya kesadaran akan pentingnya agama sebagai petunjuk hidup menyebabkan sang ibu merasa berat dalam menghadapi perannya sebagai seorang ibu. Mereka akan terbebani dengan keberadaan anak dan menganggap bahwa rutinitas menjadi seorang ibu adalah hal yang menjemukan. Ya, secara sistemik, perempuan hari ini tidak dipersiapkan menjadi seorang ibu. 


Berbeda dengan para ibu dalam sistem daulah islamiyah, dimana mereka telah memahami betul peran dan kewajibannya menjadi seorang umm wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Peran strategis ini menuntut seorang ibu untuk memantaskan diri dan belajar menjadi seorang madrasatul 'ula (pendidik pertama) bagi anak-anaknya dan pengatur rumah tangga suaminya. Mereka sadar betul bahwa perannya begitu penting hingga mampu menentukan kualitas sebuah generasi. Berbekal pemahaman tsaqafah islamiyah, mental sang ibu akan terlatih untuk menjadi ibu yang tangguh dan memberikan yang terbaik bagi keluarganya. 


Sepanjang sejarah berdirinya Daulah Islamiyyah selama 1300 tahun lamanya, tinta sejarah telah menorehkan banyak teladan sosok para ibu yang telah berhasil dalam mendidik anak-anaknya menjadi generasi terbaik sepanjang sejarah. Mereka yang sabar dalam merawat dan menemani anak-anaknya hingga berhasil menjadi para ulama terkemuka. Keberhasilan ini tentu tak datang dengan sendirinya. Daulah Khilafah al-Islamiyyah sebagai institusi negara ikut turut andil dalam menyiapkan pendidikan terbaik berlandaskan akidah islamiyah sehingga terciptalah para individu dengan kepribadian dan pemikiran Islam yang mustanir. 


Selain itu, para peserta didik juga diajarkan tentang berbagai keilmuan praktis hingga mereka mampu menjadi para ahli di bidangnya. Hebatnya lagi, menurut Syekh Atha' Khalil Arrustah dalam kitabnya Dasar-dasar Pendidikan dalam Negara Khilafah menyebutkan bahwa dalam pendidikan negara Khilafah secara khusus akan menyediakan mata pelajaran kerumahtanggaan. Mata pelajaran ini akan dikhususkan bagi para perempuan agar mereka mampu mempersiapkan diri menjadi seorang ibu nantinya. Sebaliknya, bagi laki-laki ada sebuah pelajaran agar mampu menjadi sosok suami yang saling peduli dan mendukung istri sesuai dengan tuntutan syariah. 


Terakhir, masyarakat dalam sistem Daulah Islamiyyah merupakan masyarakat yang peduli dan saling menyayangi hingga mampu menjadi support system terbaik bagi para ibu dalam menjalankan peran optimalnya dalam ranah domestik. []

Kala Pernikahan Tak Lagi Dianggap Sakral

Kala Pernikahan Tak Lagi Dianggap Sakral

Dalam Islam justru dibentuk pembinaan bagi mereka yang mau menikah. Bukan hanya diberikan materi ilmu terkait pernikahan tapi juga pernikahan mereka akan dijaga oleh pemimpin negara dengan cara memberi bantuan bagi mereka yang sudah menikah tapi kekurangan nafkah

Negara akan semaksimal mungkin melindungi keutuhan rumah tangga rakyatnya. Sebab seorang pemimpin dalam Islam sangat tahu jika perceraian dihalalkan, tapi tetap saja hal itu merupakan sesuatu yang dibenci oleh Allah

________________________


Penulis Rismawati Aisyacheng

Kontributor Media Kuntum Cahaya 



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan makhluk untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)


Setiap manusia telah diciptakan berpasang-pasangan. Karena itu, mereka pasti akan melewati yang namanya pernikahan jika ajal kematian belum bertandang di rumahnya. Namun, perlu dipahami bahwa sebuah pernikahan dalam pandangan Islam adalah suatu hubungan yang sakral yang diawali sebuah janji suci di hadapan Allah dan penghulu, serta di hadapan saksi juga orang tua (wali nikah).


Ketika janji suci itu diucapkan, maka di sana ada penyerahan tanggungjawab antara seorang ayah mempelai wanita dengan lelaki yang hendak menjadi suami putrinya. Oleh karena itu, pernikahan bukanlah untuk dijadikan bahan mainan, senda gurau atau hanya coba-coba belaka. Namun, bagaimana mungkin seorang Muslimah justru terlihat begitu gembira mendapat akta cerai dari pengadilan agama, yang artinya pernikahannya, yang telah ia bangun dengan janji di hadapan Tuhan kini telah usai. 


Sebagaimana dilansir oleh TribunnewsSultra[dot]com (10/05/2023) bahwa viral sebuah video yang memperlihatkan wajah bahagia seorang wanita yang baru saja keluar dari Kantor Pengadilan Agama di Unaha, tepatnya di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Tampak dalam video tersebut wanita itu bahagia dan mengucap syukur karena mendapatkan akta cerainya. Kebahagiaannya tiada lain karena ia merasa telah lepas dari penyiksaan dalam rumah tangga. 


“Terima kasih Ya Allah, kau telah mengakhiri penganiayaan ini.", salah satu ungkapan wanita itu dalam video tersebut.


Rumah tangga memang tak selamanya hanya terukir masa-masa indah saja. Namun, ada banyak lika-liku yang pasangan suami istri (pasutri) harus lewati. Kadang ada pertengkaran-pertengkaran kecil yang dibesar-besarkan yang akhirnya menjadikan rumah tangga menjadi renggang. Mirisnya dalam sebuah rumah tangga ada saja yang tidak mau mengalah atas pendapat-pendapat yang tidak sama. Oleh karena itu, sekiranya para remaja yang siap untuk menikah harus mempersiapkan ilmu terkait pernikahan agar tidak kaget menghadapi permasalahan-permasalahan yang hendak bertamu dalam rumah tangganya.  


Kondisi rumah tangga memang takkan menjadi baik kala tak paham seninya menjadi seorang istri atau suami. Selain itu takkan ada keberkahan jika niatnya keluar dari hakikat makna sebuah pernikahan. Jika kita amati dengan saksama, ternyata dari tahun ke tahun angka perceraian itu selalu meningkat. Kadang kala perempuan yang menggugat suaminya karena maslah ekonomi, atau suami yang menggugat istrinya karena merasa rumput tetangga lebih hijau. Inilah akibat tidak diterapkannya sistem Islam, maka pendidikan Islam akan dijauhkan dari tubuh anak-anak bangsa selanjutnya.


Berbanding terbalik dengan penggunaan sistem Islam dalam kepemimpinan. Dalam sistem Islam segalanya diatur, sejak bangun tidur hingga membangun negara serta membangun rumah tangga. Tak ada yang terpisahkan dalam hukum syarak. Bahkan dalam Islam justru dibentuk pembinaan bagi mereka yang hendak menikah. Bukan hanya diberikan materi ilmu terkait pernikahan tapi juga pernikahan mereka akan dijaga oleh pemimpin negara dengan cara memberi bantuan bagi mereka yang sudah menikah tapi kekurangan nafkah. Negara akan semaksimal mungkin melindungi keutuhan rumah tangga rakyatnya, sebab seorang pemimpin dalam Islam sangat paham jika perceraian dihalalkan tapi tetap saja hal itu merupakan sesuatu yang dibenci oleh Allah.


Karena itu, pemimpin negara memiliki kewajiban untuk memberi pelatihan bagi mereka yang hendak menikah agar mereka memahami arti sebuah pernikahan. Sehingga para lelaki paham tugasnya sebagai seorang suami dan istri paham tugasnya sebagai seorang istri. Serta mengajarkan mereka bagaimana menghadapi permasalahan-permasalahan dalam rumah tangga. Dengan begitu, kala mereka menghadapi masalah, mereka takkan mengumbar masalah rumah tangga mereka di luar serta takkan ,udah menyelesaikan masalah dengan perceraian. Namun, untuk menerapkan semua itu, umat membutuhkan institusi yang menggunakan sistem Islam, sebab hanya penerapan sistem Islam yang mampu melindungi makna sakral dalam sebuah pernikahan. Wallahu a’lam bi ash-shawwab. []

Menipu Tanpa Sadar

Menipu Tanpa Sadar

Menipu tanpa sadar
Sadar dengan menipu
Kelakuan picik penuh intrik
Demi seonggok duniawi rela hidup tanpa hati-hati

_________________________


Penulis Hanif Kristianto

Sastrawan Politik dan Analis Berita



KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Allah tidak pernah menipu dan tertipu

Manusia-manusia itulah yang menipu

Pura-pura dalam tingkahnya bersahaja

Menipu orang beriman biar disamakan


Tanpa disadari kamuflasenya berpindah arah

Melahap saudaranya sendiri

Melumat dirinya sendiri

Dan mengubur mati-mati jiwanya sendiri


Kalau Allah saja ditipu

Kalau orang yang beriman dikecoh

Hakikatnya menemberang diri sendiri

Tanpa diceliki yang akhirnya mencederai


Dunia penuh tipu muslihat

Terbukalah dan kian terlihat

Bertopeng bak pahlawan yang mampu mewujudkan janji yang imaji

Berjubah kesalehan dalam politik berkemaksiatan 


Buah simalakama yang kecut dimakannya

Seperti jambu monyet yang tak banyak suka

Tipuan disulap dalam konser penuh gebyar

Gemerlap janji memenuhi suhu yang kian pengap


Menipu tanpa sadar

Sadar dengan menipu

Kelakuan picik penuh intrik

Demi seonggok duniawi rela hidup tanpa hati-hati


Menipu tanpa dasar dan paham

Selepas ini semua akan terbuka

Topeng kebatilan yang dipersolek dengan kecantikan

Akan terkelupas seinchi demi seinchi memperlihatkan kebusukan hati


(2: 9) []


#puisi #puisihanifk #tadaburquran #quran #sastra #saatraindonesia #poem #poetry

Harga Telur Melejit, Rakyat Semakin Terjepit

Harga Telur Melejit, Rakyat Semakin Terjepit

Lonjakan harga telur yang terjadi menurutnya bukan semata-mata karena hambatan distribusi tetapi karena penurunan yang tajam produksi telur. Akibat bangkrutnya peternak di berbagai daerah pada pertengahan 2022 karena tidak adanya proteksi pasar dari pemerintah untuk bertarung dengan perusahaan besar yang menguasai rantai dari hulu hingga hilir

Perusahaan besar seharusnya masuk ke pasar modern dan pasar ekspor. Namun dibiarkan masuk ke pasar-pasar tradisional

__________________________


Penulis Eti Setyawati

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pemerhati Umat




KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sudah dua pekan sejak harga telur meroket, belum ada tanda-tanda mengalami penurunan harga. Tentu hal ini menjadi keluhan bukan saja bagi ibu rumah tangga tapi juga pedagang pasar dan konsumen pengguna telur seperti warung makan, pabrik roti, restoran atau home industry makanan lainnya.


Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menyesalkan naiknya harga telur yang sangat tajam di pasaran. Harga telur di wilayah Jabodetabek mencapai Rp31.000 hingga Rp34.000 per kg. Sedangkan di luar Pulau Jawa atau wilayah Timur Indonesia hingga tembus di angka Rp38.000 per kg, bahkan lebih dari Rp40.000 per kg. (Kumparanbisnis, 18/05/2023)


Didapati dua temuan penyebab meroketnya harga telur. Pertama harga pakan yang tinggi menyebabkan terganggunya produksi telur. Kedua adalah akibat proses distribusi yang berjalan tak seperti kebiasaan.


Telur yang biasanya didistribusikan ke pasar, banyak berpindah ke luar pasar karena adanya permintaan oleh sejumlah instansi, lembaga dan individu. Mereka langsung membeli ke peternak dalam jumlah cukup besar hingga pasokan di pasar berkurang. Dan menyebabkan naiknya harga telur karena ketidakseimbangan demand dan supply.


Sementara itu, pemerintah saat ini bersama ID FOOD, Holding BUMN Pangan tengah menjalankan program bantuan untuk 1.4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) di tujuh provinsi dengan memberikan telur ayam satu pak dan satu ekor daging ayam karkas. Program ini akan berjalan selama tiga bulan pada April sampai Juni 2023. (Merdeka[dot]com, 6/04/2023)


Apapun penyebab kenaikan harga telur, yang jelas kenaikan tajam seperti ini bukan pertama kali terjadi. Tak hanya pada komoditas telur. Beberapa waktu lalu harga minyak goreng juga naik tajam bahkan barangnya langka di pasaran. Karenanya penguasa perlu mengambil langkah pencegahan agar kejadian seperti ini tidak terus berulang kembali.


Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak., menyoroti lonjakan harga telur yang terjadi menurutnya bukan semata-mata karena hambatan distribusi tetapi karena penurunan yang tajam produksi telur. Akibat bangkrutnya peternak di berbagai daerah pada pertengahan 2022 karena tidak adanya proteksi pasar dari pemerintah untuk bertarung dengan perusahaan besar yang menguasai rantai dari hulu hingga hilir. Perusahaan besar seharusnya masuk ke pasar modern dan pasar ekspor. Namun dibiarkan masuk ke pasar-pasar tradisional. (realitarakyat[dot]com, 23/05/2023)


Hal seperti ini jamak terjadi di negara yang mengadopsi sistem Kapitalisme. Negara yang berperan sebagai regulator tak mampu menghadang kekuatan para pemilik modal. Yang lebih mengedepankan keuntungan materi dan manfaat baginya saja. Tak peduli rakyat makin terjepit akibat harga yang melambung tinggi.


Lain halnya dengan sistem Islam, yang menyelesaikan masalah sampai akarnya. Tak terkecuali dalam hal memenuhi kebutuhan pokok umatnya. Karena pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib dipenuhi bagi tiap-tiap individu. Bila ada satu saja dari rakyatnya yang kesulitan pangan hingga kelaparan maka pemimpinnya kelak harus mempertanggungjawabkan atas apa yang dipimpinnya.


Islam menjamin terlaksananya mekanisme pasar yang baik. Negara akan memberantas berbagai distorsi pasar, apakah itu berupa penimbunan, riba, monopoli atau penipuan. Jika ditemukan penyimpangan seperti penimbunan maka Islam akan memerintahkan pelaku untuk mengeluarkan barangnya ke pasar. Pengawasan yang ketat dan sanksi yang tegas juga dijalankan untuk menutup celah kecurangan. Negara juga membuka akses informasi untuk semua orang sehingga meminimalisir terjadinya informasi asimetris yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk mengambil keuntungan secara tidak benar.


Kenaikan harga yang tinggi juga pernah terjadi pada masa Rasulullah saw., sebagaimana Anas bin Malik menuturkan. Lalu para sahabat berkata kepada Rasul, "Ya Rasulullah tetapkan harga demi kami!". Rasulullah saw. menjawab: "Sesungguhnya Allah Zat Yang Menetapkan harga, Yang Menahan, Yang Mengulurkan dan Yang Maha Pemberi rezeki. Sungguh, aku berharap dapat menjumpai Allah tanpa ada seorang pun yang menuntutku atas kezaliman yang aku lakukan dalam masalah darah, dan tidak juga dalam masalah harta."


Dari hadis di atas dapat kita pahami bahwa cara Islam menstabilkan harga bukan dengan intervensi. Namun dengan menjaga pasokan barang agar tetap seimbang dengan permintaan.


Proses distribusi juga menjadi hal yang sangat penting sebab dapat menjaga ketersediaan pasokan barang. Sarana yang memadai seperti transportasi dan infrastruktur yang baik akan mempersingkat jarak dan waktu. Demikian juga dengan BBM yang terjangkau dapat memangkas biaya produksi maka pasokan pangan pun akan terjaga.


Untuk mewujudkan semua itu butuh peran serta institusi pemerintah dan masyarakat. Jika institusi tersebut bekerja dengan baik maka setiap kebijakan mudah diaplikasikan dan akan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Wallahu a'lam bi ash-shawwab. []

Konser Coldplay, L9bt, Buah Sistem Demokrasi Sekuler

Konser Coldplay, L9bt, Buah Sistem Demokrasi Sekuler

Konser Coldplay yang pro l9bt tentu harus ditolak, karena bertentangan dengan agama. Orientasi seksualnya yang menyimpang dan menyalahi fitrah. Allah Swt. yang Menciptakan fitrah manusia hidup berpasang-pasangan. Allah telah Mengatur naluri seksualnya condong kepada lawan jenisnya, laki-laki dan perempuan. Dengan membangun ikatan pernikahan untuk melestarikan keturunannya

Sementara gay orientasi seksualnya sesama lelaki. Lesbian orientasi seksualnya sesama wanita, sedangkan transgender ekspresi atau gendernya berbeda jenis kelaminnya dengan ketika dia lahir. Sangat jelas l9bt menjadi salah satu faktor penyebab generasi yang tersesat

___________________________


Penulis Siti Mukaromah

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah 



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Ironis, rencana konser band musik asing Coldplay sangat disambut luar biasa di negeri yang bermayoritas Muslim ini. Tidak ada lagi empati dan kekhawatiran dengan kondisi negeri. Tiket 13 juta bagi si kaya mungkin enteng. Namun, bagi si miskin uang sebanyak itu bisa menghidupi keluarganya sampai berbulan-bulan bahkan setahun. Aroma isu l9bt pun sangat mengkhawatirkan di tengah masyarakat.


Dikutip dari www[dot]kompastv[dot]com (19/5/2023), tolak konser Coldplay karena dukung l9bt, MUI siapkan surat untuk Sandiaga Uno. Wakil Ketua (MUI) Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengatakan, Coldplay merupakan grup musik yang sangat kental dengan warna l9bt.


Menurutnya, mendukung digelarnya konser Coldplay di Jakarta sama saja bangsa dan pemerintah Indonesia menerima kehadiran orang yang memperjuangkan l9bt. "Negara ini harus menghormati nilai-nilai ajaran agama. Sepanjang pengetahuan saya nih, seseorang Muslim ya, dari 6 agama yang dianut tidak ada satu pun yang mentolerir l9bt," lanjutnya. Oleh karena itu, lanjut Anwar Abbas, ia meminta pemerintah jika ingin menggelar konser musik harus yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan tidak hanya memikirkan sisi ekonomi saja.


Ironis, itulah buah dari sistem rusak sekularisme yang diadopsi negara ini. Sistem ini telah berhasil menjauhkan umat Islam dari agamanya sebagai mayoritas Muslim. Menolak aturan Allah, sebagian besar umat tidak bisa lagi membedakan mana halal dan haram. Memandang konser Coldplay hanya sebagai sebuah hiburan, dan mendatangkan kepuasan tanpa berpikir dampak buruknya.


Dalam sistem demokrasi sekuler, wajar jika materi dan kebebasan begitu diagung-agungkan. Bagi mereka banyaknya materi adalah ukuran kebahagiaan untuk memuaskan nafsunya. Maka, wajar jika sistem ini melahirkan pemimpin yang jauh dari agamanya, individu materialis dan hedonis. Harga tiket yang selangit, menunjukkan fakta yang menikmati konser Coldplay adalah orang-orang berduit. Meski tiketnya di banderol mahal, antusias publik dan siap berlomba-lomba untuk mendapatkan tiketnya. Bahkan masyarakat rela merogoh kocek dalam-dalam. Mencari pekerjaan sampingan, mengambil uang tabungan, menjual barang berharga bahkan pinjam uang pinjol pun dilakukan. Khawatir melewatkan euforia Coldplay yang merupakan idolanya.


Mirisnya, justru budaya hura-hura ini difasilitasi oleh negara dan panitia penyelenggara. Negara mengeklaim acara ini akan berdampak bagi ekonomi UMKM. Padahal sebenarnya, pengadaan konser kendati akan mendongkrak ekonomi, keuntungannya hanya dinikmati oleh segelintir orang. Seperti transportasi, restoran, perhotelan dan UMKM sekitar hanya mendapatkan remahannya saja. Tidak sebanding dengan mudarat di hadapannya yang menanti.


Sesungguhnya kondisi seperti ini merupakan hal yang miris. Umat Islam dalam sistem kapitalisme bekerja keras pada kapitalis, pemilik perusahaan-perusahaan besar. Kemudian ketika mendapatkan gaji untuk membeli dan membelanjakan produk kapitalis tersebut. Ketika melakukan kesenangan untuk menonton konser, ingin meredakan stres dengan aktivitas pekerjaan. Uangnya pun masuk ke kantong kapitalis juga.


Betapa berkuasanya para kapitalis menyedot dana masyarakat termasuk umat Islam. Para penonton yang pulang kembali menjalankan rutinitasnya, kembali harus penuh tekanan karena harus membayar cicilan hutang. Belum lagi isu l9bt yang keberadaannya sungguh mengerikan. L9bt  merupakan isu global yang dampak sosialnya terhadap masyarakat sangat menghawatirkan. Mereka berlindung di bawah payung liberalisme dan HAM. Sehingga mereka bebas dari jeratan hukum. Melalui konser Coldplay mereka seolah menuntut legalitas dan memberikan angin segar bagi komunitas l9bt yang makin berani unjuk gigi dan sudah menjamur.


Oleh sebab itu konser Coldplay yang pro l9bt harus ditolak, karena bertentangan dengan agama. Orientasi seksualnya yang menyimpang dan menyalahi fitrah. Allah Swt. Menciptakan fitrah manusia hidup berpasang-pasangan. Allah pun Mengatur naluri seksualnya condong kepada lawan jenisnya, laki-laki dan perempuan. Dengan membangun ikatan pernikahan untuk melestarikan keturunannya. Gay orientasi seksualnya sesama lelaki. Lesbian orientasi seksualnya sesama wanita, sedangkan transgender ekspresi atau gendernya berbeda jenis kelaminnya dengan ketika dia lahir. Sangat jelas l9bt menjadi salah satu faktor penyebab generasi yang tersesat.


Dampak praktek l9bt di antaranya banyak menimbulkan penyakit. Di antaranya penyakit yang mengerikan seperti sipilis, HIV Aids, meningitis, kanker anal (dubur), kanker mulut dan penyakit menular lainnya. Tersebab merasa tidak nyaman dengan orientasi seksualnya, akibatnya mereka gonta-ganti pasangan. Akhirnya mengidap gangguan mental, gelisah dan stres. Mirisnya, kasus yang dialami pelaku l9bt ini tidak sedikit ada juga sebagai kriminal pembunuhan sadis.


Ibarat virus yang menularkan kepada orang lain, l9bt ini penyebarannya begitu cepat. Menteri Kesehatan RI Nila Djuwita menurut penelitian mengungkapkan, bahwa seorang gay mempunyai pasangan antara 29-06 orang per tahunnya. Bahkan gay 43% menyatakan seumur hidupnya melakukan homoseksual dengan 500 orang. Sebagaimana disampaikan dalam Al-Qur'an l9bt adalah kaum Nabi Luth yang dapat mengundang bencana, siksa serta laknat Allah Swt..


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar," (QS. Hud 11: Ayat 82)


Nampak nyata sekali sistem demokrasi kembali menghidupkan kaum Nabi Luth modern. Melahirkan pemimpin yang abai terhadap keselamatan rakyatnya di dunia dan akhiratnya. Demokrasi berani menafikan agama dan berani menantang azab Allah.


Berbeda dengan sistem Islam (khilafah), seorang pemimpin adalah periayah (pengurus) yang mengatur urusan umat dengan hukum-hukum Allah dan akidah Islam menjadi landasannya. Akidah Islam akan mendorong setiap individu warga negara, termasuk penguasanya untuk wajib taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka menyadari setiap perbuatanya semua akan diawasi dan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat.


Dalam Syarh Shahih Muslim telah dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi "Imam itu perisai, yakni seperti as-sitr (pelindung) karena Imam (Khalifah) menghalangi dan mencegah musuh dari mencelakai kaum muslimin, dan mencegah antar manusia satu dengan yang lain untuk saling mencelakai, memelihara kemurnian ajaran Islam, serta manusia berlindung di belakangnya dan mereka tunduk di bawah kekuasaannya."


Gambaran pemimpin dalam sistem Islam (khilafah) tidak hanya menjaga keselamatan dunia. Khalifah sebagai pemimpin umat juga memedulikan keselamatan di akhirat kelak. Khalifah akan memberikan sanksi tegas bagi pelaku l9bt. Juga memberikan edukasi syariat Islam terkait bahaya-bahaya terkait l9bt. Khilafah tidak akan mengizinkan aktivitas keharaman ada di dalamnya, juga tidak akan membiarkan hiburan yang sifatnya hura-hura yang akan mendatangkan kemaksiatan. Hal itu karena akan menjerumuskan ke dalam kubangan dosa dan mendatangkan azab Allah Swt..


Islam memerintahkan sesungguhnya umatnya tidak layak bersuka cita di atas penderitaan saudara mukmin yang merasakan kesulitan hidupnya. Karena sesungguhnya seorang Muslim itu bersaudara. Tujuan hidup seorang mukmin adalah untuk meraih rida Allah, bukan untuk  bersenang-senang dengan kebahagiaan semu dan sementara. Karena surgalah tujuan hakiki orang mukmin selamanya. Wallahualam bissawab. []

Perselingkuhan Menjadi Lifestyle, Islam Punya Solusi

Perselingkuhan Menjadi Lifestyle, Islam Punya Solusi

Sistem Islam memiliki seperangkat aturan yang akan menjaga kemuliaan hidup manusia. Perselingkuhan dan perzinaan dalam Islam dengan tegas dilarang dan termasuk perbuatan maksiat yang sangat dibenci oleh Allah Swt.

Islam memiliki seperangkat aturan yang ketika diterapkan akan mampu untuk mencegah terjadinya perbuatan zina dan perselingkuhan

________________________


Penulis Gina Ummu Azhari

Tim Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Ramai diberitakan di Media Sosial seorang vokalis band ternama berselingkuh dengan wanita lain hingga berzina. Sang istri membeberkan berita perselingkuhan tersebut karena sudah tidak tahan dengan perilaku sang suami yang berulang kali terjerembab pada perbuatan maksiat tersebut. Dan akibatnya rumah tangga keduanya kini dalam proses perceraian.


Berita ini tentu bukanlah berita yang pertama kali kita temukan. Kasus perselingkuhan banyak sekali terjadi di negeri ini. Bahkan mungkin terjadi dilingkungan sekitar kita. Karena perselingkuhan dan perzinaan telah menjadi lifestyle masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh psikolog Bu Ely Risman di tahun 2017 pada saat uji materi KUHP. Indonesia juga menempati urutan kedua sebagai negara paling banyak kasus perselingkuhan di Asia Tenggara setelah Thailand. Data ini diperoleh dari justdating sebuah aplikasi pencari teman kencan. (popmama, 15/5/2023)


Perselingkuhan dan perzinaan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perceraian. Sedangkan angka perceraian di Indonesia kini sangat tinggi. Di Kabupaten Bandung angka perceraian pertahun sebanyak sepuluh ribu kasus, belum di daerah yang lain. Mengapa perselingkuhan kini marak terjadi?


Dalam sistem hidup sekularisme liberal yang diterapkan saat ini memisahkan aturan agama dari kehidupan. Aturan agama hanya dipergunakan pada saat peribadatan atau upacara keagamaan saja. Selain itu asas liberalisme yang mengusung kebebasan berperilaku pada individu menjadikan manusia berbuat semaunya sendiri tanpa adanya batasan yang jelas. Perzinaan dalam sistem sekuler dibiarkan selama tidak ada pihak yang melaporkan atau merasa dirugikan.


Tidak adanya sanksi tegas pada pelaku perselingkuhan mengakibatkan perilaku ini makin merebak. Tanpa adanya sanksi yang menimbulkan efek jera, bagaimana mungkin perilaku maksiat bisa berkurang? Ditambah habit baru masyarakat yakni menonton video porno kini tidak lagi menjadi hal yang memalukan. Masifnya media televisi, media cetak maupun media sosial dalam mengkampanyekan gaya berpacaran yang bebas, gambar perempuan membuka aurat membuat naluri seksual semakin menggelora.


Berbeda halnya dengan sistem Islam yang memiliki seperangkat aturan yang akan menjaga kemuliaan hidup manusia. Perselingkuhan dan perzinaan dalam Islam dengan tegas dilarang dan termasuk perbuatan maksiat yang sangat dibenci oleh Allah Swt.. Hukuman bagi pelaku zina yang belum menikah adalah dicambuk sebanyak 100 kali. Sedangkan bagi seseorang yang telah menikah hukumannya adalah dirajam sampai mati. Dengan sanksi tegas seperti ini akan mampu mencegah merebaknya perzinaan.


Selain sanksi yang tegas, ada lagi seperangkat aturan yang lain yakni terpisahnya interaksi antara laki-laki dan perempuan di dalam Islam. Interaksi yang campur baur antara laki-laki dan perempuan dalam Islam disebut ikhtilat. Ikhtilat hanya diperbolehkan dalam 3 kondisi yakni jual beli, pendidikan serta kesehatan. Penjual laki-laki boleh bertransaksi dengan pembeli perempuan, guru laki-laki boleh mengajar murid perempuan dan dokter laki-laki boleh memeriksa pasien perempuan ataupun sebaliknya. Selain dari 3 kondisi di atas haram terjadi campur baur. 


Islam juga melarang terjadinya khalwat atau berduaan bagi laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Tidak hanya secara fisik, interaksi secara online pun dilarang jika bukan untuk tujuan yang syar'i. Khalwat inilah yang akan menjadi pemicu perzinaan. Jika khalwat-nya dilarang tentu sangat mampu mencegah terjadinya perselingkuhan dan perzinaan.


Allah Swt. juga memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menahan pandangannya. "Katakanlah pada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ...." (TQS. An-Nur ayat 30-31)


Selain itu adanya larangan tabarruj dan perintah menutup aurat secara sempurna pada perempuan untuk menjaga kemuliaan mereka. "... dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ...." (TQS. An-Nur ayat 31)


Itulah seperangkat aturan Islam yang ketika diterapkan akan mampu untuk mencegah terjadinya perbuatan zina dan perselingkuhan. Aturan yang mampu mengurangi jumlah perceraian. Rumah tangga akan berjalan dengan harmonis ketika aturan ini diterapkan. Inilah indahnya aturan Islam yang berasal dari Sang Pencipta.


Maka penerapan sistem sekuler liberal justru mendorong individu untuk berperilaku maksiat dan hanya dengan perubahan secara sistemik yakni penerapan Islam secara kafah yang akan menjadi solusi mengatasi maraknya perselingkuhan dan perzinaan. Wallahualam bissawab. []

Harga Telur Merangkak Naik, Negara Lumpuh Melayani Rakyat

Harga Telur Merangkak Naik, Negara Lumpuh Melayani Rakyat

Kondisi ini menunjukkan adanya arus besar liberalisasi pangan. Telur sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat nyatanya stok tidak tersedia secara maksimal. Ketika kenaikan sudah terjadi, tapi, penanganan penguasa terkait pengendalian harga telur menjadi lambat dan masalah baru

Padahal, pasca lebaran banyak acara yang diadakan seperti pernikahan, halal bi halal, dan lainnya. Tak terkecuali di instansi pemerintah yang biasa menyediakan makan bersama. Dalam hal ini, telur merupakan makanan yang sering disajikan. Tak heran, permintaan kian meningkat

_______________________


Penulis Ine Wulansari

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pengemban Dakwah



KUNTUMCAHAYA.com,  OPINI - Harga sejumlah komoditas bahan pokok terus merangkak naik. Mulai dari beras, gula, minyak, begitu juga telur yang sangat signifikan kenaikan harganya beberapa waktu terakhir ini . Para ibu yang mengatur keuangan keluarga, tentu saja harus memutar otak agar kebutuhan keluarga tetap terpenuhi. Meskipun kita tahu bahwa tak semua keluarga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Apalagi telur yang dinilai sebagian orang sebagai lauk murah meriah, kini justru menjadi barang yang mahal.


Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) sangat menyayangkan dengan melonjaknya harga telur di wilayah Jabodetabek. Harganya berada dikisaran Rp31.000 hingga Rp34.000 per kg. Sedangkan harga di luar Pulau Jawa atau wilayah Timur Indonesia, menembus Rp38.000 per kg bahkan lebih dari Rp40.000 per kg.


Reynaldi Sarijowan selaku Sekretaris Jenderal DPP IKPPI sangat menyayangkan sikap pemerintah yang tidak berbuat banyak terhadap kenaikan harga tersebut. Ia mengatakan, ada dua hal yang menjadi perhatiannya yang menyebabkan kenaikan harga telur. Pertama, karena faktor produksi, yang disebabkan oleh harga pakan yang tinggi. Kedua, akibat proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan. Banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar. Sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan berimbas pada kenaikan harga. (Kumparan[dot]com, 18 Mei 2023)


Polemik kenaikan harga telur saat ini disampaikan secara terbuka oleh Presiden Peternak Layer Indonesia sekaligus Wakil Ketua Umum HKTI Bidang Peternakan dan Perikanan, Ki Musbar Mesdi. Ia mengatakan, kenaikan tersebut dipicu oleh peningkatan kebutuhan dan posisi populasi ayam petelur nasional yang belum pulih 100 persen. Faktor lain yang memicu kenaikan harga menurutnya adalah harga pokok produksi yang meningkat seiring lonjakan harga pakan pabrik. Sayangnya, pemerintah tidak bisa melakukan intervensi pabrikan. (cnnindonesia[dot]com, 16 Mei 2023)


Jika ditelusuri, banyak penyebab yang menjadikan harga telur begitu mahal. Selain, akibat permintaan yang tinggi dari berbagai elemen, instansi, lembaga, juga individu. Meski, tidak ada rincian pasti lembaga atau instansi mana yang kerap meminta pengiriman telur di luar pasar. Namun yang pasti hal tersebut mengganggu arus pasokan di pasar. Tentu, kenaikan harga telur tak dapat dihindari.


Kondisi ini menunjukkan adanya arus besar liberalisasi pangan. Telur sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat nyatanya stok tidak tersedia secara maksimal. Ketika kenaikan sudah terjadi, tapi, penanganan penguasa terkait pengendalian harga telur menjadi lambat dan masalah baru. Padahal, pasca lebaran banyak acara yang diadakan seperti pernikahan, halal bi halal, dan lainnya. Tak terkecuali di instansi pemerintah yang biasa menyediakan makan bersama. Dalam hal ini, telur merupakan makanan yang sering disajikan. Tak heran, permintaan kian meningkat.


Jika, salah satu alasan kenaikan harga telur karena harga pakan naik, dalam hal ini jagung, mengapa pemerintah kerap kali mengandalkan impor? Benarkah dengan impor pakan ternak menjadi solusi untuk menekan harga telur? Untuk sementara mungkin saja pemerintah bisa mengandalkan impor jagung sebagai solusi.


Tapi, jika sifatnya berkelanjutan, hal tersebut akan berdampak tidak baik bagi sektor yang ada. Seperti, ternak ayam petelur maupun pertanian jagung nasional. Karena, solusi impor sangat berpengaruh pada pengelolaan sumber daya alam dalam negeri juga memandulkan tanggung jawab penguasa untuk mengelola pertanian dan peternakan secara baik juga maksimal.


Ditambah lagi adanya korporasi berkekuatan besar selaku produsen pakan ternak. Korporasi bermodal besar, disinyalir memiliki peran menguasai pasar. Bahkan menguasai sektor produksi dari hulu hingga hilir. Maka tak heran, kondisi seperti ini mampu menghancurkan para peternak kecil yang bermodal kecil harus bersaing dengan para korporat. Tak jarang korporasi memegang surat izin impor bahan baku, sehingga wajar impor jadi jalan yang sulit dihentikan.


Mirisnya, meroketnya harga telur terjadi di tengah gencarnya pemerintah menanggulangi angka stunting di masyarakat. Sudah menjadi rahasia umum, telur merupakan sumber protein hewani yang murah dan mudah dijangkau. Dapat dibayangkan ketika harga telur terus merangkak naik bahkan langka di pasaran, maka penanganan stunting terkesan tak serius.


Di sisi lain, problem seputar kemiskinan yang bertambah. Menurut data BPS, tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia per September 2022 tercatat sebesar 9,27 persen atau sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan. Jika dirupiahkan, garis kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp535.547,00/kapita/bulan dengan Garis Kemiskinan Makanan (GMK) sebesar Rp397.125,00 (74,15%) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) sebesar Rp138.422,00 (25,85%). Semua kondisi tersebut baik stunting atau kelaparan, tidak boleh diabaikan. Apalagi sampai terjadi kekacauan lonjakan harga telur. Tentu dampaknya lagi-lagi rakyat yang merasakan. 


Fakta di atas, sesungguhnya akibat diterapkan sistem Kapitalisme Liberalisme. Di mana, pemerintah memberi kebebasan seluas-luasnya bagi para pengusaha berkantong tebal. Sehingga menyebabkan penguasaan dan permainan harga pasar. Posisi negara hanya sebatas regulator yang menghubungkan pengusaha dan rakyat. 


Pangan merupakan kebutuhan primer individu yang keberadaannya harus terpenuhi. Jika tidak terpenuhi, maka akan mengancam nyawa manusia. Stunting, kelaparan, dan kemiskinan, merupakan kondisi yang bisa menjadi ancaman serius terhadap pemenuhan kebutuhan jasmani. Islam, sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam dan mengatur seluruh aspek kehidupan dengan sebaik-baiknya, mampu menjadi solusi tuntas bagi permasalahan kehidupan manusia. 


Dalam pandangan Islam, pemimpin adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ahmad tersebut, Daulah (negara) Islam akan memenuhi seluruh hak warganya. Apalagi jika itu adalah kebutuhan mendasar seperti pangan. Negara juga akan menjamin berbagai hal yang menyangkut hajat hidup rakyat, baik berupa jaminan hak hidup, harta, keamanan, maupun berbagai hak publik seperti kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.


Jika persoalan harga telur naik karena bahan pakan yang masih impor dan distribusi yang bermasalah di tengah masyarakat, maka peran Daulah seharusnya mengendalikan hal tersebut dan menjamin distribusi berdasarkan skala prioritas. Negara memiliki data akurat mengenai kemiskinan dan kebutuhan pangan, agar kebutuhan gizi terpenuhi. Sehingga penanganan stunting dan kelaparan akan tepat sasaran.


Negara juga akan serius mengelola pertanian jagung, karena merupakan bahan baku pakan ternak ayam. Para peternak ayam akan diberikan fasilitas yang lengkap, modern, bahkan gratis untuk mendukung usaha mereka. Negara juga mengawasi secara ketat perdagangan pakan dan obat-obatan ternak, agar para peternak tidak membayar mahal bahkan bisa gratis dalam rangka memenuhi gizi dan menyehatkan ternaknya.


Tidak ada celah monopoli bagi korporasi dalam Islam, sehingga tidak akan terjadi kelangkaan telur apalagi harganya melonjak naik. Demikianlah Daulah Islam akan menjaga seluruh kebutuhan dasar rakyat. Karena pemimpin dalam Islam menjalankan perannya sebagai pengurus rakyat. Oleh karena itu, dalam naungan Daulah Islam akan terwujud masyarakat yang sehat. Wallahu a'lam bi ash-shawwab. []

Kesenjangan Antara Pencari Kerja dan Lapangan Kerja, Mengapa Terus Ada?

Kesenjangan Antara Pencari Kerja dan Lapangan Kerja, Mengapa Terus Ada?

 

Disadari atau tidak, sistem kapitalismelah, penyebab tingginya angka penggangguran di negeri ini. Sistem kapitalisme buatan manusia yang melepaskan kewajiban negara atas pengaturan rakyatnya

Negara berlepas diri dari penyediaan lapangan kerja, penyediaan pendidikan yang mumpuni, pelatihan tenaga kerja yang baik, dan lain sebagainya

________________________


Penulis Inggit Octriani, S.Pd.Si.

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Ibu Peduli generasi




KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Penggangguran adalah masalah besar di Indonesia yang tak kunjung usai. Penggangguran terjadi ketika pencari kerja lebih banyak, dibandingkan dengan jumlah lowongan kerja. Sehingga banyak pencari kerja akhirnya mengganggur, walaupun mereka memiliki ijazah dari berbagai tingkat pendidikan.


Sesuai dengan fakta terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 sebesar 5,45 persen, turun sebesar 0,38 persen dibandingkan dengan Februari 2022. Angka jumlah pengangguran ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.


Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud, menjelaskan per Februari 2023 terdapat 211,59 juta orang penduduk usia kerja (penduduk yang berusia 15 tahun ke atas). Angka tersebut meningkat 3,05 juta orang. (Liputan 6[dot]com, 05/2023)


Selanjutnya, data BPS menunjukkan terdapat 937.176 orang pencari kerja pada 2022. Sedangkan total lowongan kerja yang tersedia tidak menyentuh seperempat dari total pencari kerja. (Katadata[dot]co[dot]id, 20/05/2023)


Tingkat pengangguran yang tinggi, tentu saja memengaruhi tingkat kesejahteraan rakyat. Rakyat akan sulit memenuhi kebutuhan hidupnya, bila tidak bekerja. Bekerja salah satu keran terpenting bagi rakyat untuk mendapatkan penghasilan.


Kegagalan Negara Neoliberal


Pengangguran yang semakin menjadi-jadi, menjadi bukti bahwa negara telah gagal menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Ditambah dengan dibukanya keran tenaga asing sehingga tenaga dalam negeri semakin sulit bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal, kita hidup di negeri yang berlimpah sumber daya alam, tetapi kenyataan sungguh menyakitkan. 


Banyak para pencari kerja hanya bisa menanggung kebutuhan dasar keluarganya sedangkan untuk kebutuhan lainnya, seperti kesehatan dan pendidikan jadi terbengkalai. Apalagi jika seorang ayah tidak bekerja maka sang ayah tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Istri dan anak-anaknya akan terancam kelaparan juga terancam berbagai macam penyakit.


Sistem Kapitalisme Akar Masalah Pengangguran di Negeri Ini


Disadari atau tidak, sistem kapitalismelah, penyebab tingginya angka penggangguran di negeri ini. Sistem kapitalisme buatan manusia yang melepaskan kewajiban negara atas pengaturan rakyatnya. Negara berlepas diri dari penyediaan lapangan kerja, penyediaan pendidikan yang mumpuni, pelatihan tenaga kerja yang baik, dan lain sebagainya.


Negara hanya bertindak sebagai regulator dan menyerahkan pengelolaan sumber daya alam kepada korporat kapitalis. Sehingga para kapitalis dengan bebasnya mengeruk sumber daya alam, demi kepentingan pemilik modal. Kalaupun, mereka membutuhkan pekerja maka rakyat hanya digaji, dengan upah minimum.


Sistem Islam sebagai Penjaga Rakyat


Sistem Islam menjamin kebutuhan primer warga negaranya. Warga pun memiliki akses untuk memenuhi kebutuhan sekundernya. Dengan sistem ekonomi Islam, negara akan menjamin kesejateraan rakyatnya, salah satunya dengan jaminan pekerjaan bagi laki-laki.


Di samping itu sumber daya alam yang melimpah ditetapkan sebagai milik rakyat, bukan milik individu dan negara. Maka diharamkan individu dan negara memiliki sumber daya alam (SDA) tersebut.


Allah Swt. sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dan pemegang sumber hukum telah menetapkan sumber daya alam sebagai milik rakyat. Negara hanya diberi wewenang untuk mengelola dengan baik, dan hasilnya dikembalikan lagi kepada rakyat. Di sini, kita melihat bahwa negara akan memiliki pemasukan yang sangat besar, sehingga kebutuhan kolektif rakyat dapat dipenuhi seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, infrastruktur, dan lain-lain.


Sistem Islam juga menjamin para ayah atau para wali untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Lapangan kerja juga akan dibuka seluas-luasnya, bagi warga negara.


Pengelolaan mandiri atas sumber daya alam, otomatis memerlukan sumber daya manusia untuk mengelolanya. Artinya rakyat di negeri Islam tidak akan kesulitan pekerjaan apalagi sampai mencari pekerjaan di negeri orang. Negeri Islam akan banyak membutuhkan tenaga kerja ahli hingga tenaga kerja terampil. Demikianlah Islam akan mengatasi pengganguran. Wallahualam bissawab. []

Hong Kong Krisis Populasi, Apakah Ada Solusi?

Hong Kong Krisis Populasi, Apakah Ada Solusi?

Penurunan populasi yang terus berlanjut ini memungkinkan perbincangan tentang kepunahan penduduk Hong Kong. Pemikiran sekuler kapitalis yang bercokol di negeri itu akan terus mengarahkan pandangan hidup serta tujuan hidup untuk mencari keuntungan yang bersifat duniawi atau materi belaka

Pencapaian duniawi seperti prestasi bidang akademi, prestasi seni yang diadopsi dari Barat, serta gaya hidup hedonis membuat sosok anak menjadi beban hidup yang memberatkan

________________________


Penulis Anita Rahayu

Kontributor Media Kuntum Cahaya



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Dikutip dari detik[dot]com pada Jumat 19 Mei 2023 lalu, Hong Kong tengah mengalami persoalan besar terkait populasi penduduknya yang kian menurun. Angka kelahiran yang rendah kini bahkan menyebabkan lima sekolah dasar di Hong Kong terancam tutup sebab tidak ada lagi siswa yang mendaftar. Hong Kong merupakan negara dengan angka kelahiran terendah. Tercatat sejak lima tahun lalu yaitu pada tahun 2018 Hong Kong terus mengalami penurunan angka kelahiran bayi. Bahkan tahun lalu angka kelahiran di negara tersebut hanya ada sebanyak 32.500 bayi saja. 


Menurut United Nation Population melaporkan bahwa Hong Kong tercatat memiliki nasib paling buruk untuk tingkat kesuburan total, jumlah anak yang diharapkan dimiliki seorang wanita seumur hidupnya atau TFR. Hong Kong memiliki skor terendah dunia yaitu hanya 0,8 yang disusul oleh Korea Selatan 0,9; kemudian Singapura pada angka 1,0; dan Jepang pada angka 1,3. Sedangkan TFR setidaknya berada pada angka ideal 2,1 untuk menjaga populasi produktif relatif mereka.


Beberapa pre-school dan taman kanak-kanak dikabarkan telah ditutup disusul dengan sekolah dasar. Jika murid sekolah dasar telah berkurang maka secara otomatis sekolah menengah pertama juga akan mengalami nasib yang sama. Sekolah-sekolah akan mulai menghentikan operasional mereka satu per satu, ratusan guru tentunya akan mengalami pemberhentian dan kehilangan pekerjaan.


Hong Kong memiliki lebih banyak jumlah sekolah dari yang sebenarnya mereka butuhkan saat ini, sehingga penutupan sekolah tidak dapat dihindarkan.


Menurut Paul Yip Siu-Fai, seorang Ketua Profesor Kesehatan Populasi di Departemen Pekerjaan Sosial dan Administrasi Universitas Hong Kong, memaparkan bahwa krisis yang terjadi saat ini bukan tanpa alasan. Dia berpendapat bahwa ia telah melihat tren ini sejak tahun 2018 lalu, tetapi gagal mengantisipasinya. Tren yang dimaksud ialah tren wanita muda dan pasangan baru menikah yang menunda bahkan enggan memiliki anak sama sekali. Mereka melihat diri mereka 'tanpa anak' dari sudut pandang positif, dan hal ini akan menjadi masalah besar ke depannya.


Sebut saja Ah Ying 34 tahun yang menikah 3 tahun lalu. Ia tidak ingin memiliki anak meski suaminya terbuka untuk itu. Dikutip dari Channel News Asia Ah Ying tidak lagi menginginkan seorang anak sejak terjadinya kerusuhan sosial di tahun 2019 lalu, dimana saat itu Beijing memperketat cengkeramannya melalui undang-undang keamanan nasional serta perombakan sistem pemilu yang bertujuan untuk menjadikan hanya 'patriot' saja yang dapat memerintah kota. 


Sekolah dituntut untuk menekankan patriotisme yang dikhawatirkan Ah Ying dapat mencuci otak anak-anaknya. Belum lagi hambatan biaya membesarkan anak di era budaya kota yang kompetitif seperti saat ini, bahkan dimulai dari usia balita. Ia mengatakan anak-anak di zaman ini diharapkan belajar banyak hal, mengikuti kursus dan juga harus menjalani wawancara jika ingin masuk ke sekolah yang bagus. Ini bukan hanya akan memberi tekanan emosional tetapi juga beban keuangan. Jika saya tidak dapat memberikan yang terbaik untuk anak saya, maka saya mungkin tidak boleh melahirkan sama sekali, tegasnya. Dia dan suaminya kini lebih memilih mengadopsi seekor kucing yang dianggap sebagai anggota keluarga dan berhenti membicarakan tentang memiliki anak.


Bukan hanya keluarga Ah Ying yang berpikir demikian. Menurut data pemerintahan, tiga dari empat wanita di Hongkong kelahiran 1951 setidaknya memiliki satu anak di bawah usia 30 tahun. Sedangkan wanita pada kelahiran 1991 hanya ada satu dari empat wanita yang memiliki anak sebelum mencapai usia 30 tahun. 


Penurunan populasi yang terus berlanjut ini memungkinkan perbincangan tentang kepunahan penduduk Hong Kong. Pemikiran sekular kapitalis yang bercokol di negeri itu akan terus mengarahkan pandangan hidup serta tujuan hidup untuk mencari keuntungan yang bersifat duniawi atau materi belaka. Pencapaian duniawi seperti prestasi bidang akademi, prestasi seni yang diadopsi dari Barat, serta gaya hidup hedonis membuat sosok anak menjadi beban hidup yang memberatkan.


Berbeda halnya dengan kepemimpinan Islam, seperti pada masa kejayaan dinasti Abbasiyah di tahun 750 hingga 1.258. Selama lebih dari lima abad memimpin peradaban sebagai pusat pengetahuan dunia. Kepemimpinan Islam dipimpin oleh seorang Khalifah atau kepala negara yang menjamin pendidikan, kesehatan serta keamanan setiap warga daulah (negara) Muslim maupun nonmuslim dengan gratis, tanpa diskriminasi dan penuh tanggung jawab.


Islam menjadikan tujuan utama kehidupan hanya untuk mencapai rida Allah سبحانه و تعالى saja, bukan pada apa-apa yang bersifat materi di dunia ini. Sehingga tidak ada ketakutan pada kaum Muslim untuk memiliki banyak keturunan pada saat itu. Perpustakaan-perpustakaan disediakan di setiap kota, tempat pemandian umum serta tempat persinggahan musafir yang ingin menuntut ilmu banyak tersedia.


Khalifah (penguasa tertinggi Daulah Islam) bertanggung jawab membuka lapangan pekerjaan bagi kepala keluarga yang wajib memberi nafkah. Janda yang tidak memiliki pencari nafkah di keluarganya dipelihara oleh daulah. Bahan pangan serta kebutuhan pokok lain diatur sedemikian rupa agar mudah didapat dengan harga yang murah, sehingga terjangkau oleh warga masyarakat.


Islam pada masa itu, banyak melahirkan ilmuan-ilmuan Muslim yang menjadi penemu sains serta teknologi. Seperti Al-khawarizmi seorang matematikawan dan astronom kelahiran Irak. Kemudian ada Ibnu Sina sebagai bapak kedokteran modern, beliau terkenal dengan karyanya yang berjudul Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine) yang telah menjadi buku acuan kedokteran selama berabad-abad. Lahir pula Fatimah al-Fihri sebagai penemu universitas pertama dunia. Dan masih banyak lagi ilmuan-ilmuan lahir pada masa peradaban terbaik dunia itu.


Semua itu hanya bisa tercapai jika Islam dijadikan sebagai sebuah peraturan hidup yang bersumber dari Sang Pencipta. Bukan hanya sebagai agama ritual yang dirayakan pada hari-hari tertentu saja. Islam adalah agama sekaligus ideologi yang di dalamnya terdapat solusi untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Pendidikan, ekonomi, militer dan hubungan luar negeri dilaksanakan semata-mata hanya untuk mencapai rida Allah semata. Sehingga seluruh lapisan masyarakat yang memahami hakikat tujuan hidupnya akan senantiasa berusaha bersikap baik dan memperbaiki diri, bukan untuk berlomba-lomba terlihat baik secara fisik belaka.


Islam mengajarkan umatnya untuk tidak takut akan sulitnya rezeki sebab Allah سبحانه و تعالى telah menjamin setiap rezeki hamba-Nya tanpa terkecuali. Hal ini telah Allah terangkan dalam Al-Qur'an surah Hud ayat 6 sebagai berikut:


وَمَا مِنْ دَاۤ بَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ


Artinya: "Dan tidak satupun makhluk bergerak/bernyawa di muka bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya, Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud, ayat 6)


Islam juga telah menganjurkan umatnya memiliki banyak keturunan, tanpa diiringi rasa takut tidak terpenuhinya kebutuhan hidup jika melahirkan seorang anak. Hadis yang menganjurkan kaum Muslim untuk memiliki banyak keturunan sebagai berikut:


تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ اْلأَنْبِيَاءَ يَومَ الْقِيَامَةِ


Artinya : "Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para nabi nanti pada hari kiamat." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa'id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik)


Demikianlah Islam memberikan petunjuk yang memudahkan segala urusan manusia, serta menjadi solusi atas setiap problematik yang dihadapi. Meskipun saat ini, banyak kaum Muslim yang belum mengambil Islam sebagai solusi hidupnya, karena telah bercokol dalam benaknya pemikiran sekuler yang bertujuan meraih kenikmatan duniawi semata. Wallahualam bissawab.[]

Katanya Beriman tapi Tak Aman

Katanya Beriman tapi Tak Aman

Katanya beriman tapi tak aman
Iman dibuat main-mainan 
Sering pula dipermainkan dan dipermalukan
Hilang sakral iman yang menjadi kunci diterima sebuah amal

_________________________


Penulis Hanif Kristianto

Sastrawan Politik dan Analis Berita



KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Manusia pandai berkata-kata

Apalagi merangkai untuk merangsang logika

Kata ibaratkan ujaran suci

Padahal kadang faktanya antara kata dan kerja bertolak belakang


Dan di antara manusia ada yang berkata

"Kami beriman kepada Allah dan hari akhir"

Padahal pengucap itu berbeda lahir batin

Manusia-manusia itu bukanlah orang-orang beriman


Kok bisa-bisanya mengucapkan rukun iman

Sayangnya, manis di bibir

Menutupi wajah hati sesungguhnya

Lantas posisinya seperti apa di dunia dan akhiratnya?


Katanya beriman tapi tak aman

Iman dibuat main-mainan 

Sering pula dipermainkan dan dipermalukan

Hilang sakral iman yang menjadi kunci diterima sebuah amal


Bukankah iman itu diucap di lisan?

Lalu diyakini di hati terdalam

Tampak wujud dalam perbuatan

Tunduk dan patuh pada firman


Padangan iman pada Allah dan hari akhir

Tanda di dunia tak abadi selamanya

Hari akhir tanda selesai semua episode dunia dan alam semesta

Bertransmigrasi massal menuju alam keabadian


Apakah sebutan pas untuk yang menyebut iman tapi bukan orang beriman?

Jenis manusia yang berlawanan

Bisakah orang beriman disebut iman?

Varietas makhluk yang bertolak ucapan dengan perbuatan


Ya Rabbi amankan iman ini

Agar tak mudah mempermainkan atau men-stand-upkan comedy iman 

Ya Rabbi tancapkan iman ini

Agar di akhir hari kebangkitan Engkau menerima di jannah yang penuh kenikmatan


Katanya beriman tapi tak aman

Tak perlu lagi menghina syariaT Islam

Tak perlu lagi memFobiakan politik Islam dan Islam kenegaraan

Tak perlu lagi ragu untuk membuka hati yang telah jadi ketetapan Illahi []


#puisi #puisihanifk #tadaburquran #quran #sastra #saatraindonesia #poem #poetry

Mengakhiri Bullying, Tugas Bersama

Mengakhiri Bullying, Tugas Bersama

Perlu diketahui kasus bullying lahir dari adanya  kebebasan berperilaku. Dan, kebebasan  berperilaku ini lahir dari sistem demokrasi. Bisa jadi, kasus bullying pun lahir dari tontonan kekerasan yang sering ditayangkan di media sosial, televisi dalam bentuk berita, sinetron, game dan lain-lain

__________________________


Penulis Ummu Bagja Mekalhaq

Kontributor Media Kuntum Cahaya




KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Dikutip dari situs media Kompas[dot]com, MHD (9) bocah kelas dua di salah satu Sekolah  Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Jawa Barat meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Senin, 15/5/2023.


Bullying atau perundungan merupakan benih kekerasan yang sering terjadi saat ini. Bullying tidak lahir begitu saja, tetapi tentunya ada faktor pemicu yang menyebabkan masifnya kasus bullying, sehingga banyak memakan korban.


Ada dua bentuk bullying yakni: pertama, bullying secara verbal dengan kata-kata buruk berupa umpatan, makian yang merendahkan, mengintimidasi, perlakuan buruk, menyebar gosip. Kedua, bullying  tindakan sepert : mendorong, menendang, memukul, menggigit, menjambak, mengeroyok dan merusak barang milik orang lain.


Akibatnya, seseorang yang di-bully bisa mengalami stres. Bahkan ada pula yang mengakhiri hidupnya (bundir/bunuh diri) akibat tidak kuat menahan beban.


Bagaimana tidak, saat jiwa terancam akibat di-bully teman, lalu tidak ada pertahanan, tidak siap menghadapi beban. Maka tumbanglah mental yang bersangkutan.


Sementara tidak ada aturan dan hukuman yang tegas dan jelas bagi para pelakunya, padahal  bullying merupakan perbuatan kekerasan.


Seperti kasus bullying yang menimpa seorang bocah yang disuruh melakukan perbuatan menjijikkan menyetubuhi kucing lalu divideokan oleh teman temannya. Kejadian ini terjadi di Tasikmalaya, pelakunya 3 orang anak di bawah umur. Para pelaku tidak mendapatkan sanksi, hanya pengawasan dari orangtuanya saja.


Jika dibiarkan, banyak orang yang merasa tidak aman dan tidak nyaman. Sementara  kasus bullying terus bertambah membuat orangtua makin resah dan takut. Apalagi kasus bullying ini dari hari ke hari semakin tinggi jumlahnya dan semakin berani pelakunya, semakin tidak beradab.


Padahal pelakunya masih berstatus pelajar mulai tingkat SD, SMP, SMA bahkan level mahasiswa aktif menjadi pelakunya.


Perlu diketahui kasus bullying lahir dari adanya  kebebasan berperilaku. Dan, kebebasan  berperilaku ini lahir dari sistem demokrasi. Bisa jadi, kasus bully pun lahir dari tontonan kekerasan yang sering ditayangkan di media sosial, televisi dalam bentuk berita, sinetron,  game dan lain lain.


Jadi, selama sistem yang dipraktekkan  adalah sistem  demokrasi, maka kasus bullying atau perundungan tidak akan berhenti. Buktinya dari 2015 kasus bullying yang  dilakukan  anak-anak mencapai 40%, sebuah angka yang fantastis, bukan? Adapun, korban kasus bully yang melapor ke KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) berjumlah 480 korban. Fantastis, bukan?


Seharusnya, hal ini menjadi bahan pemikiran  bersama, baik oleh orangtua di rumah, para guru di sekolah, anggota masyarakat yang hidup bertetangga, juga sebagai warga negara, perlu memikirkan dan bersikap tegas untuk menyelesaikan kasus bullying tersebut. Hal ini menjadi tugas kita bersama, saatnya bergerak dalam mencari solusi agar kasus bullying berhenti. 


Karena jika kita tidak bergerak untuk  memutus mata rantai bullying, efeknya semakin fatal. bullying, menjadi penyakit laten kritis dan akut.


Padahal, dalam Islam perilaku buruk, tercela seperti bullying, jelas dilarang. Karena termasuk perkara yang sia-sia, tidak berguna, bahkan bisa mencelakakan orang lain. Perilaku ini harus dijauhi dan ditinggalkan jika kalian ingin bahagia. Hal ini sebagaimana di lihat dari Al-Qur'an surah Al-Mu'minun ayat ketiga yang artinya: "Dan, orang-orang yang meninggalkan dari perkara yang sia sia/tidak berguna." (Terjemah QS 23: 3)


Tapi sayang, umat Islam tidak menyadari dan tidak mau mencari tahu penyebab terjadinya bullying, sehingga saat bullying terjadi tidak bisa menghentikannya.


Meskipun bullying terus terjadi memakan korban tinggi, mulai dari bullying yang bersifat verbal dengan kata-kata, bullying dengan fisik mendorong memukul menyeret menendang bahkan mengeroyok sampai mati seperti bocah korban bullying yang terjadi di Sukabumi.


Kasus  ini yang  terungkap dan viral,  mungkin ada kasus yang  tidak terekspos karena terbatas sarana komunikasi. 


Percaya atau tidak, kasus ini terus menerus akan memakan korban lebih banyak lagi jika kita tidak ikut berpartisipasi menghentikannya.


Adapun yang perlu dibenahi antara lain: pertama kurikulum nasional harus berdasarkan pada pokok-pokok akidah Islam Kafah. Bekali anak didik dengan ilmu Islam,  mulai dari pengokohan akidah. Bekali anak didik dengan tsaqafah Islam/pemahaman Islam. Karena  dari akidah Islam yang benar akan lahir pola pikir dan pola sikap Islam, sehingga menghantarkan akhlak mulia.


Kedua, tanamkan pada anak didik adanya mata pelajaran agama Islam/ PAI, lebih diperbanyak durasi pembelajarannya.


Sekadar contoh, dulu tahun 1988 saya punya  teman Nasrani tiga orang,  meskipun tidak wajib ikut mapel PAI, tapi mereka dengan senang hati ikut belajar pendidikan agama Pendidik agama Islan (PAI), dikabarkan saat ini mereka mualaf masuk Islam semuanya. Tapi, ada seorang yang telah meninggal dalam kondisi sedang semangat-semangatnya mengkaji Islam, semoga husnul khatimah.


Ketiga, mapel agama harus dipraktikkan terutama  pembiasaan ibadah agar menjadi bekal hidup selanjutnya. Materi pendidikan  agama Islam, wajib menjadi kurikulum  nasional dimulai sejak dini dari usia PAUD, TK, SD sampai jenjang Perguruan Tinggi.


Kurikulum pendidikan nasional harus menyentuh akar, yakni untuk apa manusia diciptakan? Ketika jawabannya untuk ibadah, maka kurikulum akan jelas berdasarkan kepada kurikulum berbasis Islam, mencetak generasi unggul.


Keempat, ada kerjasama dalam keluarga, masyarakat juga negara dalam berkontribusi untuk menerapkan dasar akhlak dari akidah Islam. Karena tanpa akidah Islam bullying terus menjadi penyakit laten kritis dan akut. 


Yah, hanya dengan Islam kafah (menyeluruh) solusi satu-satunya untuk mengakhiri bullying.


Islam akan menindak pelaku bullying seadil-adilnya. Jika korban yang di-bully sampai meninggal, maka balasannya nyawa dibalas nyawa, agar ada efek jera. Hanya dengan penerapan hukum Islam, kasus bullying akan berakhir.


Dan jadilah kita sebagai pelaku perubahan untuk memperbaiki kebobrokkan negeri yang  semakin terpuruk dalam ketidakberdayaan.


Mari,  kita mengakhiri bullying bersama, dengan kembali kepada syariat Islam. Kembali kepada aturan Islam  kafah agar terwujud  hidup tenang mendapatkan rida Allah Ta'ala.


Percayalah hanya Islam kafah satu-satunya yang bisa mengakhiri  bullying dan beragam kejahatan lainnya. Wallahualam bissawab. []

Konser Coldplay dan Kemenangan Serangan Pemikiran Barat

Konser Coldplay dan Kemenangan Serangan Pemikiran Barat

Adanya konser Coldplay dan konser-konser lainnya menandakan bahwa perang pemikiran Barat telah menang. Memasukkan berbagai pemikirannya seperti sekularisme, hedonisme, individualisme dan lain sebagainya. Hingga ada di antara umat Islam yang menjadikan mereka sebagai idola. Jika sudah diidolakan maka seperti halnya sesembahan, akan diikuti dan ditaati. Apa pun yang dilakukan sang idola akan diikuti misal mendukung L98T

________________________


Penulis Verawati S.Pd.

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Coldplay, grup band asal Inggris ini tengah nge-hits di negeri +62. Warga menyambut rencana konser mereka yang akan diselenggarakan di Indonesia pada pertengahan November yang akan datang. Meski waktunya tergolong masih lama, tapi tiket yang diperjualbelikan sudah banyak terjual. Hingga sudah ada yang melaporkan kasus penipuan jual tiket palsu oleh para calo tiket. Padahal harga tiket yang dijual lumayan menguras kantong. 


Dilansir media cnnindonesia[dot]com (11/05/2023), dalam unggahan di media sosial PK Entertainment, harga tiket konser Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno akan dijual mulai Rp800 ribu sampai Rp11 juta yang menjadi tiket termahal. Berbagai cara dilakukan para fans-nya demi mendapatkan tiket ini, di antara calon penonton ada yang rela membobol tabungannya hingga berpuasa. Bahkan ada yang menjadikannya mahar pernikahan.


Pertanyaannya sebegitu istimewa kah konser Coldplay ini? Mengapa warga +62 yang mayoritas Muslim ini begitu antusias? Bagaimana kita menyikapi fenomena ini?


Coldplay dan Perang Pemikiran 


Grup band Coldplay memang bukan grup band baru. Grup ini sudah lama ada sehingga fans-nya sudah banyak, termasuk di negeri ini. Jadi bisa dikatakan bagi para fans-nya, konser Coldplay ini adalah barang langka. Sehingga bagi mereka sangat sayang bila dilewatkan.


Setelah Barat berhenti melakukan invasi dengan kekuatan fisik atau penjajahan militer. Barat beralih dengan penjajahan gaya baru yaitu dengan perang pemikiran dan penjajahan ekonomi. Penjajahan ini dilakukan dengan berbagai cara seperti perjanjian ekonomi dan perang pemikiran melalui 5F, Food, Fashion, Fun, Film dan Faith. Jadi Coldplay adalah buah dari peradaban Barat yaitu kapitalisme yang dijajakan ke seluruh penjuru dunia.


Melalui 5F ini mereka memasukkan pemikiran Barat yang bertentangan dengan Islam. Secara halus dan dianggap manusiawi bahkan menyenangkan. Seperti sihir, korbannya tidak merasa dirugikan. Padahal dibalik itu semua, Barat memasukkan berbagai pemikirannya sehingga melanggengkan penjajahannya di negeri-negeri muslim.


Pemikiran yang terus dihembuskan Barat diantaranya adalah penerimaan terhadap L98T. Seperti dikatakan beberapa akun bahwa grup musik Coldplay ini mendukung L98T. Padahal perilaku L98T ini sangat dilarang dalam Islam. Ikhtilat yaitu campur baur antara laki-laki dan perempuan saat konser, kemungkinan meninggalkan sholat pasti terjadi. Dengan banyaknya kemudaratan ini, maka membelanjakan harta untuk membeli tiket ini termasuk tindakan mubazir. Padahal mubazir adalah perilaku setan. 


Adanya konser Coldplay dan konser-konser lainnya menandakan bahwa perang pemikiran Barat telah menang. Memasukkan berbagai pemikirannya seperti sekularisme, hedonisme, individualisme dan lain sebagainya. Hingga ada diantara umat Islam yang menjadikan mereka sebagai idola. Jika sudah diidolakan maka seperti halnya sesembahan, akan diikuti dan ditaati. Apa pun yang dilakukan sang idola akan diikuti misal mendukung L98T. 


Inilah tanda umat Islam telah tersihir oleh pemikiran Barat. Meski pun banyak hal yang bertentangan dengan paham Islam, semakin melenakan dan melemahkan umat seperti konser Coldplay ini disambut dengan riang. Padahal seharusnya ditolak.


Umat Islam  Harus Bangkit


Melihat fakta ini tentu kita tidak boleh berdiam diri saja. Ada tugas untuk menyadarkan kembali. Sebab pada dasarnya umat Islam adalah umat terbaik. Artinya umat Islam mampu maju, bangkit dan tidak terjajah oleh apa pun. Sebab umat Islam itu mulia dan tinggi. 


“Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah Swt.. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Al-Imran: 110)


Sebagaimana firman di atas, untuk mengembalikan kondisi ini umat Islam harus berdakwah. Saling mengingatkan untuk melakukan amal saleh (kebaikan) dan mencegah dari kemungkaran. Serta kembali mentauhidkan dan beriman kepada Allah Swt. dalam artian kembali kepada syariatnya secara kafah dalam bingkai sistem Islam. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah dan juga para sahabat serta umat Islam terdahulu. Agar umat Islam kembali hidup dalam kemuliaan. Wallahu a'lam bi ash-shawwab. []