Alt Title

Makan Bergizi Bingungi

Makan Bergizi Bingungi

 



Jangan sampai makan bergizi terdapat harga utang luar negeri

Jangan sampai makan bergizi ada misi yang terputus sampai di sini


________________________


Penulis Hanif Kristianto

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Adakah makanan itu masih gratis dalam sistem kapitalis?
Pelayanan kepada rakyat dijadikan komoditas politik
Janji kampanyenya melangit ke puncak tertinggi
Apa daya aplikasinya berat karena tak biasa melarat


Sebuah kebingungan di tengah gerakan makan siang

Niat memperbaiki gizi anak negeri yang katanya pintar makan ikan

Menjauhkan dari stunting yang kondisinya genting

Makan bergizi seolah jalan keluar di tengah kebimbangan


Dari mana datang pendanaan

Di tengah tumpukan bunga utang yang tak karuan

Dari mana datang pasokan bahan makanan

Di tengah kemiskinan mendera berkepanjangan


Bukan tidak mungkin makanan bergizi bingungi rakyat negeri

Mulanya semua ditanggung negara

Kini minta bantuan rakyat karena tahu dermawan di Jumat berkah

Mencoba mencari dana zakat padahal bukan mustahik hukumnya


Mana di mana program yang terlihat jumawa

Tanggunlah semua pangan tak hanya makan siang

Bukankah sehari makan tiga kali yang dipraktikkan selama ini?

Maka sarapan dan makan malam tak boleh dilupakan


Program makan bergizi di siang hari

Katanya meniru Syekh Abdul Qodir Al-Jailani

Ulama yang sekaligus dermawan hidup dalam naungan Islam

Ini tentu beda dengan negarawanan yang dipundak ada kewajiban menanggung makan


Makanan bergizi problematika di negeri sejuta tanaman

Tanah yang subur dan gembur nyatanya gagal mendapatkan keberkahan

Sebab kerakusan pemakan tanah untuk cuan

Tanah produktif berganti dengan gedung pencakar langit


Seribu upaya melahirkan generasi

Tak cukup dimulai dengan makanan bergizi

Ada suprastruktur politik dan ekonomi yang wajib dibenahi

Dengan tuntunan dan panduan ilahi Rabbi


Menanggung makan adalah kewajiban penguasa

Tak perlu jadi bahan kampanye yang sebenarnya biasa saja

Kalau sudah kewajiban tak perlu digembar-gemborkan

Kerjakan, kerjakan, dan kerjakan


Berikanlah makanan kepada rakyat yang ikhlas

Jangan mengharapkan apa pun demi siapa pun

Jangan sampai makan bergizi terdapat harga utang luar negeri

Jangan sampai makan bergizi ada misi yang terputus sampai di sini [Dara/MKC]