Alt Title

Gencatan Senjata, Bukan Kemerdekaan Sejati bagi Palestina

Gencatan Senjata, Bukan Kemerdekaan Sejati bagi Palestina

 


Pembebasan Palestina tidak bisa dicapai

hanya dengan gencatan senjata atau kompromi dua negara

_______________________


Penulis Yulia Ummu Haritsah

Kontributor Media Kuntum Cahaya, Pegiat Literasi dan Pendidik Generasi


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Kesepakatan gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari 2025 setelah sebelumnya disetujui oleh kedua belah pihak dengan bantuan mediasi negara-negara tetangga. Meskipun demikian, kesepakatan ini masih menuai pro dan kontra.


Seperti yang diberitakan oleh CNBC Indonesia (17-01-2025), terdapat kemungkinan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza bisa batal. Hal ini disebabkan oleh belum adanya persetujuan penuh dari kabinet Israel. 


Rencananya mereka baru akan memberikan suara pada 17 Januari 2025 mengenai kesepakatan ini dan pembebasan sandera. Beberapa anggota kabinet menyatakan ketidaksetujuannya, termasuk Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben Gvir. Dia bahkan mengancam akan keluar dari pemerintahan jika kesepakatan tetap dijalankan.


Zionis Masih Terus Menyerang


Akibat ketidakpastian ini, Zionis masih terus melakukan serangan ke wilayah Gaza. Hal ini menunjukkan sifat khas mereka yang kerap mengingkari perjanjian. Pada sisi yang lain, situasi ini makin membuktikan bahwa meskipun memiliki kekuatan militer besar, mereka tidak mampu menundukkan para mujahid Hamas secara langsung.


Sejak serangan Badai Al-Aqsa dilakukan oleh para pejuang Palestina, Israel belum mampu memenangkan pertempuran melawan Hamas. Mereka hanya bisa menghancurkan infrastruktur, membunuh anak-anak, perempuan, dan warga sipil. Sementara mereka tidak memiliki nyali untuk berhadapan langsung dengan para pejuang Hamas khususnya. Tindakan pengecut ini lebih mirip dengan pembantaian daripada perang yang sesungguhnya.


Perjuangan Palestina Tetap Membara


Meskipun begitu, semangat jihad para pejuang Palestina tetap membara. Dalam kondisi serba kekurangan dan tekanan yang begitu berat, mereka tetap berjuang mempertahankan tanah suci yang menjadi tempat lahirnya para nabi. Gencatan senjata setidaknya memberi sedikit harapan bagi penduduk Gaza yang selama ini terisolasi dan sangat membutuhkan bantuan dari dunia luar. Minimnya pasokan makanan, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya telah menciptakan situasi yang sangat menyedihkan bagi mereka.


Namun, perlu dipahami bahwa gencatan senjata bukanlah solusi sejati bagi kebebasan Palestina. Hal ini mirip dengan gagasan solusi dua negara yang digaungkan oleh beberapa negara. Palestina adalah tanah kaum muslim yang telah dirampas oleh Zionis Yahudi. Oleh karena itu, pembebasan Palestina tidak bisa dicapai hanya dengan gencatan senjata atau kompromi dua negara, melainkan dengan menyingkirkan Zionis dari tanah Palestina sepenuhnya.


Persatuan Umat Solusi Sejati


Lantas, siapa yang memiliki kekuatan untuk mengusir Zionis dari tanah ini? Jawabannya adalah umat Islam sendiri. Dengan jumlah penduduk yang besar, sumber daya alam yang melimpah, serta kekuatan militer yang kuat di berbagai negara muslim, kaum muslim memiliki potensi besar untuk membebaskan Palestina. Namun, yang masih kurang adalah kesadaran umat Islam untuk bersatu dan mengorganisir kekuatan mereka di bawah satu kepemimpinan. Disinilah urgensi umat butuh suatu sistem pemersatu yang mampu menyatukan seluruh umat Islam di bawah satu kepemimpinan yang kuat, yaitu Daulah Islam.


Sejarah telah menunjukkan bahwa hanya dengan kepemimpinan Islam yang sejati, umat Islam dapat bersatu dan menjadi kekuatan yang disegani. Tanpa persatuan ini, perjuangan untuk membebaskan Palestina hanya akan menjadi wacana yang tidak pernah terealisasi.


Oleh karena itu, perjuangan umat Islam harus diarahkan pada upaya membangun kepemimpinan Islam yang kuat dan berlandaskan syariat. Hanya dengan Daulah Islam, umat Islam akan memiliki kekuatan yang cukup untuk mengusir musuh dari tanah mereka dan mengembalikan Palestina ke pangkuan umat Islam.


Ketika umat Islam bersatu, maka akan menjadi lebih mudah untuk menghadapi dan mengalahkan musuh-musuh Islam. Keimanan yang kokoh serta semangat jihad yang tinggi menjadikan umat Islam memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka siap berjuang demi agama mereka, dengan pilihan hidup mulia atau mati syahid. Dengan keyakinan ini, tidak ada kekuatan yang bisa menghalangi kebangkitan Islam dan pembebasan Palestina. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]