Bahaya Konten Soft Porn di Media Sosial
Surat PembacaFenomena soft porn memberikan gambaran yang jelas
bahwa berbagai bentuk ekspresi tubuh dan sensualitas bisa menjadi peluang yang mendatangkan keuntungan dalam sistem sekularisme
_______________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Media sosial hadir sebagai salah satu bentuk perkembangan teknologi dalam perjalanan hidup manusia. Media sosial memiliki pengaruh positif dan negatif. (Jurnal Media Sosial Dalam Masyarakat, vol. 12 no.1/2023)
Tentu saja hal ini sangat tergantung pada landasan berpikir penggunanya. Salah satu dampak negatifnya adalah konten yang berisi soft-core pornografi (soft porn). Menurut situs Meriam-Webster soft-core pornografi adalah berisi deskripsi atau adegan tindakan seksual yang kurang eksplisit dibandingkan hard core.
Beberapa bentuk soft porn yang bisa ditemui di media sosial di antaranya adalah foto atau video influencer yang berpose erotis, berpakaian sensual. Selain itu, streamer dan konten kreator live yang berbicara menggoda atau bercanda sensual. Sementara itu di segmen drama, saat ini banyak drama romantis, gestur sensual, dan berpakaian minim. (kompas.com, 26-11-2025)
Semua itu menjadi strategi untuk mendapatkan perhatian pengguna media sosial sehingga bisa mendatangkan keuntungan yang diharapkan. Karena itu, konten soft-porn menjadi magnet yang menarik banyak pihak yang berkepentingan. Kehadirannya kadang tidak disadari oleh pengguna media sosial dan dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa.
Jika dulu, konten yang mengandung pornografi hanya bisa ditemukan di media khusus. Dengan adanya konsep soft porn, dia bisa hadir di ruang mana pun. Tentu saja hal ini harus diwaspadai.
Fenomena soft porn memberikan gambaran yang jelas bahwa berbagai bentuk ekspresi tubuh dan sensualitas bisa menjadi peluang yang mendatangkan keuntungan dalam sistem sekuler. Rasa ketertarikan pada lawan jenis adalah salah satu naluri manusia yang bisa menarik perhatian lebih cepat.
Dalam sekularisme, tidak ada kata haram jika suatu aktivitas mendatangkan keuntungan secara ekonomi. Meskipun aktivitasnya mengarah pada seksualitas, yang penting mendatangkan keuntungan, nilai agama dan moral tidak jadi pertimbangan utama. Parahnya, makin lama akan dinormalisasi aktivitas yang mengarah pada seksualitas.
Hubungan Soft Porn pada Remaja
Apa yang terjadi pada remaja jika soft porn dibiarkan? Dampaknya tentu sangat buruk. Karena remaja seringkali menjadikan media sosial sebagai rujukan dalam hidupnya. Apalagi jika peran dan kontrol orangtua lemah. Remaja akan mulai memperhatikan konsep tubuh ideal. Bagaimana tubuh ideal sebagai seorang laki-laki? Bagaimana tubuh ideal sebagai seorang perempuan?
Tatkala media sosial menjadi rujukan, mereka akan melakukan penyesuaian tubuhnya dengan gambaran yang didapat di media sosial. Walhasil, mereka akan menganggap tubuhnya tidak ideal karena tidak sesuai yang di media sosial. Lebih berfokus pada penampilan tanpa meningkatkan kualitas diri dalam aspek lainnya.
Padahal dalam Islam kedudukan seseorang hanya dilihat dari aspek ketakwaannya saja bukan dari penampilan fisik. Dalam surah Al-Hujurat ayat 13: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu."
Sementara itu, hadis riwayat Muslim: ”Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk dan rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amalan kalian.”
Selain itu, dalam konsep Islam ada peran negara yang berlandaskan ketakwaan dalam menyaring konten-konten negatif. Konten yang ada akan difilter secara ketat berdasarkan syariat Islam. Di mana konten yang berbau sensual akan dilarang.
Penggunaan media sosial diarahkan pada tujuan pendidikan dan dakwah. Tentu saja hal ini sangat kontras dengan sekularisme yang berorientasi pada materi. Karena sistem Islam hanya berorientasi pada pahala Allah. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]
Riri Rikeu


