Alt Title

MARAK PERSELINGKUHAN, BUKTI RAPUHNYA IKATAN PERNIKAHAN

MARAK PERSELINGKUHAN, BUKTI RAPUHNYA IKATAN PERNIKAHAN


Sistem kapitalis sekuler yang saat ini diterapkan di seluruh dunia, menjadi penyebab utama maraknya fenomena perselingkuhan


Sedangkan Islam adalah sistem yang menjaga keutuhan tali pernikahan dan keluarga. Setiap pasangan dipahamkan tujuan utama dalam pernikahan adalah untuk menggapai rida Allah Swt. sehingga pernikahan menjadi momen sakral yang harus dijaga 


Oleh. Aini Rahmalia, S.Si. 

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com-Indonesia menjadi negara yang menduduki peringkat kedua di Asia sebagai negara terbanyak kasus perselingkuhan setelah Thailand berdasarkan hasil survei aplikasi Just Dating. Sebanyak 40% responden di Indonesia mengaku pernah melakukan perselingkuhan dari pasangannya. Setelah Indonesia, 30% pasangan mengaku berselingkuh di Taiwan dan Singapura. Sedangkan Malaysia hanya 20% penduduknya mengaku pernah berselingkuh. (Tribunmanado[dot]co[dot]id, 18-02-2023)


Berdasarkan laporan World Population Review, Indonesia berada pada peringkat keempat dunia setelah India, Cina, dan Amerika dengan kasus perselingkuhan terbanyak di dunia. 


Sungguh sangat miris mengetahui Indonesia menjadi negara terbanyak kedua dalam kasus perselingkuhan. Padahal seperti diketahui penduduk Indonesia adalah mayoritas Muslim.  Sedang negara Cina, Amerika dan beberapa negara Barat sudah menganggap perselingkuhan adalah suatu hal yang biasa. Apakah saat ini Indonesia pun sama?


Banyak alasan yang menjadi penyebab perselingkuhan, dimulai dari merasa tidak puas dengan pasangan, mencari kesenangan maupun ingin coba-coba bahkan menganggap perselingkuhan adalah tren. Namun kebanyakan responden mengaku melakukan perselingkuhan karena merasa tidak puas dengan pasangan.  Banyak kasus perselingkuhan yang berujung kepada perceraian maupun rujuk, bahkan ada juga yang sengaja membiarkan perselingkuhan demi status pernikahan maupun anak. Hal ini menunjukkan bahwa rapuhnya ikatan pernikahan di kalangan masyarakat.


Kapitalis Sekuler Penyebab Meningkatnya Perselingkuhan


Sekularisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Termasuk pemisahan pernikahan dari nilai-nilai agama. Nilai sakral yang ada lambat laun kini sudah mulai menghilang karena adanya pemisahan ini. Pernikahan tidak lagi menjadi tujuan untuk menyempurnakan agama dan menggapai rida Allah Swt.. Namun hanya sekadar menikah karena dorongan nafsu semata. Tak heran jika tak ada rasa takut sama sekali untuk melakukan perzinaan. Bahkan pernikahan dilakukan karena sebab ini. Inilah potret negara mayoritas beragama Islam yang menerapkan sistem bukan Islam yaitu Kapitalisme.


Di dalam pemahaman sekularisme terdapat pula paham liberalisme yang mengagungkan kebebasan. Manusia bebas melakukan sesuatu sesukanya tanpa memandang agama sebagai aturan kehidupan. Hingga akhirnya merebak kasus perselingkuhan dengan sebutan TST (tahu sama tahu),  pasangan bebas berselingkuh asal tahu sama tahu atau pasangannya membolehkannya bahkan saling berselingkuh. Nauzubillah minzalik. Seperti kasus artis yang pernah viral, mengatakan dia mengetahui jika suaminya berselingkuh dan membiarkannya dengan alasan itu adalah kebebasan suami. Bahkan mengatakan lebih baik pasangannya berselingkuh dari pada poligami. Sungguh sekuler membuat manusia semakin jauh dengan aturan agama.


Negara pun tidak turut andil dalam menyelesaikan kasus perselingkuhan yang kian meningkat ini. Negara hanya menyelesaikan kasus perselingkuhan yang berujung pada perceraian. Walhasil, jika kasus ini tidak berujung pada perceraian negara membiarkannya alias membolehkannya.


Islam Menghilangkan Kasus Perselingkuhan


Sistem kapitalis sekuler yang saat ini diterapkan di seluruh dunia, menjadi penyebab utama maraknya fenomena perselingkuhan. Sedangkan Islam adalah sistem yang menjaga keutuhan tali pernikahan dan keluarga.  Setiap pasangan dipahamkan tujuan utama dalam pernikahan adalah untuk menggapai rida Allah Swt. sehingga pernikahan menjadi momen sakral yang harus dijaga.

 

Islam juga akan menjaga pergaulan antar lawan jenis ditengah-tengah masyarakat.  Hubungan antara pria dan wanita merupakan hubungan untuk melestarikan keturunan, bukan hubungan yang hanya bersifat seksual.  Oleh karenanya Islam mewajibkan pria dan wanita untuk menutup aurat, menjaga pandangan dan melarang  ikhtilat (campur baur)  dan khalwat (berdua-duan) serta melarang wanita melakukan tabarruj (bersolek) kepada lawan jenis yang bukan mahram.


Negara juga turut andil dalam menghilangkan perselingkuhan di masyarakat melalui penerapan sistem sanksi yang amat tegas untuk memberantas kasus perselingkuhan. Pada hakikatnya perselingkuhan sama dengan perzinaan, maka akan diberlakukan hukuman cambuk 100 kali bagi pelaku yang belum menikah dan rajam sampai mati bagi pelaku yang sudah menikah. Maka dengan ketegasan hukuman yang diterapkan tersebut akan menimbulkan efek jera di tengah-tengah masyarakat. Sehingga selingkuh tidak menjadi tren seperti pada sistem saat ini.


Langkah lain yang akan dilakukan yakni memperhatikan media yang beredar di masyarakat agar mengajak kepada kebaikan bukan justru membangkitkan syahwat. Ditambah dengan sistem ekonomi Islam, negara akan menjamin kesejahteraan rakyatnya dari sandang, pangan dan papan. Hingga tak ada lagi istri yang terpaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga hingga harus mengabaikan tanggung jawab sebagai pengurus rumah dan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Maka jelaslah hanya sistem Islam yang mampu menjaga keutuhan tali pernikahan dan keluarga. Wallahualam bissawab.