Alt Title

Meneropong Isu Fatherless di Indonesia

Meneropong Isu Fatherless di Indonesia



Harusnya semua pihak mencermati dengan serius untuk menemukan akar masalah fatherless ini

Karena sosok ayah yang hadir dalam kehidupan seorang anak sangat berpengaruh pada banyak hal


____________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Istilah fatherless mengacu pada fenomena ketidakhadiran sosok ayah dalam pengasuhan anak baik secara fisik maupun psikologis. (voi.id, 10-10-2025)


Tentu harus diakui bahwa tantangan negeri ini menjadi bertambah kompleks karena data menunjukkan adanya peningkatan jumlah anak tanpa pengasuhan ayah. Pada tahun 2024, angka tersebut menyentuh 15,9 juta jiwa. (dataloka.id, 14-10-2024)


Harusnya semua pihak mencermati dengan serius untuk menemukan akar masalah fatherless ini. Karena sosok ayah yang hadir dalam kehidupan seorang anak sangat berpengaruh pada banyak hal, termasuk majunya sebuah bangsa sehingga isu fatherless ini tidak dianggap isu receh semata. 


Banyak faktor yang menyebabkan adanya fatherless, mulai faktor mikro hingga makro. Dalam Islam, peran ayah harus sudah dipahami sejak awal sehingga ketika menjadi seorang ayah ia tidak akan gagap dalam menjalankan perannya. 


Hal ini tentu saja membutuhkan pemahaman Islam dan landasan iman yang kokoh. Adapun faktor makro dari adanya fatherless ini disebabkan oleh kondisi sistem ekonomi dan mekanisme negara yang abai dalam mengurusi hajat hidup masyarakatnya.


Saat ini, peran ayah seringkali disibukkan dengan mencari nafkah karena memang butuh diakui bahwa biaya hidup saat ini tidaklah murah. Hal ini berdampak pada hubungan dengan keluarga menjadi terganggu, karena energi ayah sudah tercurah pada pekerjaan sehingga kualitas pengasuhan anak dan komunikasi dengan istri berpotensi akan terpengaruh


Hanya saja, faktor pemahaman ini luput diperhatikan saat ini karena sistem yang sekuler. Di mana, agama tidak dijadikan landasan hidup. Agama hanya dijadikan pelengkap dalam kehidupan padahal dengan agama Islam, solusi masalah akan dituntaskan dengan dalil-dalil syarak sehingga akan mendapatkan rahmat Allah dalam kehidupan dan individu, masyarakat, berbangsa dan bernegara. 


Dalam kehidupan Islam, hadirnya peran ayah dan ibu sangatlah penting karena mereka adalah bagian dari umat dengan peran khas masing-masing. Peran ayah dianggap sentral karena selain pencari nafkah, sosok ayah juga dituntut untuk hadir dalam pendidikan anak-anaknya. Hal ini telah dicontohkan dalam surah Lukman.


Dialog Lukman dengan anaknya di ayat 17 misalnya berisi tentang nasehat ayah untuk anaknya tentang salat, amar makruf nahi mungkar, dan bersabar. "Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”


Kaitannya peran negara dalam Islam, negara wajib menyediakan akses yang mudah terhadap lapangan pekerjaan sehingga ayah bisa menjalankan kewajibannya sebagai pencari nafkah. Kebutuhan pendidikan, kesehatan akan diurus sesuai syariat Islam. Dalam Islam negara adalah pengurus rakyatnya. 


Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Akan tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” [HR. Bukhari dan Muslim]


Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]


Dien Kamilatunnisa