Job Hugging Melanda Akibat Kepasrahan Kaum Muda
OpiniHal ini terjadi bukan tanpa alasan
mengingat sulitnya mendapatkan pekerjaan dan terjadinya perubahan ekonomi yang sangat signifikan
_______________________________
Penulis Siti Nurtinda Tasrif
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Job Hugging
Pada saat ini, tengah beredar perpindahan masa di mana para Gen Z yang awalnya terserang job hopping beralih ke job hugging yang awalnya para kaum muda digelari dengan orang yang sering berpindah-pindah pekerjaan sampai berakhir pada satu pekerjaan. Kemudian, hanya bertahan pada satu pekerjaan saja tanpa memikirkan lagi untuk berpindah yang lebih baik.
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, mengingat sulitnya mendapatkan pekerjaan dan terjadinya perubahan ekonomi yang sangat signifikan. Sebagaimana yang penulis kutip dari media msn.com (25-08-2025) bahwasanya CEO dan Founder Summit Group Solutions sekaligus penulis buku Leading for Impact: The CEO’s Guide to Influencing with Integrity Jennifer Schielke mengatakan tren PHK yang muncul setelah apa yang diantisipasi sebagai masa pemulihan dari periode Covid-19 memperparah kurangnya keamanan di pasar yang sudah terdampak.
Di samping itu, laporan pekerjaan, keterbatasan anggaran, dan rasa takut yang terus-menerus memasuki ruang kerja kita membuat berpegang teguh pada apa yang dimiliki tampak sebagai langkah logis demi stabilitas dan keamanan. Orang-orang telah pindah, memilih kemampuan jarak jauh, dan mengalami masa ekonomi yang kuat. Sisi sebaliknya dari hal ini meresahkan sebagian besar orang.
Sungguh ironis, kaum pemuda akhirnya hanya bisa menerima dengan pasrah tentang apa yang dihadapi. Di mana hanya bisa menelan pil pahit bekerja ditempat yang bisa jadi dengan pendapatan yang sangat minim. Meski demikian, tidak ada pilihan lain yang bisa diambil mengingatkan sulitnya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di masa sekarang. Jika bisa dibilang, masih untung dapat pekerjaan dari pada tidak sama sekali.
Kapitalisme Biang Keladi
Permasalahan job hugging ini bukan perkara baru. Pasalnya, sudah banyak permasalahan-permasalahan lain yang berkaitan tentang hal tersebut. Sebut saja, minimnya lapangan pekerjaan, SDA yang dikelola para kapital, pendidikan yang dikelola secara individu menjadikannya serba bayar itu pun bayaran yang hanya bisa dibayarkan oleh orang-orang yang berada. Sedangkan yang hidup pas-pasan hanya bisa menelan pil pahit kebodohan akibat kemiskinan yang merajalela.
Masalah di atas menjadi wajar mengingat dasar peraturan negara Indonesia menggunakan kapitalisme. Sebuah ideologi yang melahirkan peraturan yang berorientasi terhadap materi, keuntungan, dan kebahagiaan dunia. Dari sini, wajar jika para korporasi memilih untuk mengambil para pekerja yang kompeten di bidangnya dan bukan anak kemarin sore. Maksudnya, jika banyak lapangan pekerjaan namun yang dibutuhkan adalah orang-orang yang berkualitas dan bukan yang tamatan SMA apalagi wisudawan universitas, tetapi tidak memiliki pengalaman.
Kapitalisme menjadikan para kaum muda akhirnya pasrah menerima nasib dengan lapang dada. Bagaimana tidak? Untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tidak ada perusahaan yang mau pegawainya lulusan baru dan tidak memiliki pengalaman. Jika bisa masuk, harus ada orang dalam. Tentu saja, hal ini menambah buruknya permasalahan yang terjadi akibat kapitalisme ini.
Di satu sisi, orientasi sistem ini yang mengarah kepada materi menjadikan manusia kehilangan jika saling membantu. Di mana sistem siapa cepat dia dapat menjadi sangat-sangat nyata terjadi. Hanya yang bisa bersaing yang menang. Tidak ada yang mencari pekerjaan untuk mendapat kebaikan dari Allah Swt., tetapi mencari pekerjaan agar bisa melakukan apa pun yang membawa kebahagiaan dunia.
Islam Menjamin Kesejahteraan
Kapitalisme yang tercipta dari kecerdasan manusia tentu saja tidak akan mampu mengatur setiap manusia yang lainnya mengingat setiap manusia itu terbatas dan membutuhkan sesuatu yang lebih kuat dari dirinya untuk dapat mengatur. Tidak lain dan tidak bukan, yaitu pencipta alam semesta Allah Swt..
Allah Swt. sendiri telah menurunkan aturan untuk mengatur kehidupan manusia, yakni berhubungan dengan hubungan manusia dengan dirinya, dengan tuhannya, dan dengan sesamanya. Hal tersebut sudah termaktub dalam sebuah sistem utuh, yakni sistem Islam. Sebuah sistem yang melahirkan berbagai macam pengaturan tentang kehidupan manusia.
Sistem yang melahirkan aturan yang membawa kesejahteraan. Dalam hal ini, dimulai dari keberadaan pemimpin, atau disebut sebagai khalifah. Di mana dalam sistem Islam, khalifah adalah pemimpin yang melayani umat dengan mengatur urusannya berdasarkan kitabullah dan sunah Rasul-Nya.
Sistem ini, disebabkan oleh Allah Swt. sendiri yang menurunkannya menjadikan darinya hadir berbagai macam keberkahan. Salah satunya pengurusan tentang lapangan pekerjaan. Islam di awal akan memastikan bahwa setiap keluarga akan mendapatkan haknya, baik dalam keamanan kebutuhan baik sandang, pangan dan papannya, kesehatan bahkan pendudukan. Di mana setiap individu diberikan pendidikan yang gratis, dengan asasnya adalah Islam dapat melahirkan orang-orang yang cerdas dan bertakwa.
Kemudian sadar bahwa setiap yang dimiliki akan ada usaha di dalamnya setiap kepala keluarga diberikan lahan untuk bisa bercocok tanam. Di samping itu, keuangan negara juga dikelola sendiri oleh negara, seperti SDA. Tidak ada sekolah yang dibangun tapi berdiri sendiri bahkan dengan otonomi sendiri. Semua sekolah itu diurusi negara dan gratis. Kemudian, kesehatan berlaku serupa sehingga orang-orang tidak tergila-gila untuk mencari harta duniawi semata karena dalam Islam semua kebutuhan sudah tercukupi.
Apakah rida mengambil hukum selain dari pada hukum Allah? Sebagaimana firman Allah Swt. bahwasanya: "Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (QS Al Ma’idah:50)
Dari ayat di atas, harus sadar bahwa tidak ada hukum yang membawa kesejahteraan selain hukum Islam.
Khatimah
Demikianlah potret kesejahteraan apabila negara menerapkan sistem Islam. Namun, hal di atas tidak akan terwujud apabila Khil4fah belum tegak karena hanya Khil4fah yang bisa memastikan sistem Islam bisa diterapkan secara totalitas. Hal ini membutuhkan dakwah dari orang-orang yang yakin serta sadar akan hadirnya kebangkitan Islam yang hakiki. Oleh sebab itu, bangunlah dan gigit Islam dengan gigi geraham kalian sehingga dengannya Islam bisa segera diterapkan dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]