Alt Title

Negara Gagal Berantas Game Online, Generasi Terancam

Negara Gagal Berantas Game Online, Generasi Terancam

 

Dalam negara yang berparadigma kapitalisme, game online walau bisa mengakibatkan kecanduan akan terus dipelihara

kapitalisme memanfaatkan teknologi untuk meraih cuan tanpa memikirkan dampak buruk terhadap generasi

_____________________


Penulis Ratna Ummu Rayyan 

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Dilansir dari kata data.co.id (12/04/24), Komisi perlindungan anak Indonesia atau KPAI mendesak agar pemerintah melalui kementerian komunikasi dan informatika atau kominfo dapat memblokir game online yang mengandung kekerasan juga seksualitas. Pasalnya, game seperti itu bisa berdampak buruk pada anak terutama yang bergenre Battle Royale seperti free fire yang sangat populer saat ini.


Menanggapi hal tersebut, menteri komunikasi dan informatika Budi Ari Setiadi mengatakan siap memblokir atau men-take down game online tersebut apabila terbukti bermuatan kekerasan dan pornografi. Budi Ari juga meminta agar masyarakat ikut serta melaporkan game-game lainnya yang bermuatan kekerasan dan pornografi melalui kanal aduan konten.id.


Selain itu, ia mengajak orang tua untuk mengawasi anak ketika bermain game dengan memperhatikan apakah rating atau klasifikasi yang tertera sudah sesuai dengan peraturan menteri kominfo nomor 2 tahun 2024 tentang klasifikasi game? Peraturan tersebut mengatur pengembangan game untuk menyesuaikan muatan permainan dengan usia.


Peredaran game online memang terbukti memberikan dampak buruk terhadap anak. Meningkatnya kasus perundungan hingga tawuran di kalangan pelajar seiring kemudahan mengakses game online menjadi bukti akan hal ini. Mirisnya, di tengah kerusakan generasi akibat game online ini, Indonesia justru mengembangkan industri game online dalam negeri dengan dalih menambah devisa negara.


Di satu sisi, teknologi digital yang berkembang pesat memang sangat dibutuhkan oleh negara untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kecakapan literasi digital menjadi kompetensi wajib oleh guru maupun siswa agar belajar menjadi semakin mudah variatif dan menyenangkan.


Hanya saja di sisi lain, potensi penyalahgunaan perangkat digital di kalangan siswa termasuk ancaman game online dan pornografi tak terhindarkan. Upaya meningkatkan perekonomian melalui pengembangan game online dan menanggulangi tindakan kekerasan akibat game online adalah sesuatu yang paradoks.


Meski tidak semua game online mengandung konten kekerasan dan pornografi. Faktanya, sebagian besar game online mengandung unsur kekerasan seperti adegan peperangan, senjata, darah serta luka. Adanya warung internet yang buka 24 jam dan kurangnya pengawasan orang tua menjadikan anak mudah mengaksesnya.


Pemerintah sendiri abai terhadap peran utamanya sebagai pengurus umat termasuk penanggung jawab pembentukan karakter generasi. Negara tidak melakukan tindakan tegas terhadap peredaran game online yang mengandung konten kekerasan. Negara cenderung bertindak ketika ada desakkan dari masyarakat. Itu pun seringkali diselesaikan setengah-setengah. Sebaliknya pemerintah mendukung pengembangan game online yang hanya bermuatan permainan bahkan bisa menjerumuskan pada kecanduan bermain game.


Inilah gambaran negara yang menerapkan sistem kapitalisme sekularisme. Rakyat dibentuk menjadi pribadi yang hanya berorientasi pada kepuasan duniawi serta dijadikan sebagai pasar bisnis para kapital dan negara. Apalagi keuntungan bisnis game online amat menggiurkan. Para pengembang game akan mendapatkan keuntungan yang berlimpah. Negara juga memperoleh pemasukan berupa pajak. Provider internet mendapatkan banyak pelanggan. Bahkan, game online sudah diakui sebagai cabang olahraga atau e-sport untuk mengatasi pengangguran.


Dalam negara yang berparadigma kapitalisme, game online walau bisa mengakibatkan kecanduan akan terus dipelihara. Inilah watak asli sistem kapitalisme yang memanfaatkan teknologi hanya untuk meraih cuan tanpa memikirkan dampak buruknya terhadap nasib generasi ke depannya.


Untuk menyelesaikan problem ini, butuh negara yang peduli pada generasi dan bersungguh-sungguh membentuk generasi berkualitas unggul dan berakidah kokoh. Negara yang mampu mewujudkan hal tersebut hanya negara Islam atau Sistem Pemerintahan Islam. Tercatat dalam sejarah Sistem Pemerintahan Islam mampu mencetak generasi berkualitas dan mensejahterakan rakyatnya selama kurang lebih 13 abad.  Sistem Pemerintahan Islam akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang memiliki sumber pemasukan beragam serta dengan jumlah besar.


Kekayaan alam berupa mineral migas dan sumber daya alam lainnya yang melimpah akan dikelola negara untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat. Seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan. Negara tidak akan mencari sumber pemasukan yang hanya merugikan masyarakat dan lingkungan.


Sistem Pemerintahan Islam memastikan generasi mendapatkan akses pendidikan dari keluarga, masyarakat, hingga negara dengan tujuan membentuk kepribadian mulia dalam diri mereka. Sistem Pemerintahan Islam akan membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya untuk laki-laki yang memiliki kewajiban untuk memenuhi nafkah tanggungannya.


Dengan begitu, ibu bisa fokus untuk mendidik generasi dan mengurus rumah tangga. Anak akan mendapatkan haknya yaitu diasuh juga didik dengan baik. Sistem pendidikan Islam dengan kurikulum yang berbasis akidah Islam akan membentuk generasi memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. 


Sehingga, generasi memiliki akidah yang kuat dan menjadi pengontrol diri dalam beraktivitas. Mereka akan selalu berusaha beramal sesuai syariat Islam dengan tujuan meraih Ridha Allah bukan berorientasi kepuasan duniawi sebagaimana mindset kapitalisme. Selain itu, Sistem Pemerintahan Islam akan menciptakan teknologi yang bermanfaat untuk umat. Tentunya, teknologi ini tidak akan melanggar batas-batas syariat. Bahkan, masyarakat tidak akan disuguhi aplikasi yang membahayakan dan menenangkan dari beramal saleh. 


Aplikasi yang boleh ada di tengah-tengah masyarakat hanya yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta membawa kemaslahatan bagi umat manusia. Jika ada yang tetap melanggar negara akan memberikan sanksi takzir pada pelaku. Inilah negara dengan Sistem Pemerintahan Islam yang benar-benar peduli terhadap nasib generasi hingga terbentuk peradaban mulia melalui tangan-tangan generasi unggul dan berkepribadian Islam. Wallahuallam bissawab. [Dara]