Alt Title

Moral Remaja Ketar-ketir, Orang Tua Makin Khawatir

Moral Remaja Ketar-ketir, Orang Tua Makin Khawatir

 


Islam memiliki sistem yang kuat karena berasas akidah Islam

 Dengan metode talkiyan fikriyan akan mampu mencetak generasi beriman dan bertakwa

______________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Generasi muda adalah generasi harapan umat, yang di tangannyalah harapan ke depan bertumpu. Namun ternyata harapan itu kandas ketika akhir-akhir ini kita disuguhi oleh beberapa berita yang sungguh sangat menyedihkan dan memilukan. 


Sebagai orang tua dan warga negara secara umum, saat mendengar berita itu sungguh kita sangat bersedih. Saat ini kita disuguhi berita bahwasanya banyak perilaku remaja kita yang melakukan perbuatan yang tak semestinya dilakukan. Diinformasikan dalam pemberitaan tvonenews.com (17/3/24) bahwa ada seorang anak perempuan diperkosa oleh 10 orang laki-laki. 


Kemudian diberitakan oleh cnnindonesia.com (16/3/24) bahwa ada tindakan brutal yang dilakukan laki-laki dengan menonjok temannya. Di bulan Ramadan yang seharusnya bulan untuk taat kepada Allah Swt., malah diisi dengan tawuran para remaja. Sungguh sangat menyayat hati. 


Sebagai seorang muslim lalu kita bertanya kenapa hal ini terjadi? Kalau kita lihat moral remaja saat ini, memang sedang mengalami kemerosotan. Maraknya pelajar dan anak di bawah umur menjadi pelaku beragam kejahatan mencerminkan rusaknya generasi. 


Kenapa ini terjadi? Salah satu penyebabnya adalah jauhnya para remaja dari kepribadian Islam. Di mana seharusnya kepribadian Islam adalah jati diri remaja sesungguhnya. 


Di sisi lain, kita melihat dari sisi kurikulum yang gagal mencetak generasi yang berkualitas. Karena saat ini dorongan seseorang yang melaksanakan pendidikan lebih diarahkan menjadi orang yang tujuannya semata kepada materi/uang. 


Sehingga wajar ketika kepribadiannya jauh dari kepribadian Islam. Ditambah lagi dengan lingkungan yang rusak juga berpengaruh dalam membentuk generasi, termasuk maraknya tayangan dengan konten kekerasan dan seksual. Sehingga wajarlah remaja sikapnya menjadi ketar-ketir. Kalau remaja tidak dibina oleh Islam seperti inilah yang terjadi. 


Maka seharusnya seperti apa kita menyelesaikan hal ini? Pertama, menurut kaca mata penulis bahwasanya kita harus mengajak para remaja untuk memahami hakikat hidup dunia ini. Bahwa hidup di dunia adalah untuk beribadah dan kita akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat atas setiap perbuatan yang kita lakukan. 


Dengan kesadaran ini, remaja akan berhati-hati dalam bersikap, tidak sekadar mengikuti hawa nafsu. Selain itu, penting memahamkan mereka bahwa hidup di dunia bukan hanya sekadar untuk mengejar prestasi atau materi semata. Namun kita mencari rida Allah Swt.. 


Remaja yang bersikap hati-hati kemudian menjaga sikap dan tidak mengumbar hawa nafsu hanya akan terjadi pada sistem Islam. Islam memiliki sistem yang kuat karena berasas akidah Islam. Dengan metode talkiyan fikriyan akan mampu mencetak generasi beriman dan bertakwa


Ditambah lagi, dengan dukungan penerapan syariat dalam berbagai sistem kehidupan, akan membentuk generasi berkepribadian Islam. Maka dengan itu, akan lahirlah para generasi harapan umat. Sehingga orang tua tidak akan merasa khawatir generasinya akan tumbuh ketar-ketir. Wallahualam bissawab. [SJ


Siti Aisyah, S. Pd.I