Krisis Kelaparan Melanda di Gaza Bukti Zionis Lemah dan Pengecut
AnalisisKrisis kelaparan melanda penduduk Pal*stina
menyebabkan kematian terus bertambah
____________________
Penulis Rahmatul Aini
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, ANALISIS -Serangan terus membabi buta ke wilayah Gaz* dan sekitarnya. Sebagian kawasan sudah rata dengan tanah dan dunia terus menyaksikan adegan mengerikan itu. Di sisi lain, para penguasa-penguasa muslim tidak bisa menggerakkan tentara mereka, sokongan logistik terus dikerahkan, tetapi tiada hasil. Hanya lontaran kecaman tertuju pada zion*s dan tetap saja para penjajah tidak bisa ditumbangkan.
Kedok di Balik Human Rights
Kebengisan zion*s tidak hanya terlihat pada adegan serangan senjata dengan membunuh lawan menggunakan bom/tank baja. Mereka juga menyerang musuh dengan cara licik tak berperikemanusiaan, menyiksa, dan membunuh secara perlahan.
Selain itu, dalam kurun waktu 3 bulan mereka sengaja memblokade jalan agar bantuan kemanusiaan termasuk obat-obatan tidak bisa masuk pada akhirnya mereka berhasil melumpuhkan bantuan. Dilansir dari (tempo.co, 19-05-2025)
Alhasil, krisis kelaparan melanda penduduk Pal*stina menyebabkan kematian terus meningkat, bahkan di antara mereka tak sedikit seperti mayat hidup tersisa dari tubuh mereka hanya tulang yang berbalut kulit. Sungguh perbuatan biadab tidak kesatria.
Hak asasi manusia hanya slogan omong kosong yang tidak berlaku kepada kaum muslim. Namun, jika yang berkonflik adalah negara selain Islam maka istilah hak asasi manusia selalu menjadi tameng alat pelindung. Buktinya, konflik antara Rusia dan Ukraina menjadi buah bibir dunia bahkan negara-negara maju ramai memberikan dukungan dan pembelaan terhadap Ukraina termasuk AS. Tak sedikit yang memberikan pembelaan dan membawa dalih sisi kemanusiaan.
Bukankah ini bukti ketidakadilan? Sistem sekuler hanya memberikan ruang perlindungan bagi sekutu.
Di sisi lain, negeri-negeri muslim terus tejajah. Di Sudan, Afganistan, Iran, Suriah, Yaman dan masih banyak lagi adalah sederet daftar negara yang berkonflik. Namun, istilah “Human rights” tidak berlaku kepada mereka. Bukti nyata bahwa kedok di balik hak asasi manusia adalah payung pelindung bagi para penjajah.
Aktor Utama G*nosida Adalah AS
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dibalik kekuatan musuh zion*s adalah sokongan AS. Parahnya adalah disaat hubungan Netanyahu dan Donald Trump berkonflik, para pemimpin-pemimpin kaum muslim justru menggelar karpet merah menyambut kedatangan sang aktor g*nosida itu kunjungan ke Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (tempo.co, 18-05-2025)
Miris, di tengah polemik g*nosida yang terjadi di Pal*stina, Donald Trump dengan leluasa berkunjung ke negara-negara muslim membawa tangan kosong kemudian pulang dengan membawa Rp17 kuadriliun dari 3 negara teluk Arab (bloombergtechonz.co,16-05-2025) bukan tanpa sebab, tetapi ada kepentingan (manfaat).
Kesetiaan Para Pemimpin Muslim Kepada Pemimpin Penjajah
Dalam sistem kapitalis, semua bersumber pada ikatan manfaat. Tumbal dari kesetiaan para pemimpin kaum muslim adalah rakyat. Mereka begitu bangga menyambut kedatangan Donald Trump di negaranya, seperti malaikat yang turun dari langit, memuja serta menghormati tuannya. Tentu kepentingan ini menutup segala hal keburukan tuan padahal negeri yang mereka huni itu dulu dibayar dengan darah para syuhada yang melawan nenek moyang Donald Trump. Mereka lupa bahwa Donald Trump adalah musuh mereka bersama. Namun, karena ambisi dunia mereka tidak mampu melihat musuh sejati itu.
AS punya kepentingan bersama dengan sekutu yakni melawan Islam dan mencegah bangkitnya peradaban. Solidnya mereka bersatu padu dalam kekuatan menyerang lawan dalam hal ini adalah negara-negara Islam yang terjajah secara fisik dan secara pemikiran.
Kaum muslim di belahan dunia merasa berbela sungkawa dengan konflik yang tejadi di Timur Tengah padahal sejatinya kondisi mereka lebih parah, yakni tidak mampu melihat mana kawan dan mana lawan.
Artinya, lebih berbahaya jika serangan pemikiran sebab mereka merasa berada dalam zona nyaman padahal tersandera pemikiran, terjajah pemahaman.
Indonesia merdeka 79 tahun lamanya, tetapi sebagian besar SDA telah menjadi milik asing. Tambang emas, perak, batu bara diprivatisasi, yang kaya makin kaya, miskin makin melarat padahal negara mereka kaya melimpah ruah. Peluru, bom, senjata, nuklir dan yang lainnya boleh saja tidak singgah, tetapi Indonesia dibabat habis kekayaan alam sampai tidak ada yang tersisa sepeserpun. Mereka juga diperas lewat pajak, negara tidak peduli apakah rakyat mampu atau tidak. Bukankah lebih kejam dan mengerikan penjajahan pemikiran?
Pal*stina Menunggu Para Tentara Terbaik
Seruan dari jantung dunia Pal*stina terus menggema, persoalan yang mereka hadapi dari dulu sampai sekarang menyadari bahwa ketiadaan para pemimpin kaum muslim hadir memberikan solusi sejati.
Upaya yang terus dilakukan oleh kaum muslim belum nyata hasilnya. Seruan doa yang sudah dipanjatkan, bahkan sedang dilantunkan dan akan terus diuntaikan oleh para syaikh ulama-ulama kaum muslim secara keseluruhan belum juga berhasil memberikan solusi.
Bantuan kemanusiaan, kesehatan serta memboikot produk yang terafiliasi zion*s sudah dijalankan, perang sosmed untuk mengupayakan kesadaran dan opini umum tetap disuarakan namun solusi itu belum tampak sampai detik ini.
Maka tinggal satu yang belum diwujudkan yakni army to Aqsa dan hal ini butuh kesadaran penuh terutama dari pemimpin kaum muslim yang mampu menggerakkan dan mengirimkan tentara terbaik mereka. Kekuatan militer gabungan dari 4 negara (Arab Saudi, Mesir, Qatar, Lebanon) bisa meluluhlantakkan zion*s yang hanya secuil dengan izin Allah para penjajah akan terusir dari bumi Pal*stina.
Sekat Nasionalisme Sebab Tiada Persatuan
Gembok penghalang nasionalisme menjadi kelemahan kaum muslim, mereka merasa bahwa konflik Pal*stina bukan urusan mereka. Sekat nasionalisme ini begitu parah sampai kekuatan persatuan tidak mampu terwujud, kepentingan masing-masing negara menyebabkan individualisme.
Bahkan Mesir makin memperkuat dan memperkokoh tembok perbatasan padahal debu-debu tanah Pal*stina merembet ke wilayah mereka, bom yang berjatuhan terdengar, dan mereka merasakan getaran dahsyatnya. Mereka pula saksikan jasad yang melayang secara nyata. Namun, hati mereka tidak bisa mampu digerakkan, mungkin mereka merasa iba, tetapi tak mampu berbuat lebih karena kepentingan negara lebih utama.
Kemenangan Islam Suatu Kepastian
Upaya yang terus dilakukan AS dan sekutu tentu dalam rangka menghambat kebangkitan Islam, mereka penuh keyakinan bahwasanya janji Allah Swt., dan bisyarah Rasulullah saw. tidak mungkin salah dan keliru.
Oleh karena itu, makar terus mereka lontarkan bahkan semampu dan maksimal mungkin agar kebangkitan itu kian lamban. Namun, Allah punya makar yang jauh lebih dahsyat. Mereka bisa merusak bunga, tetapi tidak mampu menghentikan datangnya musim semi itu. Kegemilangan Islam akan mewujud dan itu pasti, tinggal kemudian kita mau memilih memiliki peran atau justru sebagai penghalang menjadi pemain, atau menjadi penonton.
Hidup adalah pilihan dan yakinlah kita menjadi pemain adalah dalam rangka kepentingan kita. Karena kelak Allah akan mempertanyakan ikhtiar kita melihat kezaliman dan kebengisan musuh dalam melawan saudara kita di Pal*stina. Jangan sampai kita kalah dengan musuh yang meyakini penuh janji itu. Namun, justru kita merasa pesimis akan kemuliaan Islam kembali.
Khil4fah pemersatu kaum muslim, kesatuan kaum muslim tidak akan mampu terwujud dalam sistem demokrasi sekuler-kapitalis, perpecahan yang hari ini terjadi sebab nasionalisme yang lahir dari peradaban sekuler.
Sistem Khil4fah akan menjadi perisai dan mampu mewujudkan persatuan itu, hal ini pernah dicontohkan oleh Khulafaur Rasyidin setelah wafatnya Rasulullah saw. sebagai pemimpin kaum muslim. Bahkan tidak satu pun negara yang berani melawan negara Khilafah yang adidaya. Rasulullah saw., “Sesungguhnya seorang imam itu merupakan perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dengannya.” (HR. Al-Bukhari)
Maka oleh karena itu mengembalikan kesatuan kaum muslim dengan mewujudkan negara Islam dan Pal*stina serta negera-negara muslim yang terjajah akan merdeka seutuhnya dalam naungan sistem Islam (Khil4fah). Wallahualam bissawab. [SM/MKC]