Alt Title

Ketika Inses Menjadi Marak Islam Solusi Hakiki

Ketika Inses Menjadi Marak Islam Solusi Hakiki




Dalam Islam, pelaku perbuatan inses akan dihukum mati

Maka tidak ada lagi yang berani melakukan perbuatan-perbuatan maksiat itu

_________________________


Penulis Nurul Bariyah 

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Ada sebuah peribahasa, "Sejahat-jahatnya harimau, tidak akan memakan anaknya sendiri". Maknanya bahwa orangtua tidak akan mencelakakan anaknya sendiri seperti harimau yang tidak akan memakan anaknya sendiri.


Namun, sepertinya peribahasa ini sudah tidak berlaku lagi. Saat ini, banyak orang tua menyakiti anaknya. Dibunuh karena faktor ekonomi. Dibuang di jalan karena malu punya anak di luar nikah. Kemudian muncul lagi berita orang-orang yang melakukan hubungan inses atau hubungan sedarah. Peristiwa yang di luar nalar sehingga kita geram dan mengutuk perbuatan bejad mereka.


Diketahui Kemen PPPA meminta agar grup Facebook dengan nama 'Fantasi Sedarah' segera diperiksa polisi. Ini berdasarkan adanya unsur eksploitasi seksual dan inses  dalam konten mereka. (republika.co.id, 17-05-2025)


Diketahui grup mereka berisi tentang pembicaraan hal yang dialami orang-orang yang melakukan inses, beserta video aksi mereka. 


Titi Eko Rahayu selaku sekretaris Kemen PPPA menjelaskan bahwa kehadiran grup ini jelas memengaruhi keselamatan masa depan anak Indonesia dan bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan. (republika.co.id, 17-05-2025)


Hal itu telah memorak-porandakan persepsi publik tentang keluarga dan hubungan yang sehat, juga tidak lazim. Seharusnya rumah sebagai tempat berlindung, dan tempat paling aman.


Apa Itu Inses dan Faktor Penyebabnya


Akun 'Fantasi Sedarah' memuat beragam unggahan pesan yang mengarah pada inses atau ketertarikan pada anggota keluarga sendiri. Mereka yang masih memiliki hubungan darah, seperti kakak dengan adik, ayah dengan anak, paman dengan keponakan, kakek dengan cucu dan semacamnya.


Hawa nafsu, fantasi yang timbul setelah menonton video vulgar merupakan faktor yang keluar dari dalam diri (internal). Ditambah keadaan ekonomi yang terjepit, tidak adanya iman dan abai terhadap norma-norma kehidupan, menjadi pencetus dorongan dari luar diri (eksternal).


Lemahnya Hukum


Orang-orang semacam ini harus segera ditindaklanjuti untuk dijatuhi pidana. Hukuman yang berat akan membuat mereka menjauhinya. Jika tidak, mereka akan tetap melakukan hal abnormal ini. Kerusakan mental dan fantasi yang membabi-buta akan menular kepada yang lain, ini terbukti dari banyaknya peserta dalam akun Facebook tersebut. Muncul di media sosial, berbagi kisah kepada yang lain tentang pengalamannya, padahal itu adalah hal yang memalukan.


Sistem hidup berasas sekularisme liberal membuat manusia hidup tidak bermoral dan jauh dari agama. Hawa nafsu menguasai segalanya, kesenangan dunia dikejar sedemikian rupa tanpa memikirkan baik buruk karena hanya itu tujuan hidup mereka. 


Pemerintah bertanggung jawab sebagai penyelenggara negara. Lewat instansi terkait mengambil solusi penting dalam upaya menghilangkan kemaksiatan ini. Pemerintah dengan kewenangannya berupaya mencegah dengan memilah setiap akun yang muncul, mana yang layak tayang dan mana yang tidak. Memblokir dan menghukum akun-akun dan orang-orang dibalik media sosial yang mempromosikan hal negatif seperti pornografi, konten seksualitas, termasuk hubungan inses.


Islam Solusi yang Hakiki


Agama adalah fondasi yang kuat bagi setiap pemeluknya. Keimanan yang kuat akan mampu menyelamatkan seseorang dari godaan maksiat. Di tengah rusaknya pergaulan masa kini dari pengaruh buruk gaya Barat. Islam adalah solusi yang hakiki dalam setiap permasalahan hidup karena memiliki aturan yang lengkap dalam kehidupan. Semua aturan itu menjaga umat agar tidak terperosok ke dalam lembah maksiat dan selamat dunia akhirat. 


Batasan-batasan dalam Islam yang sudah ada jangan dilanggar. Hal ini menjadi pagar pelindung dan harus disadari sepenuhnya oleh mereka yang bertakwa, seperti menutup aurat secara sempurna di luar rumah, batasan pergaulan, pakaian saat di dalam rumah, dan lain sebagainya. 


Islam melarang hubungan dan perkawinan sedarah. Selain karena dosa besar, juga mengingat akan berdampak tidak baik bagi keturunannya. Bayi rentan terhadap cacat kekebalan, kelainan fisik, dan intelektual. 

Allah Swt. berfirman: "Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan..." (TQS. An-Nisa: 23)


Ayat tersebut sangat jelas maknanya yaitu diharamkannya inses dalam Islam. 


Dalam Islam, pelaku perbuatan inses akan dihukum mati. Maka tidak ada lagi yang berani melakukan perbuatan-perbuatan maksiat itu. Umat Islam harus patuh dan taat atas aturan Allah Swt. Diharapkan agar umat selamat dari perbuatan dosa. Sejatinya kita hidup mengharapkan keridaan Allah sehingga tetap berjalan dan patuh pada aturan-Nya, tidak melanggar larangan-Nya adalah hal terbaik.


Melakukan hubungan dengan pasangan yang halal adalah baik di mata Allah, menjadi lebih mulia dan selamat dari azab yang sangat pedih. Berusaha menjalankan kewajiban dengan baik, menjaga agar anak dan keluarga terhindar dari perbuatan dosa.


Mendidik agama sejak dini kepada anak-anak demi masa depan yang cemerlang, serta menjadi manusia-manusia unggul dan bertakwa. Menuju keridaan Allah agar selamat dan bahagia dunia juga akhirat. Wallahualam bissawab.[GSM/MKC]