Alt Title

Dunia Darurat Judi Online, How Come?

Dunia Darurat Judi Online, How Come?

 


Guys, problem judi online merupakan masalah besar yang tidak boleh kita remehkan, terlebih korbannya sudah menyasar ke generasi muda yang notabene sebagai pelajar

Maka hal ini wajib mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, utamanya dari negara

_________________________


Penulis Miftahid Mustanir

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Sahabat Penamu


KUNTUMCAHAYA.com, TEENAGER - Guys, guys! Tahu nggak? Lingkaran judi online sudah menjerat siapa saja, loh! Nggak hanya orang dewasa, kini generasi muda pun sudah terjerat lingkaran setan judi online. Mulai dari generasi millenial, Gen Z, bahkan Gen Alpha. Parahnya, sejumlah anak sekolah dasar didiagnosis kecanduan game online dari konten live streaming para gamers. Dan mirisnya lagi nih ya, mereka juga ikut mempromosikan berbagai situs judi online tersebut secara terang-terangan. So, bagaimana pandangan Islam terkait hal ini? Don't skip this article and read it carefully!


Fakta Miris Judi Online


Sejatinya, masalah judi online bukanlah problem baru, guys. Isu ini selalu eksis dan semakin memakan banyak korban setiap tahunnya. Judi online ini mulai marak pada masa-masa pandemi Covid-19, ketika gerak orang-orang dibatasi untuk ke luar rumah. Yang seharusnya waktu itu dihabiskan untuk berkumpul dan membersamai keluarga tercinta, namun sebagian besar mereka justru berselancar di lingkaran setan judi online. Kurangnya pendapatan dan meningkatnya biaya kebutuhan hidup menjadi salah satu faktor sehingga mereka nekat bermain judi online yang harapannya itu dapat menambah penghasilan mereka selama stay di rumah. 


Adapun di tempat penulis sendiri, di Kabupaten Bima, NTB, sebenarnya judi online ini sudah mulai marak sejak 2014, yakni permainan togel slot. Togel adalah salah satu jenis judi online yang dilakukan dengan cara menebak angka yang akan keluar di pemutaran angka. Awalnya mereka menang, lalu akhirnya ketagihan. And then tidak sedikit yang akhirnya kalah hingga memicu stres dan konflik dengan keluarga karena kalah bermain togel slot ini. Miris nggak sih? Kalau di daerah kalian gimana faktanya?


Data terbaru dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah menemukan bahwa ada 2,7 juta warga Indonesia yang memiliki pendapatan di bawah Rp100.000 per hari terlibat judi online. Sebanyak 2,1 juta di antaranya adalah ibu rumah tangga dan pelajar. Dan transaksi judi online sejak 2017 sampai 2023 mencapai lebih dari Rp 200 triliun loh, guys. Wow, emang boleh sebanyak ini?


Alasan terkuat kenapa mereka ikut judi online karena tergiur dengan iklan-iklan promosi yang menjanjikan kemenangan sehingga membuat mereka tanpa pikir panjang lagi untuk melakukan judi online ini. Dikarenakan keseringan, membuat mereka kecanduan bermain judi online tersebut. Hingga para kelompok Gen Z ada yang terpaksa harus mendekam di penjara lantaran melakukan tindak kriminal. Nekat membegal pengendara motor hingga melukai korbannya setelah kecanduan judi online. Astaghfirullah!


Beragam modus dilakukan bandar judi online untuk menjerat korbannya, terutama dari kalangan pemuda. Dilansir dari tirto[dot]id, salah satu aparat kepolisian mengatakan, "Bandar judi online menjerat korbannya melalui game online, grup WhatsApp, menyebarkan random promosi judi online via SMS dan juga iklan-iklan yang dipasang secara online." Penulis sendiri sering mendapatkan pesan via WhatsApp terkait promosi judi online. So, hati-hati guys, target utama mereka adalah kita kaum muda. Jangan sampai kamu terjerat apalagi kecanduan.


Pemuda Terjerat Judi Online, Kok Bisa?


Guys, problem judi online merupakan masalah besar yang tidak boleh kita remehkan, terlebih korbannya sudah menyasar ke generasi muda yang notabene sebagai pelajar. Maka hal ini wajib mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, utamanya dari negara. Setidaknya ada tiga faktor penting yang dapat bertanggung jawab atas fakta mencengangkan ini.


Pertama, faktor keluarga. Orang tua memiliki peran yang penting dalam mendidik anak-anaknya, terlebih di era society 5.0 sekarang yang seringkali mendapatkan tantangan yang berat. Anak-anak tumbuh dengan kondisi zaman yang serba bebas, juga ditambah sistem pendidikan sekuler yang diterapkan semakin membuat anak-anak liar tak terkontrol. Sehingga tidak ada lagi yang namanya karakter mulia dari diri mereka meskipun mereka muslim. Banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga minim waktu membersamai tumbuh kembang anak. Anak-anak hanya dicukupi dari segi kebutuhan jasmani saja. Apalagi jika anak-anak diberi sarana dan fasilitas yang memudahkan mereka berselancar di internet tanpa pendampingan orang tua.


Kedua, faktor lingkungan atau masyarakat. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan individu. Kondisi lingkungan masyarakat yang baik dan kondusif secara otomatis akan membentuk individu menjadi baik pula, begitupun sebaliknya. Namun di era sistem sekuler kapitalisme sekarang menjadikan masyarakat yang individual guys, nggak mau tahu dan masa bodo terhadap kondisi orang lain, sing penting dia atau keluarganya aman. Sehingga sudah tidak ada lagi yang namanya saling menyerukan kepada kebaikan dan mencegah kepada kerusakan. Apalagi nih ya, pemudanya. Ibaratnya kata dia mah, "lu diam gue segan, lu berisik gue bacok." Hih, pokoknya ambyar wes. Alhasil mereka cenderung bodo amat jika ada kemaksiatan terjadi di depan mata. 


Ketiga, faktor negara. Negara merupakan faktor terpenting yang bertanggung jawab penuh atas hal ini. Apalagi judi online sudah menyasar ke generasi muda. Harusnya ini merupakan tamparan keras bagi negara dalam menjalani fungsinya sebagai pelindung masyarakat, terkhusus generasi muda. Meskipun Kemkominfo sudah melakukan upaya pemblokiran situs hingga rekening pelaku, nyatanya hal tersebut belum mampu memberantas bahkan menghentikan judi online, yang ada malah semakin tumbuh subur setiap tahunnya. Hal ini bisa kita lihat bahwa upaya negara tampaknya masih kurang dalam memberantas segala hal yang merusak generasi, khususnya pada judi online itu sendiri. 


The Power of Islam Kafah


Dari hari ke hari fakta berbagai kerusakan yang terjadi pada generasi makin miris dan mengerikan. Apalagi ketika pelajar menjadi pelaku judi. Well, hal ini terus terjadi dikarenakan sistem kehidupan yang digunakan oleh negara merupakan sistem kufur buatan Barat. Alhasil, banyaknya pemuda yang terjerumus dalam lingkaran setan judi online merupakan salah satu bukti buruknya penerapan sistem sekuler kapitalisme. Sistem sekularisme merupakan sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, mengabaikan peran agama untuk mengatur kehidupan. Aturan Islam cenderung dilupakan, bahkan umat Islam sendiri merasa tabu dan asing dengan syariat Islam. 


You know guys, sejarah telah membuktikan bahwa peradaban Islam telah berhasil melahirkan serta mencetak generasi-generasi hebat yang berbakat, cerdas, kuat, dan keimanannya kepada Allah tidak diragukan lagi. Islam telah sukses mendidik generasi Qurani, bukan generasi pecandu game atau judi. Contohnya seperti Muhammad Al Fatih yang di usia muda sudah mampu menjadi panglima perang sekaligus penghafal Al-Quran. Wah, Islam memang sekeren itu dulu. But, kok bisa ya? Padahal dulu tidak ada teknologi dan fasilitas yang memadai seperti sekarang. Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini. Don't skip guys, maju terus pantang mundur.


Kurang lebih ada tiga rahasia ampuh ala Islam :


Pertama, menerapkan sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun negara. Dalam lingkungan keluarga, orang tua wajib mendidik anak-anaknya menjadi Abdullah yang taat, tidak bermaksiat, dan gemar melakukan ibadah. Anak-anak dikenali tentang jati dirinya sebagai hamba Allah ta'ala. Inilah tugas penting orang tua dalam mendidik anak-anak menjadi generasi saleh dan salehah. Sudahkah orang tua kita seperti ini?


Kedua, masyarakat yang peduli, yakni terbiasa melakukan amar makruf nahi mungkar. Mereka tidak akan abai terhadap perilaku maksiat di sekitarnya. Hal ini akan turut mendukung suasana keimanan di tengah masyarakat yang menjadi tempat anak-anak tumbuh dan berkembang. Dengan begitu anak-anak akan terjaga dari perilaku buruk dan merusak serta menjadi pelajar yang taat, berbuat sesuai rambu-rambu Islam. Hmm, gimana guys? Lingkungan kalian ideal kaya gini nggak?


Ketiga, negara wajib menerapkan sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah Islam. Sehingga dapat membentuk pola pikir dan pola sikap pelajar sesuai arahan Islam. Mereka akan berbuat sesuai dengan standar Islam. Bukan hanya kesenangan materi atau mengikuti tren, melainkan untuk meraih rida Allah. Negara akan menutup setiap akses judi online bagi seluruh masyarakat. Memberantas para pengedar dan pelaku sampai ke akar-akarnya. 


Negara juga akan melarang secara keras konten-konten yang memuat kemaksiatan di dalamnya atau yang tidak mengedukasi masyarakat untuk taat. Jikapun ada yang melanggar, negara akan memberikan sanksi atau hukuman yang mampu memberikan efek jera bagi setiap pelaku kemaksiatan sesuai yang telah ditetapkan oleh kepala negara atau yang disebut dengan khalifah. Sehingga tidak ada tempat bagi  kemaksiatan dalam sistem Islam. Negara juga akan menjamin segala pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dengan tiga kemudahan, yakni mudah dalam harga, mudah mencari nafkah, dan mudah mengaksesnya. Sehingga tidak akan ada lagi alasan terlibat judi online karena terhimpit ekonomi. 


Gimana? Keren kan jika diatur dengan Islam? So, gimana pandanganmu terhadap negara kita sekarang? Hehe, bukan mau mengajak untuk roasting negara ya, tapi kita sebagai masyarakat harus sadar dan mampu berpikir terhadap kondisi aneh bin ajaib yang kerap terjadi hari ini. Masa kita hanya diam-diam bae. Fix, bukan definisi anak muda itu mah.


Kesimpulannya adalah bahwa peran ketiga pihak di atas sangat penting terhadap kemajuan suatu peradaban. Tapi nih ya guys, ketiga pihak di atas impossible terbentuk secara otomatis tanpa adanya penerapan sistem Islam secara kafah. Dengan menerapkan Islam secara kafah akan terwujud individu bertakwa, masyarakat berdakwah dan peduli, serta negara yang amanah dalam menjalankan perannya. Dan pastinya ketika suatu negara telah diatur menggunakan Islam secara kafah, maka untuk mengatasi kasus judi online merupakan hal mudah tanpa ada drama apalagi kasusnya semakin tumbuh subur. Tidak hanya itu, semua kasus yang ada dapat diselesaikan bahkan minim adanya kasus pemuda yang marak seperti sekarang. 


Jadi tugas kita sekarang yakni mengembalikan kehidupan Islam dengan menegakkan syariat dalam kehidupan kita. Caranya bagaimana? Yakni dengan dakwah. Kita menyerukan kepada umat akan kehebatan sistem Islam yang tidak sebanding dengan sistem kufur ala Barat sekarang. Wong jelas sistem Islam itu buatan Allah yang dibawa langsung oleh suri teladan terbaik yakni Nabi Muhammad saw.. Sedangkan sistem kufur sekuler kapitalisme buatan kafir Barat yang ingin menjajah kaum muslimin. Yuk guys, saatnya kita back to Islam kafah dengan belajar dan bergabung bersama kelompok dakwah ideologis untuk mendakwahkan Islam ke seluruh kaum muslimin. Ketika umat telah paham dan kemenangan Islam telah terwujud, maka judi online dan masalah-masalah lainnya akan lenyap. Wallahualam bissawab. [GSM]