Alt Title

Agama Tidak Boleh Masuk ke Ranah Negara Merupakan Bukti Sekularisme

Agama Tidak Boleh Masuk ke Ranah Negara Merupakan Bukti Sekularisme

 


Jika politik dipisahkan dari agama sungguh berbahaya karena agama harus menjadi landasan dalam menentukan arah politik negara

Politik dalam Islam sesungguhnya adalah tentang pengurusan umat bukan hanya sekadar kekuasaan

______________________________


Penulis Sumiati

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Ingar-bingar menjelang tahun politik 2024 sudah terasa sejak saat ini. Partai-partai yang mengusung calon presiden dan wakil presiden sibuk mencari suara agar terpilih dalam pemilihan umum nanti.


Sudah jadi rahasia umum cara-cara yang dilakukannya yaitu adanya pembangunan sarana umum, pemeriksaan kesehatan gratis, bagi-bagi sembako atau amplop bahkan black campaign. Namun, di pemilu 2024 ini lebih kental dengan istilah politisasi agama. 


Seperti yang dilansir media online tvOnenews[dot]com, Jakarta (03/09/2023), jelang tahun politik 2024, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengimbau kepada masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat.


Berkaitan dengan latar belakang calon pemimpin untuk Indonesia ke depannya, tentu wajib dipahami dengan benar oleh masyarakat. Begitulah Menag Yaqut menegaskan. Kita harus mengecek betul. Jika calon pemimpin kita, calon presiden kita ini, pernah memecah belah umat maka jangan dipilih. Minggu (03/09/2023)


Masyarakat diminta untuk tidak memilih calon pimpinan yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan


Gus Men, sapaan akrabnya, mengatakan umat Islam diajarkan untuk menebarkan Islam sebagai rahmatan lil' alamin, rahmat bagi seluruh alam. Bukan rahmat lil'Islami saja. Begitu pun dengan agama seharusnya dapat melindungi kepentingan umat dan masyarakat.


Walaupun terdapat beberapa agama di Indonesia, pernyataan Menag Yaqut jika diteliti sebenarnya menunjuk pada satu agama yaitu Islam. Sungguh, pernyataan tersebut dapat menyesatkan pemahaman umat tentang Islam kafah. Dalam hal ini demi meraih kekuasaan, agama kerap dituduh telah menjadi alat politik.


Hal tersebut berakar dari pemikiran bahwa agama tidak boleh dibawa dalam ranah kehidupan dan bernegara. Mereka memosisikan agama hanya boleh dibawa sebatas individu atau kelompok saja.


Selain itu, akibat menyalahartikan makna politik. Dalam benak dan fakta terindra, politik adalah sesuatu yang dipandang kotor, licik dan penuh keserakahan sehingga harus dijauhkan dari agama yang dipandang suci.


Hal tersebut memperjelas bahwa negara ini merupakan negara sekuler yaitu memisahkan agama dari kehidupan dan bernegara. Dalam sekularisme masih memercayai Tuhan sebagai Al-Khaliq (pencipta) tetapi, tidak sebagai Al-Mudabbir (pengatur). Alhasil, dalam memecahkan masalah kehidupannya memakai aturan yang berasal dari pemikiran manusia yang jelas-jelas lemah, parsial dan tidak menyentuh pada akar permasalahannya.


Beda halnya dengan pandangan Islam. Antara politik dan agama merupakan satu kesatuan yang saling berkolerasi karena Islam merupakan mabda (ideologi) yang mengatur segala aspek kehidupan.


Jika politik dipisahkan dari agama sungguh berbahaya karena agama harus menjadi landasan dalam menentukan arah politik negara. Politik dalam Islam sesungguhnya adalah tentang pengurusan umat bukan hanya sekadar kekuasaan. Berdirinya sistem kepemimpinan Islam selama 1300 tahun merupakan bukti adanya aktivitas politik di dalamnya. 


Dalam praktiknya, Islam mampu menyejahterakan rakyatnya baik muslim maupun nonmuslim. Sebagaimana pernyataan Will Durrant, sejarawan terkemuka dari barat mengatakan: "Agama (baca : ideologi) Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol."


Dengan demikian, untuk mencapai tujuan masyarakat yang damai serta penuh berkah baik di dunia maupun di akhirat maka wajib kembali lagi kepada aturan Islam secara totalitas. Menjadikan Islam sebagai pandangan hidup, bukan sekadar obat penenang saat dihadapkan dengan berbagai permasalahan.


Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat Al-A'raf ayat 96: "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti akan Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."


Wallahualam bissawab.[SJ]