Tawuran Rasa Perang Islam Solusinya
Surat Pembaca
Dalam Islam, negara bertanggung jawab penuh
dalam membentuk generasi yang unggul
_______________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Lagi, tawuran antar kelompok terjadi di Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatra Utara. Dalam peristiwa itu, seorang remaja berinisial E (16) tewas tertembak senapan angin. Plt Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Wahyudi Rahman mengatakan, “Benar ada korban (meninggal), satu korban kita ketahui setelah tawuran di RS korban kena senapan angin," saat dikonfirmasi detikSumut, Senin (8-9-2025).
Tawuran terjadi di Jalan Stasiun, simpang kantor Camat Medan Belawan pada minggu (7-9) sekitar pukul 03.45 WIB. Korban E terkena tembakan di bagian dada. Selain E, ada sejumlah orang lain yang terluka. Tawuran dapat diatasi sekitar pukul 10.00 WIB.
Belakangan ini, aksi tawuran pelajar dan pemuda kian marak terjadi di berbagai daerah. Tidak hanya di wilayah Belawan Sumatra Utara, tetapi terjadi di daerah lain seperti di Surabaya, Malang, Cirebon, Boyolali, Bogor dan Jakarta Utara. Fenomena tawuran seolah di anggap sudah biasa di negeri ini khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
Namun, hingga saat ini belum ada solusi tuntas yang mampu menyelesaikan aksi tawuran pelajar dan pemuda agar tidak terjadi lagi dan lagi. Terjadinya aksi tawuran di masyarakat khususnya di kalangan pemuda dan pelajar di sebabkan oleh beberapa faktor. Seperti, lemahnya kontrol diri, krisis identitas, kurangnya perhatian keluarga, lingkungan yang rusak dan lemahnya penegakan hukum.
Jika kita telusuri lemahnya kontrol diri dan krisis identitas tidak bisa dijauhkan generasi muda dari Islam. Karena, hanya Islam yang mampu membentuk kepribadian yang mulia dengan standar benar salah berdasarkan syariat bukan berdasarkan hawa nafsu. Kerusakan generasi juga dipicu oleh melemahnya fungsi keluarga.
Seorang ayah yang seharusnya menjadi pemimpin keluarga yang dapat memberikan teladan kepada anak-anaknya harus sibuk berjibaku untuk berjuang mencari rupiah dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarganya. Sehingga anak–anak tidak mendapatkan perhatian dari sosok ayah. Begitu pula dengan Ibu yang seharusnya mendidik anak sesuai aturan Islam harus membantu perekonomian keluarga.
Banyaknya orang tua yang abai dalam mendidik anak di tambah lagi media lebih menonjolkan hiburan dan sensasi dari pada edukasi. Mendorong generasi dan pelajar hidup kepada hedonis dan kekerasan. Di sisi lain, negara tak serius membina generasi. Sistem pendidikan sekuler justru merusak pemikiran generasi. Sekolah-sekolah hanya melahirkan generasi yang hanya siap bekerja namun jauh dari adab dan akhlak yang mulia.
Islam Solusinya
Berbeda dengan Islam, Islam menganggap generasi adalah aset peradaban. Mereka adalah penerus kehidupan bangsa, tanpa adanya generasi hancurlah suatu bangsa. Rasulullah pernah berkata “Baiknya suatu bangsa bergantung kepada generasinya dan buruknya suatu bangsa bergantung kepada generasinya”.
Dalam Islam, negara bertanggung jawab penuh dalam membentuk generasi yang unggul. Peran keluarga mempunyai peran penting dalam pembentukan generasi mulia dan bermartabat. Di mana peran ibu menjadi pondasi awal. Karena, ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anaknya.
Dengan mendidik anaknya sesuai pemahaman Islam, anak akan memahami standar perbuatan baik dan buruk sesuai arahan Islam bukan hawa nafsu. Peran keluarga merupakan benteng utama yang melindungi generasi dari paparan hidup hedonis dan kekerasan.
Di sisi lain, kurikulum di sekolah-sekolah harus didasarkan kepada akidah Islam dan tsaqafah Islam sehingga generasi terdorong untuk berdakwah, berkarya, dan membangun peradaban bukan untuk tawuran dan melakukan hal yang sia-sia.
Lingkungan masyarakat dalam sistem Islam akan terbentuk kondusif, budaya saling menasihati dalam kebaikan dan menjauhi kemungkaran sehingga tidak ada ruang untuk munculnya kemaksiatan, serta peran negara yang memberikan sangsi yang tegas kepada pelaku kemungkaran membuat masyarakat khususnya generasi takut melakukan aksi tawuran.
Dengan adanya peran keluarga sebagai benteng utama untuk melindungi dan mendidik generasi, lingkungan yang kondusif dan negara yang serius dalam mencetak generasi yang unggul serta adanya sangsi yang tegas akan mampu mengatasi aksi tawuran yang seolah tiada usai. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]
Sepfani Haisa Putri


