Solusi Krisis Pendidikan Adab dan Moral
Surat PembacaItu semua akibat dari sistem pendidikan yang saat ini berjalan
yaitu sistem pendidikan yang berbasis sekuler
_________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Drama pendidikan di Indonesia seakan tak pernah usai dan semakin mengkhawatirkan. Krisis karakter dan moral bukan hanya datang dari anak-anak didik saja, tetapi dari para pendidik juga. Sebagai contoh kasus bullying baik di kalangan sekolah formal, pesantren hingga dunia kampus. Kasus paling mutakhir akhir-akhir ini adalah kepala sekolah di Banten yang dituntut mundur oleh ratusan siswanya, lantaran menampar siswa yang kepergok merokok. (InfoBandungKota.com, 15-10-2025)
Selain siswa, para pendidik pun tidak sedikit yang terseret arus krisis moral, mulai dari kekerasan, pelecehan, dan korupsi di dunia pendidikan. Di sisi lain, stasiun televisi Trans7 dinilai melecehkan ulama Pondok Pesantren Lirboyo dalam salah satu programnya yang menayangkan secara tendensius menggambarkan adab santri yang menghormati gurunya sebagai budaya feodal dan tak pantas. Padahal itu adalah bentuk penghormatan murid kepada guru, sesuai dengan adab agama Islam.
Akar Masalah
Fakta di atas menunjukkan kepada kita bahwa sistem pendidikan hari ini sedang tidak baik-baik saja. Sistem pendidikan yang bukan lagi ke arah pembentukan moral, adab, dan spiritual, tetapi sekadar untuk mengejar nilai dan bekal untuk mencari pekerjaan. Begitu pun para guru yang sudah mulai melenceng dari tujuan mulianya. Maka dari itu, masih banyak guru yang belum bisa menjadi suri teladan yang baik untuk anak didiknya.
Itu semua akibat dari sistem pendidikan yang saat ini berjalan yaitu sistem pendidikan yang berbasis sekuler. Di mana agama dipisahkan dalam kehidupan sehingga anak-anak didik terhapus orientasi spiritual, adab dan moralnya, imbasnya mereka kehilangan arah dan makna kehidupan. Maka lahirlah, generasi yang boleh jadi pandai, tetapi tidak berakhlak, boleh jadi pintar tetapi tidak bermoral. Allah Swt. telah menegaskan dalam firman-Nya:
“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur’an) maka sesungguhnya bagi dia kehidupan yang sempit." (QS. Thaha [20]: 124)
Maka, jika dalam sistem kehidupan apalagi dalam dunia pendidikan sudah berpaling dari Al-Qur'an, yang terjadi adalah kebingungan, penyimpangan, dan kehancuran moral.
Pendidikan dalam Dunia Islam
Dalam Islam, tujuan pendidikan tidak hanya sekadar transfer ilmu dan mencetak generasi cerdas, akan tetapi mencetak insan yang berkepribadian Islam (syakhsiah Islamiah), yaitu membentuk pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) yang didasarkan pada akidah Islam.
Allah Swt. mengutus Rasulullah saw. salah satunya adalah untuk mendidik umat manusia, dalam hal membacakan ayat-ayat-Nya, mengajarkan Al-Qur'an dan memahaminya, di mana dalam Islam akhlak mulia adalah poin yang penting. Oleh karena itu, ada pernyataan “adab sebelum ilmu”. Para ulama dahulu sangat menekankan pentingnya mendahulukan pembinaan adab (akhlak) sebelum penyampaian ilmu.
Adab atau akhlak adalah fondasi ilmu dan akidah Islam adalah hal pertama dan utama pada anak didik sebagai asas seluruh ilmu. Sehingga segala perilaku mereka akan diarahkan agar terikat dengan hukum syarak dan segala aktivitasnya hanya mengharap rida Allah Swt.. Atas dasar itu, lahirlah generasi para ulama, yang cerdas sekaligus dipenuhi dengan keimanan dan ketakwaan.
Terbukti dalam sejarah, pada masa kejayaan Islam selama ratusan tahun lamanya, pendidikan Islam berada dalam puncak keemasan, khususnya di masa Abbasiyah. Negara mampu membangun ratusan madrasah berkualitas, perpustakaan, dan riset secara gratis dan terbuka untuk semua kalangan. Dari sanalah, pada abad ke-9 M lahirlah ilmuwan-ilmuwan besar di bidang matematika, kimia, astronomi, kedokteran, dan lain sebagainya. Belum lagi lahirnya para ulama terkemuka yang ahli di bidangnya. (Ibn Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, 10/279)
Inilah sistem pendidikan Islam yang mampu memadukan spiritualitas Islam dengan kemajuan sains dan peradaban. Namun itu semua terjadi tidak lepas dari peran negara. Karena salah satu kewajiban negara adalah menyediakan pendidikan berkualitas secara gratis berasaskan akidah Islam dan syariat sebagai pilarnya. Negara harus menjadi pelindung ilmu, penjaga adab, dan penegak peradaban yang memuliakan manusia.
Akan tetapi, itu semua hanya ilusi belaka jika sistemnya masih kapitalisme sekuler. Maka dari itu, saatnya kita untuk bergerak, berjuang mengembalikan kepada sistem Islam yang diperankan oleh negara. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]
Ummi Qyu


