Alt Title

Dunia Heboh, Pasukan Online Julid Fi Sabilillah Kian Luas

Dunia Heboh, Pasukan Online Julid Fi Sabilillah Kian Luas

 



Bagi pemimpin dunia yang selama ini seolah impoten dalam melakukan perannya turut andil menyelesaikan problem dunia, gerakan psywar dari pasukan julid fi sabilillah ini tentu menjadi tamparan telak

Mereka yang selama ini hanya mampu berdiplomasi, sibuk mengadakan konferensi, diskusi, arahan-arahan untuk gencatan senjata, faktanya belum mampu menghentikan genosida yang terjadi atas rakyat Palestina

____________________________________________________


KUNTUMCAHAYA.com, REPORTASE, NEWS - Kabar Petang, Rabu (19/12/2023) pukul 16:30 WIB mengangkat tema "Dunia Heboh, Pasukan Online Julid fi Sabilillah Kian Luas". Hadir sebagai narasumber Hanif Kristianto (Analis Politik-Media)


Di awal host menyampaikan pengakuan sejumlah pejabat Israel yang telah diserang oleh netizen Indonesia pro-Palestina. Media Israel Ynews melaporkan, beberapa hari belakangan menteri-menteri dan pejabat Israel menerima serbuan panggilan telepon, pesan di WhatsApp, SMS, dan akun medsos mereka. Pesan-pesan yang masuk semua bernada ancaman, cercaan, kutukan, semisal “kami akan membunuhmu dan keluargamu” juga “bebaskan Palestina”. 

    

Narasumber mengawali ungkapan bahwa gerakan aktivis online Indonesia, lalu diikuti oleh Malaysia, hingga terakhir ada Turki juga, ini merupakan kabar baik. Revolusi digital telah menawarkan kebebasan digital, setiap orang memiliki ruang untuk berbicara. Tak terkecuali tentang pembelaan terhadap Palestina, agresi militer, dan penjajahan oleh Israel selama bertahun-tahun di Palestina.


Lebih lanjut Bung Hanif mengungkapkan bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan. Tentu Palestina dan warganya sangat berterimakasih dengan gerakan ini.


Netizen Indonesia selama ini dikenal demikian pandai berburu mengumpulkan akun-akun medsos hingga nomor telepon tentara Israel. Jika sebelumnya medsos dipakai hanya untuk publikasi diri, status, dan semisalnya, sekarang, di tangan para netizen sangat berguna untuk menyerang habis-habisan, dengan ungkapan-ungkapan julid, hingga nakal secara verbal. Hal ini dalam rangka menjatuhkan mental tentara Israel.


Bung Hanif menyampaikan gerakan julid fi sabilillah ini patut diapresiasi. Aktivitas ini bisa diarahkan untuk membentuk opini, bahkan hingga opini global sekalipun. 


Di era globalisasi teknologi informasi ini Bung hanif menyebut, “Manfaatkan, mumpung ada wahana ini.” 


Ia melanjutkan meski pemilik medsos kerap membuat aturan-aturan ketat terkait hal-hal yang dianggap tabu untuk dipublikasikan, tetapi ini tetap bisa dimanfaatkan sebagai sarana dalam menyuaran keberpihakan pada kebenaran, dalam hal ini Palestina yang tengah dizalimi.


Bagi pemimpin dunia yang selama ini seolah impoten dalam melakukan perannya turut andil menyelesaikan problem dunia, gerakan psywar dari pasukan julid fi sabilillah ini tentu menjadi tamparan telak. Mereka yang selama ini hanya mampu berdiplomasi, sibuk mengadakan konferensi, diskusi, arahan-arahan untuk gencatan senjata, faktanya belum mampu menghentikan genosida yang terjadi atas rakyat Palestina.


Jika lebih dalam lagi dicermati, ujarnya,  bahwa di era medsos ini terjadi keterbukaan informasi. Jika dulu informasi hanya bisa adiarahkan oleh media mindstreem, kini siapapun bisa menyuarakan informasi apapun. 


Untuk kasus semisal pertukaran tawanan beberapa waktu lalu, terbentuklah opini yang massif di dunia bahwa pasukan Hamas demikian humanisnya, tanpa polesan atau pencitraan. Hal ini menumbuhkan simpati dunia bagi Palestina. Sebaliknya Israel telah nyata melakukan tindakan-tindakan yang tidak manusiawi terhadap tawanan mereka. Ini dari proses pemberitaan di medsos. Siapapun bisa merekam, memberitakan, dan menge-sharenya. 


Maka dari itu tren cyber war ini, ungkap Bung Hanif, wajib didukung bahkan dibersamai secara massif. Para netizen yang mengerahkan segala upayanya untuk menolong umat Islam di Palestina, dalam Islam ini tentu bagian dari jihad.


“Jangan sampai pula sesudahnya yang muncul justru solusi 2 negara,” paparnya. Sesungguhnya yang demikian sama saja dengan membenarkan pencaplokan penjajahan Israel atas sebagian tanah Palaestina. Semua wajib satu padu, satu suara, jangan sampai perjuangan ini dibelokkan, melainkan hanya menuju Palestina yang merdeka secara hakiki dengan Islam. 


Program Kabar Petang dalam Youtube Khilafah Channel ini senantiasa dibanjiri oleh peserta yang antusias mengikuti livestreamingnya. Fakta dan obrolan yang diangkat selalu up to date. Narasumber yang dihadirkan pun tokoh-tokoh dan analis yang handal di bidangnya. [MKC/By]