Alt Title

Konser Coldplay, L9bt, Buah Sistem Demokrasi Sekuler

Konser Coldplay, L9bt, Buah Sistem Demokrasi Sekuler

Konser Coldplay yang pro l9bt tentu harus ditolak, karena bertentangan dengan agama. Orientasi seksualnya yang menyimpang dan menyalahi fitrah. Allah Swt. yang Menciptakan fitrah manusia hidup berpasang-pasangan. Allah telah Mengatur naluri seksualnya condong kepada lawan jenisnya, laki-laki dan perempuan. Dengan membangun ikatan pernikahan untuk melestarikan keturunannya

Sementara gay orientasi seksualnya sesama lelaki. Lesbian orientasi seksualnya sesama wanita, sedangkan transgender ekspresi atau gendernya berbeda jenis kelaminnya dengan ketika dia lahir. Sangat jelas l9bt menjadi salah satu faktor penyebab generasi yang tersesat

___________________________


Penulis Siti Mukaromah

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah 



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Ironis, rencana konser band musik asing Coldplay sangat disambut luar biasa di negeri yang bermayoritas Muslim ini. Tidak ada lagi empati dan kekhawatiran dengan kondisi negeri. Tiket 13 juta bagi si kaya mungkin enteng. Namun, bagi si miskin uang sebanyak itu bisa menghidupi keluarganya sampai berbulan-bulan bahkan setahun. Aroma isu l9bt pun sangat mengkhawatirkan di tengah masyarakat.


Dikutip dari www[dot]kompastv[dot]com (19/5/2023), tolak konser Coldplay karena dukung l9bt, MUI siapkan surat untuk Sandiaga Uno. Wakil Ketua (MUI) Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengatakan, Coldplay merupakan grup musik yang sangat kental dengan warna l9bt.


Menurutnya, mendukung digelarnya konser Coldplay di Jakarta sama saja bangsa dan pemerintah Indonesia menerima kehadiran orang yang memperjuangkan l9bt. "Negara ini harus menghormati nilai-nilai ajaran agama. Sepanjang pengetahuan saya nih, seseorang Muslim ya, dari 6 agama yang dianut tidak ada satu pun yang mentolerir l9bt," lanjutnya. Oleh karena itu, lanjut Anwar Abbas, ia meminta pemerintah jika ingin menggelar konser musik harus yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan tidak hanya memikirkan sisi ekonomi saja.


Ironis, itulah buah dari sistem rusak sekularisme yang diadopsi negara ini. Sistem ini telah berhasil menjauhkan umat Islam dari agamanya sebagai mayoritas Muslim. Menolak aturan Allah, sebagian besar umat tidak bisa lagi membedakan mana halal dan haram. Memandang konser Coldplay hanya sebagai sebuah hiburan, dan mendatangkan kepuasan tanpa berpikir dampak buruknya.


Dalam sistem demokrasi sekuler, wajar jika materi dan kebebasan begitu diagung-agungkan. Bagi mereka banyaknya materi adalah ukuran kebahagiaan untuk memuaskan nafsunya. Maka, wajar jika sistem ini melahirkan pemimpin yang jauh dari agamanya, individu materialis dan hedonis. Harga tiket yang selangit, menunjukkan fakta yang menikmati konser Coldplay adalah orang-orang berduit. Meski tiketnya di banderol mahal, antusias publik dan siap berlomba-lomba untuk mendapatkan tiketnya. Bahkan masyarakat rela merogoh kocek dalam-dalam. Mencari pekerjaan sampingan, mengambil uang tabungan, menjual barang berharga bahkan pinjam uang pinjol pun dilakukan. Khawatir melewatkan euforia Coldplay yang merupakan idolanya.


Mirisnya, justru budaya hura-hura ini difasilitasi oleh negara dan panitia penyelenggara. Negara mengeklaim acara ini akan berdampak bagi ekonomi UMKM. Padahal sebenarnya, pengadaan konser kendati akan mendongkrak ekonomi, keuntungannya hanya dinikmati oleh segelintir orang. Seperti transportasi, restoran, perhotelan dan UMKM sekitar hanya mendapatkan remahannya saja. Tidak sebanding dengan mudarat di hadapannya yang menanti.


Sesungguhnya kondisi seperti ini merupakan hal yang miris. Umat Islam dalam sistem kapitalisme bekerja keras pada kapitalis, pemilik perusahaan-perusahaan besar. Kemudian ketika mendapatkan gaji untuk membeli dan membelanjakan produk kapitalis tersebut. Ketika melakukan kesenangan untuk menonton konser, ingin meredakan stres dengan aktivitas pekerjaan. Uangnya pun masuk ke kantong kapitalis juga.


Betapa berkuasanya para kapitalis menyedot dana masyarakat termasuk umat Islam. Para penonton yang pulang kembali menjalankan rutinitasnya, kembali harus penuh tekanan karena harus membayar cicilan hutang. Belum lagi isu l9bt yang keberadaannya sungguh mengerikan. L9bt  merupakan isu global yang dampak sosialnya terhadap masyarakat sangat menghawatirkan. Mereka berlindung di bawah payung liberalisme dan HAM. Sehingga mereka bebas dari jeratan hukum. Melalui konser Coldplay mereka seolah menuntut legalitas dan memberikan angin segar bagi komunitas l9bt yang makin berani unjuk gigi dan sudah menjamur.


Oleh sebab itu konser Coldplay yang pro l9bt harus ditolak, karena bertentangan dengan agama. Orientasi seksualnya yang menyimpang dan menyalahi fitrah. Allah Swt. Menciptakan fitrah manusia hidup berpasang-pasangan. Allah pun Mengatur naluri seksualnya condong kepada lawan jenisnya, laki-laki dan perempuan. Dengan membangun ikatan pernikahan untuk melestarikan keturunannya. Gay orientasi seksualnya sesama lelaki. Lesbian orientasi seksualnya sesama wanita, sedangkan transgender ekspresi atau gendernya berbeda jenis kelaminnya dengan ketika dia lahir. Sangat jelas l9bt menjadi salah satu faktor penyebab generasi yang tersesat.


Dampak praktek l9bt di antaranya banyak menimbulkan penyakit. Di antaranya penyakit yang mengerikan seperti sipilis, HIV Aids, meningitis, kanker anal (dubur), kanker mulut dan penyakit menular lainnya. Tersebab merasa tidak nyaman dengan orientasi seksualnya, akibatnya mereka gonta-ganti pasangan. Akhirnya mengidap gangguan mental, gelisah dan stres. Mirisnya, kasus yang dialami pelaku l9bt ini tidak sedikit ada juga sebagai kriminal pembunuhan sadis.


Ibarat virus yang menularkan kepada orang lain, l9bt ini penyebarannya begitu cepat. Menteri Kesehatan RI Nila Djuwita menurut penelitian mengungkapkan, bahwa seorang gay mempunyai pasangan antara 29-06 orang per tahunnya. Bahkan gay 43% menyatakan seumur hidupnya melakukan homoseksual dengan 500 orang. Sebagaimana disampaikan dalam Al-Qur'an l9bt adalah kaum Nabi Luth yang dapat mengundang bencana, siksa serta laknat Allah Swt..


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar," (QS. Hud 11: Ayat 82)


Nampak nyata sekali sistem demokrasi kembali menghidupkan kaum Nabi Luth modern. Melahirkan pemimpin yang abai terhadap keselamatan rakyatnya di dunia dan akhiratnya. Demokrasi berani menafikan agama dan berani menantang azab Allah.


Berbeda dengan sistem Islam (khilafah), seorang pemimpin adalah periayah (pengurus) yang mengatur urusan umat dengan hukum-hukum Allah dan akidah Islam menjadi landasannya. Akidah Islam akan mendorong setiap individu warga negara, termasuk penguasanya untuk wajib taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka menyadari setiap perbuatanya semua akan diawasi dan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat.


Dalam Syarh Shahih Muslim telah dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi "Imam itu perisai, yakni seperti as-sitr (pelindung) karena Imam (Khalifah) menghalangi dan mencegah musuh dari mencelakai kaum muslimin, dan mencegah antar manusia satu dengan yang lain untuk saling mencelakai, memelihara kemurnian ajaran Islam, serta manusia berlindung di belakangnya dan mereka tunduk di bawah kekuasaannya."


Gambaran pemimpin dalam sistem Islam (khilafah) tidak hanya menjaga keselamatan dunia. Khalifah sebagai pemimpin umat juga memedulikan keselamatan di akhirat kelak. Khalifah akan memberikan sanksi tegas bagi pelaku l9bt. Juga memberikan edukasi syariat Islam terkait bahaya-bahaya terkait l9bt. Khilafah tidak akan mengizinkan aktivitas keharaman ada di dalamnya, juga tidak akan membiarkan hiburan yang sifatnya hura-hura yang akan mendatangkan kemaksiatan. Hal itu karena akan menjerumuskan ke dalam kubangan dosa dan mendatangkan azab Allah Swt..


Islam memerintahkan sesungguhnya umatnya tidak layak bersuka cita di atas penderitaan saudara mukmin yang merasakan kesulitan hidupnya. Karena sesungguhnya seorang Muslim itu bersaudara. Tujuan hidup seorang mukmin adalah untuk meraih rida Allah, bukan untuk  bersenang-senang dengan kebahagiaan semu dan sementara. Karena surgalah tujuan hakiki orang mukmin selamanya. Wallahualam bissawab. []