Alt Title

Konten Merusak dan Membahayakan Generasi

Konten Merusak dan Membahayakan Generasi



Kemajuan teknologi memang tak bisa di hindari dan memberi kemudahan

tetapi di sisi lain bisa jadi sumber bencana generasi

_____________________________


Penulis Laesih ummu arfakh

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Hidup di era digital tidak selamanya membawa kebaikan tetapi justru terkadang membawa keburukan, terutama bagi generasi. Pasalnya, saat ini banyak konten-konten merusak yang sangat memengaruhi cara berpikir, bertindak, dan beragama seseorang, seperti yang baru-baru ini terjadi.


Diberitakan adanya ledakan di gedung SMAN 72 Kelapa Gading, jakarta Utara yang memakan banyak korban. Melalui beberapa saksi dan temuan beberapa bukti, polisi telah menetapkan salah seorang siswa sebagai anak yang berkonflik dengan hukum (ABH).


Setelah diusut, ternyata di dalam hp pelaku terdapat aktivitas pencarian situs-situs kekerasan yang akhirnya menjadi inspirasi tindakannya. Dengan alasan pelaku merasa sendiri dan tidak ada tempat untuk berkeluh kesah baik dalam lingkungan keluarga dan sekolahnya.


Sementara itu, AKBP Mayndra Eka Wardana  menyatakan pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, terinspirasi tindakan ekstrem di luar negeri. Semua ini bisa dibuktikan dengan adanya nama-nama pelaku penembakan di Kanada hingga Selandia Baru yang ditulis di senjata mainan yang dibawa pelaku.

 

Nama-nama tersebut  bukan merupakan relasi komunitas atau relasi entitas atau ABH tidak berafiliasi dengan paham-paham atau tokoh-tokoh yang dicantumkan. Hal itu hanya  sekadar menginspirasi. Ujarnya dalam jumpa pers. (CNNIndonesia.com, 11-11-2025)


Kemajuan teknologi memang tak bisa di hindari dan memberi kemudahan, tetapi di sisi lain bisa jadi sumber bencana generasi. Melalui konten-konten negatif seperti pornografi, judol, pinjol, cyber, bulliying, trafficing, moderasi, dan lain-lain. Selain itu, negara sekuler tidak hadir sebagai penjaga, negara telah gagal dalam menciptakan ekosistem ruang digital yang aman bagi generasi muda saat ini.


Berbeda dengan sistem Islam, negara Khil4fah berfungsi sebagai raa'in dan junnah bagi rakyatnya. Negara Khil4fah, mengemban misi penyelamatan generasi sehingga tidak akan membiarkan generasinya rusak.


Selain itu, negara memastikan semua kebijakannya akan melindungi rakyat. Baik di dunia nyata maupun di ruang digital. Khil4fah juga akan  menyaring ketat, masuknya konten-konten rusak dengan tekhnologi tercanggih yang menggunakan ruang digital sebagai sarana pendidikan dan penguat dakwah.


Perkembangan praktik rusak di ruang digital hanya akan tereliminasi oleh negara yang menerapkan  Islam kafah di dalamnya.Untuk itu, sebagai seorang muslim sudah sepatutnya  untuk terus perjuangkan syariat Islam supaya bisa diterapkan secara kafah dalam bingkai Khil4fah. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]