Generasi Muda, Ingatan Tua: Alarm Digital Dementia
OpiniFenomena remaja jompo akibat dementia adalah alarm sosial yang tidak boleh diabaikan
Orang tua, pemerintah, dan masyarakat harus bersama-sama menjaga generasi muda agar tidak kehilangan akal juga jiwa mereka
_________________________
Penulis Mommy Hulya
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Gen Z merupakan istilah untuk anak-anak muda zaman sekarang. Jika dilihat dari usia, Gen Z seharusnya generasi yang saat ini dalam usia produktif, sehat, mudah menerima pelajaran bisa dibilang masa di mana bunga sedang mekar-mekarnya. Namun ironisnya, fenomena yang kita lihat saat ini adalah generasi yang lemah fisik juga lemah psikis.
Bagaimana tidak di usia muda tak jarang dari mereka mudah sakit ringkih layaknya orang tua yang sudah jompo. Mudah lupa, mudah lelah, sulit fokus dan banyak lagi gejala yang menyerupai orang jompo. Itulah mengapa istilah remaja jompo sering kali terdengar di telinga.Hal ini terjadi bukan tanpa sebab. Dilansir dari kompas.id
Ciri-ciri remaja jompo, yaitu: mudah lupa, sulit fokus. Cepat lelah ringkih secara fisik maupun psikis. Bagaimana tidak mudah lupa, mereka selalu mengandalkan bantuan gawai untuk mengingat segala hal. Kondisi ini disebut digital demensia yang pertama kali diperkenalkan oleh ahli syaraf Jerman Manfred Spitzer yang menggambarkan demensia yang dialami anak muda karena tergantung pada perangkat digital. Istilah ini merupakan fenomena sosial neurologis, tetapi tidak termasuk dalam diagnosis medis.
Dampak yang Diakibatkan Fenomena Digital Dementia
Dampak Sosial dan Pendidikan
Digital dementia juga berdampak pada dunia pendidikan. Remaja saat ini kesulitan memahami pelajaran karena fokusnya mudah terpecah oleh notifikasi gawai. Bukan hanya itu, hal ini juga dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis.
Akibatnya, proses belajar menjadi dangkal dan membentuk karakter yang lemah diusia yang seharusnya produktif justru kehilangan semangat belajar sehingga mengakibatkan fondasi lemah masa depan bangsa. Apabila remaja gen Z sudah kehilangan daya saing sejak dini, bagaimana mereka bisa menjadi pemimpin yang tangguh di masa depan?
Dampak pada Kesehatan Mental
Screen time berlebihan membuat mereka lebih mudah cemas, sulit tidur, dan kehilangan kemampuan berinteraksi secara sehat dengan lingkungan sekitar. Minimnya waktu untuk berinteraksi dengan orang lain membuat remaja rentan terhadap depresi, kecemasan, kesepian serta rasa tidak percaya diri.
Sebagai contoh balita dengan screen time berlebihan akan mengalami keterlambatan bicara. Hal tersebut terjadi karena tidak terbiasa berbicara dengan orang lain. Apa jadinya jika situasi ini terus terjadi hingga anak remaja? Mereka akan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial.
Remaja jompo bukan hanya masalah individu, tetapi masalah orang tua, guru, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya. Ini merupakan tanggung jawab bersama. Jika kita membiarkan mereka tenggelam dalam gawai sama saja dengan membiarkan masa depan bangsa melemah.
Islam Solusi Digital Dementia
Ada beberapa hal yang mungkin bisa diterapkan oleh para orang tua untuk mengurangi digital dementia:
1. Berikan teladan untuk anak. Tidak hanya melarang anak jauh dari gadget sementara kita sebagai orang tua tetap sibuk dengan gadget.
2. Kebijakan edukasi digital yang jelas, bukan sekadar melarang penggunaan teknologi, tetapi tidak membatasi akses digital secara umum sehingga anak-anak masih leluasa bermain.
3. Masyarakat perlu memberikan ruang interaksi yang sehat bagi anak muda.
4. Pembatasan penggunaan gawai di sekolah juga tidak kalah penting.
Gadget hanya alat, bukan tujuan hidup. Oleh karena itu, jika alat ini membuat manusia lalai, ia menjadi fitnah yang merusak generasi muda. Rasulullah saw. pernah mengingatkan bahwa setiap amanah akan dimintai pertanggungjawaban. Amanah menjaga akal dan jiwa generasi muda adalah tanggung jawab besar yang tidak boleh diabaikan.
Dalam Islam, menjaga akal dan jiwa merupakan bagian dari amanah yang harus dipelihara. Lalai membiarkan anak rusak oleh gadget sama dengan lalai menjaga amanat Allah. Manusia terlalu sibuk dengan layar hingga lupa diri, lupa waktu, dan lupa Allah. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Isra ayat 36: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hari. Semuanya akan dimintai pertanggungjawaban."
Ayat ini mengikatkan bahwa setiap penggunaan indra, termasuk saat menatap layar, akan dimintai pertanggungjawaban. Fenomena remaja jompo akibat dementia adalah alarm sosial yang tidak boleh di abaikan. Orang tua, pemerintah, dan masyarakat harus bersama-sama menjaga generasi muda agar tidak kehilangan akal juga jiwa mereka.
Fenomena remaja jompo akibat digital dementia hanya salah satu dari banyaknya masalah yang menimpa umat. Lemahnya psikis dan fisik menunjukan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa Islam kafah. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 208: "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kafah dan janganlah kamu ikuti langkah-langka setan. Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu.”
Dalam ayat ini, menegaskan bahwa hanya dengan Islam kafah seluruh masalah umat teratasi bukan sekadar ritual, tetapi juga sistem hidup yang menjaga akal, jiwa, keluarga, pendidikan, dan masyarakat. Oleh karena itu, mari kita kembali kepada Islam secara menyeluruh menjadikan pedoman hidup agar tak ada lagi remaja jompo melainkan tumbuh sebagai generasi tangguh yang berpegang teguh pada amanah Allah. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]


