Kalau Ada 9 Nyawa (Kamu Mau Apa?)
ReportaseKalau ada 9 nyawa
aku akan tetap mengkaji Islam secara menyeluruh (kafah) dan menyebarkannya
______________________________
Penulis Siska Juliana
Tim Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, REPORTASE - Sudah memasuki bulan Oktober, bahkan sudah di penghujung bulannya. Di bulan ini, ada kejadian besar yang pernah terjadi, yaitu "Sumpah Pemuda". Apa yang dimaksud Sumpah Pemuda?
Untuk menjawab rasa penasaran itu, Komunitas Smart With Islam mengadakan kajian yang bertajuk “Kalau Ada 9 Nyawa (Kamu Mau Apa?)" pada Ahad, 26 Oktober 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan pelajar dan mahasiswa area Kota Bandung, Jawa Barat.
Para peserta antusias mengikuti acara ini dari awal hingga akhir. Adanya sesi tanya jawab dan silah ukhuwah bersama peserta menambah pemahaman para remaja muslimah yang menghadiri acara ini.
Pemateri menjelaskan makna Sumpah Pemuda yaitu ikrar yang diucapkan pada Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia (kini Jakarta). Peristiwa ini melahirkan tiga poin penting: satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia, sebagai wujud persatuan dan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Keputusan kongres ini menjadi tonggak sejarah yang menegaskan cita-cita bangsa dan mempersatukan pemuda dari berbagai daerah dengan semangat kebangsaan. Lagu "Indonesia Raya" juga diperdengarkan untuk pertama kalinya dan kemudian ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.
Namun, di tengah suasana Sumpah Pemuda ada tren yang sungguh miris terjadi di sosial media. Ada kesenjangan antara pemuda di zaman dulu dengan remaja saat ini. Banyak remaja yang sibuk ikut tren dan berharap validasi dari orang lain.
Tren yang sedang viral sekarang misalnya hijab crop top, L96T syariat, remaja sibuk nge-bucin, tidak ada adab ke guru, gampang terprovokasi berita di medsos.
Tren viral yang sering kita temukan disebabkan oleh adanya algoritma. Algoritma adalah sistem kompleks yang menggunakan data interaksi pengguna di medsos untuk menganalisis kecenderungan bahkan menentukan konten apa yang paling relevan ditampilkan di linimasa mereka (menciptakan bubble filter, echo chamber, dan lain-lain).
Hasilnya adalah manipulasi informasi (menciptakan kebenaran semu/hoax -> menuntun kita untuk mengikuti pola dalam standar pasar yang terus bergerak), politik viral, mendikte (menciptakan kultur baru, fomo, haus validasi, hidup dalam hiperrealitas), mengintervensi (memantau dan memanfaatkan data masyarakat tanpa persetujuan mereka untuk kepentingan kekuasaan.
Kemanusiaan direduksi dan dikontrol oleh sistem algoritma. Seolah membebaskan, padahal kita didikte untuk memutuskan sesuai algoritma.
Posisi media saat ini digunakan sebagai alat penjajahan.
Allah Swt. berfirman,
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS. Al-An’am: 112)
Perusahaan media meraup keuntungan yang sangat fantastis, contohnya Google (Gmail, Gmap, Youtube, dll) per 2025 US$253 miliar dan Meta (FB,IG,WA, Messenger, dll) per 2024 US$164 miliar padahal 2007 hanya US$153 juta.
Penyebab para remaja terjebak tren negatif adalah akidah dan pemahaman Islam yang lemah (Islam tetapi sekuler, liberal, materialis). Akibatnya, kehilangan arah/visi hidup dan pragmatis, followers (fomo, konsumtif, sibuk flexing, dll), generasi strawberi, duck syndrome, mental illness, cinderella syndrome, lupa peran strategis (kehilangan spirit).
Sistem kapitalisme bukan habitat asli umat Islam. Sebagaimana firman Allah Swt.,
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 124)
Karena aturan kapitalisme sangat menyengsarakan manusia, maka harus diganti dengan sistem kehidupan yang dapat menyelamatkan, yaitu Islam. Islam satu-satunya ideologi yang harus diterapkan sebab berbasis akidah yang sahih, serta solusi dari setiap permasalahan.
Pemateri mengungkapkan hal yang harus dilakukan oleh para remaja, yaitu selalu mengkaji Islam secara menyeluruh (kafah) dan temukan circle positif. Wallahualam bissawab.


