Alt Title

Mahasiswa Gelar Demonstrasi, Pemuda Harus Temukan Solusi Hakiki

Mahasiswa Gelar Demonstrasi, Pemuda Harus Temukan Solusi Hakiki



Namun sangat disayangkan, banyaknya mahasiswa yang menggelar aksi di beberapa kota

ternyata masih berkutat pada solusi yang semu

_________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah kota di Indonesia diguncang aksi demonstrasi yang mencuri perhatian publik. Hal tersebut mencerminkan meningkatnya keresahan masyarakat terhadap berbagai persoalan yang belum terselesaikan.


Sejak akhir Agustus lalu, rangkaian demonstrasi terus bermunculan di berbagai daerah, menandai ekskalasi ketegangan antara masyarakat dan pemerintah


Dikutip dari Detiknews.com, 09-09-2025 massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dan BEM UIN Jakarta menggelar demonstrasi di depan gedung DPR. Mereka menagih agar pemerintah dan DPR memenuhi '17+8 Tuntutan Rakyat'.


Ratusan mahasiswa di Provinsi Banten melakukan demonstrasi terkait kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai sudah menindas rakyat. Aksi mereka menunjukkan bahwa mereka memiliki ghirah pembelaan terhadap rakyat. Merupakan wujud penolakan terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai bermasalah serta respons aparat yang dianggap sangat merugikan rakyat.


Peneliti politik PARA Syndicate Virdika Rizky Utama menilai bahwa demonstrasi yang berlangsung sejak 25 Agustus bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil penumpukan keresahan yang telah lama tersimpan. (diswayjateng.com, 01-09-2025) 


Belum mereda aksi memanas dari para mahasiswa, terjadi tragedi naas terhadap pengemudi gojek online, Affan yang  tewas setelah terlindas kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi. Tentu makin membuat panas massa, memicu bertambahnya kekecewaan massa terhadap demokrasi yang sudah mati. 


Aksi tersebut menunjukan rapuhnya demokrasi dan karenanya perlu dikembalikan pada solusi yang seharusnya, yaitu solusi yang menuju pada perubahan yang sahih


Namun sangat disayangkan, banyaknya mahasiswa yang menggelar aksi di beberapa kota ternyata masih berkutat pada solusi yang semu. Mengganti oknum dan memperbaiki demokrasi dirasa adalah solusi yang tepat padahal demokrasi sendirilah yang menjadi akar permasalahannya sebab dari sistem demokrasi lahir berbagai undang-undang pesanan oligarki yang terus menindas rakyat.


Pemuda Membawa Peran Perubahan


Pemuda memiliki posisi penting bagi perubahan. Karenanya ia adalah agen perubahan yang semangatnya harus tetap berkobar, berani menyuarakan kebenaran serta harus ikut berpartisipasi dalam perubahan. 


Sejak tahun 1928 semangat sumpah pemuda sudah menjadi inspirasi untuk membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Dari banyaknya mahasiswa yang menggelar demonstrasi di beberapa kota mencerminkan bahwa Indonesia tidak pernah kekurangan semangat dari para pemuda sampai sekarang. 


Kobaran semangat dari para pemuda ternyata tidak hanya tampak di era saat ini, kisah sekelompok pemuda yang berjuang mempertahankan kebenaran juga termaktub abadi dalam Al-Qur'an (ashabul kahfi). Pun pembela keadilan dan penegak panji Islam, para sahabat nabi yang sudah mati-matian memperjuangkan kebenaran, menumpas segala kezaliman yang mencekik umat. 


Namun seperti yang telah disinggung di awal, memang masih banyak pemuda yang belum bisa melihat solusi hakiki atas persoalan di negeri yang tercinta ini. Sangat disayangkan mereka masih berkutat atas solusi yang semu, mengganti oknum atau memperbaiki demokrasi padahal mekanisme demokrasi sendirilah yang menjadi akar persoalannya. 


Solusi Hakiki


Dari awal, demokrasi sudah meletakkan kedaulatan di tangan manusia padahal Islam meletakkan kedaulatan pada Allah Swt.. Syariat menjadi sumber hukum bukan suara yang bisa dibeli. 


Dalam Islam, pemimpin menjadi periayah (pengurus) umat. Negara dalam Islam yang disebut Khil4fah, mengelola harta milik umum untuk kesejahteraan rakyat. Menjamin keamanan dan kesejahteraan tanpa melihat perbedaan ras, suku, status, atau bahkan agama. 


Dalam Khil4fah, jabatan adalah amanah yang dilandasi dengan keimanan dan takut akan pertanggungjawaban di hadapan Allah bukan untuk mencari kekayaan. 


Perubahan seperti ini tentu tidak ditapaki dengan jalan kekerasan,  melainkan dengan jalan dakwah yang istikamah, yakni penyadaran politik Islam di tengah ummat. Karenanya sangat penting menyatukan semua masyarakat mulai dari mahasiswa, rakyat, serta para tokoh, untuk menjadi satu dalam visi yang sama, yaitu politik Islam sebagai solusi, Khil4fah sebagai sistemnya bukan demokrasi. Agar rida Allah yang menjadi tujuannya bukan kekayaan dunia. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]


Uswatun Hasanah, S. Pd