Alt Title

Biru-Biru Kecamatan Terbaik di Pariwisata, Keuntungan untuk Siapa?

Biru-Biru Kecamatan Terbaik di Pariwisata, Keuntungan untuk Siapa?



Pembangunan ala kapitalis menjadikan seluruh lini

merupakan komoditi yang dapat dibisniskan termasuk bidang wisata


__________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA -Bupati Deli Serdang dr.H.Asri Tambunan menyampaikan bahwa Biru-Biru memiliki potensi untuk menjadi kecamatan terbaik, khususnya di bidang pariwisata. Hal ini disampaikan beliau pada agenda Gowes bersama Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang.


Selain itu, secara umum Deli Serdang juga bisa bertransformasi ke arah yang sama menjadi kabupaten terbaik dalam bidang pariwisata. Untuk itu partisipasi dan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan. Bupati mengharapkan masyarakat setempat dapat menyambut wisatawan seperti Provinsi Bali yang ramah dan baik kepada wisatawan lokal maupun inetrnasional. 


Potensi wisata alam di Kecamatan Biru-Biru dan Kabupaten Deli Serdang akan makin meningkat ketika bendungan Lau Simeme sudah beroperasi. Bendungan ini akan menjadi bendungan yang paling besar di Provinsi Sumatera Utara. Namun, pembangunan yang dilakukan dalam sistem kapitalis-sekuler pada saat ini selalu menyisakan duka bagi masyarakat sekitar. 


Bendungan Simeme yang akan menjadi ikon untuk meningkatkan pariwisata di Kabupaten Deli Serdang disinyalir uang ganti rugi tanah masyarakat setempat dinilai tidak wajar sehingga warga yang merasa dirugikan mendesak agar dilakukan penyelidikan dan penyidikan oleh aparat penegak hukum, khususnya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan penyalahgunaan uang ganti rugi tanah yang dimaksud. Alhasil, warga setempat pun berpendapat seharusnya tidak layak diresmikan oleh Presiden Jokowi terdahulu karena masih menyisakan duka mendalam bagi para petani. (RadarIndo.com, 16-02-2025)


Pembangunan ala kapitalis menjadikan seluruh lini merupakan komoditi yang dapat dibisniskan, termasuk bidang wisata. Pariwisata dalam sistem ini tentu saja dijadikan ajang untuk menghasilkan materi saja tanpa adanya kajian mendalam apakah memberikan manfaat untuk masyarakat setempat atau hanya memberikan keuntungan kepada para pengusaha yang memiliki modal.


Setiap pembangunan wisata yang dilakukan oleh daerah diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun, pada faktanya masyarakat hanya menjadi pemain kecil yang tidak mengubah ekonomi mereka secara signifikan. Apa yang terjadi pada penduduk setempat adalah kehilangan mata pencaharian utama karena lahannya sudah dibangun dengan proyek-proyek pemerintah yang memberikan keuntungan bagi pengusaha yang memiliki modal. 


Pariwisata dalam Islam 


Banyak negara saat ini menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan perekonomiannya. Namun, di sisi lain pariwisata ini juga memberikan dampak negatif bagi masyarakat setempat, yakni adanya invasi budaya. Bupati Deli Serdang menyampaikan masyarakat Biru-Biru harus menyambut wisatawan lokal maupun internasional, seperti di Bali berarti siap juga menerima budaya yang mereka bawa. 


Islam yang tegak atas dasar akidah mengatur seluruh lini kehidupan, termasuk dalam hal pariwisata. Sistem pemerintahan Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah memiliki tugas “dakwah” yang akan menerapkan Islam baik di dalam maupun di luar negeri. Prinsip ini mengharuskan khalifah untuk tidak membiarkan pintu kemaksiatan terbuka di dalam negara termasuk melalui sektor pariwisata. 


Keindahan alam yang merupakan ciptaan Allah Swt. yang mana dapat menjadi objek wisata bagi muslim maupun non-muslim. Bagi wisatawan muslim ini merupakan tadabbur alam dalam rangka meningkatkan keimanan kepada sang Khalik. Sedangkan objek-objek wisata yang merupakan peninggalan peradaban Islam harusnya dapat menjadi pengokoh keimanan wisatawan muslim kepada Allah Swt., Islam dan peradabannya.


Objek-objek ini juga dapat dinikmati oleh wisatawan non-muslim. Ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menunjukkan kepada mereka akan keagungan dan kemuliaan Islam, umat Islam dan peradabannya. Sementara objek-objek wisata yang bukan termasuk peradaban Islam (selain Islam) maka akan ada dua kebijakan yang ditempuh oleh Khil4fah. 


Pertama, jika tempat itu merupakan tempat ibadah agama lain dan masih digunakan akan dibiarkan. Kedua, jika objek-ojek tersebut bukan tempat untuk beribadah tidak boleh dipertahankan. Pariwisata dalam Islam bukan merupakan devisa negara. Negara tidak boleh menjadikan pariwisata menjadi sumber pendapatan karena pariwisata adalah sarana dakwah.


Negara telah memiliki sumber pendapatan yang tetap. Hal ini hanya dapat diterapkan dalam sebuah institusi Daulah Islamiah yang menerapkan syariat Islam secara kafah. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]


Ria Nurvika Ginting,SH,MH