Alt Title

Program MBG: Solusi atau Ilusi?

Program MBG: Solusi atau Ilusi?




Persoalan masalah kesehatan dan pangan tidak dapat diatasi dengan benar dan baik

jika pada dasarnya regulasi untuk mengatur sistemnya masih menggunakan sistem kapitalis


______________________


Penulis Rasyidah

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Nampaknya pelaksanaan program MBG (Makan Bergizi Gratis) menuai polemik dikabarkan banyak dari peserta didik yang mengalami keracunan. Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdapat 135 siswa yang mengalami gejala keracunan usai mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). Program MBG perlu dievaluasi, itulah harapan orang tua sehingga kejadian keracunan tidak berulang. (tirto.id, 27-08-2025)


Beredar pula kasus keracunan serupa atas makanan akibat dari program MBG tersebut. Helmi Hasan sebagai Gubernur Bengkulu menjabarkan bahwa kegiatan Makan Bergizi Gratis (MBG) khususnya di Kabupaten Lebong dihentikan sementara. (Kompas.com, 30-08-2025)


Program Ilusi


Program MBG merupakan janji kampanye presiden sehingga tetap dilaksanakan meski sudah banyak memakan korban keracunan. Program tersebut dijalankan dengan harapan pemerintah untuk mengatasi masalah malnutrisi dan stunting pada anak-anak dan ibu hamil, serta meningkatkan kualitas SDM serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.


Program yang ditawarkan oleh pemerintah ini katanya sebagai solusi, tetapi yang tampak hanyalah ilusi. Terpampang nyata di sosmed ratusan anak yang keracunan akibat dari program tersebut. Alih-alih program MBG ini sebagai solusi, tetapi realitas yang ada justru malah menambah beban masalah bagi rakyat. Bukan hanya kepada peserta didik yang kesakitan, tetapi kepada para medis yang harus ekstra dalam menangani pasien.


Selain itu, banyaknya peserta didik yang mengalami keracunan atas program MBG ini menampakkan bahwa program tersebut hanya sekadar formalitas belaka sehingga dikatakan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab atas program yang mereka kampanyekan sebelumnya. Terjadinya keracunan berulang menunjukkan adanya ketidakseriusan dan kelalaian negara, khususnya dalam menyiapkan SOP dan mengawasi SPPG. 


Persoalan gizi pada anak dan ibu hamil serta untuk mencegah stunting yang terjadi tidak dapat disolusikan dengan  program MBG tersebut karena jelas program ini telah terbukti gagal yang terjadi malah keracunan di mana-mana.


Perlu dicermati keracunan berulang pada menu MBG bukan hanya persoalan teknis, tetapi penyebab utamanya adalah terkait sistem pangan dan gizi yang industrialisasi saat ini masih dikuasai oleh produk makanan olahan siap saji dan tentu minim biaya. Selain itu, masalah regulasi ekonomi yang diterapkan dalam negeri adalah sistem ekonomi kapitalis.


Sistem ekonomi kapitalis hanya melihat bahwa segalanya ada pada manfaat dan keuntungan. Sehingga dapat dinilai pada dasarnya program MBG bersifat memaksa untuk dapat disajikan. Meski sudah banyak keluhan tentang regulasi pendistribusian program ini, tampaknya tak memiliki dampak apapun pogram MBG tetap dilaksanakan.


Dari pandangan tersebut landasan dari sistem kapitalis yang berasaskan manfaat dan maslahat, yakni modal kecil untung besar. Persoalan masalah kesehatan dan pangan tidak dapat diatasi dengan benar dan baik jika pada dasarnya regulasi untuk mengatur sistemnya masih menggunakan sistem kapitalis sebab sistem ini adalah buatan manusia dan pasti apa pun yang diprogramkan tidak dapat terselesaikan dengan tuntas.


Islam sebagai Solusi 


Ada satu sistem yang luar biasa mampu  mengatur seluruh persoalan kehidupan. Bukan hanya masalah ibadah, tetapi masalah kesehatan dan pangan dapat teratasi sesuai prosedur yang sudah ditetapkan dalam syariat, sistem tersebut adalah sistem Islam.


Dalam Islam, syariat mengatur tentang masalah pangan yang sehat. Diwajibkan makanan yang dikonsumsi harus halal dan tayib. Sebagaimana  firman Allah Swt. dalam QS. Al-Baqarah ayat 168 yang artinya: "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."


Unsur perintah dan diharuskan makan makanan yang halal dan tayib sehingga akan melahirkan generasi yang sehat, kuat dan menjadi generasi penerus peradaban Islam yang akan melanjutkan kehidupan Islam. Islam menetapkan negara wajib sebagai raain, bertanggung jawab mewujudkan kesejahteraan rakyat, di antaranya dengan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sebagai tanggung jawab negara.


Dengan berbagai mekanisme sesuai syariat, secara langsung maupun tak langsung. Disertai edukasi tentang gizi, kasus stunting akan dapat dicegah demikian masalah gizi lainnya. Secara sistemik negara Islam mengatur penjaminan keamanan pangan dan gizi bagi rakyatnya. 


Seluruh mekanisme tidak diserahkan kepada para korporasi, seperti yang ada dalam sistem kapitalis saat ini. Negara Islam melalui pengelolaan sumber daya alam akan terorganisir dengan baik dan membuka sektor-sektor produktif yang memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. 


Seluruh aturan dan kebijakan tersebut hanya dapat dirasakan langsung ketika berada dalam sistem pemerintahan Islam yang akan menerapkan aturan Islam secara komprehensif di semua lini kehidupan. Negara mampu menjamin kesejahteraan semua rakyatnya karena memiliki sumber pemasukan yang besar sesuai ketentuan syara dan dikelola dengan sistem ekonomi Islam.


Sudah saatnya kita bangkit dan bersama-sama sadar untuk memperjuangkan kembalinya kehidupan Islam sehingga terjadi keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara yang diatur oleh syariat Islam. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]