Sekolah Rakyat Solusi Negara sebagai Regulator Oligarki
OpiniKapitalisme menjadi biang dari semua masalah kehidupan yang ada saat ini
Dalam dunia kapitalis ini menempatkan negara sebagai regulator oligarki
_______________________
Penulis Yustika Sari
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sekolah adalah tempat pendidikan formal generasi suatu bangsa. Anak-anak Indonesia menghabiskan waktu di lingkungan sekolah sekitar 7-8 jam. Tentu sekolah harus memberikan kualitas pembelajaran yang baik dan minim biaya bahkan gratis adalah sekolah yang diidamkan setiap orang.
Tentunya, kehadiran sekolah rakyat merupakan solusi yang diharapkan selama ini. Ditambah lagi sekolah rakyat diperuntukkan bagi masyarakat miskin bahkan miskin ekstrem. Selain itu, adanya sekolah rakyat untuk menuntaskan kemiskinan menurut pemerintah.
Dikutip dari kompas.com, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program Sekolah Rakyat sebagai salah satu upaya menuntaskan rantai kemiskinan yang sudah berlangsung dalam beberapa generasi. Program ini menjadi langkah yang strategis untuk memberikan akses pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Sekjen Kemensos Robben Rico menjelaskan sebenarnya program sekolah rakyat bukan dari Kemensos. Akan tetapi, program Presiden Prabowo yang diamanahkan kepada Kemensos melalui instruksi presiden (Inpres) nomor 8 tahun 2025. "Jadi kami ini ibaratnya diminta untuk jadi tim kesebelasan. Owner kesebelasan ini Pak Presiden, kebetulan kami diminta jadi kapten tim kesebelasan itu," ujarnya dalam siaran pers pada Senin. (21-07-2025)
Adapun Sekolah Rakyat hadir dengan tiga prinsip utama, yaitu memuliakan wong cilik, menjangkau yang belum terjangkau dan memungkinkan yang tidak mungkin. Robben mengatakan dalam forum yang diselenggarakan oleh Komdigi tersebut bahwa sebanyak 227.000 anak usia sekolah dasar tidak merasakan sekolah. Pada jenjang SMP sebanyak 499.000 anak dan SMA terdapat 3,4 juta anak.
Pemerintah meluncurkan program sekolah rakyat sebagai salah satu langkah strategis untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. Presiden Prabowo adalah orang yang memilih ide cemerlang ini. Program ini ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang sulit untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan gratis.
Kemiskinan yang ada saat ini adalah kemiskinan struktural, termasuk masalah pengangguran. Masalah pengangguran tidak akan terselesaikan dengan anak-anak orang miskin masuk sekolah rakyat. Realitanya PHK masih terus terjadi dan lapangan pekerjaan memang sulit untuk didapatkan. Bahkan, untuk seseorang yang memiliki gelar juga sulit mendapatkan pekerjaan di sistem seperti ini.
Kapitalisme menjadi biang dari semua masalah kehidupan yang ada saat ini. Dalam dunia kapitalis ini menempatkan negara sebagai regulator oligarki. Negara tidak berperan sebagai pengurus urusan rakyat dalam menjalankan tugas sebagai pemberi pendidikan terbaik atau menjamin kehidupan yang sejahtera bagi masyarakat. Begitu pun dengan kesejahteraan, negara tidak akan pilih-pilih untuk memilih kesejahteraan akan diberi untuk rakyat yang mana.
Namun, seluruh rakyat harusnya mendapatkan kesejahteraan yang sama tidak pandang bulu antara si miskin atau si kaya. Si kaya harus mendapatkan pendidikan terbaik sedangkan si miskin mendapatkan pendidikan ala kadarnya. Islam memandang tidak hanya pendidikan, tetapi pada setiap permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Pada sektor keamanan, tidak hanya pejabat yang mendapat perlakuan istimewa untuk diberi ruang lingkup aman. Baik seorang muslim maupun nonmuslim dalam sistem Islam.
Sekolah Rakyat diperuntukkan rakyat yang miskin dan tidak sanggup membayar sekolah. Negara hanya memberikan solusi itu kepada rakyat miskin padahal banyak problem yang ada di sekolah negeri serta swasta yang perlu dibenahi. Dari dulu hingga saat ini masalah yang ada hanya diselesaikan dengan solusi tambal sulam.
Pemerintah hanya menjahit masalah-masalah rakyat dengan keterbatasan akal manusia padahal akal manusia terbatas, lemah, dan jika menghasilkan suatu kebijakan akan menghasilkan kekacauan di tengah masyarakat. Begitu pun masalah di dunia pendidikan seperti kualitas tenaga pendidik atau kualitas pendidikan maupun sarana dan prasarana yang belum memadai. Sesungguhnya solusi sekolah rakyat ini adalah solusi tambal sulam yang tidak menyelesaikan masalah. Solusi yang di tawarkan sangat jauh dari solusi yang benar-benar haq.
Islam menjadikan pendidikan adalah tanggung jawab negara secara penuh, tanpa campur tangan akal manusia sama sekali karena negara Islam memiliki sumber dana yang melimpah untuk menyelesaikan permasalahan umat, termasuk masalah pendidikan. Masalah lapangan pekerjaan atau pendidikan dengan pembiayaan yang tinggi akan terselesaikan dengan solusi yang disiapkan oleh Islam dan Islam memiliki tanggung jawab yang penuh atas segala permasalahan yang ada.
Dalam Islam, posisi orang yang berilmu dimasukkan ke dalam golongan pewaris Nabi. Nabi Muhammad saw. bersabda: "Dan keutamaan orang berilmu di atas orang beriman adalah seperti keunggulan atas seluruh benda langit. Sungguh ulama adalah pewaris para nabi. Satu-satunya warisan para ulama adalah pengetahuan titik siapapun yang mengambil hal itu, maka sungguh ia telah mengambil bagian yang paling cerdas." (HR. Qais bin Katsir)
Islam menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan dasar yang harus terjamin ketersediaannya di tengah masyarakat oleh negara. Artinya, pendidikan berkualitas tidak hanya untuk orang kaya atau untuk orang miskin. Namun, untuk seluruh masyarakat baik kaya maupun miskin. Ditambah dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang tidak terpenuhi di tengah masyarakat menjadikan kemiskinan akan tetap awet di negeri ini.
Dalam Islam, persoalan umat dibebankan terhadap negara, termasuk menyediakan lapangan pekerjaan sehingga dalam Islam tidak ada orang yang menganggur. Akan tetapi, harapan seperti ini akan terwujud jika penerapan syariat Islam secara kafah terjadi.
Tidak ada kebijakan atau hukum yang benar-benar memuaskan akal dan fitrah manusia, kecuali hukum Islam. Hukum yang benar-benar berasal dari sang pencipta dan mampu mengatur seluruh tatanan kehidupan manusia. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]