Alt Title

P4lestina Merdeka Hanya dengan Jihad

P4lestina Merdeka Hanya dengan Jihad




Nasionalisme menjadikan umat 

Islam tercerai-berai, terpisah oleh batas wilayah geografis

__________________________


Penulis Anastasia, S.Pd.

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPlNI - Bulan Agustus, bangsa ini dimeriahkan dengan segala bentuk hiasan merah putih di sepanjang jalan. Bulan di mana bangsa ini memproklamirkan kemerdekaan dari tangan penjajah.


Namun, sesungguhnya bangsa ini tidak pernah benar-benar merdeka, karena saat ini kita masih dijajah oleh sistem peninggalan penjajah. Di tengah riuh pesta kemerdekaan, tentu kita pun tidak boleh lupa dengan kondisi saudara kita di P4lestina yang saat ini masih berperang melawan penjajah Isra*l. 


Seperti keadaan saat ini, genosida Isra*l terhadap rakyat P4lestina di Jalur G4za yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, hingga sekarang telah merenggut nyawa  61.827 warga tak berdosa, akibat kejahatan militer Zionis ini. (Antaranews.com, 16-08-2025)


Gaza yang Terlupakan 


Sesungguhnya, umat Islam adalah satu tubuh. Namun, saat ini ketika syariat dan Khil4fah diabaikan, umat Islam hidup dalam sistem nasionalisme. Melupakan kewajibannya mengemban dakwah dan jihad. Nasionalisme, telah menyebabkan umat Islam tercerai berai, terpisahkan oleh batas wilayah geografis. 


Nasionalisme telah melahirkan pemimpin yang hanya mementingkan wilayahnya sendiri. Hal ini, terlihat dari sikap pemerintah Mesir yang enggan membuka pintu perbatasan Rafah. Alasan Mesir menutup perbatasan Rafah karena dikhawatirkan banyaknya pengungsi P4lestina yang masuk ke Mesir dan akan menjadi  beban  bagi pemerintah Mesir. (Okezone.com, 21-02-2024)


Sejatinya P4lestina dan Mesir adalah negara dengan penduduk mayoritas muslim. Begitu pun negara di wilayah Timur Tengah yang berdekatan secara geografis dengan P4lestina tidak mampu memberikan bantuan secara militer. Hal ini terhalang karena kuatnya tekanan dan pengaruh Amerika. Hal ini diperburuk dengan fakta bahwa sebagian negara Timur Tengah pemimpinnya adalah boneka Amerika yang terikat perjanjian politik. 


Inilah gambaran pemimpin negeri-negeri muslim yang terjajah oleh cinta dunia. Mereka lebih takut kepada negara adidaya dari pada menolong saudaranya sendiri padahal sesungguhnya Amerika adalah musuh umat Islam yang selalu menjajah negeri-negeri.  


Sangat ironi, Timur Tengah merupakan bagian dari wilayah yang tersentuh oleh dakwah dan perjuangan Rasulullah saw.. Sejarah Islam begitu kuat mengakar di tanah kelahiran mereka. Seharusnya menjadikan mereka merasa memiliki P4lestina dan termotivasi berjuang membebaskannya dari tangan penjajah. Ini merupakan pengkhiatan yang tidak bisa dimaafkan.


Kapitalisme Akar Masalah


Penjajahan di P4lestina telah membuka mata kita bahwa sesungguhnya kita tidak bisa berharap kepada pemimpin negara-negara Timur Tengah, apalagi dengan kapitalisme yang telah membuat penderitaan umat Islam makin besar. 


Penerapan kapitalisme telah menjauhkan manusia dari aturan Allah Swt.. Dalam pandangan Islam, sesama muslim itu bersaudara. Namun, saat penerapan kapitalisme melahirkan pandangan hidup yang hanya mementingkan kepentingan sendiri.


Nasionalisme merupakan sistem turunan dari kapitalisme, yang telah mengotak-kotakkan wilayah Islam pasca runtuhnya Khil4fah Ustmaniyah. Akibatnya, umat Islam dipisahkan berdasarkan wilayah dan geografis. Hal ini menyebabkan wilayah negeri-negeri kaum muslim semakin melemah karena tidak adanya persatuan. 


Penerapan kapitalisme merupakan bencana yang sesungguhnya akar dari segala permasalahannya dunia Islam. Kapitalisme adalah sistem buatan manusia menjadikan manusia sebagai pembuat aturan hidup berdasarkan kepentingan golongan. 


Penerapan kapitalisme telah mengubah standar manusia, mengalihkan manusia dari agama Allah Swt. untuk  mengejar kebahagiaan dunia. Sikap meraih kebahagiaan dunia telah melupakan ajaran jihad yang seharusnya menjadi kekuatan umat Islam.


Kembali ke Islam 


Masalah P4lestina adalah masalah inti umat Islam. Perang dua ideologi dunia apabila P4lestina mampu dibebaskan dari tangan penjajah Zionis dan Amerika, maka negeri-negeri kaum muslim yang lain pun akan merdeka dari cengkraman negara kapitalis. Buntut panjang dari penghapusan kekuasaan Islam yang paling merasakan dampaknya, adalah penderitaan P4lestina saat ini.


Alhasil, kita bisa menarik kesimpulan bahwa untuk menyelesaikan P4lestina kita harus memperjuangkan penerapan syariat Islam dalam sebuah negara. Masalah P4lestina membutuhkan solusi secara politis, yaitu harus ada institusi negara yang mampu menggalang kekuatan militer untuk berjihad. 


Tentu kita memahami saat ini Isra*l adalah negara kuat yang didukung penuh oleh negara adidaya Amerika sehingga jelas mampu mengimbangi kekuatannya, membutuhkan sebuah negara yang mampu melawan penjajah Zion*s. Dengan begitu, P4lestina bisa merdeka. 


Oleh karena itu, harus ada proses kesadaran dengan berdakwah ke tengah-tengah masyarakat, mengajak untuk memperjuangkan kembali penerapan syariat Islam dalam sebuah negara. Sejatinya, Islam hadir sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Begitu pun dengan P4lestina dengan menggalang kekuatan jihad. Maka dari itu, P4lestina bisa merdeka.


Sudah selayaknya kita memperjuangkan Islam untuk hadir menjadi aturan kehidupan. Allah Swt. telah menjanjikan kemenangan bagi umat Islam. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur'an yang artinya: “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai,” (QS. At-Taubah: 33)


Wallahualam bissawab. [Luth/MKC]