Alt Title

P4lestina dan Urgensi Persatuan Umat Islam

P4lestina dan Urgensi Persatuan Umat Islam



Nasionalisme menjadikan negeri-negeri muslim terpecah

menjadi bagian-bagian kecil dan menjadikannya acuh tak acuh dengan kondisi negeri lain

_________________________


Penulis Aryndiah

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Korban genosida di P4lestina akibat kekejaman Zion*s makin mengkhawatirkan. Menurut laporan terbaru, dalam waktu 24 jam serangan Isra*l telah menyebabkan 81 orang warga P4lestina syahid dan 422 orang lainnya terluka.


Hal ini menunjukkan jumlah peningkatan korban syahid yang telah mencapai 56.412 orang dan korban terluka sebanyak 133.054 orang sejak 7 Oktober 2023. (cncbindonesia.com, 29-06-2025)


Pengkhianatan Para Pemimpin Negeri Muslim 


Jumlah yang sangat fantastis. Namun, bukanlah suatu pencapaian yang harus dibanggakan, bahkan suatu perbuatan yang harus dikutuk oleh manusia berakal saat ini. Mengingat banyak darah orang-orang tak berdosa yang telah gugur akibat kekejaman dan kebengisan Zion*s, serta sikap diam dan ketidakpedulian para penguasa dunia saat ini.


Mereka hanya mampu mengecam, mengutuk perbuatan Zion*s tanpa berupaya mengirim bantuan militer ke P4lestina. Parahnya, sikap tersebut ditunjukkan oleh penguasa negeri-negeri muslim padahal secara letak geografis, wilayah P4lestina berdekatan dengan negeri-negeri Arab sekitarnya. Inilah bentuk pengkhianatan penguasa negeri muslim kepada warga P4lestina.


Di tengah pengkhianatan para penguasa negeri muslim, pada waktu yang sama terjadi pula agresi militer antara Iran dan Isra*l. Serangan yang dilakukan Iran telah membuat kerusakan di wilayah Tel Aviv dan menyebabkan orang-orang Isra*l bergegas pergi meninggalkan negaranya. Tentu saja kerusakan dan korban yang berjatuhan tidak sebanding dengan apa yang terjadi di P4lestina.


Namun, bak angin segar, kaum muslim dan masyarakat dunia yang membela P4lestina menganggap bahwa Iran akan membantu P4lestina padahal kenyataannya hingga saat ini, serangan yang dilakukan Iran kepada Isra*l tidak lantas menghentikan genosida di P4lestina. Bahkan di tengah penyerangan tersebut, Zion*s tetap melancarkan serangan ke P4lestina. Sungguh kebiadaban yang luar biasa. 


Sejatinya masyarakat dunia sudah marah dan muak dengan kebiadaban Zion*s. Banyak upaya dilakukan untuk terus meningkatkan kesadaran umat akan genosida yang terjadi di P4lestina. Seperti, berdonasi, memboikot produk yang berafiliasi dengan Zion*s, menyuarakan kebiadaban dan kebrutalannya di media sosial, para aktivis dunia yang berlayar ke P4lestina untuk misi kemanusiaan, dan yang terbaru gerakan “Global March to Gaza”, tetapi upaya tersebut tidak cukup menghentikan kebiadaban Zion*s. Sungguh umat ingin sekali membebaskan Palestina, namun apa daya, umat belum punya kekuatan sebanding yang mampu mengalahkan kebrutalan Zion*s dan sekutunya.


Two State Solutions Bukan Solusi Membebaskan P4lestina


Di tengah kemarahan masyarakat dunia terhadap genosida yang terjadi di P4lestina, para penguasa dunia justru mencoba menawarkan solusi bodoh dan absurd untuk mengatasi persoalan P4lestina, yakni dengan two-state solutions padahal solusi tersebut sudah lama ditawarkan dan dibahas di forum-forum internasional.


Namun, genosida di P4lestina terus terjadi hingga saat ini. Sejatinya mereka hanya membuang-buang waktu dengan mendiskusikan solusi tersebut di forum internasional karena forum internasional pun terbukti tidak akan pernah mampu memberikan solusi hakiki bagi persoalan P4lestina. Dengan demikian, apa yang mereka tawarkan hanya menambah penderitaan dan rasa sakit warga P4lestina akibat pengkhianatan para penguasa dunia.


Sebenarnya wajar jika solusi tersebut tidak akan mampu mengatasi persoalan P4lestina karena sampai kapan pun Amerika dan Zion*s tidak akan rela mengakui dan menerima kemerdekaan P4lestina secara penuh. Warga Palestina pun tidak akan menerima tanah mereka dirampas oleh musuh-musuh Islam karena mereka paham bahwa wilayah P4lestina adalah tanah kharajiyah, yaitu tanah yang diperoleh kaum muslim dari penaklukan dan tanah ini milik umat muslim. 


Ditambah mereka tidak akan mungkin mengkhianati perjanjian Umariyah, yaitu perjanjian yang dibuat oleh Khalifah Umar bin Khattab saat membebaskan tanah P4lestina. Berdasarkan hal ini, perjuangan warga P4lestina tidak akan pernah surut karena mereka paham telah banyak darah para syuhada yang berkorban untuk mempertahankan tanah tersebut. Jika demikian, maka pembantaian warga P4lestina akan terus terjadi.


Melihat kondisi ini, seharusnya kaum muslim sadar bahwa tidak ada satu pun negeri yang mampu menolong P4lestina, termasuk negeri muslim. Ini akibat sekat nasionalisme yang menjadi pengikat di setiap negeri-negeri muslim. Nasionalisme menjadikan negeri-negeri muslim terpecah menjadi bagian-bagian kecil dan menjadikannya acuh tak acuh dengan kondisi negeri lain, sekalipun yang tertindas adalah saudara muslim. 


Inilah yang menyebabkan para penguasa negeri muslim tidak bisa mengirimkan bantuan militer ke P4lestina dengan alasan bahwa negerinya tidak dapat ikut campur urusan negeri lain. Belum lagi adanya intervensi Amerika di setiap negeri muslim hari ini, membuat penguasa negeri muslim tidak berdaya, karena terikat hutang budi dengan negara adidaya tersebut. Parahnya, ada juga penguasa negeri muslim yang justru mendukung agenda penjajahan Amerika dan Zion*s kepada P4lestina.


Jihad dan Khil4fah Solusi Pembebasan P4lestina 


Adanya fakta-fakta di atas seharusnya membuat kaum muslim sadar bahwa untuk membebaskan P4lestina hanya dapat ditempuh dengan jihad. Namun, perlu diingat seruan jihad tidak dapat dilakukan secara individual, melainkan harus melalui satu komando seorang pemimpin kaum muslim yang satu, yaitu khalifah.


Sayangnya, saat ini kaum muslim tidak mempunyai sosok pemimpin itu, karena seorang khalifah tidak akan hadir saat dunia masih menerapkan kapitalis sekuler sebagai asas hidupnya. Khalifah hanya hadir dalam sebuah institusi yang menerapkan Islam sebagai asas kehidupan, yaitu Khil4fah Islamiah. Inilah yang harus diperjuangkan oleh kaum muslim saat ini, menghadirkan sosok seorang pemimpin dalam bingkai Khil4fah.


Islam berpandangan bahwa seorang pemimpin atau penguasa adalah pelindung bagi rakyat dan orang yang ia pimpin. Ia memiliki tanggung jawab atas keberlangsungan hidup rakyatnya, karena kelak ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Sebagaimana hadis Rasulullah saw.,


"Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud) 


"Imam adalah raa’in (gembala) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR. Bukhari)


Berdasarkan hal ini, maka menghadirkan sosok pemimpin yang mampu memberikan komando untuk melawan sekutu-sekutu Islam, sangatlah penting. Maka diperlukan kesadaran dan persatuan kaum muslim di seluruh dunia untuk terus menyuarakan urgensi mengembalikan Khil4fah Islamiah yang mengikuti metode kenabian karena hal ini telah terbukti selama 13 abad Islam memimpin peradaban, rakyat diberikan perlindungan dan dijamin keamanan jiwa dan hartanya.


Dengan demikian, solusi hakiki untuk menolong dan membebaskan P4lestina dari kebengisan Zion*s adalah dengan mewujudkan persatuan umat dalam mendukung dan bergerak bersama kelompok dakwah ideologis dalam berjuang menegakkan syariat Islam dalam bingkai Khil4fah di dalam kehidupan saat ini. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]