Alt Title

P4lestina dan Matinya Rasa Kemanusiaan

P4lestina dan Matinya Rasa Kemanusiaan



Berkebalikan dengan umat yang makin menuntut keadilan dan kemerdekaan bagi P4lestina

Para penguasa muslim justru bungkam dan malah bergandengan mesra dengan musuh Islam

_________________________


Penulis Diana

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Hingga hari ini P4lestina masih menjadi sasaran genosida penjajah Zion*s Yahudi, bahkan bayi-bayi yang baru lahir tak lepas dari kekejaman Zionis Yahudi Isra*l. Hal ini hanya karena mereka lahir sebagai muslim P4lestina.


Mereka bahkan menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh secara perlahan warga P4lestina dengan cara memblokade total dan melarang bantuan pangan masuk ke wilayah G4za, hingga warga P4lestina mati perlahan karena kelaparan. 


Kejamnya lagi, Menteri Keuangan entitas Zionis Yahudi yaitu Balzel Smottich menyatakan bahwa membiarkan warga P4lestina mati kelaparan merupakan tindakan yang adil dan bermoral.


Kementerian Kesehatan G4za juga mengatakan bahwa sejak awal GHF beroperasi sudah memakan 163 korban tewas dan sekitar 1000 warga P4lestina mengalami cedera saat berusaha mendapatkan bantuan pangan. Sungguh keji, dengan kedok kemanusiaan, mereka menjadikan pusat distribusi bantuan sebagai sarana memancing warga P4lestina, lalu menjadikannya sasaran empuk untuk dibunuh.


Tak hanya sampai di situ saja, bahkan di hari raya pun kekejaman mereka tak berkurang dan justru makin kejam. Pada hari pertama Idul Adha di tahun 2025 ini, tentara Isra*l menyerang warga P4lestina dengan serangan udara dan penembakan yang berujung menewaskan 33 warga P4lestina. Penjajah Zion*s Yahudi bukan hanya menimbulkan banyak korban jiwa, tetapi agresi militer ini menyebabkan krisis kelaparan dan membuat jalur G4za tak layak huni.


Lalu pada hari keduanya, dini hari waktu setempat, 17 warga P4lestina meninggal dunia, akibat dari serangan udara dan tembakan tentara Isra*l di wilayah selatan jalur G4za, terutama di daerah Khan Younis dan Rafah. (beritasatu.com, 07-06-2025)


Bungkamnya Pemimpin Muslim Akibat Sekat Nasionalisme

 

Dengan kondisi yang miris ini, lebih dari 1500 aktivis dari negara Afrika Utara bergerak mengadakan konvoi bertajuk Soumond yang berarti keteguhan. Lalu pada 15 Juni 2025 kemarin ada lebih dari 2.500 aktivis yang berkumpul dalam konvoi Global To March. Aksi ini sebagai bentuk solidaritas antarkemanusiaan.


Berkebalikan dengan umat yang makin menuntut keadilan dan kemerdekaan bagi P4lestina. Para penguasa muslim justru bungkam dan malah bergandengan mesra dengan musuh-musuh kaum muslim yang telah menumpahkan darah umat Islam demi mempertahankan kekuasaannya. 


Mereka melihat dengan jelas penderitaan saudara-saudara kita di P4lestina dan kejamnya para penjajah Zion*s Yahudi. Dari jeritan dan tangisan bayi-bayi yang kelaparan, anak-anak yang syahid bersimbah darah, para ibu dan lansia yang terluka, dan kehilangan keluarga tak mampu menggerakkan para penguasa muslim seolah mereka buta dan tuli.


Untuk mengalihkan perhatian dari semua itu, para penguasa muslim hanya sibuk beretorika tanpa adanya tindakan tegas dengan mengirim pasukan militernya untuk membela dan membebaskan saudara- saudara kita dari penderitaan.


Ditambah lagi dengan adanya sekat-sekat nasionalisme. Produk dari kafir Barat ini, menghalangi untuk bersikap adil pada muslim di P4lestina karena paham nasionalisme mengajarkan bahwa persoalan atau permasalahan di negara lain, seperti P4lestina hanya permasalahan negara lain yang tidak boleh dicampuri. 


Sekat nasionalisme telah mematikan hati nurani dan rasa kemanusiaan para penguasa negeri muslim sehingga mereka tak merasakan apa pun ketika melihat saudara seimannya mati bersimbah darah di depan mata padahal rasa kemanusiaan merupakan hal fitrah (sifat dasar) yang telah Allah taala berikan pada setiap manusia. 


Tak ada satu pun penguasa negeri muslim yang mencoba membebaskan P4lestina dengan kekuatan militer, meskipun umat sudah menyerukan jihad. Jihad membutuhkan persiapan militer yang besar dan bersenjata lengkap sehingga tidak mungkin terwujud tanpa adanya komando dari negara. Akan tetapi, model negara saat ini yang menganut nation state tidak mungkin menyerukan jihad. Sejatinya, membebaskan P4lestina dari cengkeraman entitas penjajah bukan hanya tentang kemanusiaan, tetapi karena dorongan akidah. 


Akan tetapi, selama sistem batil ini yaitu sekuler kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan dan berasaskan keuntungan materi semata, tidak akan pernah menyerukan jihad. Sungguh, hanya dengan tegaknya sistem pemerintahan Islam yakni Khil4fah yang mungkin menyerukan jihad fisabilillah untuk membebaskan saudara-saudara kita dari keterpurukan dan menyatukan kaum muslim seluruh dunia tanpa sekat nasionalisme.


Satu-satunya jalan membebaskan P4lestina hanyalah jihad dan Khil4fah. Oleh karena itu, umat harus berupaya dalam menegakkannya. Tegaknya Khil4fah tidak mungkin akan terjadi jika umat masih hidup dalam kungkungan sistem batil sekuler kapitalisme seperti kondisi saat ini. 


Umat harus didakwahkan agar meninggalkan sistem sekuler yang batil ini dan menegakkan sistem Islam, yaitu Khil4fah. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]