Alt Title

Pecahnya Hubungan Netanyahu-Trump Rapuhnya Persatuan Musuh Islam

Pecahnya Hubungan Netanyahu-Trump Rapuhnya Persatuan Musuh Islam

 



Sistem sekuler-kapitalistik bermuara pada asas manfaat

Sangat wajar, jika hari ini kita jumpai keretakan hubungan antara AS-Zion*s Isra*l

__________________


Penulis Rahmatul Aini

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Polemik Timur Tengah yang tiada hentinya, skandal yang terus bergulir sampai detik ini bukan hanya saja polemik agama (Islam vs Yahudi), tetapi polemik kekuasaan untuk menguasai tanah Pal*stina.


Ada kekuatan musuh yang menaungi Zion*s Isra*l, memasok senjata, mendanai besar-besaran, mengerahkan tentara terbaik untuk dikirimkan melwan kaum muslim. Siapa lagi kalau bukan AS negara super power yang secara terang-terangan memperlihatkan keberpihakan kepada Zion*s Isra*l. 


Namun, ternyata hubungannya tidak selalu harmonis. Kekecewaan Trump pada Perdana Menteri Netanyahu membuat murka. Lebih lanjut, Trump mengatakan bahwa Netanyahu telah memanupulasinya. Kegagalan Zionis Isra*l untuk menyajikan rencana dan jadwal konkret mengenai Iran dan Houthi Yaman karena pemerintah Netanyahu telah gagal menawarkan proposal konkret mengenai Gaza. (tempo.co, 09-05-2025)


Isra*l Alat Kambing Hitam AS


Zion*s Isra*l tak lebih menjadi robot yang terus disetir di bawah kendali AS. Isra*l sadar bahwa mereka adalah alat atau jalan mulus bagi AS mencapai tujuan. Bantuan yang terus dikerahkan selama peperangan berlangsung antara Zion*s Isra*l dan Pal*stina bukan tanpa alasan. Itulah mengapa AS konsisten berpihak kepada Zion*s Isra*l di saat negara lain mengecam bahkan meminta segera peperangan dihentikan


Kerja Sama Musuh Terikat pada Kepentingan 


Tampak jelas bahwa pertemanan yang sejati ini lahir dari kepentingan masing-masing. Meski mereka bersatu untuk memerangi kaum muslim, namun tetap mengutamakan kepentingan kelompoknya. Demikianlah, gambaran rapuhnya ikatan persatuan musuh Islam keterikatan mereka hanya menstandarkan untung rugi. 


Sesuai dengan firman Allah Swt.: “Permusuhan mereka sangat hebat. Kamu mengira mereka itu bersatu, padahal hati mereka terpecah belah. Hal itu disebabkan mereka kaum yang tidak berakal.” (TQS. Al Hasyr: 15)


Sistem sekuler-kapitalistik bermuara pada asas manfaat. Sangat wajar, jika hari ini kita jumpai keretakan hubungan antara AS-Zion*s Isra*l sebab tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Hanya ada kepentingan yang abadi.


Dalam dunia perpolitikan demokrasi pun sama koalisi bisa berubah menjadi oposisi begitu juga sebaliknya. Bukti sistem sekuler-kapitalis melahirkan manusia-manusia yang ambisius terhadap harta, kekuasaan, jabatan, tamak lagi serakah. 


Kekuatan Islam 


Perbandingan yang sangat jauh antara ikatan yang dibangun oleh sistem kapitalis dengan Islam. Persatuan kaum muslim dibangun berdasarkan akidah Islam bukan asas manfaat. Seperti yang dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad saw. yang menyatukan antara kaum muhajirin dan anshar. Kala itu, para penduduk anshar menawarkan segudang kekayaan untuk penduduk muhajirin bukan karena mereka kapitalis, tetapi mereka paham memuliakan saudara mereka akan Allah Swt. ganti di surga. 


Kekuatan kaum muslim bertambah dengan persatuan di antara keduanya. Ekspansi jihad terus dilakukan dalam rangka seruan hukum-hukum Allah Swt. agar Islam membumi di penjuru negeri. Di antara mereka terus menopang dan saling menguatkan satu sama lain. Hal ini terbukti dari beberapa kisah seperti ketika terjadi perang mu’tah.


Kisah Zaid bin Haritsah yang menjadi komando peperangan lalu kemudian beliau gugur dalam pertempuran. Setelah itu digantikan dengan Ja’far bin Abi Thalib sebagai komando kedua ditengah pertempuran. Kedua tangan beliau terputus sembari memegang panji Islam dengan kedua lengannya. Lalu beliau wafat dan segera digantikan oleh komando ketiga yakni Abdullah bin Rawahah beliau memimpin pasukan dengan gagah perkasa. 


Tidakkah kita merindukan kekuatan ukhuwah Islam itu? Selama ini kita terkungkung dalam sistem kapitalis yang menstandarkan kepada ikatan manfaat. Hari ini kita masih menjumpai perpecahan antar-kaum muslim. Saling serang hanya karena beda golongan mazhab.  Begitu rapuhnya akidah kaum muslim di bawah sistem kapitalis. 


Kesatuan Umat 


Kesadaran akan kekuatan kaum muslim membutuhkan kerja jemaah dakwah ideologis. Jemaah dakwah ini membina serta membimbing umat senantiasa menapaki jalan perjuangan Rasulullah saw. agar senantiasa menjadikan akidah Islam sebagai pengikat di antara mereka. Kegemilangan Islam akan mampu terwujud apabila kesatuan kaum muslim terlaksana. Persatuan itu akan menghantarkan kepada kemuliaan Islam yang dengan itu pula Khil4fah akan tegak. 


Khil4fah Menjadi Perisai Kaum Muslim


Serangan yang menargetkan para penduduk muslim hari ini bukan hanya di Palestina, tetapi juga di Rohingya, Uighur, Xinjiang, Pakistan, Lebanon, dan negeri muslim yang lainnya sebab tidak adanya junnah (perisai) yang mampu melindungi kaum muslim. 


Ibarat anak ayam yang kehilangan induknya tiada terurus terlunta-lunta, itulah urgensi hadirnya Khil4fah di tengah-tengah umat. Menjadi perisai bagi kaum muslim di seluruh dunia, termasuk solusi hakiki bagi Pal*stina serta mampu menumbangkan, melemahkan, dan menumpaskan rezim Zion*s dan antek-anteknya. 


Khil4fah akan mampu memberikan jaminan keamanan bagi setiap warga negara tidak hanya kaum muslim, tetapi juga kafir akan diberikan jaminan dan hak yang sama. Kisah perempuan muslimah yang ketika itu dilecehkan di pasar jilbabnya tersingkap kemudian sampai terlihat sebagian auratnya. Wanita itu lantang berteriak memanggil Khalifah Al Mu'tasim Billah. Kabar tersebut sampai terdengar ke telinga khalifah kemudian sang pemimpin mengerahkan pasukannya menuju Ammuriyah. 


Sepenggal kisah seorang Yahudi mengadukan perihal tanahnya yang akan dijadikan sebagai masjid. Respons Umar bin Khatab ketika beliau menjadi khalifah sangat marah. Beliau kemudian memberikan tulang yang sudah tercoret oleh sebilah pedang untuk dikirimkan kepada Amr Ibn Ash Gubernur Mesir.


Hal itu menunjukkan bahwa sang gubernur sedang mendapat teguran keras dari khalifah bahkan tidak enggan untuk membunuh jika tidak berlaku adil. Inilah gambaran keadilan dalam sistem Islam yang tidak memandang ras, suku, dan agama. Wallahualam bissawab.[Dara/MKC]