Hubungan Netanyahu & Trump Putus: Bukti Rapuhnya Persatuan Musuh Islam
OpiniHubungan atau persahabatan yang dilandaskan dengan asas manfaat saja
Allah sudah pastikan itu lemah
_________________________
Penulis Rismawati Aisyacheng
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Negara Amerika Serikat dan Isra*l seperti yang kita tahu bahwa mereka adalah negara yang punya kerja sama yang baik sehingga mereka memiliki hubungan sangat baik pula. Dua negara ini seperti best friend yang sangat sulit dipisahkan. Bukan lagi rahasia bahwa mereka bahkan bekerja sama yang kuat dalam memerangi negara Pal*stina di wilayah bagian Gaz* dan sekitarnya.
Walaupun begitu, persahabatan mereka bukanlah persahabatan dua wanita yang salihah atau dua lelaki saleh yang saling membantu satu sama lainnya semata-mata lillah karena Allah, melainkan persahabatan mereka ada hanya semata-mata karena kepentingan masing-masing pihak. Alhasil, kala apa yang telah ingin dicapai telah digapai atau malah tak tercapai, maka putuslah persahabatan itu karena merasa tak mendapatkan keuntungan lagi dalam sebuah hubungan tersebut.
Oleh karena itu, hari ini tampaklah nyata di hadapan kita berita tentang dua negara itu yang akhirnya mengakhiri hubungan karena apa yang ingin masing-masing gapai tak tercapai, maka mengakhiri hubungan atau persahabatan adalah jalan akhirnya dari para pemikir kepentingan semata.
Sebagaimana yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memilih untuk memutuskan hubungan langsung dengan Benjamin Netanyahu selaku Perdana Menteri Isra*l, yang mana berita ini dilaporkan pada Kamis dilansir oleh Anadolu.
Seorang koresponden radio Angkatan Darat Isra*l bernama Yanir Cozin membuat unggahan di akun X miliknya yang mengatakan bahwa Donald Trump telah membuat keputusan tersebut (memutuskan hubungan pada Netanyahu). Kata Cozin bahwa para pejabat yang dekat dengan Trump memberi tahu pada Ron Dermer selaku Menteri Urusan Strategis Isra*l bahwa presiden AS (Donald Trump) memutuskan hubungan karena ia yakin Benjamin Netanyahu telah memanipulasinya. Seorang pejabat di Isra*l mengungkapkan bahwa orang yang berada di sekitar Presiden AS mengatakan kepadanya kalau saat ini Netanyahu itu sedang memanipulasinya.
Selain itu, Cozin menunjuk kegagalan pemerintah Isra*l untuk menyajikan rencana dan jadwal yang konkret terkait orang dan Houthi Yaman menjadi salah satu alasan memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dengan Zion*s Isra*l. Bukan hanya itu, Cozin juga menyoroti tentang Netanyahu yang ternyata di kabarkan telah gagal menawarkan proposal konkret mengenai Gaz* yang akhirnya membuat hubungannya dengan tetangga negeri menjadi terpecah bela. (Tempo.co, 09-05-25)
Rapuhnya Ikatan Orang Kafir
Dari apa yang diberitakan akhiri-akhir ini bahwa Presiden AS Donald Trump memilih memutus hubungan dengan Perdana Menteri Zion*s Benjamin Netanyahu karena menganggap Netanyahu memanipulasinya. Misalnya dalam hal kegagalan Zion*s menyajikan rencana dan jadwal konkret mengenai Iran dan Houthi Yaman. Juga karena pemerintah Netanyahu telah gagal menawarkan proposal konkret mengenai Gaz*.
Demikian gambaran lemahnya persatuan musuh-musuh Islam yang mana hubungan mereka ada hanya karena adanya asas manfaat semata sehingga mereka tetap terikat pada kepentingan masing-masing pihak. Oleh karena itu, walau mereka bersatu dalam memusuhi Islam dan kaum muslim, pada akhirnya mereka tetap mengutamakan kepentingan kelompoknya masing-masing.
Hubungan atau persahabatan yang dilandaskan dengan asas manfaat saja, Allah sudah pastikan itu lemah bahkan tidak punya fondasi yang kokoh untuk bertahan lama. Sekalipun mereka tampak manis saling bergandengan tangan, tetapi di hati mereka tetap ada rencana masing-masing pihak yang pada akhirnya membawa mereka pada perpecahan satu sama lainnya.
Sebagaimana telah Allah gambarkan tentang mereka dalam surah Al-Hasyr ayat 14 bahwa persatuan mereka itu rapuh.
Allah Subhanahu wa taala berfirman:
لَا يُقَا تِلُوْنَكُمْ جَمِيْعًا اِلَّا فِيْ قُرًى مُّحَصَّنَةٍ اَوْ مِنْ وَّرَآءِ جُدُرٍ ۗ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌ ۗ تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعًا وَّقُلُوْبُهُمْ شَتّٰى ۗ ذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُوْنَ
"Mereka itu tidak akan memerangi kamu secara bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Mungkin kalian kira mereka itu bersatu padahal sebenarnya hati mereka terpecah belah. Yang demikian itu terjadi karena mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti." (QS. Al-Hasyr 59: 14)
Umat Islam Bersatu Atas Akidah
Oleh karena itu, umat Islam harus menyadari bahwa sejatinya kita memiliki kekuatan yang besar jika dibangun atas akidah yang sahih. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya serta umat Islam terdahulu. Bahwasanya mereka punya ikatan kuat dan hubungan yang kuat dibandingkan umat yang lainnya, tidak dapat dipisahkan asalkan berlandaskan karena Allah.
Maka dari itu, umat harus disadarkan akan modal besar yang mereka punya. Meyakinkan mereka bahwa kekuatan cinta dan hubungan mereka karena Allah Swt. terhadap umat IsIam yang lainnya itu adalah kekuatan besar yang akan mampu menghancurkan musuh-musuh Islam.
Namun, untuk menyadarkan umat akan hal itu, umat butuh jemaah dakwah Islam ideologis yang menjadikan akidah Islam sebagai pengikatnya. Jemaah dakwah ini akan membimbing umat untuk menapaki jalan perjuangan yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw..
Dengan begitu, persatuan umat akan menghantarkan tegaknya kepemimpinan Islam, yang dengannya akan tegaknya Daulah Islam. Daulah akan memimpin dunia, menjadi negara adidaya yang akan meninggikan kalimat Allah dan menjadi pelindung umat Islam semuanya serta akan mampu mengalahkan AS dan kroninya termasuk membebaskan Pal*stina dengan jihad karena Allah semata.
Hubungan seluruh umat Islam dengan negara Pal*stina bukan sekadar karena perasaan kemanusiaan semata, melainkan karena ada rasa cinta terhadap tanah suci di Al-Aqsa serta ada rasa cinta terhadap kaum muslimin di Pal&stina, cinta yang hadir karena Allah semata bukan yang lainnya. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]