Alt Title

Pupus Harapan Pendidikan Layak untuk Anak-Anak di Gaza Saat Perang

Pupus Harapan Pendidikan Layak untuk Anak-Anak di Gaza Saat Perang

 


Mirisnya dunia dan lembaga internasional seolah-olah diam seribu bahasa

serta menutup mata atas apa yang terjadi

________________________


Penulis Siti Sopianti

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Rasanya sudah menjadi berita nasional bahkan mendunia penderitaan rakyat Palestina ini terjadi. Namun, saat ini belum benar-benar menemui titik terang. 


Bahkan, gempuran tersebut kini merambah mengguncang dunia pendidikan. Akibat gempuran laknatullah Zionis Israel tersebut, lagi-lagi terjadi korban jiwa 8 orang tewas di dalamnya terdapat  anak-anak. 


Badan Pertahanan Sipil Gaza mengungkapkan korban gempuran tersebut ada dua orang anak-anak. Berita sejalan juga dilansir AFP, juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal mengonfirmasi delapan orang, termasuk dua anak-anak dan dua wanita meninggal  akibat penembakan Israel di Sekolah Halwa di Kota Jabalia, Gaza utara. (cnnindonesia.com, 11-01-2025)


Di tengah peperangan jalur Gaza yang masih semrawut oleh serangan Yahudi Israel laknatullah, para guru dan tenaga pengajar di  Palestina memanfaatkan lahan tersisa untuk menciptakan ruang belajar seperti layaknya kelas di sekolah-sekolah. Ruang belajar darurat dibuat di kamp-kamp pengungsian yang sangat tidak layak untuk belajar. 


Mereka penuh sesak dan jauh dari kata layak. Infrastruktur pendidikan telah hancur. Setidaknya 352 gedung sekolah di Jalur Gaza telah runtuh, hancur dan tidak bisa digunakan untuk kegiatan menuntut ilmu. Bangunan pun kini beralih fungsi. Gedung yang tersisa diubah menjadi tempat pengungsian bagi para korban perang.


Adanya penyerangan terhadap sekolah membuat anak-anak Gaza terpaksa untuk belajar di bawah tenda-tenda, dengan diiringi fenomena konflik yang berkepanjangan. Tak bisa dibayangkan, betapa beratnya kehidupan mereka sehari-hari. Belum lagi kondisi kelaparan yang mereka alami. (www.antaranews.com, 10-01-2025)


Perang sungguh telah merenggut kesempatan anak-anak Gaza memperoleh haknya dalam dunia pendidikan. Mereka kehilangan kesempatan untuk menuntut ilmu, menghafal Al-Qur'an dengan nyaman. Padahal hal tersebut merupakan modal untuk membangun peradaban. 


Mirisnya dunia dan lembaga internasional seolah-olah diam seribu bahasa, serta menutup mata atas apa yang terjadi. Begitu pun negeri-negeri kaum muslim yang ada di sekitarnya, mereka tidak peduli terhadap nasib Palestina. Meskipun mereka mengetahui jumlah korban dan kerusakan sarana pendidikan, dunia abai terhadap masa depan peradaban Palestina dan Islam. 


Semua itu terjadi karena sistem kapitalis sekuler bercokol di dunia. Sistem ini sangat khas dengan ideologinya yang sekuler yakni memisahkan agama dari kehidupan. Mereka dengan sengitnya mengejar kepuasan dunia karena standar kehidupan mereka untuk materi semata.


Dalam hal ini, negara Amerikalah yang berperan penting mengendalikan dunia. Mereka mengincar negeri-negeri yang berpotensi untuk dijajah seperti Palestina sehingga memengaruhi kebijakan para penguasa, termasuk di negeri-negeri Islam. Alhasil, negeri-negeri Islam pun terpengaruh, walaupun mereka sesama muslim sehingga enggan untuk mengulurkan bantuan militer. 


Belum lagi kerja sama yang dilakukan Amerika dengan Zionis Yahudi yang dengan bengisnya menindas warga sipil Palestina tak memandang itu wanita, anak-anak mereka perlakukan sama. Doktrin nasionalisme dan kebangsaan juga membuat semua para petinggi negeri menutup mata. 


Sudah jelas solusinya, jika kita berkaca pada aturan Islam. Masa depan anak-anak Palestina itu hanya akan terselamatkan jika bisa mengalahkan Zionis Yahudi. Untuk itu, dibutuhkan adanya jihad dan tegaknya hukum Islam. Umat wajib berjuang menyeru penguasa negeri muslim untuk mengirimkan tentara untuk berjihad membebaskan Palestina.


Bebasnya Palestina juga membutuhkan tegaknya syariat Islam yang akan menjaga umat dari musuh-musuh Allah sehingga umat senantiasa dilindungi jiwanya. Dengan begitu umat Islam diriayah oleh seorang pemimpin atau khalifah yang betul-betul mengurusi urusan ummat sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah saw.. 


Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya seorang imam itu perisai. Dia akan dijadikan perisai yang orang akan berperang di belakangnya dan digunakan sebagai tameng." Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah Azza Wa Jalla dan adil, ia akan mendapatkan pahala. Tetapi jika ia memerintahkan yang lain, Ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya." (HR. Bukhari dan Muslim)


Bukan hanya soal keamanan jiwa, sistem Islam juga akan menjamin pendidikan berkualitas dan gratis bagi para generasi Islam sehingga akan lahir generasi berkepribadian Islam dengan kiprah mereka peradaban Islam akan terus terjaga kemuliaannya.


Penjajahan di Palestina harus benar dimusnahkan dengan cara yang mengakar untuk memberantas semua itu adalah dengan bersatunya kaum muslim. Menegakkan syariat Allah Swt. di muka bumi ini sehingga tindakan semena-mena Zionis Israel bisa dilawan bersama oleh tentara di negeri-negeri kaum muslim.


Dengan begitu, Palestina bisa terbebas dari peperangan dan semua umat bersatu dalam naungan aturan Islam sebagaimana yang Allah  Swt. perintahkan. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]