Alt Title

Study Tour Membawa Petaka, Salah Siapa?

Study Tour Membawa Petaka, Salah Siapa?

 


Akibat dari keterbatasan modal membuat pemilik dari sarana transportasi tidak memenuhi persyaratan agar kendaraan mereka layak jalan

Bahkan, kondisi dari jalan memberikan pengaruh besar terhadap keselamatan perjalanan

__________________


Penulis Widdiya Permata Sari

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Komunitas Muslimah Perindu Syurga


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Datang akan pergi

Lewat 'kan berlalu

Ada 'kan tiada bertemu akan berpisah

Awal 'kan berakhir

Terbit 'kan tenggelam

Pasang akan surut bertemu akan berpisah

Hey, sampai jumpa di lain hari

Untuk kita bertemu lagi

Kurelakan dirimu pergi

Meskipun ku tak siap untuk merindu

Ku tak siap tanpa dirimu

Kuharap terbaik untukmu


Mungkin perpisahan tahun ini yang dirasakan oleh SMK bukanlah kebahagian tetapi kesedihan yang mereka rasakan. Bagaimana tidak, saat perpisahan yang seharusnya di hadiri oleh seluruh siswa dengan suka cita tapi hal yang terjadi mereka harus ditinggalkan selamanya oleh sebagian teman mereka. 


Pada hari sabtu, direktorat jenderal perhubungan darat, Kementerian Perhubungan (kemenhub) mengucapkan rasa prihatin dan berdukacita atas terjadinya kecelakaan Bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat


Aznal selaku Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat menyatakan bahwa bus bernomor polisi AD 7524 OG yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana mengalami rem blong. Yang lebih parah lagi Aznal menyatakan bahwa bus tersebut tidak memiliki izin angkutan. Sehingga, dalam aplikasi mitra darat menyatakan status lulus uji berkala bus tersebut sudah mengalami kadaluwarsa sejak 6 desember 2023 (ekonomi.republika.co.id, 12/5/2024) 


Masalah dari keselamatan transportasi darat di Negeri ini sangat memilukan. Ketika hilangnya nyawa manusia secara sia-sia maupun harta yang berulang tidak membuat pelayanan transportasi di Negeri ini makin membaik. Seperti halnya saat ini, kasus dari kecelakaan bus trans putera fajar, kecelakaan tersebut terjadi akibat dari luputnya pengawasan. 


Meski, kenyataannya Negara telah memberikan himbuan kepada seluruh perusahaan otobus agar memeriksa kondisi armada secara berkala. Yang terpenting menyuruh agar selalu melakukan pendaftaran izin angkutan serta selalu rutin melakukan uji kendaraan. 


Namun nyatanya, himbuan saja tidak cukup karena masih ada faktor lain yang berpengaruh dan saling terkait dalam penyediaan transportasi tetap aman. Salah satunya adanya kemahalan dalam sarana transportasi. Seingga, berdampak konsumen memilih harga yang murah dan mereka abai terhadap keselamatan. 


Akibat dari keterbatasan modal membuat pemilik dari sarana transportasi tidak memenuhi persyaratan agar kendaraan mereka layak jalan. Bahkan, kondisi dari jalan memberikan pengaruh besar terhadap keselamatan perjalanan. Semua itu jelas berkaitan dengan sistem Negara yang tidak berjalan dengan baik. 


Negara abai terhadap kontrol kelayakan suatu moda transportasi. Inilah buah hasil dari Negara yang diatur oleh sistem kapitalisme. Di mana, Negara bukan melayani rakyat, tetapi mereka abai terhadap rakyatnya. Karena, asas yang mereka pegang adalah materi, di mana untung rugi menjadi prinsip dalam kebijakannya. 


Akhirnya, berdampak besar terhadap pelayanan masyarakat yang penuh perhitungan. Dalam sistem kapitalisme penguasa, terbukti telah gagal dalam menjamin keselamatan rakyatnya khususnya dalam berkendara. 


Sangat berbeda dengan para penguasa yang menerapkan sistem Islam yang sesuai dengan Al-Quran, mereka meiliki visi yang disebut juga ri'ayah atau pengurus, yang telah terbukti mampu dalam mengupayakan transportasi terbaik untuk masyarakatnya. 


Ketika sistem Islam dipakai, sarana prasarana transportasi begitu maju dengan adanya teknologi terbaru pada masanya. Seperti transportasi darat, laut, hingga udara. Ketika menggunakan sistem Islam banyak sekali perbaikan. Di darat, memperbaiki secara teratur agar memudahkan dalam menempuh perjalanan. Sejak 950 M, jalan-jalan yang ada di Cordoba, sudah diperkeras. Tidak hanya itu jalan-jalan tersebut secara teratur sudah dibersihkan dari kotoran serta di malam harinya diterangi oleh lampu-lampu minyak. 


Di laut, mengembangkannya dengan cara membuat kapal dengan berbagai tipe kapal mulai dari perahu cadik kecil hingga kapal dagang yang berkapasitas di atas 1.000 ton hingga kapal perang untuk 1.500 orang. 


Sementara, di udara seorang ilmuan muslim membuat sebuah trobosan yang belum pernah ada. Beliau bernama Abbas Ibnu Firnas yang berasal dari Negara Spanyol yang melakukan serangkain percobaan untuk terbang yang lebih awal seribu tahun dari Wright bersaudara. Seorang sejarawan Phillip K. Hitti menulis dalam bukunya yang berjudul History Of The Arabs yang menuliskan tentang percobaan upaya ilmiah untuk terbang, sehingga dari percobaan beliau inovasi sebuah pesawat dimulai. 


Dalam sistem Islam diwajibkan untuk menyediakan transportasi yang murah dan memudahkan masyarakat agar keamanan berkendara terjaga. Wallahuallam Bissawab. [Dara]