Peran Muslimah Bela Palestina Mewujudkan Persatuan Hakiki
Opini
Genosida Gaza hanya bisa berhenti dengan jihad ofensif di bawah perintah Khalifah sebagai pemimpin umat dalam sistem Islam
Agar umat memahaminya, haruslah dengan mengubah pola pikir umat yang saat ini dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran di luar Islam
_________________________
Penulis Shinta Mardiyah
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Dzulhijjah dikenal sebagai bulan besar umat Islam. Salah satu bulan haram (suci) bulan mulia karena di bulan ini diharamkan peperangan ini. Pada bulan ini kita ketahui ada peristiwa besar yaitu ibadah haji di Makkah Al-Mukarromah. Umat Islam dari berbagai negara berkumpul di satu tempat yang sama. Perbedaan tempat tinggal, bahasa, warna kulit, status sosial, dan lainnya mereka tanggalkan semua bersatu dalam kalimat tauhid. Suasana seperti ini benar-benar dirindukan oleh umat Islam dimanapun dan berharap terus-menerus bersatu dalam kalimat tauhid. Namun kenyataannya jauh sekali dari harapan.
Nyatanya umat Islam masih susah untuk bersatu. Utusan Palestina di PBB menyebut Gaza akan menghantui dunia lama setelah genosida yang dilakukan Israel berakhir. Maka dari itu Palestina mendesak genosida diakhiri sekarang juga. (cnnindonesia.com, 24/05/24)
Apa yang terjadi pada Palestina sampai detik ini menggambarkan sulitnya umat ini untuk bersatu. Selain itu, musibah besar bagi umat Islam adalah keberadaan penguasa muslim terutama pemimpin Arab dan Turki yang menghalangi penyelesaian krisis Gaza. Meraka tidak hanya berdiam diri tapi menghalangi setiap upaya penyelesaiannya. Mereka menutupinya dengan mengirimkan bantuan logistik, tetapi di sisi lain mereka meminta PBB menyelesaikan persoalan ini. Padahal mereka tahu hal itu tidak akan terjadi. Buktinya sampai sekarang apa peran PBB untuk menyelesaikan krisis Gaza?
Yang lebih sedih, penguasa Mesir menutup rapat-rapat perbatasan dan meninggikan tembok penghalang dengan Gaza agar rakyat Mesir tidak bisa melihat dan memberikan pertolongan. Bahkan penguasa Arab memfasilitasi pasukan dan persenjataan yang akan digunakan untuk membantu militer zionis. Para penguasa Arab terus menerus melakukan perdagangan dengan Zionis yang menguntungkan eksistensi mereka termasuk minyak bumi yang digunakan untuk tindakan genosida.
Bahkan sebagian penguasa Arab seperti Saudi dan Mesir yang memenjarakan rakyat sipil yang menyuarakan pembelaan Palestina dan mengkritik kejahatan Yahudi zionis. Pemimpin seperti inilah yang terang-terangan sudah mengkhianati ummat Islam.
Oleh karena itu, Krisis Gaza ini tidak akan selesai selama penguasa negeri-negeri Islam khususnya pemimpin Arab, Turki dan negeri Arab lainnya masih menjadi kaki tangan Barat. Krisis Gaza ini hanya bisa diselesaikan dengan cara Islam yakni mengirimkan pasukan Islam untuk jihad fii sabilillah di bawah sistem Islam.
Sebagai muslimah yang merupakan bagian dari masyarakat, kita tidak boleh memisahkan diri dari kehidupan masyarakat. Perempuan memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan kebebasan Palestina dan negeri muslim lainnya yang terjajah. Di tangannyalah terbentuk generasi harapan dan masa depan ummat Islam. Upaya yang harus muslimah lakukan adalah mengikuti bagaimana perjuangan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dalam mengubah masyarakat memberikan setiap solusi dari permasalahan hidup dengan hukum syarak.
Genosida Gaza hanya bisa berhenti dengan jihad ofensif di bawah perintah Khalifah sebagai pemimpin umat dalam sistem Islam. Agar umat memahaminya, haruslah dengan mengubah pola pikir umat yang saat ini dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran di luar Islam.
Solusi Gaza bukan dengan gencatan senjata sementara, kita harus mewujudkan gencatan senjata selamanya di bawah sistem Islam. Peran muslimah sebagai bagian dari umat secara keseluruhan untuk bergerak di tengah umat mewujudkan persatuan hakiki dalam naungan sistem Islam.
Kita sebagai perempuan punya andil besar dalam memperbaiki kondisi ini, yakni di mana pun kita berada kita menyuarakan penyelesaian Palestina. Palestina bisa selesai permasalahannya ketika ada naungan penerapan hukum Islam yang kafah. Mari kita kokohkan pemahaman kita dan umat ini dengan menjadikan Islam sebagai panduan. Wallahualam bissawab. [GSM]