76 Tahun Nakbah Palestina
Puisi
76 tahun sudah peristiwa itu belum berlalu
Bangsa yang mulia ketika tanpa perisai mudah diusir dan dihinakan hidupnya
______________________________
Penulis Hanif Kristianto
Sastrawan Politik dan Analis Politik-Media
KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Semenjak pengusiran paksa warga Palestina dari tanah sucinya
Semenjak Khilafah Islamiyah telah runtuh dan tiada lagi penjaganya
Tak ragu-ragu bangsa penjajah yang mendapat sokongan dari negara penjajah
Mengusir, membunuh, dan merampas paksa demi negara imajiner dipikirkan khayalinya
Setiap 15 Mei menjadi momentum bencana besar
Bagi sebuah bangsa yang dihuni anak cucu nabi utusan-Nya
Bagi sebuah wilayah yang berada di punjer pusat dunia
Bagi sebuah tempat yang diberkati namun terkotori oleh pendosa yang menjadi predator kakap biadab
76 tahun sudah peristiwa itu belum berlalu
Bangsa yang mulia ketika tanpa perisai mudah diusir dan dihinakan hidupnya
Bangsa yang suci ketika tiada junnah tanah dan gedung dihancurleburkan rata tak bersisa
Bangsa yang bersih ketika tanpa tameng dijadikan kelaparan dan mayatnya bergelimang di reruntuhan dan jalanan
76 tahun sudah Palestina merana
Jutaan umat Islam di seluruh dunia masih tertahan oleh tembok imajiner negara bangsa
Baru bisa melangitkan doa dan bantuan semampunya
Kaki dan tangan pasukan infanteri masih berat terhambat oleh komando yang tak bersuara maju ke medan laga
Nakbah ulah entitas kecil bangsa bedebah
Sifatnya tengil semuanya ingin dilibas dan tak lagi hidup di dunia
Karakternya bebal semua seruan tak mempan dibaca seksama
Pikirannya kacau dan halu merasa tenang dilindungi bangsa penyerang
Nakbah menjadi noktah merah darah
Jutaan telah kembali ke taman surga
Jutaan anak harus balik ke asal mainannya di jannah
Dan si mama berbahagia tiada kira mengantarkan keturunannya menjemput tiket syahid bidadari
Negara-negara dunia mengusulkan Palestina menjadi anggota persatuan bangsa-bangsa
Pemilik veto menggunakan untuk menolaknya
Ada yang abstain seolah netral cuci tangan bersihnya
Sebenarnya ini bukan solusi untuk menaikkan derajat dan martabatnya
76 tahun itulah penjajahan dan penyaplokan
Bencana yang kasat mata namun jadi ladang warga Palestina
Hidup dalam keterbatasan akhirnya hanya pada Allah menggantungkan harapan
Di kala berharap pada manusia yang berkuasa sekaligus tetangga negara yang kadang bikin kecewa
Maukah mengakhiri bencana besar bagi Palestina selain sokongan bantuan material dan finansial?
Maukah menghapus air mata kesedihan selain hadiah bingkisan bantuan makanan?
Maukah menjadi teman setia selain berucap dalam doa-doa?
Maukah menjadi pelindung dan pelayanan sesama manusia dan saudara seakidah?
Solusi Palestina bukanlah dua negara bangsa berdampingan
Lah nyatanya entitas penjajah itu hadir memaksakan kehendak dan merampas tanah
Solusi hakiki itu ada di dekat pelupuk mata untuk mewujudkan kembali institusi pemersatu umat sedunia
Dengan gagah khalifah yang agung akan mengirimkan tentara terbaik dan itulah sebaik-baiknya pembebas Palestina [SJ]
#puisi #puisihanifk #freepalestine #palestine #sastra #sastraindonesia