Istikamah Itu Berat Tetapi Nikmat
Nafsiyah
Istikamah itu berat tetapi nikmat karena surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai sebagai balasan
Sob, tetaplah berproses dalam keistikamahan dan ketaatan. Semoga Allah berikan keridaan
_____________________
Penulis Fatmah Nuryamah
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, NAFSIYAH - Istiqomah, satu kata yang ringan terdengar tetapi sangat sulit untuk dilaksanakan. Memang begitulah fitrahnya jika untuk sebuah kebaikan memang tak ada kata berat kalau menjalankannya dengan penuh keikhlasan. Ikhlas saat hanya Allah yang jadi tujuan. Bukan lagi menyandarkan pada keridaan manusia semata yang akhirnya menimbulkan kecewa. Manusia tak pernah sempurna sedangkan Allah sebaliknya, Maha Segalanya.
"Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan hak. Maka, sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya." (TQS. Az-Zumar: 2)
Dalam hal ini Rasullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Dia hanya melihat hati dan amalmu." (HR Muslim)
Setiap manusia pasti melewati masa-masa di mana mereka akan berada pada fase yang tak mengenakkan. Ketika fakta tak sesuai harapan. Kalau kata anak zaman now adalah gabut, jenuh, sepi dalam kehampaan. Itulah hidup, tidak semuanya berjalan mulus. Namun semua harus dilalui dengan berbagai macam ujian.
“Apakah kalian mengira untuk masuk ke dalam surga sementara belum datang kepada kalian seperti yang menimpa orang-orang sebelum kalian? Mereka ditimpa kesulitan dan kesusahan, bahkan digoncang dengan berbagai macam ujian. Sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman berkata: ‘Kapan datangnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala?’ Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (TQS. Al-Baqarah: 214)
Pertanyaannya, apakah kita mampu untuk menjalankannya? Apakah kita bisa melewati semuanya? Dengan ikhlas dan sabar InsyaAllah pasti akan diringankan oleh Allah apa yang sudah kita usahakan. Memang tidak mudah, ya, Sob. Terkadang ujian dan cobaan itu datangnya bukan dari orang lain tetapi dari diri kita sendiri.
Keraguan sering kali datang menghinggapi. Ya Allah, ya Rabb begitu berat ujian ini? Sanggupkah kita menghadapi semua problematika yang terjadi? Nurani dan ucapan terkadang tak berjalan seirama. Sedangkan dalam hati membisikkan kalau kita sebenarnya mampu dan bisa menghadapinya.
Segala puji hanya bagi Allah. Seiring berjalannya waktu, Allah memberi kemudahan yang kita harapkan. Selalu ada jalan saat ada niat untuk berbenah. Sungguh, perubahan itu memang dimulai dari dalam diri sendiri. Sampai pada saatnya aku menemukannya. Ya, kumenemukan mereka, membersamai orang-orang pilihan-Nya. Itulah kebahagiaan yang aku rasakan pada saat itu. Saat di mana aku mencari perubahan kemudian dipertemukan jalan kemuliaan sebagai pengemban dakwah.
Di awal menjalaninya memang berat tetapi seiring berjalannya waktu aku merasakan nikmat yang luar biasa. Istikamah itu berat tetapi nikmat karena surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai sebagai balasan. Sob, tetaplah berproses dalam keistikamahan dan ketaatan. Semoga Allah berikan keridaan. Aamiin. Wallahualam bissawab. [Dara]