Alt Title

Kemenangan Itu Dekat

Kemenangan Itu Dekat

Sungguh kemenangan itu sangat dekat

Akan bertambah dekat jika sekat-sekat yang ada dihilangkan. Nasionstate, ide ini hanya menambah lambatnya pertolongan bagi kaum muslim Palestina saat ini

________________________________


Penulis Tri Silvia

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pemerhati Masyarakat




KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Lebih dari satu bulan lamanya, Palestina mengalami peperangan yang dahsyat. Kerusakannya bahkan lebih besar dibanding kerusakan yang timbul dari beberapa perang sebelumnya jika itu semua dijumlahkan. Israel tak lagi malu-malu untuk mengumumkan kebiadaban mereka. Sungguh, dunia hari ini menyaksikan bahwa mereka bukan lagi menargetkan para pejuang, melainkan warga sipil.


Lebih dari tiga belas ribu orang telah kehilangan nyawa. Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) mencatat bahwa dari serangan kali pertama hingga hari ke-44 (19/11/2023), telah ada 13.216 orang Palestina yang tewas. 13.000 korban berasal dari Jalur Gaza, dan 216 lainnya dari Tepi Barat. Adapun orang-orang yang terluka dan tertimpa bangunan, sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. (databoks[dot]katadata[dot]co[dot]id, 20/11/2023) 


Faktanya, bukan hanya warga sipil yang menjadi sasaran dalam agresi yang dilancarkan oleh Israel ini. Melainkan tenaga medis dan wartawan. Sejumlah 200 tenaga medis dan 51 orang jurnalis yang telah gugur di sana (liputan6[dot]com, 16/11/2023). Miris, mengingat mereka termasuk orang-orang yang wajib dilindungi dalam kondisi peperangan. Hal tersebut diatur secara langsung dalam Konvensi Jenewa dan Hukum Humaniter Internasional.


Bermuka tembok. Selain membunuh warga sipil yang tidak berdosa, mereka menyasar berbagai fasilitas publik. Seperti tempat ibadah, lembaga pendidikan, kesehatan dan basecamp para wartawan selama peperangan. Tercatat pada Rabu (15/11), ada 95 gedung pemerintahan, 255 sekolah, 3 gereja, 75 masjid hancur total dan 162 lainnya rusak sebagian. Selain itu mereka telah menargetkan 52 pusat kesehatan dan 55 ambulan, 25 rumah sakit lainnya justru harus berhenti beroperasi sebab kehabisan daya layanan. (Liputan6[dot]com, 16/11/2023)


Kekejaman Zionis ini pun kembali dipertontonkan saat mereka menembakkan rudalnya ke arah Rumah Sakit Al-Ahli Baptis yang mengakibatkan gugurnya 500 orang di dalamnya secara acak. Yang terbaru ada Rumah Sakit As-Syifa, Komplek Rumah Sakit An-Nashr, dan Rumah Sakit Indonesia yang mengalami serangan brutal (baik secara udara maupun darat) para tentara zionis laknatullah alaihi. Mereka beralasan bahwa pasukan Hamas membuat tempat berkumpul dan terowongan bawah tanah tepat di bawah rumah-rumah sakit tersebut. Tak hanya rumah sakit, mereka telah meluluhlantakkan sekolah-sekolah, tempat pengungsian, toko roti, juga penampungan air.


Menjadi lebih gila ketika mereka kemudian mematikan akses listrik, air dan internet di Gaza. Sepertinya mereka tidak puas melihat warga sipil hancur terkena rudal-rudal tempur mereka, melainkan juga ingin melihat warga-warga sipil ini mati karena kelaparan, kehausan dan tidak tersedianya pelayanan kesehatan. Sungguh apa yang terjadi selama 48 hari ini (minus waktu gencatan senjata), sudah tidak layak disebut sebagai konflik atau peperangan. Melainkan Genosida atau pemusnahan massal.


Berbagai kebohongan yang Israel lakukan guna memuluskan aksinya membunuh lebih banyak lagi nyawa di Gaza Palestina. Mulai dari menstigmatisasi negatif para pejuang Hamas hingga tentang korban-korban pembunuhan yang dilakukan oleh para pejuang Hamas. Mereka berbohong tentang adanya markas Hamas dan terowongan-terowongannya yang dibangun di bawah Rumah Sakit As-Syifa ataupun Rumah Sakit Indonesia. Begitupun tentang rudal yang jatuh di Rumah Sakit Al-Ahli Baptis yang katanya adalah rudal Hamas yang gagal meluncur.


Adapun tentang klaim bahwa terdapat markas Hamas dan terowongannya di bawah Rumah Sakit Indonesia. Hal tersebut sudah dibantah secara tegas dan lugas oleh MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) dalam konferensi pers bertajuk "Klarifikasi Tuduhan Israel terhadap RS Indonesia", yang diselenggarakan pada Senin (6/11/2023), bertempat di Kantor Pusat MER-C Indonesia,  Jakarta.


Konferensi dihadiri oleh dr. Sarbini Abdul Murad (Ketua Presidium MER-C), Ir. Faried Thalib (Presidium) dan dr. Henry Hidayatullah. Ketiganya dengan tegas menolak dan membantah tuduhan-tuduhan keji yang ditujukan pada RS Indonesia di Gaza ini. Tidak hanya itu, mereka mengoreksi kesalahan-kesalahan informasi yang disampaikan oleh jubir zionis tersebut dalam menjelaskan lokasi juga sejarah berdirinya rumah sakit. Dari sini jelaslah tampak kebodohan-kebodohan yang telah mereka ciptakan. (mer-c[dot]org, 6/11/2023)


Semua kebohongan yang mereka buat akhirnya terungkap satu per satu. Berita yang diharapkan bisa menjadi senjata, justru kini berbalik menyerang mereka. Termasuk informasi yang mengungkap bahwa pelaku pembunuhan brutal pada 7 Oktober 2023 di Festival Musik Supernova, dekat Kibbutz Beeri, Israel selatan adalah tentara Israel itu sendiri. Mereka menembakkan rudalnya lewat helikopter Apache yang digunakan. Menurut pengakuannya, mereka sangat kesulitan untuk membedakan antara pasukan Hamas dan warga sipil.


Sungguh, di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Sebagaimana yang disampaikan dalam QS. Al-Insyirah ayat 4-5. Begitupun dengan musibah yang menimpa kaum muslim Palestina saat ini. Di balik kehebatan teknologi dan persenjataan Israel yang menyebabkan kehancuran total hari ini terdapat pasukan-pasukan luar biasa. Mereka tidak hanya mengandalkan taktik dan teknik perang yang sudah terasah. Melainkan ketaatan juga ketakwaan pada Allah Swt.. Mereka tidak takut mati, justru takut jika meninggalkan seruan berperang mempertahankan tanah sucinya.


Berbanding terbalik dengan pasukan Israel, mereka justru terdiri dari orang-orang yang sangat cinta pada dunia dan takut pada kematian. Mereka adalah orang-orang pengecut yang berlindung dengan topeng senjata canggih mereka.


Alhasil, kemenangan bukanlah hal yang mustahil bagi kaum muslimin. Dan semoga kemenangan akan mendatangi kaum muslimin Palestina dengan segera tanpa menguras lagi air mata dan nyawa.


Dari awal terjadinya serangan 07 Oktober 2023, Israel sejatinya sudah kalah telak. Kecanggihan teknologi mereka (katakanlah Iron Dome), telah dikalahkan oleh rudal-rudal kecil buatan Hamas. 5000 buah rudal telah diluncurkan hanya dalam waktu 20 menit, beberapa lama berselang Angkatan Pertahanan Israel (IDF) menyampaikan bahwa mereka telah menembakkan 2.200 peluru sebagai serangan balasan. Mereka sama sekali tidak menyinggung berapa banyak rudal Hamas yang berhasil dicegat oleh Iron Dome.


Banyak yang memberi stigma negatif kepada tentara Hamas, bahwa serangan mereka adalah awal dan penyebab utama terjadinya peperangan yang mengakibatkan belasan ribu jiwa melayang hingga detik ini. Namun hal tersebut adalah salah besar. Kejahatan akibat peperangan ini telah terjadi jauh-jauh hari. Jika dirunut ke belakang, hal ini dimulai sejak tahun 1948 M. Sebagai buntut dari perundingan-perundingan pasca perang dunia pertama, tepatnya perjanjian Balfour pada 1917 M. Sebagai informasi tambahan, sebelum dilakukan serangan, Hamas telah mengidentifikasi adanya rencana serangan besar yang akan dilakukan oleh militer Israel ke Gaza. Sebelum serangan tersebut dilakukan, Hamas memulainya lebih dulu dengan serangan kejutan Badai Al-Aqsa.


Serangan yang dilakukan oleh Hamas ini otomatis membuat syok seluruh pasukan militer dan warga Israel itu sendiri. Belum lagi serangan susulan pasukan Hamas lewat udara dengan paragliding, yang sangat sulit ditebak. Hamas telah berhasil membuat panik mereka semua. Kini, saat pasukan zionis Israel mengumumkan bahwa mereka akan melakukan serangan darat, pasukan Hamas pun membuat brigade berlapis untuk menghalangi mereka. Marak diberitakan bahwa Hamas telah berhasil menghancurkan tank-tank Israel. Disebutkan bahwa sudah ada dua puluh tujuh kendaraan militer Israel yang berhasil dilumpuhkan oleh pasukan Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ) dalam 48 jam terakhir (Republika[dot]id, 07/11/2023).


Hamas memiliki kekuatan besar yang sangat sulit ditaklukkan oleh militer manapun, terutama IDF. Mereka memanfaatkan pengalaman puluhan tahun dalam menghadapi serangan-serangan zionis Israel. Mereka memiliki strategi yang sangat bagus, terarah dan terasah. Keberanian mereka telah ditempa oleh penderitaan puluhan tahun akibat pendudukan yang dilakukan oleh Israel.


Selain itu, semangat jihad fisabilillah telah menjadi inti kehidupan bagi mereka. Moto 'isy kariman awmut syahidan' (hidup mulia atau mati sebagai syuhada) telah menjadi pegangan hidup mereka. Inilah yang menjadikan perlawanan mereka sangat sulit ditembus sebab, mereka bukanlah orang-orang yang takut mati. Mereka justru orang-orang yang selalu memimpikan kematian di jalan Allah. Jauh berbeda dengan pasukan sebelahnya yang takut mati dan sangat mencintai dunia.


"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabb-nya...." (QS. Al-Imran: 169)


Dunia mungkin akan menilai Israel jauh lebih kuat dan unggul (dengan segala kecanggihan teknologi serta persenjataanya) daripada Palestina. Namun, faktanya segala kehebatan tersebut akan pupus dengan sendirinya sebab, kebodohan dan kehancuran mental para penggunanya. Sungguh, Allah akan menolong siapa saja yang menolong agama-Nya. Baik secara langsung maupun tidak langsung, baik yang tampak maupun kasat mata. Dan ingatlah, masih banyak kaum muslimin yang begitu peduli dengan tanah Palestina. Mereka tak sanggup bergerak secara nyata, namun terus bergerak secara maya. Melalui banyaknya infak, tersebarnya opini di berbagai platform media sosial, serta doa yang tak pernah terputus. 


Sungguh kemenangan itu sangat dekat. Akan bertambah dekat jika sekat-sekat yang ada dihilangkan. Nasionstate, Ide ini hanya menambah lambatnya pertolongan bagi kaum muslim Palestina saat ini. Tak hanya itu, pertarungan kepentingan dan politik sangat kentara dibawah ide ini. Kepentingan kaum muslimin akan dibuang jauh-jauh demi menyelamatkan kepentingan ekonomi dan perpolitikan negerinya sendiri. Hal itulah yang menyebabkan banyaknya negeri muslim yang hanya duduk melihat dan mematung. Mereka hanya berani mengecam dan mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh zionis Israel tanpa mengirimkan bantuan berupa tentara ataupun logistik lainnya.


Kaum muslimin wajib menyingkirkan ide nasionstate tersebut dan menggantinya dengan persatuan umat dalam satu panji dan kepemimpinan, yakni sistem pemerintahan Islam. Diatur dengan satu aturan dari Sang Pencipta Alam yakni Allah Swt.. Pengaturan politik, ekonomi, keamanan, dan lainnya yang dilakukan secara terpusat akan meminimalkan resiko perbedaan dan perpecahan di antara umat Islam. Khalifah (pemimpin) akan berdiri sebagai pemelihara dan junnah (perisai) bagi umat. Ia akan menjaga keselamatan dan kehormatan seluruh kaum muslim, termasuk muslim Palestina. Ia akan mengerahkan seluruh kaum muslimin untuk melawan zionis Israel dan memenangkan kaum muslimin atas mereka. Semoga masa itu akan segera datang, masa dimana Khilafah Rasyidah akan kembali hadir di tengah-tengah umat. Sebagaimana yang tertera dalam hadis yang artinya, 


"...  Lalu akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan. Ia akan ada dan tetap ada atas izin Alah. Selanjutnya akan kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi dan Al-Bazzar). Wallahualam bissawab. [Dara]