Alt Title

Boikot Produk atau Ide Nasionalisnya?

Boikot Produk atau Ide Nasionalisnya?


Kalaulah nampak pengaruh dari boikot produk, dengan turunnya pendapatan mereka secara ekonomi, lalu kenapa kita tidak upayakan boikot idenya yang merupakan sumber masalahnya? 


Umat Islam wajib menjadikan Islam sebagai akidah dan pandangan hidup yang memimpin cara berpikir mereka, demikian juga penguasa muslim dan membuang semua pemikiran asing yang menguasainya


______________________________


Penulis Nurlina Basir, S.Pd.I

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, ANALISIS - Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa tentang pembelian produk dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel. Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 yang berisi tentang hukum dukungan terhadap Palestina. Isi fatwa tersebut bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Israel hukumnya wajib. Sebaliknya, mendukung Israel dan mendukung produk yang dukung Israel hukumnya haram. (cnbcindonesia[dot]com, 11/11/2023)


Masyarakat Indonesia pun menyambut baik hal ini, meski demikian terdapat pro kontra di dalamnya. Ada yang mendukung, tapi juga ada yang menolak alias tidak setuju dengan berbagai alasan.


Seruan boikot sebenarnya sudah ada tahun 2016 lalu. Seperti yang dilansir situs dpr[dot]go[dot]id, anggota Komisi VIII DPR RI Hidayat Nur Wahid menyampaikan saat itu bahwa Presiden Jokowi perlu menggaungkan kembali untuk memboikot produk Israel dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Konferensi Islam (KTT OKI) di Riyadh, Arab Saudi, Jumat dan Sabtu (10-11 November 2023). Sebab sebelumnya pada KTT OKI di Jakarta pada 2016 lalu, Pak Jokowi pernah menyerukan hal tersebut dan menjadi salah satu keputusan KTT OKI.


Pemahaman masyarakat terkait tujuan pemboikotan produk ini masih belum dipahami secara utuh. Sehingga melahirkan salah sikap. Boleh saja kita membeli dan menggunakan produk itu selama secara zatnya halal dan muamalah, kita benar secara syariat. Namun pemboikotan ini menjadi usaha kecil dan keberpihakan kita kepada sesama saudara muslim yang sedang dianiaya atau dizalimi oleh kaum Zionis Yahudi Israel. 


Sebagaimana kisah burung pipit saat Nabi Ibrahim as. mau dibakar oleh raja Namrud. Walaupun si burung pipit paruhnya kecil untuk mengambil air dan berusaha untuk memadamkan api, tetapi yang diinginkan adalah Allah Swt. melihat usahanya untuk menolong sang Nabi. Ia tidak suka kalau Allah Swt. melihatnya diam melihat hamba-Nya yang dicintai-Nya dalam keadaan terzalimi.


Umat Islam Butuh Kekuatan Pemersatu


Persoalan penjajahan Palestina seolah belum ada titik terang penyelesaiannya bahkan berlarut-berlarut. Sejak Israel diakui keberadaannya tahun 1948 maka sejak itu pula mereka sudah berulah dan mulai muncul permasalahan. Orang-orang Zionis Israel ini adalah orang-orang Yahudi yang datang karena terusir di wilayah Eropa. Namun mereka ternyata justru melakukan pendudukan paksa, merampas tanah, rumah maupun bangunan yang ada di Palestina sejengkal demi sejengkal sampai dengan saat ini. Luas wilayah Israel semakin menghimpit wilayah Palestina. Ini kita bisa melihat gambaran di petanya tahun 1917-2020. Lalu apa reaksi umat muslim seluruh dunia, bahkan negeri tetangganya? Kecaman dan kecaman yang bisa diberikan. Apakah memberikan penyelesaian? Faktanya tidak! 


Sebenarnya jumlah kaum muslim seluruh dunia sangat banyak. Menurut data terbaru ada sekitar dua miliar orang. Dan Indonesia masih menjadi penduduk muslim terbanyak di dunia. Namun ternyata banyaknya jumlah itu tidak mampu memberikan pertolongan penuh kepada Palestina yang terjajah.


Selama peperangan ini berlangsung, jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh Israel di Gaza mencapai 14.000 orang, termasuk sedikitnya 5.840 anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina pada hari Selasa. (Sumber: MEE)


Dalam hadis Nabi saw. tentang kondisi umat Islam di akhir zaman dalam salah satu hadis dari Tsauban. Rasulullah shallallahu a'laihi wasallam menggambarkan bahwa kaum muslim akan menjadi rebutan seperti makanan di atas nampan oleh orang-orang kafir, padahal jumlahnya sangat banyak waktu itu.


Apa yang membuat seperti demikian? Ternyata Allah subhana wa ta'ala akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh terhadap kita dan meletakkan penyakit wahn dalam hati kaum muslim. Ada sahabat yang bertanya: "Wahai Rasulullah saw., apakah wahn itu?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati."


Tak ada kekuatan umat Islam yang mampu mengusir penjajah itu. Sisi lain bahwa ada ide nasionalisme sudah berakar di negeri-negeri muslim. Yang membuat sesama muslim tersekat-sekat dalam 50 negara-negara bangsa/nation state. Masing-masing sibuk dengan urusan negaranya. Sehingga yang lain tidak berani untuk ikut campur dalam urusan negara orang lain. Masalah Palestina adalah masalah mereka, kita tidak usah ikut campur, katanya! 


Sejarah mencatat bahwa, umat Islam saat menguasai peradaban tidak pernah menzalimi umat yang lain. Tapi ketika ketikadilan berpihak kepadanya, justru mereka tidak bisa membela saudaranya. Padahal negara Barat seperti AS, Inggris, Prancis dan yang lainnya saja bisa membantu Israel dalam hal militer untuk menghadapi para pejuang Palestina. 


Ada cara yang digunakan negara Barat yang membuat negeri-negeri Muslim tidak berani menghadapi mereka, yaitu sandera ‘utang’ dan politik. Baik itu utang materi ataupun 'utang-utang' dalam bentuk yang lain.


Cara ini cukup ampuh untuk mengendalikan suatu negara. Inilah salah satu penjajahan Barat kepada negara-negara lain, bahkan termasuk negeri tercinta Indonesia. Sejak zaman kolonial Belanda, utang menjadi alat penjajah untuk senantiasa menguasai Indonesia dengan bayaran sumber daya alam yang kita miliki. 


Saatnya Boikot Sumbernya


Masalah Palestina adalah masalah perebutan wilayah dan pendudukan yang dilakukan oleh Zionis Israel, bukan semata-mata masalah kemanusiaan. Dan sudah seharusnya umat memahami penyebab mendasarnya. Maka harusnya yang buat rusuh ini dikeluarkan yaitu kaum Zionis itu.


Tetapi ini tidak akan bisa dilakukan tanpa menghilangkan pemikiran rusak yang membelenggu kaum muslim. Ada paham atau ide yang harus dikeluarkan dari kepala kaum muslim terlebih dahulu. Ide nasionalisme ala Barat berikut paham nation state-nya untuk mewujudkan persatuan umat dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina. 


Kalaulah nampak pengaruh dari boikot produk, dengan turunnya pendapatan mereka secara ekonomi, lalu kenapa kita tidak upayakan boikot idenya yang merupakan sumber masalahnya? 


Sesuatu yang tidak mudah tapi bukan tidak bisa. Dibutuhkan penanaman pemikiran dari kaum muslim untuk memahaminya. Umat Islam wajib menjadikan Islam sebagai akidah dan pandangan hidup yang memimpin cara berpikir mereka, demikian juga penguasa muslim dan membuang semua pemikiran asing yang menguasainya. 


Memberikan penyelesaian Palestina ke PBB hanya mengharapkan sesuatu yang semu. Toh negara-negara yang ada di PBB juga membantu Israel untuk melawan Palestina. Terbukti ada sekitar 38 resolusi yang ada justru selalu dilanggar oleh Zionis Israel. Sampai tulisan ini dibuat, terjadi gencatan senjata yang akan diberlakukan selama 4 hari, di mulai Jumat pagi. 


Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dari Al Jazeera Palestine yaitu :


1. Kendaraan militer penjajah yang memasuki Jalur Gaza juga akan dihentikan.


2. Ratusan truk bantuan kemanusiaan, bantuan medis, dan bahan bakar akan diangkut ke seluruh wilayah Jalur Gaza.


3. Sebanyak 50 sandera perempuan dan anak-anak akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan 150 perempuan dan anak-anak rakyat Palestina yang dipenjara oleh penjajah.


4. Pergerakan pesawat di selatan akan dihentikan sama sekali selama masa gencatan senjata, sementara di utara Gaza hanya boleh dilintasi selama 6 jam sehari.


5. Penjajah harus berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza.


6. Dijaminnya pergerakan orang dari utara ke selatan di sepanjang Jalan Salah al-Din.


Namun perlu diwaspadai karena sifat orang-orang Zionis Yahudi itu memang suka membangkang dan tidak tepat janji.


Sehingga memang persatuan umat ini wajib dilakukan, di bawah kepemimpinan yang satu yang akan menjaga umat dari serangan dan penjajahan orang kafir, itulah Khilafah Islamiyah. Wallahu alam bissawab. [SJ]