Alt Title

Tatkala Politik Dipisahkan dari Islam

Tatkala Politik Dipisahkan dari Islam

 



Maka hendaklah umat sadar dan mengetahui bahwa politik tidak bisa dipisahkan dari agama

Begitu juga mengenai pemimpin, pemimpin tidak boleh buta terhadap keduanya yaitu agama dan politik. Di mana politik akan bisa terlaksana dengan sempurna tatkala dipengaruhi oleh agama

______________________________


Penulis Siti Nurtinda Tasrif

Kontributor Tetap Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Di masa sekarang, banyak sekali yang tidak tertarik membahas politik. Semua terjadi akhibat kesalahpahaman dalam mengartikan mengenai politik. Di mana politik merupakan pengurusan urusan umat. Sehingga, ketika umat mengetahui makna yang sebenarnya, tentu umat akan memiliki pandangan yang berbeda. Namun semua akan sulit diubah, mengingat umat sudah terlanjur menganggap bahwa politik itu kotor.


Meskipun demikian, umat tentu memiliki kekhawatiran tersendiri. Mengenai masa depan negara saat ini. Maka tak ayal jika umat selalu berharap di setiap periode mendapatkan pemimpin yang baik, jujur, amanah dan adil. Yang dapat mengubah seluruh perspektif buruk mengenai politik. Kemudian membuat umat tidak lagi benci berbicara politik, malah membangkitkan rasa ketertarikan, dan terjun sembari bertujuan untuk memperbaiki umat yang lain.


Namun tentu saja tidak akan semudah itu jalan yang ditempuh. Mengingat yang akan diubah adalah masyarakat. Maka harus ada sosok yang memiliki kekuasaan untuk memberikan perubahan secara praktis. Salah satunya adalah pemimpin, para ulama, para tokoh dan sebagainya. Tetapi tentu dari setiap kalangan sering kali mengeluarkan pernyataan yang menohok. Di mana pernyataan ini bisa saja menciptakan kegelapan di tengah-tengah masyarakat.


Sebagaimana yang penulis kutip dari Media kepri[dot]kemenag[dot]go[dot]id, (03/09/2023) bahwasanya jelang tahun politik 2024, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat. "Harus dicek betul. Pernah nggak calon pemimpin kita, calon presiden kita ini, memecah belah umat. Kalau pernah, jangan dipilih," ujar Menag Yaqut di Garut. Ia juga meminta masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. 


Sungguh ironis, pernyataan di atas bisa saja menyesatkan umat. Seolah mengisyaratkan, dunia tidak akan baik jika agama "Islam" memengaruhi politik. Padahal dengan memilih pemimpin yang memutus hubungannya dengan agama, maka ia bisa saja menjadi orang yang tidak memiliki belas kasih. Mengharapkan ia amanah saja sepertinya akan sulit, karena ia tidak memiliki fondasi yang kuat yaitu agama Islam.


Di samping itu, dapat menunjukkan bahwa negara saat ini telah dicengkeram oleh sekularisme. Asas yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga pengertian tersebut tampak jelas dari pernyataan dari Menag di atas yang memisahkan agama dari politik. Akibatnya ketika agama dipisahkan dari politik maka akan terjadi ketidakseimbangan anatara pengaturan kehidupan. Mulai dari segala aspek kehidupan akan bersifat individualis.


Bahkan pemimpin juga akan bersikap individualis juga. Di mana mereka akan bersikap apatis terhadap urusan rakyatnya, bersikap semena-mena dan menghalalkan segala cara untuk meraih apa yang diinginkan. Di samping itu, umat akan terus berkubang pada kedangkalan berpikir, di mana mereka tidak mampu melihat, mana pemimpin yang baik juga yang buruk. Kemudian akan bersifat pasrah menerima setiap ketetapan pemimpin tanpa tertarik untuk mengkritisinya.


Padahal semua berhubungan erat dengan kehidupannya bahkan sampai ke ranah pribadi. Namun apa boleh buat, umat sudah terlanjur tenggelam dan enggan untuk mengulik kembali apa yang terjadi. Jika terus dibiarkan maka umat akan makin hancur begitu juga kehidupannya. Tidak akan pernah mendapatkan solusi dalam hidupnya kecuali mereka segera meninggalkan sistem kufur ini dan beralih pada sistem Islam yang sempurna dan menyeluruh.


Di mana Islam menjadikan sebuah negara sebagai jalan untuk menyebarkan ajaran Islam. Bukan sekadar wilayah yang dipenuhi dengan gedung-gedung besar. Di samping itu, Islam meniscayakan bahwa negara hanya berpegang pada satu ideologi yaitu Islam. Di mana dari Islam sendiri akan memancarkan seluruh peraturan yang dapat mengatur kehidupan sosial, tanpa ada jarak, sekat atau pemisah.


Di tambah lagi, Islam meniscayakan kepada seluruh warga negara Islam untuk senantiasa berpegang teguh pada agama, agar hidupnya tenteram. Pun juga membuat dirinya terikat dengan Islam beserta aturan-aturan yang terpancar dari Islam sendiri. Begitu juga dengan politik. Politik tidak bisa dipisahkan dari agama, karena politik itu mengurusi urusan umat maka tidak akan terjamin secara menyeluruh pengurusannya jika tidak dengan Islam.


Maka hendaklah umat sadar dan mengetahui bahwa politik tidak bisa dipisahkan dari agama. Begitu juga mengenai pemimpin, pemimpin tidak boleh buta terhadap keduanya yaitu agama dan politik. Di mana politik akan bisa terlaksana dengan sempurna tatkala dipengaruhi oleh agama. Namun jika tidak demikian maka yang terjadi hanyalah kerusakan bukan keberkahan.


Di samping itu, tatkala agama memengaruhi setiap aspek kehidupan. Termasuk pemilihan pemimpin, politik dan menjamin kebutuhan, pendidikan dan keamanannya. Islam akan melahirkan manusia yang setiap paginya memikirkan umat bukan hanya isi perutnya. Ia akan mengerahkan pemikiran terbaiknya untuk mempertimbangkan dengan bijaksana hukum yang terbaik dalam menyelesaikan masalah baru yang dihadapi umat.


Maka tidak akan ada yang namanya kriminalitas, korupsi dan kejahatan-kejahatan yang lain. Yang ada hanyalah kebaikan, keberkahan dan rahmatan lil alamin. Rahmat tersebut akan hadir di dalam wilayah yang penduduknya beriman, bertakwa dan selalu menjalankan amalan nafilahnya. Sehingga orang-orangnya menjadi sosok yang di nanti sebagai pemimpin yaitu amanah, adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan.


Pemimpin seperti ini lahir dari sistem yang adil juga yaitu Islam. Sistem yang sempurna dan paripurna. Dengan negara yang menggunakan sistem Islam. Negara yang menggunakan sistem Islam, dan menjadikan wilayah negaranya mendapatkan rahmat bagi seluruh alam. Menjadi perisai agung tatkala ada serangan yang menyusuk ke dalam negara. Baik itu secara fisik maupun secara pemikiran. 


Wallahualam bissawab. [SJ]