Alt Title

Sekularisme Lahirkan Masyarakat Individualis

Sekularisme Lahirkan Masyarakat Individualis

 


Maka jika seperti ini semua masyarakat, bukannya tidak mungkin negara hancur karena masyarakatnya apatis. Oleh sebab itu, hendaklah kehidupan sosial kita juga diatur oleh agama

Terutama penjaminan ketakwaan, mulai dari lingkup negara sampai rumah tangga akan terjaga dari sikap individualis. Menjadikan mereka orang-orang yang bertakwa dan merasa takut setiap kali tidak taat terhadap perintah dan menjauhi segala larangan-Nya

______________________________


Penulis Siti Nurtinda Tasrif

Kontributor Tetap Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Pada dasarnya, masyarakat adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi, mereka diikat oleh peraturan, perasaan dan pemikiran yang sama. Namun jika dilihat dari tafsiran hari ini sangat jauh berbeda. Di mana masyarakat adalah kumpulan individu yang bersosialisasi. Makna ini sekilas baik tapi faktanya, tidak semuanya begitu.


Bahkan antartetangga bisa saja apatis. Tidak tertarik untuk memikirkan urusan orang. Tidak tertarik untuk membicarakan masalah yang dihadapi orang lain. Bahkan untuk tegur sapa saja sangat jarang dilakukan. Padahal sebagai manusia tentu terbatas dan membutuhkan yang lainnya. Tidak bisa satu manusia saja yang hidup tanpa ada manusia yang lain.


Di mana mereka akan saling menopang, membantu dan memudahkan urusan tetangganya atau saudara-saudara setanah air atau seagama. Antara individu satu dan individu yang lain saling memikirkan satu sama lain. Berusaha mencari jalan keluar bersama-sama. Dan yang paling penting tidak menyakiti tetapi menyayangi sehingga terlihat seperti saudara sendiri bukan orang asing.


Namun sepertinya sulit mendapatkan orang yang begitu peduli dengan sesama. Bahkan ia tidak mengetahui bahwa tetangganya dilanda masalah apalagi kalau ada tetangganya yang meregang nyawa. Sebagaimana yang penulis kutip dari Media metrotv[dot]news[dot]com (08/09/2023), bahwasanya Kapolres Metro Depok Kombes Ahmad Fuady membeberkan kronologi penemuan jasad Ibu dan anak di dalam ruang kamar mandi Perumahan Bukit Cinere Indah, RT 1, RW 16, Kelurahan Cinere, Kecamatan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.


Tatkala dilakukan olah TKP, polisi belum bisa memastikan adakah luka di kedua jenazah, mengingat mayat sudah membusuk. Bahkan diperkirakan mayat ini sudah sebulanan yang lalu. Namun baru diketahui setelahnya dikarenakan ada salah satu tetangganya yang curiga. Karena tidak pernah keluar-keluar dari rumah. 


Sungguh ironis, fakta di atas menunjukkan betapa individualisnya masyarakat saat ini. Sampai-sampai mayat sudah membusuk dari sebulanan. Tak habis pikir, bagaimana bisa seorang individu sama sekali tidak terbesit untuk menaruh kecurigaan terhadap tetangganya, yang tiba-tiba tidak keluar. Atau sudah tak terlihat lalu lalang, ataukah memang sejak awal tidak merasa penting untuk mengkhawatirkan keadaan tetangganya?


Di luar nalar, masyarakat saat ini dipenuhi oleh kesibukan diri sendiri saja. Tidak tertarik untuk berusaha merasakan dan memahami perasaan orang lain. Entah ia terluka atau tidak, semua tidak dipedulikan, yang penting hidup sendiri mapan dan bahagia untuk apa memikirkan kehidupan orang lain. Tidak akan membuat perut kenyang malah semakin lapar.


Apa yang dialami oleh dua korban di atas, bisa saja dialami sama yang lainnya. Namun tentunya jika semua memiliki sikap yang sama yaitu individualis maka bisa hancur masyarakat, karena dipenuhi manusia individualis.


Semua ini adalah efek dari sekularisme. Asas yang meniscayakan pemisahan agama dan kehidupan. Asas ini membuat individu hanya memikirkan ibadah pribadinya, akhlak dirinya, dan kebahagiaan sendiri. Sehingga kehidupan sosial tidak dipedulikan.


Maka asas ini, membuat agama tetap ada dalam diri manusia, tapi hanya pribadi saja, begitu juga dalam perbaikan diri. Hanya bisa memperbaiki diri sendiri tapi tidak boleh memperbaiki orang lain. Di mana dalam tiga hubungan, kita hanya diminta mengambil dua hubungan saja untuk diatur oleh agama. Yakni hubungan individu kepada Allah Swt. dan hubungan individu dengan dirinya sendiri. 


Sedangkan hubungan ketiga yaitu hubungan individu dengan individu lainnya tidak boleh diatur oleh agama tetapi undang-undang atau aturan yang dibuat oleh manusia. Dalam artian hubungan sosial dijauhkan dari pengaturan agama, sehingga manusia bisa sesuka hati dan berbuat semaunya mengenai kehidupan sosialnya. Ia mau membantu orang atau tidak itu adalah urusan masing-masing dan tidak boleh ikut campur.


Maka jika seperti ini semua masyarakat, bukannya tidak mungkin negara hancur karena masyarakatnya apatis. Oleh sebab itu, hendaklah kehidupan sosial kita juga diatur oleh agama. Sehingga tidak terjadi pembiaran korban apalagi sampai membusuk lebih dari sebulan. Padahal seluruh kaum muslim bisa saja berdosa jika lebih dari tiga hari mayatnya tidak dikuburkan.


Di samping itu, tidak cukup masyarakat saja yang diatur oleh agama tetapi negara juga wajib sesuai dan menggunakan sistem Islam. Sehingga aturan yang terpancar darinya bisa terlaksana dengan sempurna. Juga memberikan pelayanan yang adil, tanpa pandang bulu untuk menyejahterakan seluruh rakyatnya dan mengurus urusan umat dengan baik dan benar.


Dengan penerapan Islam dalam sebuah institusi negara warisan Rasulullah saw., umat akan merasa aman dan kehidupannya terjamin. Terutama penjaminan ketakwaan, mulai dari lingkup negara sampai rumah tangga akan terjaga dari sikap individualis. Menjadikan mereka orang-orang yang bertakwa dan merasa takut setiap kali tidak taat terhadap perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. 


Masyarakat yang hidup dalam Islam, akan menjadi para pemikir. Di mana setiap masalah yang dihadapi orang lain bahkan tetangganya, ia akan berpikir dengan keras untuk menghasilkan solusi yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi orang lain. Di samping itu, ia tetap menjalani kehidupan dirinya tanpa meninggalkan yang lain. Sederhananya tetap amanah dalam tanggung jawab, tetapi tidak melupakan ikatan dengan tetangganya.


Akan lahir individu-individu yang punya ikatan kuat. Di mana mereka saling membantu dan menasihati satu sama lain. Sama-sama kuat dalam setiap masalah yang dihadapinya dan membawa kepada jalan kebaikan. Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa saling memikirkan satu sama lain akan membawa pada kebaikan.


Hal ini sesuai dengan perintah Allah Swt. yang meminta setiap hamba untuk saling menyayangi satu sama lain dan berusaha untuk membawanya kepada jannah. 


Wallahualam bissawab. [SJ]