Alt Title

Pembebasan Palestina, Kewajiban Dunia Islam

Pembebasan Palestina, Kewajiban Dunia Islam

 


Di bawah kepemimpinan Islam untuk seluruh dunia, para tentara kaum Muslimin akan bergerak maju mengganyang kekuatan Israel yang tidak seberapa. Dan membuat takut orang-orang kafir musyrikin yang sampai hari ini menindas saudara kita di Rohingya, Xinjiang, Kashmir dan kaum Muslimin di belahan dunia lainnya

Islam punya konsep kepemimpinan umat yang fitrah dan itu warisan Nabi Muhammad saw.

____________________


Penulis Liza khairina

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, ANALISIS - Di mana-mana peperangan yang adil antara negara dengan negara, kelompok dengan kelompok atau suku dengan suku. Bukan kelompok dengan negara atau kelompok dengan perorangan. Jika keadaannya begitu namanya keroyokan. Yang besar dengan segala kekuatannya menyerang yang kecil dengan kekuatan seadanya.


Hal tersebut merupakan sikap pecundang bin pengecut oleh yang besar. Sikap tertindas bin terjajah bagi yang kecil. Hal ini tidak boleh terus terjadi karena bertentangan dengan fitrah bahkan, merusak berlangsungnya hidup manusia. Bak hutan rimba, menjadi komunitas hewani yang derajatnya sangat rendah. Hilang akal oleh dominasi hawa nafsu belaka.


Seperti yang terjadi pada dunia Muslim hari ini dan pada hari-hari sebelumya. Sejak 1950-an zionis Israel membabi buta membunuh rakyat Palestina dan mencaplok wilayahnya. Pegiat kemanusiaan asal indonesia yang tinggal di jalur Gaza, Abdillah Onim dalam diskusi virtualnya pada Jumat (13/10) menjelaskan bahwa Israel selalu melanggar hukum internasional dan berbagai perjanjian yang telah ditanda tangani.


Israel terus memperluas wilayahnya membangun pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan sudah menguasai lebih 80 persen wilayah itu. Dunia internasional tampaknya diam membutakan mata. Satu-satunya cara yang dilakukan pejuang Palestina dalam hal ini Hamas adalah mengangkat senjata untuk melakukan perlawanan dengan tujuan untuk mendapatkan kemerdekaan yang sedari dulu mereka perjuangkan. Perang terjadi di jalur Gaza antara Hamas dan tentara zionis Israel. (Voaindonesia[dot]com, 14-10-2023).


Seluruh dunia tahu bahwa Israel bukanlah komunitas kecil seperti Hamas, Hizbullah, Ikhwanul Muslimin atau kelompok-kelompok mujahidin lainnya. Israel sebagai negara tidak berdiri sendiri, tapi ditopang oleh kekuatan adidaya yaitu Amerika dan polisi dunianya yakni PBB. Sungguh, naif dan munafik apabila dunia hari ini menganggap konflik Palestina - Israel adalah konflik teritorial. 


Dunia islam seolah diam seribu bahasa. Sedikitpun tidak memberikan perhatiannya kecuali sebagian kelompok dan perorangan dengan donasi serta kutukannya. Penguasa negeri-negeri Muslim kaku dengan apa yang terjadi pada saudara Muslimnya di Palestina. Hilang dorongan tauhidnya. Bahkan, kalah jauh dengan dorongan kemanusiaan yang dilakoni sebagian penduduk nonMuslim dunia. 


Di mana posisi kita dan kalian semua saudara seiman? di mana Penguasa-penguasa Muslim punya jutaan tentara untuk membungkam dan membuat takut zionis Israel laknatullah 'alaihim? Kenapa tidak digunakan untuk menolong Muslim Palestina? Tidakkah ada empati melihat para wanita dan anak-anak dibantai sedemikian rupa. Para laki-laki seadanya menghadapi musuh hingga meregang nyawa dan tidak kembali ke keluarganya kecuali hanya nama.

Bangunan dan rumah-rumah tempat berlindung dihancurkan tanpa ampun. Bahkan, sekedar makan dan mendapatkan pengobatan mereka pun harus berlarian dengan tangis dan darah yang tercecer. Tidakkah suasana itu membuat sakit tubuh kalian para pengusa-penguasa tirani? Bagaimana jika hal itu terjadi pada kalian dan keluarga kalian? Allah kariim ...  tawallana fiiman tawwallaita (pimpinlah kami sebagaimana orang-orang yang yang telah Engkau pimpin).


Sudah berulang seruan demi seruan disampaikan, mengetuk kesadaran berislam dan komitmen aqidah Islam. Bahwa Palestina adalah persoalan kita bersama. Siapapun kita dengan karunia profesi yang beragam warna, tidak bisa kita membiarkan Palestina berjalan dan menghadapi musuhnya sendiri. Khususnya para ahlul quwwah dan pemimpin negeri-negeri Muslim.


Ayo, mulai ambil sikap untuk membela kaum Muslim Palestina sebagaimana para pendahulu kita yang meninggalkan jejak harum ksatria. Sayyidina Umar bin Khattab dengan sikap tegasnya, menaklukkan dan mengepung Baitul Maqdis (tanah Palestina hari ini) pada 16 hijriyah dari tangan orang-orang Romawi. Akhirnya, mereka menyerahkan Baitul Maqdis dengan syarat Amirul Mukminin bersedia datang sendiri menemui mereka (Al-Bidayah wan Nihayah).


Begitu juga dengan sikap tegas dan lembutnya panglima besar Shalahuddin Al-Ayyubi, membebaskan kota Al-Quds (Palestina) dari tangan tentara Salib setelah berpuluh tahun melanjutkan semangat futuhat para pendahulunya. Beliau menyampaikan khutbah melalui Qadhi Muhyiddin bin Zaki Ad-Din yang isinya adalah: "Wahai segenap manusia, berbahagialah dengan ridha Allah yang merupakan tujuan utama. Dia telah memudahkan untuk mengembalikan Al-Aqsa yang sirna. Ini adalah tanah air bapak kalian, Ibrahim as dan lokasi Isra' Muhammad saw., serta kiblat pertama kalian. Disini Rasulullah saw. salat bersama para malaikat ...."


Sultan Abdul Hamid, penguasa Ottoman (Khilafah Utsmaniyah), rumah berlindung kaum muslim dunia. Bahkan, orang-orang Yahudi hidup bebas dengan populasi terbesar di dunia saat itu. Ketika pemimpin gerakan zionis Israel meminta bantuan Sultan Abdul Hamid ll untuk mendapatkan wilayah Palestina, beliau menolak keras: "Saya tidak akan menjual apapun bahkan satu incipun dari wilayah Palestina karena wilayah ini bukan milik saya, melainkan milik semua rakyat Ottoman. Rakyat saya memenangkan tanah ini dengan darah mereka."


Setelah Sultan Abdul Hamid ll jatuh, bumi Utsmani dibagi-bagi. Orang-orang zionis Inggris mendirikan dan menghadiahkan negara Yahudi di Palestina. Dan sampai saat ini penduduk asli tanah Al-Quds Palestina masih ditindas dengan zionis Yahudi atas dukungan Amerika sebagai pemegang ideologi kapitalisme yang berkuasa hari ini.


Melihat pembebasan dan perlindungan tanah Al-Quds Palestina dari waktu ke waktu oleh para pemimpin kaum muslimin. Bahwa, tidak ada solusi yang hak dan cemerlang kecuali kepemimpinan Islam dalam institusi Khilafah yang akan menghentikan agresi militer israel dan sikap semena-mena orang-orang kafir yang pongah dengan konsep sekularisme, liberalisme dan nasionalismenya.

Kaum muslimin harus tahu akar masalah Palestina dan keterikatannya dengan Islam juga kaum Muslimin agar benar menempatkan posisinya. Tidak sekedar berupaya menyelamatkan rakyat Palestina dengan solusi tambal sulam kemudian terus berlangsung penjajahan dan ketertindasan sehingga pencaplokan atas tanah Baitul Maqdis sedikit demi sedikit hilang dirampas oleh zionis Israel.


Palestina hanya dibela oleh Hamas pejuang mujahidin yang tidak seberapa kekuatannya, mengandalkan dorongan iman dan tauhid menghadapi Israel sebagai negara dengan kekuatan sekutu di belakangnya. Tentu, hal ini tidak imbang. Harus ada negara yang juga mengimbangi kekuatan Israel fan negara itu adalah Khilafah yang dulu menjadi kekuatan para pendahulu kita Amirul Mukminin Umar bin Khattab, Shalahuddin Al-Ayyubi dan Sultan Abdul Hamid ll.


Di bawah kepemimpinan Islam untuk seluruh dunia, para tentara kaum Muslimin akan bergerak maju mengganyang kekuatan Israel yang tidak seberapa. Dan membuat takut orang-orang kafir musyrikin yang sampai hari ini menindas saudara kita di Rohingya, Xinjiang, Kashmir dan kaum Muslimin di belahan dunia lainnya. Sebab, Islam punya konsep kepemimpinan umat yang fitrah dan itu warisan Nabi Muhammad saw. Beliau bersabda:


إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]

Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]


Siapapun di antara kita yang menyampaikan cinta pada Nabi saw., tentu tidak akan meragukan warisan dan petunjuk Beliau. Termasuk petunjuk kepemimpinan Islam untuk Muslim dunia oleh seorang Khalifah.


Wallahualam bissawab [Dara]