Alt Title

Ekploitasi Wanita Berbalut Kontes Kecantikan?

Ekploitasi Wanita Berbalut Kontes Kecantikan?

Dalam sudut pandang islam kecantikan yang dimiliki wanita untuk dilindungi, bukan untuk dieksploitasi

Islam  mengatur setiap aktivitas seorang perempuan harus terikat hukum syariat. Seperti kewajiban menutup aurat di hadapan yang bukan mahram, berkerudung dan berjilbab, tidak tabaruj, tidak khalwat dan ikhtilat, juga tidak melenggak-lenggok di panggung untuk mempertunjukan kecantikan beserta busana yang dipakai. Hukum Islam begitu memuliakan perempuan bukan mengeksploitasinya

_________________________________


Penulis Kusmilah

Kontributor Media Kuntum Cahaya 



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Fenomena kontes Kecantikan kini melanda dunia yang memang setiap tahun diadakan pencarian Miss Universe sebagai perwakilan di setiap negara. Bahkan di Indonesia baru-baru ini Miss Universe menjadi buah bibir para netizen. Kasus ini berawal dari para finalis Miss Universe yang mengaku menjadi korban pelecehan.


Dilansir Kompas[dot]com Senin ( 14/8/2023) Mellisa Anggaraini selaku Kuasa hukum Miss Universe Indonesia mengungkapkan bahwa foto-foto bugil yang terjadi saat body checking kontestan Miss Universe Indonesia 2023 diduga atas inisiasi penyelenggara bagian Chief Operation Office (COO). 


Keterangan tersebut didapatkan Mellisa dari para finalis Miss Universe sebanyak tujuh orang diperiksa Polda Metro Jaya. Selaku kuasa hukum N, Mellisa Anggaraini mengatakan pelecehan itu terjadi pada 1 Agustus 2023. 


Mellisa juga mengatakan bahwa ada 30 peserta yang diduga mengalami pelecehan seksual. Pada saat body checking para peserta difoto oleh pihak panitia dalam keadaan bugil. Dari keterangan oleh salah satu finalis Miss Universe, PJ mengatakan dugaan pelecehan dalam kontes kecantikan bermula saat peserta diminta mengikuti fitting pakaian. 


Semua finalis diintruksikan mencoba gaun yang akan dikenakan di acara akbar kelak. Tapi, oknum event organizer (EO) acara kecantikan tersebut mengadakan body checking kepada para peserta. Ketika semua pakaian telah dilepas, salah satu finalis kecantikan tersebut refleks menutupi area dadanya karena malu dilihat sejumlah orang. Namun, ia justru dimarahi habis-habisan karena melakukan hal itu. Bahkan ia dinilai tak bangga dengan tubuh yang dimiliki. Polda Metro Jaya hingga kini masih memeriksa finalis Miss Universe Indonesia 2023 yang diduga mengalami pelecehan seksual.


Munculnya Kontes kecantikan ini sudah ada sejak tahun 1952. Awalnya Kontes Miss Universe hanya kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Pacific Knitting Mills, perusahaan pakaian yang berbasis di California, Amerika Serikat. Namun, terjadilah peristiwa yang tak terduga. Miss America 1951, Yolanda Betbeze menolak mengenakan pakaian renang produk Pacific Knitting Mills.


Insiden inilah yang mendorong Pacific Knitting Mills memutuskan untuk membuat kontes kecantikan sendiri yang disebut Miss Universe. Kontes ini, dikutip dari The Insider, pada akhirnya berkembang dan diikuti hampir 100 orang kontestan dari seluruh dunia serta bertahan lama sampai saat ini.


Tujuan dari Miss Universe yaitu memberdayakan perempuan untuk mengembangkan kepercayaan diri yang mereka butuhkan demi pencapaian yang terbaik. Kepercayaan diri dan kekuatan untuk membuat perubahan nyata, dimulai dari lingkup lokal dengan tujuan menjangkau khalayak yang lebih luas yaitu go to internasional. Ajang Miss Universe mendorong setiap wanita untuk keluar dari zona nyaman, menjadi dirinya sendiri, dan  mendefinisikan apa artinya menjadi percaya diri yang cantik.


Ketenaran Berbalut Eksploitasi


Ketika kita berpikir setiap wanita pasti menyukai pujian, apalagi kalau mendapat sanjungan karena kecantikan yang dimiliki. Maka, banyak wanita yang berlomba-lomba mengikuti kontes kecantikan agar menjadi terkenal, demi kepuasan mendapat materi, mendapatkan kebahagian dan mendapat pengakuan semua orang.


Wajar saja, pada masa zaman modern ini orang yang punya kedudukan, kecantikan, dan harta, cenderung selalu diunggulkan. Inilah eksistensi diri yang ingin dipenuhi. Namun, dalam sistem kapitalis saat ini, tidak ada yang lebih berharga dari uang. Para pemodal perlu memikirkan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Mereka mempertontonkan kecantikan para wanita itu untuk mendapatkan materi. Mereka membuat ajang-ajang serupa untuk mewadahi semua wanita yang ingin eksis dengan kecantikannya.


Apalagi panitia ini memang orang-orang yang menganut pemikiran Barat. Mereka menilai kecantikan adalah sesuatu yang perlu dinikmati dan yang berkaitan dengan fisik, wajar diminta untuk ditunjukkan. Begitulah bentuk eksploitasi tubuh wanita dalam kapitalisme, termasuk kejadian pemotretan bugil para finalis Miss Universe Indonesia 2023. Meskipun bisa saja itu ulah pihak tertentu, tetap saja ini menunjukkan borok ajang-ajang kecantikan. Di balik langkah mereka yang ingin meningkatkan derajat wanita, justru wanita sebagai objek kenikmatan.


Wanita dalam Pandangan Islam


Islam merupakan Agama yang sempurna. Dalam sudut pandang islam kecantikan yang dimiliki wanita untuk dilindungi, bukan untuk dieksploitasi. Islam  mengatur setiap aktivitas seorang perempuan harus terikat hukum syariat. Seperti kewajiban menutup aurat di hadapan yang bukan mahram, berkerudung dan berjilbab, tidak tabaruj, tidak khalwat dan ikhtilat, juga tidak melenggak-lenggok di panggung untuk mempertunjukan kecantikan beserta busana yang dipakai. Hukum Islam begitu  memuliakan perempuan bukan mengeksploitasinya. 


Jika kita membaca buku sejarah kemulian islam tentang Khalifah Al-Mu’tashim yang pada waktu mengirimkan pasukan untuk menaklukkan Kota Ammuriya karena membela seorang muslimah yang dilecehkan di sana. Dari kisah ini, kita mengetahhui bahwa kehormatan perempuan itu sangat penting.


Islam melarang kontes-kontes kecantikan semacam Miss Universe dan acara serupa. Kontes seperti itu dalam praktiknya jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam. Islam memang membolehkan seorang perempuan berperan di masyarakat, tetapi asalkan tidak melanggar tugas utamanya dan selalu mengikuti aturan Allah Swt.. 


Islam juga memerintahkan kita untuk menghargai jerih payah seseorang bukan dari kecantikan fisik, tetapi dari perannya di masyarakat. Islam akan menghargai peran perempuan sebagai dokter, ilmuwan, guru, dan sebagainya yang semuanya bermanfaat bagi umat.


Banyaknya ajang kontes kecantikan adalah karena akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme. Oleh sebab itu, kita butuh Islam agar dapat melindungi seluruh wanita. Kita perlu negara yang mengambil Islam sebagai ideologinya untuk menutup semua yang berkenaan dengan ajang kecantikan yang berbau kemaksiatan. Hanya dengan penerapan sistem Islam kafah, kemuliaan perempuan bisa terselamatkan. Maka, tidakkah kita rindu dengan sistem yang memuliakan perempuan? Wallahualam bissawab. [Dara]