Alt Title

Rusaknya Pemuda karena Tidak Paham Islam

Rusaknya Pemuda karena Tidak Paham Islam

Buruknya kondisi pemuda yang melakukan tindakan kriminal saat ini salah satunya dipicu karena mereka tidak mau lagi mengikuti kajian Islam, tidak serius mempelajari ajaran Islam kafah, dan merawat akidah yang benar yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadis

Pemuda kini sudah tertipu dan terpedaya dengan gadget

________________________________



KUNTUMCAHAYA.com, SURATPEMBACA - DetikJabar (28 Juni 2023) melansir bahwa tindak kriminal di Jawa Barat (Jabar) mengalami lonjakan 69%, tercatat 6 April 2023 sampai dengan saat ini. Artinya, Jawa Barat merupakan wilayah dengan jumlah pelaku tindak kriminal tertinggi yakni peringkat kelima nasional. 


Buruknya kondisi pemuda yang melakukan tindakan kriminal saat ini yakni dipicu oleh beberapa faktor antara lain: Pertama, bahwa pemuda sudah tidak mau lagi mengikuti kajian Islam. Mereka tidak serius mempelajari ajaran Islam kafah, dan merawat akidah yang benar yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadis.


Kedua, pemuda sudah tertipu dan terpedaya dengan gadget, sedikit-sedikit buka HP, main HP, buka Tik Tok, game online dan lain lain. Berjam jam mereka berjibaku dengan HP, bahkan ada yang seharian tidak lepas dari HP, betul? Boleh dicek, cek lagi, cek dan ricek.


Ketiga, tidak ada sarana gratis bagi para pemuda untuk mengembangkan bakat dan hobi mereka, sehingga lebih dominan melakukan hal unfaedah.


Keempat, peran orangtua yang tidak peduli atas aktivitas anak. Tidak ada kontrol dan perhatian yang serius untuk mendampingi anak, sehingga anak kehilangan teladan, kehilangan model yang pantas dicontoh.


Kelima, orang tua tidak serius memahamkan anak dengan syariat Islam. Padahal syariat Islam benteng keselamatan.


Dari kelima faktor pemicu tersebut di atas, mengakibatkan rusaknya pemuda yang ujungnya melakukan tindak kriminal. Tindakan kriminal yang sering mereka lakukan adalah pencurian, penipuan, tawuran, bullying terhadap teman, sampai curanmor, pemerkosaan yang diakhiri dengan pembunuhan. Betapa mirisnya bukan?


Masih ingatkah kasus pemuda 17 tahun yang memerkosa anak SD usia 10 tahun? Inilah contoh kasus yang terjadi di Kabupaten Bandung tahun 2021 lalu tepatnya di bulan November 2021.


Lalu, ada kasus kriminal lain, yang baru terjadi di Solokan Jeruk Rancaekek, lima pemuda melakukan penghadangan bis di jalan raya tujuannya hanya iseng, merayakan ulang tahun sebuah komunitasnya dengan aktivitas yang tidak jelas. Dan masih banyak kasus kriminal lainnya yang tidak bisa disebut satu persatu di sini.


Jadi, betapa rusaknya kondisi pemuda saat ini yang belum ditemukan solusinya oleh siapapun. Termasuk oleh para penguasa yang seharusnya mengurus beragam urusan rakyat termasuk urusan pemuda.


Lantas, apa yang harus kita lakukan? Kepada siapakah kita meminta solusi? Paling tidak, hanya berusaha meminimalisasi tindak kriminal ini dengan beberapa cara yang bisa kita tempuh, di antaranya:


Pertama, jalin komunikasi yang baik dengan mereka. Ajak dialog, beri masukan positif, pahamkan Islam kafah. 


Kedua, beri fasilitas untuk berkarya, bisa berupa keterampilan gratis, berbisnis, olahraga gratis, dan aktivitas positif lainnya. 


Ketiga, awasi kegiatan harian mereka, juga harus ada evaluasi sertakan pujian saat berhasil melakukan hal positif dan beri motivasi saat ia gagal.


Begitulah seharusnya pemuda yang saat ini sedang krisis moral, mari ajari, mari didik dan dampingi dengan beragam aktivitas yang bermanfaat. Teruslah kita mewaspadai perkembangan tindak kriminal pemuda dari waktu ke waktu. 


Hendaknya kita merasa takut meninggalkan generasi lemah, jangan sampai lemah iman ilmu dan akhlak. Sudah seharusnya untuk menjaga,  mengawasi pemuda dari tindak kriminal fokus pada keterikatan syariat Islam. Karena pada intinya hanya dengan terikat pada syariat Islam, para pemuda berlomba beramal saleh, sehingga mampu terhindar dari tindak kriminal. Wallahualam bissawab. []


Ummu Bagja Mekalhaq

Penulis Bela Islam 212