Alt Title

Penting Untuk Ditafakuri

Penting Untuk Ditafakuri

Harapan terakhir hanya amal saleh menjadi penyelamat kita. Bukan nama baik, pula nama besar, bukan harta, bukan jabatan, bahkan perhiasan dunia lainnya, tiada guna, hanya amal saleh yang dibawa

Semua orang pada dasarnya tinggal menunggu panggilan Allah, semua yang masih hidup ibaratnya sedang menunggu di loket antrean menunggu panggilan

_______________________________


Penulis Ummu Bagja Mekalhaq

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Member AMK



KUNTUMCAHAYA.com, NAFSIYAH - Betapa banyak orang yang merasa paling sengsara, serasa terus menerus menderita, sampai bertanya kapan hal ini berakhir? Betapa banyak orang yang dirundung sedih setiap hari. Ujian saling berganti. 


Ada pula orang yang pura-pura bahagia padahal menderita, pura-pura sehat padahal sakit, lemahnya fisik tidak dirasa demi terlihat tegar dihadapan anak/keluarga. Bahkan, demi hidup terlihat tenteram, senang, nyaman dan aman, adem-ayem, bak tiada sedikit pun masalah yang mendera. Padahal, usia sudah menua, badan segala terasa, terkadang sesak di dada napas sesak terengah-engah kala banyak tugas berat dan aktivitas yang melelahkan.


Terkadang banyak aktivitas yang harus dilakukan ingin segera tuntas dibereskan tanpa tergesa. Tanpa paksaan agar badan tak terasa lelah. Ingin berkata ah... pasrah saja terhadap semua yang terjadi diterima saja apa adanya. Ingin berkata  ya... sudahlah ini takdir, padahal belum berusaha.


Perang antara iya dan tidak bergejolak di jiwa. Tak terasa derai air mata tertumpah ruah saat teringat sebuah nasihat, jangan menyerah ...! Bahwa hidup itu harus diperjuangkan, jika ingin berubah ke arah yang lebih baik, maka istikamah dalam kebaikan. Ya harus karena kemuliaan hidup hanya bagi orang yang istikamah dalam kebaikan/amal saleh.


Mulailah dari perbaikan diri saat ini, giat dalam segala kebaikan, cerdas me-manage waktu, cerdas menjalani pola hidup ala nabi. Mulailah dengan memgubah diri, karena Allah takkan merubah diri seseorang melainkan orang tersebut merubah dirinya sendiri. Jadi tetaplah saat diri ingin berubah harus ada ikhtiar maksimal. Yang paling penting ada usaha, perkara berhasil atau tidak kembalikan kepada Allah dengan sikap tawakal.


Pintalah kepada Allah, di setiap waktu terbaik, berdoalah di saat orang terlelap, di keheningan malam, berbisik bait-bait doa dipanjatkan. Berharaplah hanya kepada Allah, agar Allah tetap berikan kekuatan, memberikan pertolongan di saat yang tepat. Kepada Allah saja mengadu. Yakin semua ada waktunya tuk merasakan  ringannya hidup tiada beban, manakala semua aktivitas dijalani dengan ikhlas.


Nanti, ada saatnya  keturunan kita yang melanjutkan. Berharap semua yang dilakukan ada jejak langkah yang diikuti keturunan kita, mencontoh kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan. Jejak-jejak kebaikan yang dilanjutkan, yakni ada penerus beramal saleh, ada pelanjut sujud, penerus saum dan penerus dakwah. 


Intinya setelah tiba waktunya meninggalkan dunia fana, semoga semua anak menjadi insan bertakwa. Karena sebaik-baik bekal hidup adalah takwa. Dengan takwa hidup mudah selalu ada jalan untuk melanjutkan arah tujuan hidup yang hendak ditempuh. Sebaik apapun seseorang jika tidak bertakwa tiada guna.


Andai suatu saat Allah memanggil, mestinya siap berbekal sebanyaknya amal. Harta tiada guna manakala kita sudah tiada, anak tiada guna manakala tiada berbekal nilai-nilai takwa. Harapan terakhir hanya amal saleh menjadi penyelamat kita. Bukan nama baik, pula nama besar, bukan harta, bukan jabatan, bahkan perhiasan dunia lainnya, tiada guna, hanya amal saleh yang dibawa.


Semua orang pada dasarnya tinggal menunggu panggilan Allah, semua yang masih hidup ibaratnya sedang menunggu di loket antrean menunggu panggilan. Jika Allah sudah tetapkan ajal seseorang  tiada seorang pun bisa menghalangi, meski minta diundur sedikit pun, takan terkabul.


Allah menanti di setiap saat agar manusia segera bertaubat, segera berharap meminta ampunan kepada Allah dan pahala terbesar yakni surga bagi orang yang selalu mengingat dosa dan kesalahan diiringi optimal beristigfar, penuh ikhlas kesungguhan mengakui semua dosa-dosa yang disengaja dan yang tidak disengaja. 


Berikan hak diri untuk menikmati hidup yang Allah karuniakan dengan dua kenikmatan yang digratiskan yakni nikmat sehat dan waktu luang. Artinya saat sehat gunakan untuk hal bermanfaat saat waktu luang isi dengan amalan saleh.


Jangan biarkan badan sehat jauh dari taat,  jangan biarkan waktu luang terbuang. Bisa rugi untuk diri. Isi waktu dengan beragam kebaikan, terutama mendakwahkan Islam kafah, agar kita terikat dengan syariat Islam, demi menggapai rida Allah dan pahala yang akan kita raih sepulang nanti, surga tujuan akhir. 


Bergembira saat beramal, walau penuh kerikil tajam. Bergembiralah saat berdakwah, apalagi memperjuangkan tegaknya kembali Daulah Khilafah. Nikmati saat diuji, dalam perjuangan panjang ini. Barengi dengan beristigfar, doa dan harapan.


Sampai kapan? Sampai, akhir... menutup mata. Wallahualam bissawab. []