Alt Title

Negara Wajib Menyelamatkan Generasi Muda

Negara Wajib Menyelamatkan Generasi Muda

Dalam pandangan Islam, tugas untuk mendidik serta mencerahkan generasi muda bukan hanya tanggung jawab orang tua dan lembaga pendidikan saja, namun negara mempunyai peran penting

Negara bertanggung jawab menyediakan lingkungan yang layak untuk para pemuda mencurahkan kemampuan untuk peradaban

_____________________________


Penulis Iis Nur

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Dakwah 



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Aksi ugal-ugalan dengan sepeda motor kembali terjadi. Aksi yang meresahkan masyarakat ini dilakukan oleh 4 pemuda berinisial IMY, YA, NZA dan VA di jalan raya Kampung Cinagreg, Desa Langonsari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.


Tak lama berselang para pemuda yang berusia 18-20 itu pun diamankan oleh anggota Dalmas Polresta Bandung dengan dibantu oleh anggota TNI. Setelah dilakukan pemeriksaan, keempat pemuda tersebut ternyata dalam keadaan mabuk dan membawa senjata tajam. Tujuan mereka melakukan aksi ugal-ugalan tersebut untuk gaya-gayaan agar viral di media sosial. (Detik[dot]Jabar, 14/06/2023)


Kejadian di atas adalah salah satu potret buram tingkah laku generasi muda saat ini. Kerusuhan yang dilakukan oleh keempat pemuda tersebut bukan hanya terjadi pada kali ini saja bahkan menjadi masalah yang mengkhawatirkan. Tingkah laku meresahkan tersebut bukan ada tanpa sebab. Yakni selain karena minimnya pemahaman individu tentang akhlak dan interaksi juga disebabkan oleh sistem kapitalisme liberal yang menciptakan para pemuda lemah secara mental, hilang identitas diri, jauh dari pemahaman agama dan tidak bisa mengontrol emosi diri sendiri. Sehingga hanya karena masalah sepele dengan gampang tersulut emosi dengan melakukan tawuran, kekerasan, perkelahian, narkoba, pencabulan bahkan ada yang berakhir dengan pembunuhan.


Dalam sistem kapitalisme sekuler yang menjauhkan kehidupan dari agama mengakibatkan para pemuda melupakan tujuan hidupnya. Pemuda yang seharusnya menjadi agen perubahan dan problem solver bukannya problem maker. Dan semua itu akan terus terjadi selama penerapan sistem kapitalis sekuler tak dicampakkan. Karena bahaya sistem ini begitu nyata yang mengarahkan para pemuda bersikap pragmatis dalam setiap keputusan untuk menyelesaikan masalah.


Selain itu sistem kapitalis sekuler yang mengacu pada peradaban barat sengaja ingin menjauhkan umat muslim meninggalkan agamanya sehingga mereka dengan mudah mengeruk dan memanfaatkan segala sumber daya, baik itu alamnya juga manusianya itu sendiri yang ada di negeri-negeri muslim. Dengan terus-menerus menyerukan pada umat manusia bahwa kebebasan mendatangkan kebahagiaan dan bisa diperoleh dengan cara apapun termasuk mengganggu ketertiban hingga meskipun harus merampas hak orang lain.


Sistem kapitalisme sekuler dengan segala pengaruh buruknya tersebut tidak mungkin mendatangkan kebaikan. Berapa pun besarnya usaha yang dilakukan pemerintah dan aparat keamanan, nasib generasi muda akan kian terpuruk. Kondisi buruk ini telah Allah sampaikan dalam firman-Nya: "Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?" (QS. Al-Maidah: 50)


Islam sebagai agama yang berasal dari Allah Ta'ala memiliki seperangkat aturan untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Mulai ibadah, muamalah, hukum, serta 'uqubat. Begitu pun persoalan interaksi dan masalah sosial Islam telah memberikan edukasi melalui firman Allah dan contoh Rasulullah. Tinggal manusianya itu sendiri mau atau tidak melaksanakan aturan Allah dan Rasul-Nya. Sebab dalam Islam agama harus menjadi tolak ukur dalam bertingkah laku. 


Dalam pandangan Islam, tugas untuk mendidik serta mencerahkan generasi muda bukan hanya tanggung jawab orang tua dan lembaga pendidikan saja, namun negara mempunyai peran penting. Negara bertanggung jawab menyediakan lingkungan yang layak untuk para pemuda mencurahkan kemampuan untuk peradaban. Dan dalam pendidikan, negara wajib menyediakan sarana prasarananya dan memastikan kurikulum yang diterapkan tidak melanggar hukum Allah, serta menciptakan generasi muda yang berkepribadian dengan pemikiran yang cemerlang untuk memegang teguh agamanya. Tanggung jawab lain negara adalah mencegah dan menyaring media dan teknologi dari hal-hal yang akan merusak pemikiran dan pemahaman generasi muda.


Sejarah telah mencatat  selama 13 abad lamanya, Islam telah menciptakan generasi muda mampu menorehkan tinta emas. Seperti Shalahuddin al-Ayyubi, Imam Syafi'i, Ibnu Sina, Muhammad al-Fatih, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Mus'ab bin Umair, Zaid bin Tsabit, dan masih banyak lagi.


Dengan demikian satu-satunya solusi mengembalikan peran pemuda saat ini adalah dengan menghadirkan kembali institusi Islam di tengah umat. Hanya institusi Islam dengan penerapan syariat kafahlah peradaban dan kegemilangan akan mampu diperjuangkan oleh para pemuda. Pemuda sebagai agen perubahan yang hakiki. Yakni pemuda problem solver bukan problem maker. Wallahualam bissawab. [GSM]