Alt Title

Kelompok Pemuda Sering Berulah Bukti Abainya Pemerintah

Kelompok Pemuda Sering Berulah Bukti Abainya Pemerintah

Dalam Islam, negara/pemimpin akan berusaha mengupayakan para pemuda sebagai agen perubahan serta peradaban yang gemilang. Salah satunya dengan menjadikan Rasulullah saw, sebagai satu-satunya sosok yang layak ditiru
_______________________


Penulis Ummu Nasywa

Kontributor Media Kuntum Cahaya, Member AMK dan Pegiat Literasi


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Aksi tak terpuji yang dilakukan para pemuda kian hari kian meresahkan. Di antaranya, kasus yang terjadi di daerah Solokanjeruk-Rancaekek, Kabupaten Bandung di mana telah terjadi penghadangan dan pemukulan ke badan bus pariwisata oleh sekelompok pemuda. Setelah dilakukan penyelidikan, tertangkap lima orang pemuda yang ditetapkan sebagai tersangka serta terancam pidana kurungan maksimal 2 tahun 8 bulan menurut Pasal 406 KUHPidana. (KumparanNews, 19/06/023)


Kasus lainnya terjadi di jalan raya Kampung Cinagreg, Desa Langonsari, Kecamatan Pameungpeuk. Kejadian ini viral di media sosial tentang sekelompok pemuda mengendarai sepeda motor secara ugal-ugalan dengan membawa senjata tajam. Tak berapa lama petugas dari kepolisian menangkap para lelaku yang berusia 18-20 tahun yaitu IMY, YA, NZA dan VA. (News[dot]Detik[dot]com, 14/06/2023)


Kasus pemuda mengganggu ketertiban umum memang kian mengkhawatirkan. Faktor penyebab dari masalah ini adalah rendahnya moral generasi bangsa akibat paham kebebasan yang lahir dari sistem kapitalisme juga abainya pemerintah memberikan edukasi serta pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Alhasil, kesenjangan sosial dan tindak kriminal kian mencuat karena kondisi ekonomi serta sulitnya mencari pekerjaan menjadi salah satu pemicu para pemuda melakukan tindak unfaedah sebagai wujud protes atau kekecewaan.

 

Dengan penerapan sistem demokrasi kapitalisme saat ini, masyarakat memang kerap dihadapkan pada persoalan beragam. Masalah ekonomi yang paling menonjol. Akibatnya, pengangguran dan kriminal makin marak. Maka, ketika persoalan tersebut tidak memberikan solusi. Rasa aman publik akan terganggu, bukan hanya pemuda yang ugal-ugalan tapi geng motor, begal, rampok dan semacamnya.


Negara, yang diharapkan menjadi penjaga atas tindak kriminal justru menjadi penyebab masalah itu muncul, yakni kebijakan yang dikeluarkannya berlandaskan kapitalisme. Dengan landasan ini, negara akan lebih minim mewujudkan kemaslahatan publik karena kebijakannya senantiasa berorientasi materi yang menguntungkan para kapital. Termasuk membiarkan budaya barat masuk ke negeri ini dengan 3F yakni food, fun and fashion. Food (merusak pola makan dan minum), fun (hedonisme, hura-hura, game online, dan lainnya), terakhir fashion of life style (mengikuti pakaian atau kebiasaan orang-orang luar yang menjadi tren).


Berbeda halnya jika negara berasaskan Islam. Dengan seperangkat aturannya Islam telah membebankan penguasa meriayah urusan rakyat. Juga berkewajiban untuk memberikan perhatian khusus pada generasi. Sebab, generasi muda merupakan aset potensial yang ikut menentukan arah masa depan Islam. Hal ini, perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, baik orang tua, masyarakat serta negara.


Negara, di samping wajib mengurus urusan publik juga menjaga masyarakat agar menjadi hamba yang taat, yaitu menanamkan akidah sejak dini melalui peran keluarga serta lembaga pendidikan yang memiliki kurikulum Islam. Penanaman akidah ini selain bentuk penjagaan dari negara, juga melahirkan generasi yang kuat, tangguh dan bertakwa. Sabda Rasulullah saw.: "Imam (penguasa) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus." (HR al-Bukhari)


Dalam Islam, negara/pemimpin akan berusaha mengupayakan para pemuda sebagai agen perubahan serta peradaban yang gemilang. Salah satunya dengan menjadikan Rasulullah saw, sebagai satu-satunya sosok yang layak ditiru. Beliau saw. merupakan panutan dari segala aspek kehidupan yang beliau jalankan semasa hidupnya. Baik ibadah, akhlak, serta kepemimpinannya. "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (TQS al Ahzab [33]: 21)


Ketika sistem Islam diterapkan pasti akan membawa keadilan. Adil dekat dengan takwa. Takwa akan menghadirkan keberkahan dari langit dan bumi atas izin-Nya. Sesuai firman Allah: "Jika penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan membukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami). Karena itu Kami mengazab mereka karena apa yang telah mereka lakukan itu." (TQS al-A'raf [7]: 96)


Oleh sebab itu, solusi mewujudkan generasi yang baik dan menjadi agen perubahan ketika Islam diterapkan secara kaffah berikut sistemnya. Yaitu satu-satunya sistem pemerintahan yang diwariskan oleh Rasulullah saw. dan dilanjutkan oleh para sahabat yang sudah terbukti mampu mewujudkan keadilan, ketentraman dan keselamatan dunia akhirat.

Wallahualam bissawwab. [Dara Hanifah]