Alt Title

GenZ Rawan Stress, Kenapa Sih?

GenZ Rawan Stress, Kenapa Sih?

 


Seseorang bisa mudah terkena stress atau tidak dipengaruhi oleh bagaimana cara pandangnya terhadap kehidupan. Islam adalah agama kita, sedangkan kapitalisme adalah sistem yang saat ini berkuasa di seluruh dunia.

_________________________


Penulis Siska Juliana

Kontributor Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, TEENAGER - Bestie, tau nggak sih kalo GenZ itu dua kali lebih rawan stress dibanding generasi lain? Ternyata, menurut survey jakpat di tahun 2022 sebanyak 59,1 persen orang dari GenZ mengaku mempunyai masalah kesehatan mental. Dalam survey yang sama juga dijelaskan kalau GenZ itu tingkat stressnya dua kali lebih tinggi daripada generasi yang lain. Kok bisa sih? 


Seseorang bisa mudah terkena stress atau tidak dipengaruhi oleh bagaimana cara pandangnya terhadap kehidupan. Islam adalah agama kita, sedangkan kapitalisme adalah sistem yang saat ini berkuasa di seluruh dunia. 


Di dalam kapitalisme, kehidupan dipandang sebagai ajang bahagia. Bahagia versi mereka adalah punya banyak uang, makan makanan yang enak, punya rumah yang bagus, mobil mewah, dan bisa travelling keliling dunia. Kebahagiaan dalam kapitalisme hanya tentang materi. Sesuai sama prinsip mereka yaitu sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan).


Ini akan mendorong seseorang untuk mengejar materi sampai merasa puas, tanpa ada batasan. Mereka berdalih dengan mengatakan,"Kamu pantas untuk bahagia, lakukan saja apa yang kamu suka." Mereka nggak berpikir lagi tentang aturan Allah. Lalu, saat keinginannya nggak tercapai, mereka mengalami gangguan mental. Miris bangett!


Berbeda dengan Islam, Islam memandang kalau hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat: 56. Jadi, setiap perilaku seseorang terikat dengan hukum syara sebagai bentuk ibadah mereka. Ini termasuk caranya dalam memandang kebahagiaan. 


Di dalam QS. At-Taubah: 72 dijelaskan bahwa kebahagiaan itu ketika kita mendapat rida dari Allah dan masuk ke surgaNya. Tetapi dalam Islam, bukan artinya materi itu nggak penting. Semuanya diperbolehkan selama masih dalam koridor syara dan tidak dijadikan sebagai tujuan hidup. Artinya, materi yang kita dapatkan digunakan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bagus banget kan bestie ..


Lingkungan juga berpengaruh, dalam kapitalisme memandang bahwa kemuliaan dan kebanggaan itu berputar di sekeliling pencapaian materi. Lingkungan kapitalis sekuler ini akan mendorong orang-orang untuk membandingkan kekayaan materi yang dimiliki. Ujung-ujungnya saling menghina atau pamer. Flexing, hedonisme, gaya hidup liberal menjadi hal yang lumrah. 


Lingkungan seperti ini akan menimbulkan tekanan pada orang yang tidak memiliki pencapaian yang sama. Makin stress nggak tuh?!


Sementara dalam lingkungan Islam, setiap orang mengerti bahwa kebanggaan dan kemuliaan dilihat dari perbuatan baik yang dilakukan selama di dunia. Jadi, kemuliaan itu diraih ketika kehidupan seorang hamba selalu terikat dengan syariat Allah.


Merasa sedih dan iri ketika orang lain lebih rajin beribadah. Selalu berusaha agar kehidupannya sesuai dengan aturan Allah, selalu mendekatkan diri kepada Allah, dan bersabar dalam menjalankan ketaatan. 


Bestie, peran negara juga sangat penting dalam menjaga kesehatan mental masyarakatnya. GenZ biasanya merasa stress karena takut sama masa depan yang suram. Nah, masalahnya dalam kapitalisme, negara itu nggak ngejalanin perannya sebagai periayah atau pengatur urusan rakyat dan pelindung rakyat. 


Kebijakan negara tidak berpihak pada rakyat, melainkan kepada para kapitalis. Buktinya, masih banyak orang miskin yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya, bahkan ketika mereka sudah bekerja. Untuk mendapatkan pekerjaan pun sulit, saat sudah bekerja, gajinya sangat minim. Padahal mereka sudah bekerja lembur. Ditambah rasa khawatir akan biaya pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar yang tidak dapat dijangkau. Wah, bisa tambah stress nih!


Sedangkan dalam Islam, negara yang disebut Khilafah akan menjalankan perannya dalam mengatur urusan rakyat. Khilafah akan berusaha memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Para laki-laki nggak usah khawatir akan menjadi pengangguran, karena negara menjamin ketersediaan lapangan kerja. 


Lalu, kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan akan dipenuhi oleh negara. Semua itu bisa terwujud jika Islam kafah diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam bidang politik dan ekonomi.


Negara mempunyai wewenang untuk mengelola seluruh kekayaan alam, tidak diserahkan kepada asing atau kelompok tertentu. 


Seluruh hasil dari pengelolaan sumber daya alam, digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Tidakkah kita rindu dengan penerapan Islam kafah?                                    

Bestie, dari sini terlihat jelas kalau Islam satu-satunya sistem kehidupan yang bisa menjadi solusi dari permasalahan GenZ yang rawan stress.


Nah bestie, saatnya kita berjuang agar bisa hidup di bawah syariat Islam kafah. Tapi, berjuang itu nggak boleh gegabah. Kamu harus punya ilmu. Yuk, kita mengkaji Islam kafah bersama kelompok dakwah Islam ideologis. Lalu menerapkan Islam dalam kehidupan kita, dan jangan lupa ikut juga menyebarkan Islam atau berdakwah. Wallahualam bissawab. [SJ]