Alt Title

Mampukah Bansos Menuntaskan Masalah Kemiskinan?

Mampukah Bansos Menuntaskan Masalah Kemiskinan?

Pada dasarnya, bansos itu tidak perlu melalui berbagai macam program cukup dengan turun ke masyarakat dan memberikan langsung kepada mereka seharusnya itu lebih baik. Bahkan bantuan itu tidak melulu perkara uang tetapi bisa juga pemberian lahan beserta bibit tanaman juga obat-obatan untuk merawat tanamannya nanti. Sehingga, umat tetap ada usaha dalam mencari rezeki dan tidak hanya bergantung pada uang yang diberikan

Apalagi kebanyakan bantuannya hanya untuk segelintir orang saja. Jika yang tidak memiliki koneksi pasti tidak mendapat apa-apa. Maka ini bukanlah solusi, seharusnya solusi itu dapat menyelesaikan secara totalitas. Tetapi ini hanya sementara, apalagi hanya untuk sedikit orang

_______________________________


Penulis Siti Nurtinda Tasrif

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Bansos aatau bantuan sosial adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh penguasa sebagai jalan dalam menunaikan kewajibannya tatkala mengurusi urusan umat. Namun, seringkali bansos diberikan tatkala ada kepentingan lain di balik itu semua. Bahkan, di masyarakat sendiri ada yang sadar ada juga yang abai terhadap kondisi yang terjadi.


Kadangkala, umat hanya puas dengan pemberian sedikit bantuan oleh pemerintah untuk menunjang kehidupannya sehingga menjadi lebih baik. Dalam hal ini pemerintah menggelontorkan dana yang lumayan besar untuk diberikan kepada perseorangan dari masyarakat. Namun tidak merata, hanya yang terpilih saja, karena bantuan ini hanya untuk mendukung para pengusaha-pengusaha kecil.


Dengan mengambil langkah ini, pemerintah berharap ekonomi di negara Indonesia semakin baik ke depannya. Juga angka kemiskinan semakin menurun bahkan bila perlu hilang seketika. Sehingga, Indonesia bisa menjadi sebuah negara yang maju juga dijadikan sebagai acuan bagi negara lain. Bansos ini sendiri diberikan cukup banyak untuk membantu para UMKM yang ada.


Bahkan perseorangannya diberikan sampai dua juta lebih. Sebagaimana yang penulis kutip dari Media betv[dot]disway[dot]id (26/05/2023) bahwa pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) mendapatkan pencairan dana bantuan hingga Rp2.400.000. Dalam hal ini, penerima bantuan sosial UMKM tidak perlu lagi mendaftar Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).


Walau demikian, pelaku UMKM masih dapat mencairkan bansos sejumlah Rp2.400.000 lewat program Kementerian Sosial (Kemensos). Program itu adalah BPNT (Bantuan Pangan Non-Tunai), kemudian per bulannya akan terima dana Rp200.000. Begitu luar biasa usaha yang dikeluarkan pemerintah untuk membangun ekonomi di Indonesia. Sampai memberikan bansos dengan berbagai macam program, sehingga bisa mencapai ekonomi maju. Namun, kebanyakan bansos seringkali tidak tepat sasaran. Para jajaran pejabat cenderung memilih kalangan yang dikenalnya atau keluarganya yang dipilih menerima bantuan, sedang orang lain yang sangat membutuhkan bansos itu tidak dipilih.


Pada dasarnya, bansos itu tidak perlu melalui berbagai macam program cukup dengan turun ke masyarakat dan memberikan langsung kepada mereka seharusnya itu lebih baik. Bahkan bantuan itu tidak melulu perkara uang tetapi bisa juga pemberian lahan beserta bibit tanaman juga obat-obatan untuk merawat tanamannya nanti.


Sehingga, umat tetap ada usaha dalam mencari rezeki dan tidak hanya bergantung pada uang yang diberikan. Apalagi kebanyakan bantuannya hanya untuk segelintir orang saja. Jika yang tidak memiliki koneksi pasti tidak mendapat apa-apa. Maka ini bukanlah solusi, seharusnya solusi itu dapat menyelesaikan secara totalitas. Tetapi ini hanya sementara, apalagi hanya untuk sedikit orang.


Ironisnya umat sebenarnya sadar, jika setiap ada bantuan pasti tidak merata. Namun, kebanyakan umat saat ini masih menganggap itu semua hal biasa dan tidak anggap sebuah hal yang menghawatirkan. Apalagi menganggapnya sebagai ancaman didalam hidupnya. Lebih parah lagi ketika mereka sadar sudah diabaikan tetapi tidak ingin menuntut haknya sebagai rakyat Indonesia.


Padahal  hanya bersikap diam, itu tidak akan memberikan efek yang berarti bahkan menyelesaikan masalahnya saja tidak. Umat saat ini telah dirubah cara pandang hidupnya, sehingga mudah sekali dipengaruhi bahkan hanya dengan embel-embel bansos. Namun jika ditelisik lebih jauh lagi, apakah bansos ini mampu menyelesaikan kemiskinan?


Pasalnya yang menjadi masalah utamanya bukan kemiskinan melainkan sistem ketatanegaraannya. Jika, dengan memberikan bansos dapat menyelesaikan masalah kemiskinan seharusnya dari tahun-tahun sebelumnya kemiskinan sudah selesai. Tapi, nyayatanya angka penduduk yang mengalami kemiskinan semakin meningkat bahkan sampai pada skala kemiskinan ekstrem.


Semua diakibatkan oleh penerapan sistem kapitalisme, sistem yang berorientasi pada keuntungan. Jika, kita lihat bansos ini, maka akan kita dapati semuanya hanya demi kepentingan. Tidak mungkin tiba-tiba diberikan bantuan yang besar jika tidak ada kepentingan. Apalagi Indonesia sedang marak-maraknya melakukan kampanye untuk pemilu mendatang.


Kapitalisme menjadikan manusia hanya mencari materi saja. Dan memberikan kebahagiaan semu, bahwa bahagia itu ketika kita mendapatkan materi yang banyak dan semakin banyak. Sehingga masyarakat menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi, terlebih gaya hidup yang begitu tinggi tarafnya sering kali diperkenalkan melalui media sosial.


Sehingga umat semakin rakus bahkan tidak terkendali sampai berani melakukan kejahatan hanya untuk menunjang gaya hidup yang tinggi. Lebih parah lagi, meski sudah dihukum tetapi tidak ada efek jera yang dirasakan. Bahkan kejahatan semakin meraja lela. Maka bisa dilihat dengan gaya hidup yang seperti itu, apa yakin dengan memberikan bantuan untuk para UMKM bisa digunakan untuk usaha?


Bagaimana jika digunakan untuk menunjang gaya hidup tinggi? Bukankan itu lebih tidak bermanfaat?. Apalagi pemerintah tidak turun tangan dalam memeriksa siapa saja penerimanya sehingga yang ada malah bantuannya tidak tepat sasaran. Sehingga tujuan dari bantuan itu tidak akan terlaksana sesuai dengan yang diinginkan pemerintah.


Seperti inilah jalannya kapitalis, dimana kebutuhan umat itu tidak pasti pemenuhannya sedangankan keuntungan pribadi pasti pemilikannya. Berbeda dengan kepitalisme, Islam memiliki pelaksanaan dan tujuan yang sama sekali berbeda. Dimana, Islam akan memberikan kemaslahatan bagi umat seluruhnya dan merata, tidak perlu melalui program tetapi langsung turun tangan.


Di dalam Islam, umat wajib dipenuhi hajat hidupnya, termasuk kesejahteraan ekonomi dan keamanan. Semua adalah hak umat dan wajib dipenuhi oleh penguasa. Bahkan dalam negara islam pernah tercatat dalam satu masa seorang pemimpin, yang memiliki rakyat yang tidak kekurangan apapun lagi saking sejahteranya yaitu pada kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz.


Seorang pemimpin yang adil dan amanah serta banyaknya harta yang menumpuk, ia sampai  membiayai siapapun yang belum menikah tetapi nyatanya tidak ada satupun yang membujang. Hal itu, membuatnya khawatir, saking banyaknya harta yang masih tersimpan.


Jelas di dalam Islam bukan hanya peraturannya yang baik, tetapi para pemimpinnya juga baik, karena ia sadar bahwa setiap perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Sehingga kebanyakan calon penguasa di dalam Islam lebih banyak rasa takutnya dibanding bahagianya saking tanggung jawabnya antara surga dan negara yang akan dipikulnya.


Maka dengan keadilan seperti ini, tidakkah kita rindu dan sangat menginginkan penerapan dan pemimpin seperti ini? Tentu semua masyarakat pasti menginginkannya. Namun hingga saat ini, Islam belum juga diterapkan, karena untuk menerapkan islam harus ada sebuah negara. Negara yang dimaksud adalah Khilafah Islamiyah. 


Negara yang hanya menerapkan Islam saja sebagai agama, ideologi sekaligus memancarkan seluruh peraturan. Yang membuat Khilafah bagus adalah tatkala kedaulatan ada ditangan syarak (hukum Allah Swt. dan hukum Rasulullah saw.). Sehingga negara dan penduduk negeri akan merasakan rahmat yang diberikan oleh Allah Swt.. Wallahualam bissawab.[]